Hai minna~

Salma kembali dengan cerita yang penuh ke gj-an!

Sebenernya, Ko Ko Ni Iruyo! adalah manga buatan Ema Toyama.

Tapi, saya versikan ke Eyeshield 21.

Ceritanya mungkin agak sama.

Tapi pasti ada yang sedikit beda! :D

Bagi yang belum ngerti ceritanya, liat saja di Onemanga atau Nakayoshi volume 58!

-xxx-

Kokoni Iruyo!

Genre: Friendship/Romance

Rated: T

Disclaimer: Eyeshield 21 by Riichiro Inagaki and Yusuke Murata, Ko Ko Ni Iruyo! by Ema Toyama.

Warning: Typo, Gj, Abal OC, OOC

and The Sun

-oOo-

Sudah lama aku menunggu….

Dalam dunia yang gelap gulita…

Menunggu orang yang menemukanku…

Ko Ko Ni Iruyo!

Chapter 1: Himawari and The Sun

-xxx-

"Hei, hei! Kemarin lihat Sinetron nggak?" tanya seorang perempuan berambut panjang bewarna ungu. Azuka Otani.

"Iya! Aku lihat! Sedih banget ya. Pemeran utamanya meninggal!" jawab seorang perempuan lagi. Dia berambut pendek dengan warna kuning. Nagisa Yanagisawa.

"Gara gara sinetron itu, aku sampai lupa mengerjakan pr ku loh!" sambung seorang perempuan kecil berkucir dua warna merah. Momoka Mori.

"Alasan! Aku nggak bakal ngasih liat pr ku!" ucap Azuka ditemani candaannya. Ketiga perempuan itu serentak tertawa.

"Eh, ngomong ngomong ini kursi siapa?" tanya Nagisa sambil menunjuk ke sebuah bangku yang dia duduki.

"Itu kursiku…" ucap seorang penghuni(?) bangku itu. Tapi keberadaannya tidak pernah dipedulikan oleh orang lain. Sehingga Nagisa, Azuka dan Momoka tak mendengarnya.

"Nggak tahu. Kayaknya dia belum datang." Jawab Azuka cuek dengan bangku yang diduduki Nagisa. "Terus, setelah itu…" tanya Azuka balik kepada Nagisa.

"Eh? Sebelahku?" tanya Nagisa. Lalu Nagisa memutar kepalanya. "Eh?" Nagisa heran dengan seorang perempuan berambut biru yang daritadi berada di sebelahnya. Dia terlihat sangat murung. Nagisa, Azuka dan Momoka kaget.

"Uwa!" serentak Nagisa, Azuka dan Momoka berteriak kaget.

"Eh? Ada apa?" tanya perempuan itu. Dia heran dengan sikap Nagisa dan temannya. "Er.., aku cuma mau menaruh barang…." Kata gadis itu dengan wajah agak ketakutan.

"Kalau ada orangnya, bilang dong!" bentak Nagisa samil memundurkan langkahnya dari gadis itu.

"Jadi ini bangkunya Suzukawa toh.." ucap Azuka mengambil tindakan yang sama dengan Nagisa.

"Eh? Mau kemana? Pakai saja bangkuku.." gadis itu mencegat mereka pergi keluar. "Dan namaku bukan Suzukawa.." tambah gadis itu. Sayangnya dihiraukan oleh Nagisa dan temannya.

"Nggak usah! Kami keluar saja!" ujar Nagisa sambil melambaikan tangannya ke gadis rambut biru itu.

"Iya. Terimakasih ya!" tambah Azuka. Mereka pun langsung keluar. Mereka membisik bisikkan gadis itu.

"Ternyata dia toh! Aku sama sekali nggak melihatnya loh!" ucap Nagisa.

"Iya! Aku juga nggak mendengarnya! Padahal jarak kita dekat!" lanjut Momoka.

"Tapi, dia sama sekali tidak menonjol ya.." tambah Azuka. Nagisa dan Momoka hannya mengangguk setuju sambil tertawa.

-xxx-

Di tempat gadis itu. Gadis itu tampak tak menonjol dan selalu murung. Tak ada seorang pun yang menyambut kehadirannya. Karena dia sama sekali tidak menonjol.

Aku Suzuna Taki. Murid pindahan kelas 2 SMP Yamahoshi yang amat tidak menonjol. Keberadaanku selalu diacuhkan oleh semua orang.

Aku sama sekali nggak menonjol…

-Flashback-

"E..e.., saya mau pesan…." Suzuna mengangkat tangannya. Tapi sang pelayan tak menghiraukannya.

Pokoknya, nggak ada satu orang pun yang menyadari keberadaanku.

"Semua ada kan?" tanya seorang pemandu wisata di dalam bis. Bis itu mau berangkat.

"Tunggu!" Suzuna mencegat keberangkatan bis itu. Sayangnya tak ada yang menghiraukannya.

Waktu naik ke SMP, aku mencoba membuka momen baru. Ini dikarenakan penampilanku yang sederhana dan sama sekali tidak menonjol.

"Aku akan berteman dengan tiga orang!" batin Suzuna membulatkan tekadnya.

Tapi, itu hanya sebuah tekad yang takkan berhasil dicapai.

Tiba tiba ada sebuah kucing yang lewat di jalan raya. Suzuna hendak mencegatnya.

"Tolong berhenti! Ada kucing lewat!" teriak Suzuna sambil melambai lambaikan tangannya kea rah mobil itu. "Hoh…" Suzuna lega. Tetapi…

Brak!

Suzuna tertabrak oleh sebuah sepeda motor. Kata pengendara sepeda motor itu, dia hannya melihat kucingnya saja. Melainkan tidak melihat Suzuna. Alhasil, Suzuna cedera dan butuh istirahat total di rumah sakit.

-End of flashback-

Keberadaanku tak pernah disadari oleh seorang pun. Aku membutuhkan waktu 2 bulan untuk benar benar sembuh dari lukaku.

Tetapi, setelah 2 bulan aku absen, mereka semua sudah membikin sebuah kelompok. Kelompok dimana tak ada celah untukku masuk ke dalam kelompok itu. Kuakui, aku memang sangat tidak menonjol.

Itu semua bukan karena mereka sengaja tak berteman denganku.

Atau mereka ingin mengintimidasiku.

Karena itu aku nggak masalah, tapi…

Suzuna menghentikan pembicaraannya. Dia merenung sesaat. Mengesali hidupnya yang sangat sederhana ini.

"Hei lihat! Mereka berdua datang!" kata seorang murid.

"Ah! Betul juga! Hei!" lanjut seorang murid lagi. Aku langsung menatap ke sebuah jendela.

"Hei! Nanti terlambat loh!" ucap seorang murid.

"Iya! Toh gurunya mau dateng!" tambah seorang murid(lagi)

"Ini gara gara kamu telat Bangun, Riku!"

"Yah, tapi selamat, kan? Sena?"

"Baiklah! Kita lomba lari!"

"Ekh? Tunggu! Larimu cepat sekali!"

"Sena Kobayakawa dan Riku Kaitani. Mereka berdua sangat terkenal di sekolahku. Dengan adanya keberadaan mereka, sekeliling langsung cerah. Mereka bagaikan…Matahari!" batinku sambil tersenyum melihat mereka berdua.

"Gol! Aku menang!" teriak Sena yang menang berlari dengan Riku.

"Ukh! Kamu kan cepat! Sudah pasti kamu menang!" cetus Riku cemburut. Sena hannya bisa tertawa kecil.

"Ups!" Sena melihat mataku. Baru pertama kali ini aku bertatapan mata dengan mereka berdua. Aku malu.

"Hei! Bagaimana kalau kita voting kepopuleran Sena dan Riku?" tanya seorang murid perempuan.

"Boleh juga! Aku ikut!" tambah seorang lagi.

"Tentu saja Riku! Sena terlalu berat!" ucap seorang salah satu fans Riku.

"Eh? Jelas Sena yang menang!" tambah seorang fansclub Sena.

"Mereka sedang melakukan voting kepopuleran.." batin Suzuna.

"Eh, votingnya sama. Kurang satu orang lagi nih. Siapa ya?" tanya salah satu dari mereka.

"Eh! Itu aku!" cetus Suzuna dalam hati. "Aku kan anggota kelas 2-1.." lanjutku. "Aku harus ikut!.., Anu.. aku.." tambah Suzuna. Sekali lagi, omongan Suzuna tak dihiraukan.

"Ya sudahlah, Sena! Riku! Kepopuleran kalian seri lho!" kata seorang gadis yang tak mendengar pembicaraan Suzuna.

"Hei! Jangan gitu dong!" Riku protes.

"Taka pa apa kan? Hehehe.." jawab seorang murid lagi.

"Mungkin aku sendiri yang menyebabkan aku tidak menonjol.." desah Suzuna dalam hati. Suzuna kembali kerumah. Lalu mulai membuka blognya.

Aku mempunyai blog. Namanya adalah Himawari. Aku mulai menulis entri baru ke dalam blogku.

"Hari ini dan sekarang sama saja. Aku nggak bisa bicara sedikitpun. Apa aku tak bisa mempunyai teman, ya?"

Klik.

Kupencet sebuah komentar dari teman temanku. Yang pertama adalah Mega Pig.

"Mega Pig:

Itu tidak benar!

Keberanianmu masih kurang! Kalau begini terus, kamu akan sendirian selamanya lho!"

Komentar Mega Pig selalu benar dan tepat. Walaupun kata katanya sedikit kasar, aku tahu bahwa Mega Pig menghawatirkanku. Komentar selanjutnya dari Kuro Usagi.

"Kuro Usagi:

Jangan kawhatir…

Kalau ada kesempatan, aku pasti akan mendapatkan teman kok! Karena kamu berusaha setiap hari, pasti ada orang yang memperhatikanmu kok ^ ^"

Kuro Usagi adalah teman blog pertamaku. Kata katanya sangat lembut dan berarti. Aku sangat suka Kuro Usagi dan Mega Pig. Didunia maya, kami bisa memberikan komentar dengan nama samara kita. Tapi dalam dunia nyata, mungkin kita nggak akan bisa berbicara seperti ini. Mereka berdua sangat memperhatikan aku. Aku nggak pernah melupakan mereka berdua didalam hidupku. Sungguh membesarkan hati…

Andai saja itu dalam dunia nyata, mungkin sekarang aku tak begini….

"Hei! Kita nanti kesana yuk!"

"Iya! Habis pulang sekolah ya!"

Tapi itu hanya dalam dunia maya…

"Kembalikan bodoh!"

"Kalau mau, kejar aku!"

Dunia yang sangat berharga bagiku daripada dunia nyata…

Aku bangkit dari tempat dudukku. Aku ingin keluar. Pergi ke tempat teduh…

-xxx-

"Ah, tunasnya makin membesar! Ternyata bagus juga kalau ditempatkan di tempat matahari.." ucapku sambil melihat tunas bunga matahari yang mulai mucul. Aku menemukan biji bunga matahari. Karena merasa sayang, aku mulai menumbuhkannya di tempat yang banyak terkena sinar matahari.

Dibanding bersama teman teman, aku lebih memilih menyendiri di tempat yang teduh.

"Iya! Taruh di blog ah!" batinku sambil mengeluarkan ponselku.

Plash

Aku memotret tunas bunga mataharai itu. Aku tersenyum simpul.

"Hei Riku! Kembalikan tasku!" teriak Sena tiba tiba. Suzuna pun menoleh kea rah Sena.

"Kalau bisa, coba tangkap aku!" tambah Riku sambil memutar mutar tas Sena.

"Sena dan Riku ya…" seruku dalam hati. Riku melihatku dan menangkupku untuk menjadi tameng dari Sena. Sena pun segera mengikuti Riku.

Set…

Set..

"Kamu curang Riku!" bentak Sena dengan wajah memerah.

"Hehehe" Riku hanya tertawa. Dan aku hanya bisa bengong.

"Sedekat ini?" desahku dengan rona merah dipipiku.

"Riku! Dasar!" Sena memegang pundakku. Disana berada Riku, sayangnya Riku sudah pergi. Aku blushing seketika.

"Riku! Tunggu aku!" kata Sena sambil melihat temannya yang kabur.

"Wee" Riku hanya kabur dengan tas Sena.

"Maaf…" ucap Sena.

"Nggak apa apa.." jawabku sambil memalingkan pandanganku. Sena melihat bunga matahari yang aku pelihara.

"Ini…, kamu pelihara ya?" tanya Sena sambil melihat bunga matahariku.

"I.., iya" jawabku.

"Wah! Kamu hebat ya! Kalau aku, mungkin sudah mati.." puji Sena.

"Ah, biasa saja…" kataku sambil perlahan lahan pergi.

"Yah, tapi kamu merawatnya kan Suzuna?" tambah Sena.

"Eh, barusan dia bilang apa? Nama kecilku?" batin Suzuna kaget.

"Hei Sena! Aku sudah menangkap Riku!" kata seorang teman Sena yang menangkap Riku.

"Ukh!" Riku hanya sebal.

"Thanks" kata Sena berterima kasih.

"E.., kamu tahu namaku?" tanyaku. Tapi tak ada respon dari Sena. "Apa dia nggak dengar?" batinku kecewa.

"Eng? Tahu kok! Suzuna Taki kan?" jawab Sena sambil tersenyum simpul dan pergi dari hadapaku.

"Dia, tahu namaku?" aku senang. Aku segera ingin membuka blogku.

-xxx-

Memang seperti matahari…

Aku menulis tentang ini di blogku.

"Wah! Ini pertama kalinya aku bicara dengan dua teman sekelasku yang populer! Yang bersinar seperti matahari! Salah seorangnya, bahkan tahu namaku! Coba aku bisa seperti mereka.."

"Kayak orang dari dunia lain saja." Batinku senang. Aku lalu membuka komentar dari Kuro Usagi.

"Kuro Usagi:

Berusahalah!

Kesempatan besar pasti selalu ada di sampingmu! Sedikit keberanian, akan mengubah dunia!"

Aku terpaku dengan kata kata Kuro Usagi.

"Sedikit keberanian akan mengubah dunia"

-xxx-

Esok paginya.

"Oke, jangan protes. Setiap anak membikin kelompok. Setiap kelompok ada 4 anak. Ini untuk tugas membersihkan sekolah." ucap pak guru.

"Aduh.., gimana nih? Kan setiap kelompok aku pasti nggak ada. Lagipula mereka yang populer mau menggabungkan diriku yang sederhana?" ketusku dalam hati.

"Pak! Ini kelompoknya!" kata seorang murid sambil menyerahkan kertasnya.

"Mori, Otani dan Yanagisawa?" tanya pak guru itu, Aku teringat kata kata Kuro Usagi.

"Kesempatan besar pasti selalu ada di sampingmu! Sedikit keberanian, akan mengubah dunia!"

"E…, Anu pak!"

-xxx-

"Kenapa sih harus dapat gedung olahraga sih?" keluh Nagisa.

"Yah, ini semua karena Momoka. Padahal nggak jago suit tapi malah pengen suit!" tambah Azuka.

"Hehehe, maaf" Momoka tersenyum malu.

"Eh, bersih bersihnya sekedar saja. Toh paling nggak diperiksa.." lanjut Nagisa malas. "Eh?" Nagisa melihat ke arah Suzuna yang sedang mengepel.

"Suzumiya!" teriak serentak Nagisa, Azuka dan Momoka.

"Eh? Aku? Anu, nggak apa apa kok! Aku jago soal beres beres! Dan, aku sudah diperbolehkan masuk kelompok kalian.., jadi, aku juga harus bersih bersih semuanya! Dan, namaku Suzuna.." Suzuna gugup. Baru pertama kali ini dia berkelompok dengan Nagisa dkk.

"Hmph" Nagisa tertawa.

"He? Ada apa?" tanya Suzuna bingung.

"Suzumika ternyata orangnya asik juga ya!" kata Nagisa.

"Iya. Aku juga kaget. Kukira kamu mau nagis!" lanjut Azuka.

"Baru kali ini aku melihat orang seperti Sumikawa!" tambah Momoka.

"Eh?" batin Suzuna dalam hati.

"Yah, kita harus beres beres juga kan?" ucap Azuka.

"Oke! Aku mau bereskan bagian sana ya!" seru Nagisa.

"Ya udah, sampai di depan gerbang ya Sumikawa!" tambah Momoka.

"Eh? Barusan aku bicara? Dengan mereka ya?" batin Suzuna. "Kuro Usagi! Dengan begini, duniaku akan berubah!" seru suzuna. "Habis ini, bagaimana kalau aku ajak ngomong mereka ya? Lalu setelah itu, aku mengajak mereka berteman denganku!" Suzuna makin semangat. Suzuna tak sabar untuk berteman dengan mereka.

BRAK

"Eh?" Suzuna kaget dengan dobrakan pintu tadi.

"Lho? Ada apa?" tanya Azuka.

"Katanya kita boleh pulang" jawab Nagisa.

"Asik!" seru Momoka.

"Didalam masih ada Suzukawa?" tanya Azuka lagi.

"Entahlah" jawab Nagisa.

"Mungkin dia sudah pulang" tambah Momoka.

"Eh! Aku masih disini!" seru Suzuna sambil membuka pintu itu. Sayangnya pintu itu tidak terbuka.

"Yah, Suzumiya suka menyendiri ya.." seru Nagisa.

"Itu tidak benar!" Suzuna mendobrak pintu. Tapi tak berhasil

"Mungkin dia merasa terganggu jika didekati.." tambah Azuka.

"Kalian mendengarkanku kan?"

"Sebaiknya kita membiarkan dia sendirian.." lanjut Momoka.

"Kenapa kalian tak menyadari keberadaanku?"

-xxx-

Kalau diingat ingat, ini seperti kejadian itu..

Aku pernah main petak umpet dengan teman tetangga.

Aku bersembunyi disebuah pohon rindang.

Aku tak sabar untuk menunggu seseorang yang menemukanku..

Tetapi itu tak benar.

Aku sudah menunggu berjam jam

Tapi tak ada yang menemukanku.

Akhirnya aku pulang dengan air mata yang membasahi pipiku..

Ini sama seperti itu…

Tak ada yang mencariku

Tak ada yang mengerti aku

Tak ada yang ingat namaku…

-xxx-

Kenapa jadi begini?

Tapi aku sudah tahu itu..

Aku takkan pernah dicari..

Tapi..

Ini sungguh menyedihkan..

Sedih..

Kumohon..

'Tap'

Sadarilah aku!

'Brak'

Seseorang membuka pintu. Suzuna langsung melihat seseorang yang membukanya. Orang itu adalah Sena.

"Sena?" Suzuna menghentikan tangisannya.

"Suzuna? Kenapa kau ada disini?" Sena menghawatirkannya.

"Sena.., Sena!" Suzuna memeluk Sena tiba tiba. Suzuna menangis dipelukan Sena. Tak lama kemudian, Suzuna melepaskan pelukannya.

"Akh! Maafkan aku!" kata Suzuna sambil blushing. Sena memegang tangan Suzuna.

"Sudah lama aku memperhatikanmu.." Sena mengucapkan kata kata yang indah di telinga Suzuna.

"Eh?"

TE BE CE

Wah, lumayan panjang ya!-nggak ada yang nanya!-