Disclaimer: Bleach punya Tite-Kubo dan fic ini 100% punya aku

Neko Onna

By aiNeko-Haru *miaw~*

Warning: Nggak jelas, M for lemon/lime eksplisit, typo, muntah *?*, don't like don't read okay~

Ichigo POV

Di dunia ini aku sangat benci yang namanya KUCING. Mereka itu mahluk pemalas berbulu yang kerjanya hanya bisa me-meong-meong tidak jelas kepada sang majikan, jujur aku sangat membenci kucing semenjak adiku Yuzu membeli sebuah kucing angora gendut dengan bulu berwarna kuning.

Suatu hari saat sedang mengetik naskah drama untuk perlombaan drama, kucing gendut itu dengan sengaja menumpahkan kopi yang aku letakan disebelah laptopku, dan otomatis laptopku itu rusak berat. Dan yang paling membuatku kesal keluargaku bukanya membelaku tapi malah membela KUCING GENDUT NAN SIALAN ITU!

Sudah-sudah tidak usah diingat lagi kejadian mengerikan bersama kucing-kucing itu.

Hari ini aku sedang berjalan disebuah perempatan hari itu hujan deras dan dengan nekat aku menerobos hujan yang lebih pantas disebut badai. Dengan berlindungkan sebuah jaket aku menerobos dan akhirnya aku sampai disebuah pemberhentian bus.

Aku duduk dengan santai menunggu bus yang menuju ke arpartemenku. Kini aku tinggal disebuah arpartemen sederhana dipinggiran kota Karakura, walau rasanya berat terlebih karena keuanganku yang sangat minim sebagai seorang mahasiswa.

Terlihat seorang kucing hitam berjalan didepanku. Pertama kali yang aku fikirkan adalah membiarkan kucing itu tapi saat mengingat masa-masa remajaku yang tersiksa dengan kucing gendut itu aku mulai memikirkan menendang kucing itu kejalanan agar kehujanaan.

Aku berdiri dengan tampang polos lalu dengan seringai aku menatap kucing hitam itu dan duak! Aku tending kucing itu sampai ketengah jalan.

"MIAWWWW!" teriakan kucing yang indah.

"A-ayah awas itu kucing hitam!"

Cekittttt bruak! "MEONG!"

Aku melirik ketempat kucing tadi. Terlihat kucing tadi sudah tergeletak tak berdaya dengan darah yang mengucur dari tubuhnya. Kucing itu mati tertabrak mobil. Semua orang segera mengerumuni kucing hitam yang sudah mati itu.

"H-hei itu kucing hitam cepat menghindar kalau tidak mau kena sial!" teriak salah seorang pemuda sambil menyuruh kerumunan orang itu menghindar.

"Tenang semuanya Kami-sama pasti akan menghukum orang yang telah membunuh kucing hitam."

"Tega sekali…. Padahal kucing hitam-kan lengenda…"

Beberapa tutur kata yang membuatku serasa disambar petir. Aku membunuh kucing…. Halah sudahlah hanya kucing ini!

Aku bergegas menaiki bus yang sudah berhenti dihadapanku. Dengan cepat bus itu melesat pergi meninggalkan TKP dan sempat aku melirik kucing hitam yang sudah tak bernyawa.

(o_O)

"HUAAAAAH!" aku menguap sambil meletakan kopi disebelah laptopku.

Hari ini pekerjaanku sangat banyak dari membuat proposal kegiatan untuk camping anak baru sampai mengerjakan pekerjaan rumah yang sangat berat…. Kalau saja ada wanita disini aku tidak perlu susah-susah mengerjakan pekerjaan rumah ini.

Teng-Tong!

"Sumimasen!" terdengar suara seorang pria dari luar arpartemenku.

"Iyah tungguh sebentar!" ucapku lalu mengsave dokumenku.

Aku berlari menuju pintu arpartemen lalu membuka pintu, saat aku membuka pintu yang terlihat hanyalah sebuah kardus besar ralat sangat besar yang berdiri tegap didepan pintu arpartemenku.

Tak biasanya keluargaku mengirim makanan untuku sebanyak ini… halah tak apalah rezeki yah rezeki…

Aku mendorong kardus itu masuk ke rumahku bisa dibilang cukup berat untuk ukuran makanan sih. Keringatku mengucur lalu dengan sejuta harapan –berharap ini makanan- aku membuka kardus itu.

Dan semua yang aku lihat bukanlah makanan…. Melainkan…

"Miaw~" seorang wanita muncul dari dalam kardus itu dan memeluku.

"A-apa… siapa kau?" tanyaku sambil mendorong tubuh wanita itu.

Mataku membuat saat melihat wanita seumuran denganku yang hanya mengenakan sebuah baju dari kain hitam yang tipis… sangat tipis sehingga samar-samar aku bisa melihat lekukan tubuhnya.

Matanya berwarna violet jernih, dirambutnya terlihat sebuah kuping kucing hitam dan dia memiliki sebuah ekor kucing yang berwarna hitam YA TUHAN APA INI!

"Siapa kau?" tanyaku pada wanita kucing ini.

"Rukia!" ucapnya sambil tersenyum dan meloncat memeluk tubuhku.

Gerakanya sangat cepat seperti kucing, postur tubuhnya yang lentur menyulitkanku melepaskan pelukanya dan tubuhnya yang tak berpakaian dalam membuatku sangat terangsang.

"Ichi-sama," ucapnya sambil mempererat pelukanya menggesek-gesekan kedua paha mulusnya pada pahaku yang telanjang.

"Saat aku berusaha melepaskan pelukanya aku merasakan secarik kertas dibagian punggungnya dan tanpa basa-basi lagi aku mencabut kertasnya dan melihat isinya.

Kurosaki Ichigo

Ini hukuman untukmu karena telah membunuh kucing hitam. Rawatlah Rukia dia roh dari kucing yang telah kau bunuh.

"Ichi-sama?" tanyanya sambil melihat wajahhku yang masih pucat.

"K-kau kucing?" tanyaku pada dirinya.

"Miaw~" jawabnya sambil ber-meong-meong didepanku.

"Dimana kau tinggal?" tanyaku pada wanita kucing bernama Rukia ini.

"Di rumah Ichi-sama….."

"Maksudku dari mana asalmu…."

"Tidak tahu yang aku ingat hanyalah aku mati tertabrak mobil setelah seorang pria menendangku." Oh Tuhan ini semua kesalahanku… sialnya diriku.

"Siapa yang mengirimu?"

"Yama-sama…"

"Siapa Yama-sama?"

"Soutaichou….."

Sudahlah kalau berbicara dengan wanita ini aku tidak akan pernah menang. Dengan kekuatan nihil aku berdiri Rukia juga berdiri. Tubuhnya kecil tak sampai sepundaku, wajahnya benar-benar polos layaknya kucing biasa.

"Jadi Rukia kau mau tinggal bersamaku?" tanyaku pada Rukia.

"Iyah….."

"Ada syaratnya," aku mengacungkan telunjuku pada hidungnya. Seringai tajam mulai meriasi wajahku.

"Kau harus mengerjakan semua pekerjaan rumah!" ucapku sambil tersenyum. Kalau dipikir-pikir wanita ini berguna juga… aku bisa mendapatkan pembantu secara GRATIS! Sekali lagi GRATIS!

"Baik Ichi-sama!" jawabnya lalu kembali memeluku.

"Panggil aku Ichigo sajah!"

Dia hanya mengangguk lalu kembali mempererat pelukanya.

"Sudahlah nah sekarang ganti bajumu ayo ikut!" jawabku sambil menyeretnya ke kamarku berharap mendapatkan baju yang seukuran denganya.

(o_O)

30 menit berlalu dan pencarianku-pun berakhir. Ada 3 baju miliku yang sudah sangat kecil dan kebetulan itu cukup dengan ukuran tubuh Rukia walapun sedikit kebesaran juga sih.

"Nah sekarang kau mandi….."

Aku kembali menyeretnya tapi sekarang tak ada anggukan dari kepalanya hanya ada gelengan dari kepalanya. Wajahnya menunduk dan tak menuruti perintahku.

"Tidak suka air…." Rukia menjawab sambil melepaskan cengkaraman tanganku.

"Tapi kau kotor sekali kala tidak mandi kay tidak akan bersih…."

"Hmm… aku mau mandi asal….." Rukia menggantungkan kalimatnya dan firasat buruk sudah berlalu lalng diotaku.

"Asal apa?"

"Aku mau mandi sama Ichigo!" jawabnya sambil tersenyum.

Dasar kucing…. Berbeda sekali dengan manusia. Polos sekali gadis ini aku tidak mungkin mandi bersamanya secara aku ini LAKI-LAKI gadis bodoh mana yang mau meminta mandi bersama seorang laki-laki.

"Kalau Ichigo tidak mau aku juga tidak akan mandi!" jawabnya sambil melipat tanganya didadanya.

Bagaimana ini? Aku tidak mungkin mandi bersamanya walaupun sebenarnya mau. Wajahku bersemu merah tak kuat menahan malu.

"B-baik tapi hanya sekali ini!" ucapku sambil mengambil 2 handuk putih.

"Hore…."

Di kamar mandi aku terus blushing. Memang Rukia belum membuka baju tapi berada disatu kamar mandi saja sudah membuat fikiran kotorku muncul.

Rukia berjalan menuju bathub lalu menyalakan water heaternya. Asap mengepul dari air yang bercucuran dari keran. Perlahan Rukia membuka bajunya sedikit tapi pasti dan saat ia sudah telanjang bulat aku segera menutupi wajahku dengan handuk.

"Ichigo juga buka bajunya!" tegurnya pelan.

Aku menelah ludah… bagus hari ini hari tersial sekaligus hari bersejarah dihidupku.

Aku terus membelakangi Rukia suara gemericik air sudah terdengar membuatku semakin salah tingakah. Asap terus mengepul dari aliran air yang berasal dari keran, suara nyanyian Rukia sudah membuat otakku berfikiran kotor.

"Ichigo tidak dibuka bajunya?" tanya Rukia dengan polosnya.

Suara langkah kakinya terdengar semakin dekat kemari, setiap langkahnya membuat jantungku berdetak seratus kali lebih cepat dari biasanya. Pipiku merah padam, badanku panas dingin dan yang paling mengejutkan adalah ketika tangan Rukia yang basah menyentuh pundaku.

"Ichi-sama?"

Seketika tubuhku benar-benar tak menuruti perintah otakku, tubuhku dengan mudahnya berbalik kearah Rukia yang sudah ada dibelakangku. Mataku terus menutup tak berani mengintip sedikitpun apa yang ada dihadapanku.

Aku masih menutup mataku dengan kedua tanganku berharap kedua tanganku ini tidak mengkhianati otakku seperti tubuhku. 1 menit berlaluu dan tanganku masih menutup tapi dengan posisi yang tidak sama kini kedua jariku sedikit terbuka dan mataku masih berusaha mencari sosok wanita kucing itu.

1 menit…

2 menit…

5 menit…

15 menit…

"Ichigo aku sudah selesai mandinya…."

GUBRAK!

Sudah-sudah tidak perlu pingsang disini tidak ada gunanya lagian dalam kehidupan asli aku juga selalu kalah apa lagi soal wanita. Kulihat sosok Rukia yang masih berbalutt handuk putih yang ketat ralat SANGAT KETAT! Sial, pasti aku memberikan handuk Yuzu yang tertinggal.

Aku bisa melihat setiap lekukan tubuhnya, dan struktur tubuh yang sungguh proposional bagi seorang wanita kucing. Dadanya tak terlalu besar tapi itulah yang membuat badanya terllihat jauh lebih langsing, keramping dan sexy.

"Ayo Ichigo…" Rukia berjalan keluar tapi belum sampai 500 meter tubuhnya sudah terlihat seperti nenek-nenek yang terkena aestroporosis.

"Kenapa?" tanyaku.

"Badanku tidak bisa bergerak dengan kain seketat ini…"

"Lalu?"

"Boleh aku buka?"

JEGER! JEGER!

Mukaku yang tadi sedikit normal kini sudah berubah jadi tidak normal lagi. Rukia mulai mengendorkan ikatan handuk yang terletak pada ketiaknya dan sedikit lagi….

"T-tidak jangan… kumohon jangan dibuka.. sini biar kau kugendong!"

"Hountoni?"

"I-iyah!"

Aku segera mendekati Rukia yang masih terpaku lalu mengendongnya dengan kedua tanganku. Tak tahu mengapa saat aku menolak permintaanya membuka handuknya ada rasa kecewa yang merambat pada diriku…..

"Ichi-sama baik sekali…"

Aku tersenyum kecil, samar-samar aku bisa merasakan hembusan nafasanya dileherku. Begitu hangat dan penuh dengan ketenanganya dan sangat berbeda dengan kucing gendut yang Yuzu punya.

Tak terasa sampailah aku di kamarku. Aku menunggu diluar karena Rukia akan mengganti baju. 10 menit kemudia Rukia keluar dengan pakaian yang sangat-sangat TIDAK LAYAK!

Hanya dengan pakaian dalam dan kaos saja! Maksudku Rukia hanya menggunakan kaos miliku yang kebesaran dan celana dalam berwana hitam. Dia tersenyum padaku yang masih berblush-ria.

"Kenapa kau tidak pakai celana?"

"Seharusnya kucing tidak pakai pakaian….."

Sudah-sudah sabar Ichigo… ingat berdebat dengan dirinya tidak ada gunanya dia hanya kucing. Aku menghembuskan nafas lalu masuk kedalam kamar, saat aku masuk aku hendak menutup pintu yang diluarnya masih ada Rukia.

"Aku tidur dimana?" tanya Rukia.

"Diluar, kau kucing kan…. Kucing tidur diluar…"

"Tapi aku tidak suka dengan hawa dingin…."

"Terus?"

"Aku mau tidur dengan Ichigo!"

Ucapnya sambil meloncat kedalam kamarku dan memeluk tubuhku sehingga membuat diriku tertimpa olehnya. Otomatis aku kembali blush siapa yang tidak malu! Posisi kami saat ini sangat tidak enak dilihat.

"Ya sudah berdiri!"

Rukia berdiri lalu segera lompat menuju kamar tidur. Dirinya segera tertidur dengan selimut bergambarkan bendera Argentina milku. Aku tertidur disebelahnya dan membelakangi dirinya.

"Ichigo hadap sini." Katanya dan aku diam.

"Hadap sini!" aku tetap diam.

"Nanti aku bilang Yama-jii!"

Aku berbalik lalu melihat wajahnya. Tak kusangka wajahnya begitu manis, cantik dan imut apalagi ditambah dengan kuping hitam. Rukia tersenyum lalu segera memeluku aku hanya bisa diam sambil blush, dirinya kini sangat dekat denganku wajahnya menempel pada leherku dan hembusan nafasnya terasa jelas disetiap lapisan kulitku.

Perlahan tanganku bergerak. Tanganku yang tadinya kaku kini seakan bergerak dengan hampangnya, tanganku perlahan membalas pelukan wanita kucing ini aku menundukan kepalaku lalu mencium rambutnya dan itulah malam pertamaku tidur dengan Neko Onna.

ToBeContinue

Bagi yang mau lihat Rukia versi Neko-Onna bisa lihat di PP miliku.

Kritik, saran, review diterima… flame-lah ceritanya bukan orangnya yah ^_^
Jaa~Naa!