WARNING: mungkin bakal ada sedikit spoiler (secara tersirat), trutama bagi orang2 yang belum baca manga-nya ampe chapter 50-an…

Time line: setelah chapter 58 (Haruhi sadar klo dia naksir Tamaki), sebelum chapter 60 (Hikaru bilang ke Tamaki kalo dia naksir Haruhi)

Disclamer: Walopun Ru pengen banget memiliki Hitachiin Brothers —terutama Kaoru— tapi mereka milik Bisco Hatori-sensei… sigh.. sigh..


Cute Hard Working Girl

Beep! Beep! Beep! Beep! …..

Kaoru mendengar suara jam bekernya berbunyi. Otaknya sudah memerintahkan matanya untuk terbuka, tapi rupanya sang mata tidak mau menghiraukannya.

"Matikan bekernya, Kaoru… Aku masih mau tidur 5 menit lagi saja.." Suara kakak kembarnya terdengar di telinganya. Ia pun mengulurkan tangan dan mematikan beker itu sebelum kembali tertidur. Tapi tiba-tiba ia bangun karena menyadari sesuatu…

"Hikaru?! Ngapain kamu di kamarku?"

Hikaru hanya bergumam tidak jelas, lalu melanjutkan tidurnya. Kaoru menggeleng-gelengkan kepalanya, maklum. Sudah 2 minggu sejak mereka mendapat kamar masing-masing, tapi Hikaru masih suka menyelinap ke kamarnya. Kata Hikaru, tidur sendirian terlalu sepi. Kalau boleh jujur sih, Kaoru juga merasakan hal yang sama. Karena itu Kaoru juga pernah menyelinap ke kamar Hikaru.

Kaoru beranjak dari tempat tidurnya, hendak ke kamar mandi.

"Kau mau ke mana?" tanya Hikaru, masih setengah tertidur. Tidak biasanya Kaoru bangun pagi-pagi di hari libur seperti ini.

"Aku mau jalan-jalan. Mau ikut?"

Hikaru melengos lalu kembali menjatuhkan kepalanya ke bantal. "Aku mau tidur aja," katanya.

Kaoru menyeringai sebelum masuk ke kamar mandi.

--

Kaoru menghirup udara pagi dalam-dalam. "Segarnyaaa…" ucapnya sambil tersenyum.

Sejujurnya, ini pertama kalinya ia jalan-jalan sendirian ke tempat rakyat jelata (baca: tempat umum) seperti ini. Biasanya kan ia pergi bersama anggota host club yang lain. Tapi ia cukup bersemangat.

Lagipula ia hanya akan pergi ke taman umum di dekat rumahnya, kok. Walaupun rumahnya sendiri punya taman yang seluas itu, tapi sejak dulu ia ingin sekali mencoba bermain di taman umum.

PLOK!

Tiba-tiba secarik kertas terbang tepat ke wajah Kaoru. Ia menggerutu dan hampir saja meremas kertas itu. Tapi saat dilihatnya gambar yang ada di sana, ia mengurungkan niatnya.

Seorang anak perempuan tiba-tiba menghampiri Kaoru. "Ano…Apa kau melihat… GYAA!" Anak perempuan itu langsung histeris dan menyambar kertas yang dipegang Kaoru. "Kau..lihat ya?" tanyanya takut-takut.

"Kamu desainer?" Kaoru malah balik bertanya.

"Baru belajar aja kok," jawab anak perempuan dengan rambut ekor kuda itu.

"Oh…Pantas gambarmu jelek."

JLEB!

"Iya, iya. Aku tau kok kalo gambarku jelek…" Anak perempuan itu berkata dengan agak kesal.

"Yah, nggak jelek-jelek banget juga, sih. Kalo bagian lehernya dibuat sedikit lebih rame, pasti lebih bagus." Kaoru memberi instruksi.

Tanpa sadar, keduanya duduk dan mendiskusikan sketsa desain pakaian yang dibuat oleh anak perempuan itu.

"Nah, lebih bagus kan?" kata Kaoru sambil tersenyum.

"Un. Kau hebat ya? Jangan-jangan, kau desainer?" tanya permpuan itu.

Kaoru terkekeh. "Bukan. Tapi, yah, mungkin bisa dibilang aku punya bakat alam dalam hal itu," katanya. Anak perempuan itu tersenyum geli.

"Ah, boku wa Hitachiin Kaoru desu. Kimi wa?"

"Uchiyama Mika desu."

"Uchiwa?"

"UCHIYAMA!"

"Lebih enak manggil Uchiwa.." kata Kaoru sambil nyengir lebar.

Mika mendelik. Baru saja ia ingin memprotes lagi, tiba-tiba sesuatu menyentuh kakinya, membuatnya segera berdiri karena kaget.

"HUWAA!!"

"Oi, oi! Itu cuma anak kucing kan?" kata Kaoru.

"Cepet usir!" Mika berkata dengan wajah panik.

Melihat wajah panik teman barunya itu, Kaoru tertawa terbahak-bahak. "Ya ampun. Itu kan cuma kucing! Gyahahahaha…"

"Jangan ketawa!"

"Wajahmu itu lho! Gyahaha… Aku ingin sekali memperlihatkan wajahmu itu pada Hikaru! Hahaha…"

"Berhenti ketawa!" Wajah Mika memerah ditertawakan seperti itu.

"Kucing kan lucu. Ne, Neko-chan?" Kaoru mengangkat anak kucing itu, lalu mendekatkannya pada wajah Mika.

"Yamete! Bawa kucing itu jauh-jauh!!"

Kaoru kembali tertawa. Ia menurunkan kucing itu, lalu berlari dan membiarkan kucing itu mengejarnya. "Ne, Uchiwa-san, liat! Dia mengikuti aku terus lho!"

"Masa bodo'! Sana jauh-jauh!" kata Mika, membuat Kaoru tertawa lagi.

Mau tak mau Mika tersenyum juga melihat kelakuan Kaoru yang seperti anak kecil. Kaoru sendiri begitu menikmati pagi itu. Ia seolah baru menyadari bahwa meskipun tanpa teman-teman host club nya, ia juga bisa melakukan hal-hal yang menarik.

Mungkin lain kali ada bagusnya aku mengajak Hikaru. pikirnya.

"Ah! Sudah hampir jam 10!" Mika tiba-tiba berseru. "Aku harus kerja sambilan," katanya seraya mengumpulkan kertas sketsa dan alat tulisnya. Kaoru membantu.

"Kau kerja sambilan?" tanya Kaoru.

"Iya. Kalau tidak begitu, mana bisa aku sekolah," kata Mika sambil meringis. Kaoru ingin mengatakan sesuatu, tapi Mika sudah berkata lagi. "Sekolah desainer cukup mahal sih…"

"Kamu sekolah di Sekolah Desainer Yokunari?" tanya Kaoru lagi.

"Yup. Makanya, mesti kerja sambilan deh," jawab Mika sambil berjalan ke luar taman. "Kok kau mengikutiku terus sih? Mau ngantar ke tempat kerjaku?" goda Mika saat melihat Kaoru ikut berjalan di sampingnya.

Tapi di luar dugaan, Kaoru malah mengangguk. "Boleh juga. Aku juga nggak ada kerjaan," katanya.

"Hee? Nggak usah! Jauh lho! Di supermarket ZowaZowa. Lagian, aku bawa sepeda kok," kata Mika.

"Ngapain kamu kerja sambilan jauh-jauh gitu?" tanya Kaoru heran. Seingatnya, supermarket itu ada di dekat rumah Haruhi.

"Kan kalo hari sekolah, searah sama jalan pulang. Udah, ah! Ntar aku telat nih. Duluan ya!" Mika menaiki sepedanya yang diparkir di dekat pintu masuk taman.

"Uchiwa-san! Minggu depan main lagi yuk!" seru Kaoru sebelum Mika jauh.

Mika menoleh dan tersenyum geli. 'Main lagi' katanya? Kayak anak kecil aja. pikir Mika, tapi ia menangguk. "Boleh. Tiap Minggu aku selalu ke sini, kok."

Kaoru tersenyum senang. Ia pun berjalan pulang setelah berhasil mengusir kucing yang sejak tadi mengikutinya. Ia tak sabar menceritakan pengalaman barunya pada Hikaru.

--

Hari itu, anggota host club berencana untuk makan okonimiyaki bersama-sama. Berdasarkan pamphlet yang didapat Tamaki, mereka pun pergi ke kedai okonomiyaki yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah mereka.

"Irasshaimase."

Hikaru yang masuk paling dulu langsung mendapat ucapan selamat datang dari salah satu pelayan perempuan di sana. Tiba-tiba perempuan itu terkejut saat melihat Hikaru. Apalagi Hikaru memakai seragam Ouran yang terkenal.

"Hitachiin-kun?!"

Hikaru menatap perempuan di hadapannya dengan tatapan heran. "Apa kau mengenalku?"

Mika, pelayan perempuan itu, tertohok mendengar ucapan Hikaru. Jangan-jangan…mentang-mentang dia kaya, dia malu sama teman-temannya kalo ketauan punya teman sepertiku? Rambutnya sekarang juga dicat hitam. pikir Mika.

"Ada ap… Lho? Uchiwa-san?" Kaoru yang baru saja masuk ke kedai terkejut melihat Mika. Mika lebih kaget lagi melihat ada dua Kaoru.

"Uchiyama, sedang apa kau? Cepat tunjukkan tempat duduk mereka!" pemilik kedai memarahi Mika.

"Hai!" Mika segera mengantarkan Kaoru dan anggota host club ke tempat yang kosong.

"Sori, kamu jadi kena marah," kata Kaoru.

"Nggak apa-apa kok."

"Oh ya, bukannya kamu bilang kamu part time di supermarket?" tanya Kaoru heran.

"Iya, kalo hari Minggu, Rabu, sama Jum'at aku di supermarket, tapi hari laen di sini," jelas Mika.

"Kaoru, ini cewek Uchiwa yang kau ceritakan itu?" tanya Hikaru tiba-tiba.

Mika baru saja ingin memprotes, tapi Kaoru sudah duluan bicara. "Namanya Uchiyama," kata Kaoru, membuat Mika heran. "Oh ya, ngomong-ngomong, ini kembaranku, Hikaru. Lalu…"

"Aku Fujioka Haruhi."

"Aku Haninozuka Mitsukuni dan ini Morinozuka Takashi. Panggil saja Hunny-senpai dan Mori-senpai, ya Uchiwa-chan!"

"Hunny-senpai! Namanya Uchiyama." Lagi-lagi Kaoru mengoreksi. Mika menatap cowok mungil yang seperti anak SD itu. Senpai? pikirnya heran.

"Aku Ootori Kyouya."

"Dan aku Suoh Tamaki. Orang-orang memanggilku…"

"Touno." Si kembar langsung menyambung kata-kata Tamaki.

"Touno janai! King! King da!!"

Mika tersenyum geli melihat mereka. "Ah, atashi wa…"

"Uchiyama!" Suara si pemilik kedai kembali terdengar.

"Ha-hai! Ano..aku ke sana dulu ya. Kalo perlu sesuatu, panggil aja," kata Mika sebelum meninggalkan para anggota host club.

"Dia temanmu, Kaoru? Manis ya?" kata Haruhi pada Kaoru. Kaoru hanya menangguk kecil. Iya. Dia manis. Terutama kalo rambutnya digerai begitu. Kaoru berkata dalam hati.

Sementara itu, diam-diam Mika sering melirik meja yang ramai itu. Sering kali ia melihat si kembar menggoda Tamaki. Tapi yang paling diperhatikan olehnya adalah tatapan Kaoru. Walaupun Kaoru terlihat dekat dengan semuanya, Mika menyadari kalau tatapan Kaoru pada kedua orang itu berbeda. Tatapannya terlihat begitu…lembut.

Tanpa sadar, Mika jadi ikut memperhatikan kedua orang itu. Hikaru dan Haruhi. Tiba-tiba ia melihat wajah Hikaru yang memerah saat bicara dengan Haruhi.

Jangan-jangan kedua Hitachiin itu dan Fujioka… Masa sih? Sinting ah! Mika menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan pikiran bodoh dari otaknya.

Setelah itu, kedai menjadi semakin ramai dan Mika tidak sempat memperhatikan anak-anak host club lagi sampai mereka pulang.

"Uchiyama-chan, kami duluan ya" Hunny menyapa Mika sebelum keluar dari kedai.

"Ah, hai. Datang lagi ya!"

"Pasti! Okonomiyaki-nya enak sekali!" kata Tamaki sambil mengacungkan jempol.

"Senpai, pose itu norak," kata Haruhi seraya ngeloyor pergi. Tamaki shock dan langsung mengejar Haruhi. Mika tertawa geli melihatnya.

"Ne," Sebuah tangan tiba-tiba menyentuh bahu Mika. "Hari Minggu besok jangan lupa ya, Uchiwa-chan." Kaoru —yang berjalan paling akhir— berkata sambil tersenyum sebelum keluar dari kedai.

Mika merasakan wajahnya memerah. Kenapa dia masih memanggilku Uchiwa?! Pikirnya agak kesal. Tapi ia tersenyum juga.

To be continue…..


Nyaa lagi-lagi Kaoru x OC. Hehe… Maaph buat yang nggak suka OC, tapi aku emang nggak bisa bikin Kaoru x Haruhi. Soalnya Kaoru sendiri uda mutusin kalo Haruhi buat Hikaru sih… ;p

Mungkin ini bakal jadi cukup panjang.. Review ditunggu!