[]卍卍卍O o+[]oO*[+]*Oo[]+oO卍卍卍[]
.
.
[卍]-The Black Blossom Shine-[卍]
.
By
.
[卍]-Lightning Shun-[卍]
.
.
[]卍卍卍O o+[]oO*[+]*Oo[]+oO卍卍卍[]
.
.
.
Aku ingat tentang dunia itu
Dimana kisah sebuah buku klasik
Membawa takdirku kedataran Lily hitam
.
Note 1 -[Shinzu Kirie]
Cuaca Sore yang cerah dimusim gugur yang hangat mana semua tunas tua mulai jatuh dilantai, digantikan dengan kehidupan tunas pohon yang baru dimusim semi-depan, terlihat beberapa murid sekolah, keluar dari gerbang sekolah unitd-formace (Author-note :Biasanya diistilahkan sebagai Sekolah tentara), sekolah yang didekasikan hidupnya dimana murid-murid disini dilatih sekaligus dan bayar oleh pemerintah untuk misi dimedan-perang, intinya ini bukan sekolah biasa.
"Selamat untukmu Kirie, kau mendapat misi tingkat F, dan berhasil,"Sebuah ucapan sepontan keluar dan datang dari dua sosok muda-mudi yang sedang duduk dibawah pohon, dekat gerbang sekolah menatap banyak siswa yang memutuskan pulang dijam terakhir, karna tak ada kegiatan lain.
"Terimakasih,"Ucap sang-pemudi, yang memiliki ciri-ciri bertubuh kecil, namun tinggi-170, berdarah Asia(japan), memiliki paras yang cantik, beriris Hijau, berambut hitam-lurus sepinggang, ia mengenakan kemeja putih lengan pendek, Rok lipit diatas paha(plus celana pendek ketat melebihi rok) berwarna hitam senada dengan sepatu kats-Mike bertali benar-benar mencirikan gadis yang cantik namun sifat tomboy. "Aku hanya mencoba melakukanya karna bagiku aku harus menantang diriku,"Jelasnya sembari memainkan panel-hologram yang muncul dihadapanya.
"Apa kau akan mengirim hasilmu pada bibimu?! Yang ada dijepang,"Tanya pemuda itu lagi.
"Yah Agil! Kau tahu saat ibuku dan ayahku meninggal akibat kecelakaan, Bibi Cau adalah orang yang merawatku dari kecil hingga dengan sekarang beliau adalah satu-satunya keluargaku, jadi wajar jika aku mengirimi sebagian gajiku padanya,"Ucap Kirie pada pemuda bernama Agil, memandang wajah pemuda coklat gelap, berambut kecoklatan, beriris biru, mengenakan kemeja coklat tua, disampir jaket woll abu-abu, celana katun merah-jantung, dan sepatu sport merah dan bertubuh jangkung karna memiliki tinggi 200 ya memang secara, DNA agil berdarah Brazil, sedang tertidur pada rumput-rumput tipis ditaman.
Kirie Pov :
Namaku Kirie, atau Nama lengkapku Shinzu Kirie, aku salah satu siswi kelas F, yang bersekolah di Unitd-formace Scool, atau biasanya disebut sekolah tentara-elit khusus, saat ini aku baru pulang dari misi, namun aku belum ingin pulang keapartemen membuatku ingin bersantai sejenak dulu dan memeriksa bill-Virtualyku yang berharga, Bill-Virtualy adalah sebuah tempat, menyimpan barang yang bisa membuat barang itu menyatuh dengan tubuh sendiri seperti (Eventory pada sebuah Menu Game), barang yang kita miliki dapat menjadi hollogram-padat dan bisa diambil kapan-pun dibutuhkan termasuk kebutuhan Uang, jaman ini Bill-Virtualy sudah dipakai banyak orang, dan jika ditanya darimana dipakainya yaitu sebuah cip ditanam pada pergelangan nadi manusia, saat dia masih-bayi. Well jadi tak perlu lagi mondar-mandir kebank atau atm, bahkan menyimpan barang pribadi karnaBill-Virtualymemiliki tempat penyimpanan terbaik dalam trangsaksi apa-pun, serta teraman bagiku. Aku membuka Eventoryku lalu melihat beberapa panel berisi barang-barang kesayanganku yang kusimpan disana, isinya adalah beberapa senjata kesayanganku yang terdiri dari deretan Handgun dan Takana. Dengan sebuah sentuhan telunjuk jari aku menekan tombol dipanel-hologram senjata yang kuinginkan keluar.
[Pov End, look normal Pov]
.
.
.
.
[ACCES : AREIS-GUN ACTIVET]
Suara komando terdengar, bersamaan sebuah hologram-nyata muncul dan jauh tepat dipangkuan Kirie, Sebuah Hangun berwarna hitam, dengan berat ringan dan gagang yang nampak setengah besi titanium dan kayu-haki hitam muncul disana. Membuat Agil memandang dengan pandangan menyengit. "Kau mengeluarkan Aries-gunmu untuk apa?!,"Tanya Agil, sementara bukanya menjawab Kirie malah menyampirkan senjata itu diselipan, yang dipasang ketat pahanya.
"Aku suka senjata ini tetap disampingku! Makanya aku selalu meletakanya dipahaku sebagai pertahanan, Agil Nocta"Ucap Kirie.
"Baiklah bersyukur kau ini sudah bagian-dari tingkat F, maka polisi tak akan mengejarmu dan menahanmu! Karna membawa senjata secara ilegal terbuka,"Ucap Agil sembari mengeleng maklum, ia lalu meluruskan punggungnya, lalu beranjak berdiri.
"Ada apa?! Agil kau sudah mau pergi,"Tanya Kirie menatap datar, sementara Agil memandang sebentar dan mendengkus.
"Ya aku mendapat beberapa Job yang bagus untuk kali ini, jadi aku rasa saatnya aku berangkat, oh ya aku mau pergi sekarang bagaimana denganmu?!,"Tanya Agil melirik sebentar.
"Aku rasa aku akan disini beberapa, menit-lagi,"Ucap Kirie sembari tersenyum-tipis. Sementara sobatnya membalik badan, lalu berbalik meninggalkan Kirie, sembari berkata.
"Jangan terus-terusan berada ditempat sepi! Cobalah membina perasaan dengan seorang lelaki atau pacaran agar kau bisa menikmati masa muda,"Ucap Agil sembari berkata menyindir sementara, Kirie hanya menjulurkan lidah sambari berkata.
"Aku tak tertarik dengan lelaki yang lemah, aku tak akan ditundukan oleh lelaki mana-pun,"Ucap Kirie. Kemudian sembari memperlihatkan kikikanya sekaligus seringai yang tepat sasaran, lalu lelaki itu menghilang fix dari hadapanya.
"Pacar~"
"Teman pria~"
"Lucu sekali~"
Ketimbang memikirkan hal aneh-aneh, Kirie memutuskan, berdiri dan menepuk-roknya yang sedikit berdebuh, lalu memutuskan meninggalkan lapang-sekolah, menuju apartement.
[Skip-time]
Usai sampai dari perjalanan panjangnya, mulai dari bis-umum yang penuh sesak, mengantri bis yang penuh karna jalanan macet, akhirnya dia sampai juga dirumah tercinta. Sebuah apartemen lantai dua sederhana, warna perunggu dengan penghalang pembatas abu-abu dengan model besi-biru tua yang nampak menyangga teras dengan kokoh. Ia berjalan dilantai tehel marmer biru, lalu berhenti dihadapan sebuah pintu kayu-berwarna Kuning-gading tampa motif, lalu ia mendekat kearah sebuah panel hologram disamping pintu (well itu adalah kunci otomatis yang berguna untuk pelindungan model keamanan penganti gembok) itu cukup berguna untuk pengunci pintu rumah dengan memasukan Sandi tertera disana, atau sidik-jari yang dikenali kau siap masuk rumah, di Zaman kirie Sains sudah sangat maju dalam membantu kehidupan orang-orang.
Kreeet~
Suara dentuman pintu otomatis, lalu terbuka lalu membuat Kirie masuk kedalam rumah, oh-aku pulang rumahku tercinta. "Tadaima~"Ucapnya kecil walaupun gadis itu tahu tak akan ada yang menyambutnya didalam sana, atau mungkin ada mahluk hantu, jin atau arwah yang menyebutkan kata selamat datang dari dalam, (hahaha~ Author nampak tertawa) bisa-bisa membuat gendre cerita ini turun secara derastis, dari petualang, Drama, menjadi Horror.
Nyatanya gadis itu memang tinggal sendirian selama beberapa tahun, bau cheri-mint nampak tercium dalam rumah yang memiliki fasilitas Lima ruangan meski tak terlalu besar, Satu kamar, Dapur, Teras, ruangan sebaguna, kamar mandi. Tembok yang bercat-hijau muda benar-benar menyegarkan, lantai yang sengaja dibuat dari bahan kayu-jati hitam mulus, membuat ruangan ini sederhana memberikan kesan nyaman. Sampailah Kirie dikamarnya, yang berwarna Hijau, terdapat Satu-tempat tidur dengan seprei biru-muda, lengkap bantal\guling\selimut berwarna ungu cerah, disudut terdapat sebuah lemari kayu berwarna putih, disampingnya sebuah meja dengan paduan rak\kursi berwarna hitam, diatasnya Laptop ungu yang kondisi tertutup dengan kondisi terchas-pada colokan listrik, juga Wifi plus beberapa buku dan note kecil tersusun rapi pada rak pada meja, kamarnya tak memiliki macam-macam seperti gadis lainya, kamarnya bisa dibilang sederhana tampa banyak prabotan.
"Hah melelahkan!,"Ucap Kirie dengan nada lelah ia bahkan lupa melepas sepatunya, dan menganti sendal Rumah, ia lalu mengulung rambutnya yang panjang dengan model sangulan-asal-asalan, ia lalu menghempaskan bokongnya dipinggir kasur menyadari kecerobohanya masuk kamar tampa melepas alas kaki membuatnya, langsung mau mengambil langkah melepas sepatunya.
SHING!
lalu baru saja mau membuka, tali sepatunya ia sudah melihat sebuah cahaya indah, yang datang dari meja belajarnya (eh) tidak, itu tak-datang dari laptop yang akan meledak atau chasnya yang hangus akan tetapi datang dari bukunya, cahaya nampak seperti lampu led-kuning yang aneh. "Haah apa itu?!,"Ucap Kirie sembari mendekati mejanya menemukan buku yang bercahaya itu, memestikan itu memang datang dari buku dia mencoba membolak balik dari depan Cover dan belakang Cover.
Tertulis pada Cover, bertuliskan 'Legenda Dinasty Han' Kirie ingat kalau dia mendapat tugas-materi untuk mengerjakan laporan sekolah, di Unitd-formace Scool juga mengajarkan materi dimana sama juga dengan sekolah biasa, jadi ya ada waktunya para siswi dan siswa tingkat rendah atau pun atas mendapatkan pendidikan secara Intory, tidak hanya mengerjakan misi keamana atau berperang saja. Kirie ingat bahwa buku tua itu adalah buku yang dibelinya ditoko buku bekas, beberapa minggu lalu, tapi sebelumnya bukunya tak seperti ini, nampak biasa saja namun kenapa sekarang bukunya bercahaya?.
UAAAAH!
Saat buku itu dibuka, seluruh pengelihatan Kirie mulai bercahaya membuat, seluruh tenanganya menghilang bersamaan cahaya.
.
.
.
.
Suara apa berdecik dengan ributan desingan pedang, nampak terdengar dimana-mana membuat kuping mengais perih setiap telinga, bau tubuh manusia, bau keringat, bau senjata peledak, bau bilah benda tajam bercampur darah tercium amat menyengat, pada sebuah wilayah di (Hyu Lui) Ufuk tenggara China- Tiongkok, beberapa orang tengah berkumpul dikawasan perkampungan kecil sebagai area medan perang, sementara beberapa saksi mata pemilik desa sendiri hanya lari plontang-planting, atau ada pula menjadi penonton karna tak sanggup melarikan diri. Bersamaan ribuan panah bercampur api nampak melayang pada ribuan orang, dan manusia tampa bisa memegang senjata hanya mengais nasipnya, bukan pula hanya sebuah rumah atau harta benda tapi nyawa tak berdosa direngut secara sadis tampa pandang bulu, kedua kubu pasukan nampak kayak orang gila dengan ambisi tinggi menghancurkan satu sama lainya, dengan baju zirah yang ditenun sedemikian rupa dengan tangan, tampa campur tangan mesin pembuat alat, dan media kendaraan seperti kuda atau kerbau, tak ada mesin seperti ,mobil, Tank, helpo, atau misil-cannon, Senjata canggih atau Misil jika ada hanya Gernat-peledak dengan tenaga roda mesiu yang kuno dengan kualitas dibawah standar, yang membutuhkan bantuan beberapa orang, berupa dorongan dan roda. "Tuan Pihak dari kerajaan Kyang Masih tetap mengilirkan pasukanya menyerang, bahkan membakar beberapa pasukan bersamaan pemukiman warga,"Sebuah suarah salah satu anak buah pada sang pemimpin.
"Dimana Lu Bu? Berikan kabar rinci padaku!,"Selanya Tajam.
"Jendral Lu Bu sedang dipadang distrik Tuan,"Ucap sang bawahan.
"Baiklah biarkan saja! Dia pasti akan menyelesaikan apa-pun dengan mudah," Seulas senyum-licik nampak terpapar dibalik wajahnya, sembari mengomando sang-brigade pasukan untuk posisi serangan. Ditempat lain terlihat sosok lelaki dengan kuda perkasah berkulit merah, ditunganggi oleh pria tegap, tinggi besar, kulit kuning-langsat, dengan alis tajam, wajah tampan-rupawan, mengenakan armor putih, merah, dan accesories yang gampang dikenal sebuah helmet baja dengan dua bulu panjang merah diatasnya, auranya memberikan kesan, kejantanan, kekuatan, kewibawaan, dan mengerikan, sosoknya tengah berbaur didepan bawahanya, membawa senjata tombak terkesan menjadi malaikat kematian kapan-pun ia siap.
Ia menegakan kudanya, berlari dengan kencang dengan tebasan beruntun, membuat beberapa manusia yang berpijak dibawanya, tergepar-gepir bagai mainan dan hebatnya terlempar keberbagai jarak mana-pun. Manusia macam apa yang dapat mengamuk bagai Singa atau orang gila. Ribuan anak buah musuh nampak terlempar-lempir ketanah dan membuat kepanikan semakin menjadi-jadi.
Legenda kekuatan 1 orang seperti 100 orang benar adanya.
Dalam waktu 10 menit, satu pasukan yang terdiri 120 orang meleyang, tampa bisa bergerak lagi, hanya dengan dilawan oleh Lu Bu. "Anda luar biasa Panglima!,"Seru seseorang, dan saat Lu Bu menatap kebelakang menemukan sosok lelaki bertubuh pendek, gemuk dengan kepalah-plontos\licin, mengenakan jubah abu-abu.
"Hyah! Bagaimana dengan distrik Zu?!,"Tanya Lu Bu.
"Disana juga hampir selesai Tuan,"Ucapnya sembari membungkuk.
"Kalau begitu ayo kita selesaikan ini,"Ucap Lu Bu yang berencana menarik pasukanya, sebelum sebuah suaranya menghentikan.
KYAAAA!
Petir menyambar tiba-tiba memunculkan lubang cahaya berwarna kuning dimana terlihat sesuatu secara pintas keluar disana, dan melesat jatuh, terlihat sosok Kirie langsung jatuh dari langit, tepat diatas tepat kebawah dimana tubuh Lu Bu, yang memandang keatas dengan cengang, bukanya menghindar dia siap menyabet benda yang arahnya. Namun melihat whujut benda-asing yang muncul secara dekat sejarak beberapa meter membuatnya menghentikan aksinya.
KLUKP!
Bola mata Kirie nampak tertutup sebelum, ia merasakan dasar, bukan tempat keras seperti batu yang dirasakanya, atau tanah yang membuatnya terkoyak-koyak, dengan tulang yang retak melainkan, sebuah figur tegap menyangga kepala, hawa-yang terasa hangat, dan sebuah alunan jantung yang berjalan siring hembusan nafas.
"Tunggu dulu ini, bukan detak jantungku!,"Bola mata Kirie terbuka, dengan delikan menakutkan, ia lalu mengidik menatap posisinya, dia tengah berada pada posisi amgu. Dimana dia terduduk tepat diatas pangkuan pria itu, dalam kondisi berkuda, lengan besar menyangga kepalanya, lengan lain mengalungkan kepinggang Kirie yang ramping, membuat wajah gadis itu memerah bak kepiting rebus, disaat memandang wajah sang lelaki sudah ada tak jauh beberapa meter dari dia.
Huah! Tunggangan terasa oleng, dan nyaris membuat Kirie jatuh dari kuda, namun sebuah tangan dengan cepat menahan tubuhnya, membuat gadis itu tetap aman. "Darimana kau datang!,"Tanyanya terdiam. Sejak kapan manusia yang dijadikan peluru meriam (?).
"I-Ini dimana!,"Tanya Kirie dengan muka Shock berat, ia memansang wajah kebingungan bukan ketakutan terhadap lelaki itu, melainkan wajah seperti orang kesasar.
Tap!
"Bagaimana kau bisa sampai kemari?!,"Tanya Lu Bu sembari, melirik sementara Kirie membuang pandangan kearah lain.
"Aku tak tahu! Tau-tau aku dirumahku, dan tiba-tiba semua berubah dan berhenti tepat aku tiba-tiba terjatuh begini,"Umpatnya dengan nada jujur sekaligus canggung.
"Kau bohong Tuan! Jangan-jangan kau mata-mata! Musuh,"Ucap sang anak buah menuding-nuding. Sementara ucapan sang anak buah, itu membuat raut geram diwajah Kirie seperti berkata 'Mata-mata Gundulmu!'.
"Hei! Aku tidak bohong! Ini memang kenyataan,"Balas Kirie sembari menghelah nafas, mendelik pada anak buah Lu Bu sembari berusaha melepaskan diri dari Lu Bu. "Lepaskan aku biarkan aku pergi!,"Rentaknya mengeras, namun Lu Bu tetap tenang dan mengalungkan lenganya pada pinggang Kirie, meski sudah dipukul atau merontak tak bergeming Sedikit pun 'Ini lengan apa beton'.
"Apa-pun alasanya, kau harus kubawa pada atasku,"Ucap Lu Bu, membuat muka Kirie memucat dengan wajah tak terima atas titah pria itu, entah kenapa ia harus terdampar dengan posisi tidak mengenakan, dan malah jatuh dipangkuanya Dewa pembawa kemalangan nampaknya sedang bersamanya.
"Tuan pasukan musuh, memanggil bala bantuan,"Teriak anak buah tadi, mendengar ucapan lelaki itu, Lu Bu nampak melirik wajah Kirie sebentar, ia memperbaiki letak tangan kirinya yang sekaligus memegang tali kendali Kuda, sekaligus pinggang Kirie semakin dikencangkan.
"HOI~HOI lepaskan aku!,"Kata Kirie makin kesal. Sementara Lu Bu memainkan Tombaknya ditangan kanannya, membuat Kirie terdiam, lalu memandang sekitarnya, setelah menyadari ia ternyata berada diarea perang, ia merasa menjadi wanita paling tolol sedunia.
"Ayo Hear-red,"Ucap Lu Bu lalu menghentakan kudanya, dan lari dengan kecepatan penuh membuat, tubuh Kirie seolah akan terhempas kebelakang akan tetapi badanya masih tertahan dengan sempurna dipelukan Lu Bu. Kibasan Lu Bu mengelepar menyabit beberapa musuh dengan sekali tebas.
Bola mata Kirie membulat lebar saat fokusnya memandang kearah seorang pemanah musuh yang mengenakan seragam berwarna hitam. Kirie lalu meraba pahanya dimana tempat sejata yaitu Aries-gunnya tersimpan, ia lalu mengenggam tanganya yang bebas, tampa ambil pusing memandang lelaki yang masih mengeratkan tangan dipinggangnya.
"Aku tak mau mati konyol,"Ucap Kirie mengarahkan senjata itu, pada sipemanah, sementara Lu Bu hanya memandang bingung tingkah perempuan-penemuanya, yang mengambil benda aneh yang tak diketahui apa.
DOR!
Sebuah peluru bertenaga jiwa keluar, melesat dari Untrum-peluru (Lubang-Gun) mengarah pada pemanah, dan tampa menyadari pemanah itu jatuh terhempas kebelakang lalu pingsan. Melihat kejadian itu, membuat mata semua orang nampak kocar-kacir menyangka itu, adalah kutukan dari langit, atau kekuatan dari iblis atau segala macam.
"Apa yang kau~"Lu Bu memandang tajam pada Kirie, sementara Gadis itu tak mungkin menjelaskan kondisinya sekarang, bagi Lu Bu ini adalah hal yang wajar dimana tenaga sejata mesin, belum terlalu terkenal didataran Tiongkok, dan tampa basa-basi Kirie memotong perkataan sang Jendral.
"Bertanyanya nanti saja!,"Ucap Kirie mendesis mendekati wajah Lu Bu, sembari mengenggam pistolnya. "Intinya bawa aku, dari kekacawan ini,"Ucapnya kesal sembari memposisikan senjatanya kearah pemanah, akan tetapi media atas berkuda, keadaanya ini benar-benar tak bagus bagi seorang Gunner, apa-lagi posisinya seperti itu.
DOR!
Kirie berhasil menembakan peluru-jiwa, pada pemanah dibelakang yang siap menembakan anak-panah mengarah pada mereka berdua, tak hanya menyerang si-pemanah namun membuat beberapa orang disekitarnya, jatuh terpukul kebelakang.
SALH! SALH!
Sebuah sabitan tombak bermata naga, menebas kian kencang, bersamaan dengan ciprahan darah semakin mengenang, dari darah - darah tubuh musuh yang berjatuhan, karna diambil oleh singa buas yang sedang marah.
.
.
.
Beberapa jam bertarung dengan posisi seperti itu, barulah pertarungan dinyatakan menang dan akhirnya Lu Bu membawa Kirie keistana, dengan para-bala tentaranya yang masih hidup, tampa membuang waktu lagi. "Kenapa kau masih memposisikan aku dipangkuanmu!,"Desis Kirie tak nyaman, ia bahkan sudah berusaha melepaskan diri dari lelaki-besar itu, namun sia-sia, lelaki itu hanya diam tampa mengubris kemarahan Kirie sejak tadi.
Louyang
Sebuah Kerajaan yang dipimpin oleh Kaisar Xian pada masa itu, tengah duduk diatas singa-sananya sembari, meminum setuak anggur manis, hari-harinya ditempat yang nyaman tampa perlu terlibat perang terlalu jauh, benar-banar menjadi opininya Seorang lelaki berkedok kaisar yang sebenarnya adalah penguasa boneka di bawah kendalinya, dan (yang nantinya) penyebab memindahkan ibukota ke Chang'an di barat. Dan merampas kekuasaan negara, diperparah dengan tirani dan kekejaman, marah banyak loyalis dan menempatkannya ditempat tertinggi dan disegani, tapi nampaknya ia bisa menutupi kedoknya dengan sangat baik.*hehehe~ Spoiler*
"Apa Jendral Lu Bu telah kembali?!,"Tanyanya memainkan anggurnya dicangkir jemarinya. "Dong Zhuo!?,"Tanya Kaisar.
"Belum Tuan namun anda tenang saja, mata-mata kita sudah, memberi kabar jika dia akan segera akan kembali,"Ucap Dong Zhuo.
"Oh! Aku ingin segera mendapat kabarnya,"Ucapnya sembari tersenyum sinis.
Bersambung
Kamis-23-Juni-2016
Halo semuanya saya Lightning-Shun dan salam kenal(^_^)
Ada beberapa hal kenapa saya buat cerita ini, sebenarnya kenapa saya terpacu menulis cerita ini, karna saya baru main Dynasty Warrior online setelah sekian lama, saya gak main game itu, jadi saya membuat alur cerita seperti ini, semoga kalian menyukainya, dan akhir kata saya Lightning Shun sampai jumpa lagi di part kedua.
.
.
.
PROFIL
Nama :Shinzu Kirie
Kebangsaan :Jepang
Mata : Hijau-muda
Kulit : Putih-beras
Rambut : panjang hitam, sepinggul pony melebihi mata.
Tinggi :170
Usia : 19
Status : Agent-Scooll Tingkat F
Senjata : Katana, dan Aries-gun (Sniper atau Arow).
Triva : Kirie adalah sosok perempuan, yang tenang, namun sangat tomboy, membenci hal-hal Feminim, pecinta buku, selalu mengatakan apa adanya dengan cepat dan selalu tampil apa adanya. Dalam Triva ini OC Kirie adalah karakter-asli dalam Fanfic saya yang diakun bahasa Jepang, dan karna beberapa pertimbangan Saya jadi menaruhnya dalam cerita ini karna sesuai dengan karakternya. Singkatnya Kirie anak yatim piatu, yang hanya memiliki seorang bibi, bernama Chou dan setelah ikut diakademi Kirie memutuskan tinggal sendirian, dan hidup mandiri.
