"Kau tidak apa-apa?"

Gadis kecil berambut pirang sedang terduduk karena ia terjatuh. Ia menoleh keatas saat ada anak yang sebayanya menegurnya. Airmata gadis kecil itu sedikit keluar dari bola mata karamelnya. Terdengar dari suaranya, yang menegur gadis kecil ini adalah anak laki-laki.

"Ayo" ajak anak itu sambil mengulurkan tangannya. Wajah anak itu terlihat samar di mata gadis kecil itu. Gadis kecil itu hanya memandangnya. Anak kecil itu memamerkan giginya, ia memperlihatkan grinsnya. Gadis itu terpesona dengan senyumannya, lalu gadis kecil itu menyambut tangan anak kecil itu dan

Hap!

Gadis kecil itu berdiri dan tersenyum pada anak kecil yang membantunya.

"Siapa namamu?" Tanya anak itu masih menggenggam tangan milik gadis kecil ini.

"Lucy, aku Lucy. Dan kau?" Jawab gadis kecil yang mempunyai rambut pirang.

"Aku..."

Fairy Tail © Hiro Mashima

A Fairy Tail Fanfiction

Three Heart for One Love

By Yusa-kun

Warning : AU, Typo(s), OOC.

.

.

.

.

.

Kriiiinngggg! Kriiiiinggggg!

Gadis remaja yang sedang tertidur, tiba-tiba terbangun karena mendengar bunyi alarmnya. Ia membuka kedua mata karamelnya yang indah dan menguceknya sesekali. Ia segera mengambil jamnya yang masih berbunyi dan mematikannya.

"Hah mimpi itu lagi.." Gumamnya

Ia segera bangkit dari ranjangnya, mengambil handuk dan masuk kedalam kamar mandi. Ia harus segera berangkat kesekolah.

XXX

"Ohayou gozaimasu..."

Itulah sapaan murid-murid didalam Fairytail high school dipagi hari. Mereka semua begitu semangat mengucapkan sapaan itu pada semua orang yang ditemui.

Gadis yang memiliki rambut pirang ini sedang berjalan pelan menuju kelasnya, sesekali ia menyapa beberapa murid yang ia temui. Dan setelah sampai dikelas, ia melihat sahabat-sahabatnya sudah datang. Ia tersenyum senang.

Lucy Heartfilia, itulah namanya. Seorang gadis berumur enam belas tahun dan sekarang sudah duduk dikelas 2 SMA. Ia gadis cantik dengan kepribadian yang begitu menarik. Ia ramah, murah senyum, supel, dan berbagai kebaikan ada didirinya. Semua siswa yang ada disekolah menjuluki dialah wanita yang sempurna. Lucy tidak suka mendapat julukan itu, karena ia sangat tahu letak kekurangannya. Ia bisa lebih menyeramkan dari Erza kalau sudah dibuat kesal. Bayangkan saja, Erza saja sudah menyeramkan. Bagaimana dengan yang lebih dari Erza? Dan jangan dilupakan, Lucy pun memiliki otak yang cerdas.

"Ah ohayou Lu-chan!" Sapa gadis dengan surai biru yang memakai aksesoris rambut berwarna orange. Nama gadis ini adalah Levy, Levy Mcgarden. Gadis imut dan manis. Tidak lupa, ia juga mempunyai otak yang cerdas.

Gadis yang dipanggil dengan sebutan "Lu-chan" itu datang menghampiri sahabat-sahabatnya.

"Ohayou minna" sapanya dengan ramah dan tentunya tidak melepaskan senyumannya.

"Ohayou Lucy" jawab gadis berambut merah yang bernama Erza Scarlet. Dia adalah ketua kedisiplinan disekolah itu. Gadis ini memiliiki wajah yang manis, tapi sayangnya kalau ia dibuat marah, ia akan benar-benar berubah menjadi menyeramkan.

"Ohayou" jawab pemuda berambut raven yang bernama Gray Fulbuster. Pemuda biasa yang hobinya membuka bajunya tanpa disadari oleh dirinya sendiri. Pemuda yang sangat digilai oleh para gadis disekolah maupun diluar sekolah. Apapun yang ia kerjakan, pasti akan tetapi digilai oleh gadis-gadis.

"Ohayou, bunny-girl" jawab pemuda berambut hitam. Dia adalah Gajeel Redfox. Pemuda yang suka bermain gitar dan memakai beberapa tindikan. Ia terlihat seperti preman, tetapi ia benar-benar tsundere. Pemuda ini adalah pacar Levy Mcgarden.

"Loh? Juvia dan Lisanna belum datang ya?" Tanya gadis berambut pirang ini yang bernama Lucy.

Juvia Locksar adalah gadis manis berambut biru ikal panjang. Dia adalah fans berat dari Gray. Memanggil Gray dengan embel-embel "-sama".

Dan Lisanna, gadis manis berambut pendek berwarna silver dengan mata birunya yang menawan. Dia salah satu teman dekat Lucy.

"Iya, tumben sekali" jawab Gray

Semua yang mendengarnya menoleh kearahnya.

"Apa? Kenapa kalian melihatku seperti itu?" Tanyanya. Yang lainnya kembali dengan kegiatan masing-masing.

"Dia juga belum datang" ucap Gajeel

"Hmm dia sudah biasa untuk datang telat" timpal Gray

Lucy duduk dalam diam, memandang keluar jendela. Entah apa yang dipikirkan oleh gadis cantik ini. Tapi pandangannya sangat menerawang.

XXX

Bel pun berbunyi, Juvia dan Lisanna pun sudah datang dan sudah duduk di tempat mereka masing-masing. Beberapa menit setelah bel berbunyi, seorang guru pun masuk kedalam kelas dan memulai pelajaran.

XXX

Diluar kelas, ada seorang pemuda dengan seragam yang tidak terlihat begitu rapi sedang berjalan dengan santainya dikoridor. Terkadang ia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan juga menghela nafas.

Ia pun menghentikan langkahnya didepan pintu kelas, yang diduga itu adalah kelasnya. Ia membuka pelan dan menampakkan dirinya.

"Ohayou" sapanya dengan santai

Guru pun yang mendengarnya menghentikan aktivitasnya, beberapa murid tertawa. Lucy hanya memandangnya dan kembali fokus pada bukunya.

"Natsu! Kau telat lagi! Hah dasar! Sudah sana duduk" omel guru tersebut.

Guru pun sudah bosan mengomeli pemuda yang dipanggil dengan Natsu itu, pemuda dengan rambut spike berwarna pink dan selalu memakai syal putih kotak-kotak mau bagaimanapun cuaca pada hari itu. Nama lengkapnya adalah Natsu Dragneel.

"Oke" jawab Natsu sambil mengacungkan jempolnya dan memamerkan giginya.

Natsu pun berjalan ke tempat duduknya, ia melewati beberapa anak dan juga melewati tempat duduk Lucy.

"Ohayou Natsu" sapa Lucy dengan suara yang pelan. Natsu duduk tepat dibelakang Lucy.

"Ohayou" sahut Natsu.

Lucy tersenyum dan kembali fokus pada bacaannya. Teman-temannya seperti Gray, Erza, Levy, Gajeel, Lisanna, dan Juvia sudah biasa melihat mereka berdua seperti itu. Hubungan mereka berdua sulit untuk dijelaskan. Mereka dibilang bukan sahabat baik tetapi mereka berdua terkadang bermain bersama dengan yang lain. Masalah sepertinya ada di Natsu. Saat ada Lucy, sikapnya berubah menjadi dingin. Teman-temannya yang lain dan termasuk Lucy pun bingung akan sikap Natsu.

XXX

"Lu-chan ayo kita kekantin" ajak Levy

Lucy mengangguk dan berdiri dari tempat duduknya dan menyusul Levy dan yang lainnya.

XXX

Natsu sedang berbaring diatap sekolah. Ia memejamkan matanya dan menikmati angin yang berhembus. Di sampingnya ada Gray yang sedang duduk bersandar pada tembok sambil meminum jus kotaknya.

"Kau tidak bosan berlaku seperti itu padanya?" Tanya Gray

"Pada siapa?" Tanya Natsu balik

Gray memutar bola matanya. "Lucy" jawabnya

"Kenapa dengan dia?" Tanya Natsu dengan polos

"Kau mendiskriminasi dia tahu" ucap Gray

Natsu bangkit duduk dan bersandar ditembok.

"Bukan begitu, hanya saja ada alasan sendiri aku berlaku begitu padanya" jawab Natsu

"Jadi sebenarnya kau ini tidak membencinya?" Tanya Gray sambil melempar kotak jus ke sembarang arah.

"Bagaimana aku bisa membencinya" gumam Natsu yang hampir tidak terdengar oleh Gray.

Natsu tiba-tiba berdiri, dan memandang kelangit. Tangannya terangkat seperti hendak mengambil segenggam awan. Gray menaikkan sebelah alisnya, bingung dengan tingkah laku temannya.

"Semua akan ada waktunya" gumam Natsu

XXX

Ponsel Lucy berdering, sedangkan pemiliknya sedang berada dikamar mandi. Ia sedang mandi. Setelah selesai, Lucy memakai handuk yang melilit tubuhnya dan keluar dari kamar mandi, ia membuka lemari pakaian dan memakai pakaian yang ia pilih. Ia berjalan menuju meja belajarnya dan duduk. Ia bersiap membuka bukunya tetapi ia melihat ponselnya menyala. Dengan segera ia mengeceknya.

"Loh? Ini nomor siapa ya?" Gumamnya sambil mengutak-atik ponselnya. Tiba-tiba ponselnya berdering dan menampilkan nomer yang sama. Lucy segera mengangkatnya.

"Moshi-moshi.." Ucapnya

Tidak ada jawaban dari seberang telepon

"Moshi-moshi.." Ucapnya lagi

"Hallo, Lucy.." Jawab dari si penelepon.

Lucy berpikir, ia pernah mendengar suara itu.

"Halo, Lucy? Kau disana?" Tanya sang penelepon

"Iya, ini siapa ya?" Jawab Lucy

"Aku Sting.."

"Astaga Sting! Apa kabarmu?" Ujar Lucy dengan antusias

Terdengar tawa dari seberang telepon.

"Aku baik-baik saja, Aku ingin memberitahukan sesuatu padamu" ucap suara diseberang telepon itu yang diketahui bernama Sting.

"Apa?" Lucy merasa penasaran.

"Aku tidak akan main kesana lagi, tapi aku akan pindah kesana, Lucy!" Terang Sting, sang penelepon

"Apa?! Benarkah? Sungguh?!" Seru Lucy

"Iya, mungkin seminggu lagi. Aku harus mengurusi dokumen sekolahku dulu" ungkap Sting

"Baiklah..hubungi aku kalau sudah disini, hmm?" Ucap Lucy

"Oke.. Sampai bertemu Lucy" jawab Sting

Setelah itu mereka memutuskan koneksi telepon. Lucy membanting pelan ponselnya ketempat tidur.

"Aku akan bertemu Sting lagi Yaaayy" serunya

Lucy dan Sting adalah sahabat sejak kecil, lebih tepatnya Lucy sudah menyukai Sting sejak dulu. Tapi entah kenapa Lucy tidak berani mengungkapkannya kepada Sting.

Sting sekarang tinggal di kota Crocus, sedangkan Lucy tinggal di Magnolia. Saat kecil, Lucy dan orang tuanya tinggal di Crocus, tapi setelah kedua orang tua Lucy meninggal, Lucy tinggal bersama dengan tantenya. Dan setelah beranjak dewasa, Lucy memutuskan untuk menyewa sebuah apartemen dan tinggal sendiri di Magnolia. Sejak sejak Lucy pindah, Saat Sting libur, Sting selalu datang untuk bermain dan menjenguk Lucy. Dan sudah beberapa bulan, Lucy tidak mendapatkan kabar dari Sting. Tiba-tiba sekarang, Sting mengabari kalau dia akan pindah kesini, kekota yang sama dengan Lucy tinggal. Lucy senang bukan kepalang.

XXX

Lucy bekerja disebuah kafe sebagai maid disana, dengan pakaian maid yang pas dengannya. Ia tidak bekerja sendiri, tapi ia ditemani oleh Levy dan Lisanna. Mereka bekerja sambilan untuk menambahi uang jajan mereka. Sama seperti Lucy, tetapi bedanya hanya Lucy juga membiayai dirinya sendiri, untuk makan, biaya apartemen. Untungnya, tante Lucy tetap membayari uang sekolah Lucy sampai Lucy masuk keperguruan tinggi.

"Saya mau pesan hot chocolate dan strawberry cakenya ya" pesan seseorang pelanggan. Lucy sibuk mencatatnya.

"Aku pesan hot chocolate saja" timpal salah seorang pelanggan yang duduk dekat pelanggan yang sedang dilayani Lucy

"Baiklah, dua hot choco dan satu strawberry cake. Akan segera datang" ucap Lucy

Lucy pun menaruh kertas pesanannya ditempatnya agar dibuatkan oleh chef didapur.

"Lu-chan.." Panggil Levy

Lucy berlari kecil menghampiri Levy.

"Ada apa Levy-chan?" Tanya Lucy

"Aku sedang tidak enak badan, aku akan pulang duluan, tidak apa-apa kan?" Ucap Levy dengan lemah.

Lucy melihat wajah Levy sudah pucat. Ia menjadi cemas.

"Apa kau bisa pulang sendiri? Wajahmu terlihat pucat" ucap Lucy

Levy mengangguk pelan. "Aku dijemput oleh Gajeel. Gomenne Lu-chan" ungkap Levy

Lucy menggeleng pelan dan tersenyum.

"Tidak apa-apa Levy-chan. Kau harus istirahat. Oke?" Ucap Lucy

Levy mengangguk dan tersenyum.

"Pesanan sudah datang!" Teriak dari chef didapur.

"Baiklah Levy-chan, aku kembali bekerja dulu" pamit Lucy

Lucy pun mengambil sebuah nampan dan membawa pesanannya ke pelanggan.

XXX

Natsu sedang menulis beberapa not lagu. Kalian tahu? Disini, Natsu jago sekali membuat lagu. Ia juga mempunyai band yang suka mengadakan pertunjukkan dijalan. Itulah hobinya bersama dengan teman-temannya untuk mengisi waktu luangnya.

"Natsu" panggil salah seorang teman bandnya yang bernama Matsumoto

"Hmm?"

"Kau sedang membuat lagu lagi?" Tanyanya

"Begitulah, biar dipertunjukkan tidak terlalu bosan" jawab Natsu

"Hmm begitu..kapan lagi kita mengadakan pertunjukkan?" Tanya personil lainnya, yang bernama Tamazaki

"Nanti, aku sedang tidak mood" jawab Natsu

Natsu sekarang sudah selesai menulis lagunya, tinggal judulnya yang belum ditentukan. Ia akan memikirkannya nanti. Ia menyimpan lagu itu kedalam laci.

XXX

Malam pun tiba, Lucy sedang berjalan pulang keapartemennya. Tanpa ia ketahui, ada seseorang yang memperhatikannya, seseorang itu memakai helm dan memakai motor sport berwarna hitam. Setelah Lucy masuk kedalam apartemennya, seseorang itu menutup kaca helmnya, menyalakan motornya dan melesat pergi.

Lucy masuk kedalam apartemennya, ia menaruh tasnya dan membaringkan tubuhnya diranjangnya yang empuk.

"Astaga capek sekali.." Keluhnya

Lucy pun perlahan menutup kedua matanya dan terlelap dalam tidurnya.

XXX

Besok harinya, Lucy sudah berada didalam kelasnya. Seperti biasanya, ia memandang keluar jendela. Ia tidak sadar kalau Natsu sudah datang.

"Hoy" panggil Natsu

Lucy tersentak dan menoleh.

"Kau sudah mengerjakan tugas?" Tanya Natsu

Lucy mengangguk "Kenapa? Kau mau lihat?" Jawab Lucy

"Kalau diperbolehkan olehmu.." Ungkap Natsu

Lucy tersenyum dan mengambil buku, kemudian menyerahkan bukunya ke Natsu.

"Nih" Lucy menyodorkan bukunya dan Natsu menerimanya.

Natsu segera membuka bukunya dan mulai menulis. Lucy tersenyum. Ia senang kalau ia dibutuhkan oleh Natsu seperti sekarang. Karena jujur saja, Lucy tidak begitu mengerti, kenapa Natsu bersikap sangat berbeda padanya. Apa Natsu membencinya? Entahlah..

Natsu yang merasa diperhatikan, ia pun menoleh kearah Lucy dan berhenti menulis. Lucy pun kaget dan mengalihkan pandangannya. Pipinya sudah terlihat memerah. Natsu mengangkat sebelah alisnya lalu mengangkat bahunya, dan ia melanjutkan pekerjaannya.

Gray dan Erza melihat kedua tingkah temannya dan saling tersenyum.

"Aku yakin mereka bisa akrab" ucap Erza

"Akupun merasa begitu" timpal Gray

XXX

Sepulang sekolah, Lucy harus ikut rapat dengan seluruh ketua kelas. Lucy adalah ketua kelas dikelasnya. Sebenarnya ia merasa keberatan dengan tugas yang diberikannya ini, tetapi anak-anak yang lain tidak ingin pekerjaan ini, dan pada akhirnya Mira-sensei yang selaku wali kelas menunjuk Lucy.

Lucy berjalan dikoridor sekolah, ia berjalan menuju kekelasnya. Ia baru saja selesai rapat dengan seluruh ketua kelas. Ia beberapa kali menghela nafas. Saat sudah didepan kelas, Lucy membuka pintu dan saat memasuki kelas ia kaget kalau bukan hanya dirinya yang berada dikelas, tetapi ada seseorang lainnya. Seseorang itu adalah Natsu. Natsu sedang berbaring di beberapa kursi yang dirapatkan dan memejamkan matanya. Lucy menutup pintu kelas dengan pelan agar tidak mengganggu Natsu. Lucy berjalan perlahan ke mejanya dan mengambil tasnya.

"Baru selesai rapat?" Tanya Natsu

Lucy tersentak kaget dan menoleh kearah Natsu yang sudah bangkit duduk.

"Eh? Iya, baru saja" jawab Lucy

"Oh begitu, baiklah. Aku pulang duluan" pamit Natsu sambil melambaikan tangannya tanpa menoleh kearah Lucy. Natsu pun keluar dari kelas meninggalkan Lucy.

Lucy bingung dengan sikap Natsu. Lucy mengangkat bahunya dan segera keluar dari kelas.

XXX

Lucy baru saja selesai mandi, hari ini dia tidak pergi untuk bekerja karena hari ini ia tidak ada jadwal bekerja alias libur. Lucy memasak bahan makanan yang ada di lemari pendinginnya. Ia merasa sangat lapar. Saat sedang memasak, tiba-tiba ia memikirkan Sting.

'Dia akan pindah kesini? Aku jadi sering bertemu' pikir Lucy

Tiba-tiba pipi Lucy menjadi memerah, entah apa yang dipikirkannya sampai-sampai ia tersipu.

XXX

Hari-hari pun terus berlalu, sudah seminggu sejak Sting mengabari Lucy. Lucy masih menunggu kabar dari Sting yang tidak kunjung datang.

"Ah kenapa dia tidak menghubungiku lagi?" Gerutunya sambil memegang ponselnya saat berjalan pulang kerja.

"Apa dia tidak jadi pindah kesini? Apa aku harus menghubunginya terlebih dahulu ya? Aaah" gumamnya dengan frustasi

Lucy pun tiba didepan apartemennya dan tiba-tiba ada tangan yang meraih bahunya. Lucy menoleh dan terlihat sosok yang ia kenal.

"Sting!"

Terlihat pemuda tampan yang memiliki rambut spike pirang dan mata biru. Pemuda itulah yang sedang ditunggu-tunggu oleh Lucy. Sting, Sting Eucliffe.

Sting tersenyum "Hisashiburi, Lucy"

.

.

.

.

.

.

To Be Continued


HALOOO PARA READERSSS! APA KABAR KALIAN? AKU KEMBALI LAGI DENGAN MULTICHAP NALU. PADAHAL YANG LAINNYA BELUM AKU UPDATE TAPI UDAH MEMPUBLISH FANFIC BARU #PLAK HABIS MAU GIMANA LAGI, IDEKU SUDAH MULAI BERMUNCULAN UNTUK MEMULAI FANFIC INI -_-

BAIKLAH, BAGAIMANA MENURUT KALIAN? KEEP OR DELETE?

PLEASE REVIEWNYA~