hallo minna san ini cerita kedua saya saya memeng lah penulis baru tapi muudah mudahan minna menyukainya.
That Nerd Girl Whom I Love
Pair: SasuFemNaru and the other
Warn: typos, gender switch ,gaje, dan lainnya
Terlihat seorang siswi sedang berjalan melewati koridor sekolah untuk menuju kelasnya. Tak ia hiraukan keadan yang bising karena keramaian di sekelilingnya, menulikan telinga sembari terus berjalan menuju tempat tujuan yang kini ia lakukan.
Sebenarnya siswi itu cukup cantik jika saja tak ada bulatan kaca tebal yang terpasang apik melindungi iris aquamarinenya lalu tatanan rambut yang begitu klasik untuk gadis-gadis seusianya yang berbentuk kepangan serta baggy clothes yang menempel di tubuh mungilnya.
Yeah... Nerd itulah dia. Tapi seolah olah keindahan takan pernah habis dalam dirinya walau bagaimanapun ia buktinya, ia malah terlihat so cute dengan tampilan cupunya. Pipi chubby yang terhiasi goresan goresan samar di kedua pipinya seperti kumis kucing, lalu tubuh mungilnya terlihat bertambah mungil saat tenggelam dalam baju kebesarannya and for the last tatapan innocent dari sepasang manik biru yang terhalang bulatan kaca tebal menjadikan ia mahluk polos yang begitu menggemaskan dan membuat orang orang di sekelilingnya menahan diri untuk tidak memeluk dan mengecup pipi tembemnya. Karena di pastikan ia akan ketakutan dengan pelukan pelukan maut yang di tujukan padanya.
Ya kalau seperti itu persetan dengan kata cantik jika cupu saja sudah membuatnya how amazing.
.
Naruto atau tepatnya Uzumaki Naruto siswi manis tadi rupanya telah sampai di tempat tujuannya. Mata birunya berpendar melihat keadaan disekitar kelas yang ia tempati di tahun keduanya ini.
"ohayou minna!" sapa Naruto dengan suara overroarnya tak ia perdulikan delikan delikan tajam sebagian orang di kelas itu.
"tak perlu berteriak seperti itu sweety, aku akan tetap melihatmu sekalipun kau berbisik" balas salah satu siswa dengan kulit putih teramat pucat yang sedari tadi tanpa henti memberikan senyum anehnya.
"oh Naruto-kusayang, bisakah kau kecilkan suaramu kau sungguh telah memperindah pagiku yang cukup sulit ini." nasihat atau tepatnya sindir gadis dengan surai pinknya kepada seseorang yang sudah ia anggap sebagai adik untuknya.
"dan Sai hentikan senyum anehmu itu kau pikir kau menarik apa hah?" sembur Sakura pada sosok putih pucat itu.
"apa-apaan forhead kau jangan memarahi Sai-ku lagi pula ia sangat tampan dengan senyumannya ia kan Sai-kun?" seru Ino membela Sai sambil mengerling genit ala fans girl kearah Sai.
"tentu saja Ino-chan kau yang terbaik" balas Sai sambil tersenyum lebih manusiawi membalas kerlingan genit Ino.
"dasar pasangan aneh" komentar Kiba dengan nada mengejek kearah Sai dan menghampiri Hinata dengan senyum lebarnya yang di balas senyum malu malu dari sang Hime.
"mendokusei!" celutuk pemuda dengan rambut nanasnya sambil menguap menahan kantuk.
"hm..." Naruto hanya tersenyum, ia bahagia memiliki teman-teman yang begitu menyayanginya walau kadang kadang mereka mereka menyebalkan dan sering menjahilinya tapi ia tetap bersyukur. Meskipun ia hanya hidup sebatang kara tapi ia merasa suatu keberuntungan bisa mengenal mereka.
Naruto berjelan menuju bangkunya yang berada di deret tengah bersama dengan Hinata. Ia duduk diantara bangku Sakura-Ino dan Shikamaru-Kiba. Oh betapa beruntungnya ia karena mendapatkan bangku yang strategis untuk mendapatkan kejailan temannya.
Mata Naruto mulai terfokus berkonsentrasi menyiapkan diri untuk pelajaran yang akan ia terima saat mendapati keadaan kelas yang ribut perlahan mereda ketika bel berbunyi.
.
'tett'
'teett'
Suara bel berbunyi menggema di setiap koridor Konoha High School menandakan waktu bagi para siswa untuk beristirahat merehatkan pikirannya dari pelajaran pelajaran yang begitu memuakan bagi sebagian siswa.
Sementara itu di koridor daerah kelas yang ditempati Naruto begitu ramai dengan tawa yang menggema di sepanjang jalur itu.
Mari kita lihat apa yang terjadi di sana. Terlihat empat sosok gadis, tiga di antaranya sedang tertawa dan satu sosok lainnya yang tengah mengerucutkan bibirnya sebal. Naruto rupanya sosok yang tengah kesal itu ia berjalan lebih cepat mendahului teman temanya. Sambil menghentak hentakkan kakinya ia terus berjalan tanpa melihat keadaan sekitar karena sedari tadi hanya mendumel kesal.
'brukk'
Naruto tanpa sengaja menubruk seseorang, karena postur tubuhnya yang terbilang kecil di bandingkan dengan sosok dihadapannya jadi dirinyalah yang terjengkang kebelakang sementara sosok yang di tabraknya masih kokoh berdiri.
"ck dobe!" suara datar namun sarat akan ejekan mengalun menghampiri indra pendengar Naruto. Sudah di pastikan bahwa sosok itu adalah The Mighty Ice Prince of Konoha High School Uchiha Sasuke karena tak ada lagi orang yang memanggilnya dobe selain Sasuke seorang. Sebenarnya ia mengenal Sasuke di tahun pertama saat kelas Naruto dan kelas Sasuke di gabung untu mengadakan pagelaran seni. Hubungan keduanya tak bisa di katakan baik tapi tak bisa juga di katakan buruk, keduanya tak pernah akur selalu saja memperdebatkan hal hal yang spele bahkan bisa di katakan hal konyol.
"kau seharusnya bisa menempatkan panca indramu dengan tepat dobe. Apakah empat mata bagimu belum cukup untuk melihat seseorang yang berada di hadapanmu, heh?" lanjut Sasuke sakarstik.
"kau saja yang tak mau menyingkir, dasar teme aho!" balas Naruto sengit ia tak terima dengan pernyataan Sasuke yang begitu menyebalkan.
"hn terserahmu saja mata empat."
"Yaa! Dasar ayam!" Naruto yang merasa kalah dalam perdebatan ini hanya terdiam keningnya berkerut saat memikirkan strategi apa yang akan ia gunakan untuk memgalahkan Sasuke.
"oh ya teme." Naruto kembali memanggil Sasuke saat ide terlintas dipikirannya.
"hn"
"aku ingin mengajukan sesuatu hal, bagaimana jika kita bertaruh di turnamen volly nanti?"
"hn?"
balas Sasuke dengan nada heran lalu Sasuke memegang siku Naruto dan mengangkatnya tinggi tinggi.
"badan sekurus ini? Ingin bertarung denganku?" tanya sasuke remeh dan di balas oleh tatapan tajam Naruto.
" jangan remehkan aku ya teme. Begini begini aku kuat!" Naruto menjawab Sasuke dengan menggebu-gebu ia sebal di anggap tak mampu oleh Sasuke padahal jika ia berjuang lebih keras lagi ia yakin bisa mengalahkan Sasuke walaupun entah kapan hal itu terjadi.
"hn baik, tapi kali ini aku yang menentukan persyaratannya."
"oke aku terima, memang apa persyaratannya teme?" tanya Naruto polos sambil memiringkan kepalanya.
"persyaratannya jika aku kalah aku akan memakai kostum aneh rekomendasimu dipesta kostum tahun kemarin seharian penuh." mendengar hal itu senyuman terkembang di wajah Naruto ia dapat membayangkan betapa nistanya Sasuke saat memakai kostum itu seharian, dengan warna yang tak lazim bagi pria macho seperti dia serta aksen bunga bunga yang memenuhi costum itu. Ia yakin tak akan ada senyum angkuh simuka tembok yang menyebalkan itu dan jika senyum mengerikannya masih bertengger diwajah datarnya ia akan meragukan kenormalan pemuda Uchiha itu.
"Tapi..."
Naruto kembali mengatupkan bibirnya rapat saat mendengar suara Sasuke yang entah sejak kapan terdengar berat menari nari di telinganya. Ia menahan nafasnya saat wajahnya merasa hembusan nafas Sasuke, pemuda itu memperpendek jarak diantara keduanya hingga hanya tersisa beberapa centi.
"jika kau kalah, maka"
'cup'
Naruto berjengit kaget saat Sasuke dengan tanpa permisi mengecup pelan bibir Naruto. Oh ia tak tau seperti apa wajahnya saat ini, ia merasakan panas di wajahnya saat melihat banyaknya siswa siswi dilorong ini dan ia merasa wajanya bertambah panas ketika para siswa disana hanya menatap dirinya dengan tatapan 'what the...!' bahkan teman temanya pun hanya mampu membuka mulutnya tak menyangka dengan kejadian ini, ia begitu malu ya malu tak terkira.
Tak berapa lama suara berat Sasuke kembali mengalun menghiasi keheningan yang tercipta dikoridor yang mereka tempati.
"kau harus menjadi pesuruhku dalam batas waktu yang ku tentukan."
'oh my...'
Naruto hanya bisa meratap dalam hati setelah pernyataan itu baru saja terucap dari bibir temebebeksialan itu. Ia juga sedikit merutuki entah itu kepolosannyakah atau kebodohannya untuk menerima persyaratan Sasuke tanpa mengetahui apa akibatnya.
'god, can it be worse again?'
..
..
..
Waktu bergulir begitu singkat, penguasa siang pun kini telah beranjak tergantikan oleh kelamnya kegelapan. Ya, siang telah berganti menjadi malam.
Aktivitas yang begitu padat kini berangsur angsur lenggang apalagi malam tengah menunjukan semakin larut.
Berbeda dengan suasana kota Tokyo yang perlahan mulai sepi maka disalah satu tempat didistrik elit yaitu distrik Konoha tepatnya di sebuah bangunan dengan gaya ghotic yang cukup kental bernamakan Angelic Club terasa semakin panas.
Hinggar bingar suasana bar Angelic ini semakin larut semakin kentara. Terlihat salah seorang waitres yang begitu mencolok ditengah temaramnya lampu bar, ia tampak memukau dengan baju waitres gaya ghotic lolli dengan rok hitam setengah paha yang mengembang di tambah apron putih yang melingkar di sekitar pinggang ramping waitres cantik itu menjuntai menutupi rok bagian depan dan di permanis dengan hiasan renda renda disekitar bajunya.
Namun ketika malam tengah berada dipuncaknya seorang waitres bak dewi tadi nampak menghilang dan tergantikan oleh sosok yang sama yang kini tengah berada diatas panggung.
Pakaian ala ghotic tadi kini berganti dengan black chunky tank di lapisi sexy red Tee crop model off shoulder bertuliskan 'burn me down' yang mengekspose salah satu bahu indahnya. Kaki jenjangnya terlapisi black hot pants berbahan denim memperlihatkan kulit putih bak salju dan untuk sepatu ia memakai boots wedges hitam. Rambutnya ia ikat tinggi menyisakan beberapa helai disekitar wajah cantiknya.
Jika tadi, sosok waitres terlihat begitu cantik anggun dan terkesan inncent berbeda dengan gadis ini tetap cantik but more Rock'n Roll.
Sebenarnya sosok tadi tak sendirian ia di temani tiga rekan lainnya. Setelah di rasa semua telah siap mereka menempati posisinya masing masing.
Kini terlihat sebuah band atas nama angelic club dan juga khusus bagi club ini semata, tengah berdiri di atas panggung siap bernyanyi menghibur dan membakar euphoria yang makin menjadi.
Sosok gadis itu tampak memejamkan matanya, mencoba menenangkan degup jantung yang bertalu talu. Walau menjadi vokalis bukanlah yang pertamakalinya bahkan hal ini menjadi rutinitas keseharian disini tapi , rasa gugup itu masih tetaplah ada.
Masih dengan mata terpejam dan menunduk, gadis itu mendengar rekannya berbisik pelan memberi tanda.
"let's play now..."
"...Kitsune."
dan kepala yang menunduk dengan mata yang terpejam kini mendongak menatap penuh keyakinan memperlihatkan sepasang iris biru jernih sewarna saphire yang mampu menjerat siapapun yang menatap nya.
TBC
yosh hanya segitu aja minna san sampai jumpa lagi jaa ne
