SAKURA CAKES
Story by
Lisannabelle
NARUTO © Masashi Kishimoto
Prompt #48
SASUSAKUSARA FICTION
Summary :
"Sayang.. ano.. maaf hari ini aku akan seharian pergi bersama Ino, bersenang-senanglah di rumah bersama Sarada". Sasuke semakin memperdalam wajahnya di bantal besar miliknya. "Hn.. yahh" Sasuke menjawab dengan malas. Cicitan burung di luar sana masih merdu bernyanyi, sinar matahari pagi pun masih menghangatkan tubuh lelaki Uchiha pemalas yang masih terkapar di kasur besar berwarna biru tua itu sejak dua jam yang lalu istrinya, Uchiha Sakura pergi pagi sekali dengan kegiatan yang mendadak. Entah sejak kapan cicitan burung-burung tadi jadi terdengar seperti memanggilnya "Papa.. papa.. bangun.."
WARNING! AU, (MISS) TYPO, BAD EYD, ALUR TIDAK JELAS, DE EL EL
.
FOR S-SAVERS CONTEST : BANJIR TOMATCERI 2015
.
Sakura, cepatlah pulang.. ku mohon…
.
.
.
"Papa.. bangun.." Sasuke merasa tubuhnya tampak bergoyang di atas kasur, genggaman kecil sedang menarik-narik baju kaos tidurnya sedari tadi, tapi ia masih merasa berat untuk membuka matanya.
"Sakura.. jangan menggoda ku dengan panggilan papa seperti itu" gumam Sasuke pelan. Ia akan melanjutkan kantuknya kalau saja ia tidak kaget dengan suara setelah ini
"Ayo main" ajak suara itu dengan lembut dan bahkan seperti kekanakan. Sejak kapan Sakura jadi semanja ini. Tunggu, Sasuke menyadari sesuatu.
"Papa, main boneka katak" pinta gadis kecil sambil memainkan boneka-boneka katak kecil yang sudah berhamburan membelakangi punggung Sasuke. Tangan mungilnya memencet boneka-boneka katak itu dengan riang, menimbulkan bunyi decitan seperti boneka bebek di kamar mandi. Bahkan kali ini suara decitan berisik boneka katak itu sudah membuyarkan cicitan burung-burung pagi yang bernyanyi. Ahh.. hancur sudah hari minggu Sasuke untuk bermalas-malasan.
Sasuke bangun dari tidurnya secara gontai, ia menatap Uchiha kesayangannya yang masih asik membuat suara decitan dengan boneka-boneka katak kesayangannya. Ia tersenyum simpul memandang gadis kecilnya yang sudah beranjak usia tiga tahun tumbuh menjadi anak yang imut, warna rambut dan iris mata onyx menyerupai dirinya dan senyuman paling indah milik istrinya bahkan anak ini warisi. Benar-benar perpaduan sempurna dari seorang Uchiha Sasuke dan Sakura. Sasuke menghentikan lamunannya sesaat setelah menyadari kalau ia sedang di pandangi oleh gadis kecil di depannya. Sorot mata besarnya yang imut itu tampak sedang menunjukkan dirinya berpikir sejenak mengenai Sasuke. Gadis kecil itu kemudian tertawa dengan girang dengan sendirinya.
"Papa.. jelek" celetuknya riang tanpa tahu rasa bersalah dan melempar boneka katak kecil miliknya yang berwarna merah ke sembarang arah. Sasuke mengernyitkan dahinya dan baru saja menyadari kalau rambut pantat ayam miliknya sedang berantakan, pantas saja membuat gadis kecilnya tertawa. "Astaga.." batinnya frustasi, ia mulai berpikir apa yang akan dilakukan seharian bersama gadis kecilnya di rumah tanpa Sakura.
"Papa.. Sarada lapar" gadis kecil di depannya tampak menunjuk mulutnya yang terbuka lebar. Sasuke kembali berpikir dengan malas, rasanya ini lebih berat dari pekerjaannya di kantor.
.
.
Sasuke menggendong Sarada sambil membuka beberapa lemari di dapur, bagaikan seperti bajak laut yang mencari harta karun di sebuah lemari, bahkan di lemari pendingin pun tidak ada. "Astaga, Sakura tidak sempat memasak apapun pagi ini, huh?" tanya nya frustasi dalam hati. Ia bahkan hanya menemukan sekotak biskuit balita rasa vanilla dan meraihnya. Setelah mendudukkan Sarada di meja makan khusus, ia memberikan biskuit rasa vanilla itu pada gadis kecil kesayangannya yang menyambut dengan antusias bagaikan diberikan setumpuk batangan emas.
"Ewek, dingin papa" Sarada menampakkan wajah kecutnya sambil memandangi biskuit vanilla yang baru segigit ia mainkan. Oh tidak, Sasuke lupa kalau biskuit itu baru saja ia keluarkan dari lemari pendingin. Gigi-gigi kecilnya mungkin sedang nyilu sekarang. Grukk~ bagus, kali ini Sasuke yang merasakan perutnya yang keroncongan. Sarada sekarang memainkan biskuit vanilla dan menggenggamnya dengan erat.
"Sarada, tunggu sebentar yaa.. papa akan membuatkan susu untuk Sarada" Sasuke menepuk pelan puncak kepala Sarada. Ia segera berbalik, menyalakan api sedang dan merebus air. Tangannya dengan sigap meraih sekotak susu vanilla yang berada di ujung meja. Ia memasukkan dua takar sendok susu vanilla tersebut dan mencampur nya dengan air hangat pada gelas balita milik Sarada. Sasuke mungkin tidak mengerti soal memasak tapi ia cukup bisa diandalkan jika hanya harus membuat susu hangat untuk Sarada. Sasuke selalu bangga kalau membuatkan segelas susu untuk Sarada, apalagi jika Sakura memujinya setelah itu. Ahh.. ya benar juga, Sakura sedang tidak ada di rumah saat ini. Ia berbalik kembali untuk menghampiri putrinya yang daritadi tidak menimbulkan bunyi apapun.
Sebelah mata Sasuke berdenyut memandang lurus keadaan sekitar putri nya sekarang. Serpihan biskuit-biskuit itu berhamburan di lantai, bibir bahkan baju Sarada juga belepotan oleh noda basah dari gigitan biskuit Sarada sendiri. Sasuke tak menyangka kalau sekotak biskuit tadi berhasil di raih Sarada saat ia tadi tengah sibuk membuatkan susu hangat. Sasuke meletakkan susu yang tadi dibuatnya jauh dari jangkauan Sarada. Ia mulai duduk disebrang tempat duduk Sarada dan berpikir, seharusnya tadi ia memasangkan Apron agar noda belepotan tadi bisa dihindari mengenai baju Sarada. Sasuke menghela nafas lalu berjalan mengambil Apron kecil berwarna merah. Sarada begitu bahagia sampai tertawa keras ketika Sasuke memakaikan Apron itu pada nya.
"Itu.. itu.." Sarada mengarahkan jari telunjuk mungilnya ke atas kulkas. Sasuke berjalan mendekati kulkas dan mendapati sebuah buku resep kue diatas kulkas, ia meraihnya dan mendekatkan buku itu pada Sarada. Bahkan putri kecil nya lebih tahu letak suatu benda di rumahnya, ketimbang dirinya sendiri.
"Ini? Kau mau ini?" tanya Sasuke bingung memperlihatkan buku resep tersebut didepan putrinya. Sarada hanya tertawa menanggapi pertanyaan papa nya. Apa mungkin Sarada berpikir mereka akan mulai membuat sesuatu karena barusan ia dipakaikan sebuah Apron, pikir Sasuke. Sarada meraih buku resep tersebut dan membuka lembaran secara asal. Matanya tampak berbinar dan membulat ketika melihat sebuah halaman dengan judul 'Kue Sakura'. Sarada menghentakkan kedua tangannya ke lembaran buku tersebut.
"Hhh.. baiklah.. baiklah.. papa akan mencoba membuatnya" Sasuke mendesah pelan, sebenarnya ia tak begitu ingin melakukan ini tapi begitu ia melirik jam dinding yang menunjukkan tengah hari mungkin ia harus membuat sesuatu untuk mengisi perutnya juga. Sasuke berjalan mendekati gantungan sebuah Apron berwarna pink yang biasa Sakura pakai ketika memasak. Wajahnya memerah sendiri ketika memakai Apron tersebut, apalagi ini berwarna pink. "Sakura.. cepatlah pulang, ku mohon" batin Sasuke sambil mempersiapkan beberapa bahan dan peralatan.
Seperti sebuah mantra, saat itu juga terdengar pintu depan telah dibuka oleh seseorang, tak lama pintu itu terdengar seperti tertutup lagi. "Aku pulang" teriak seorang perempuan dari arah ruang depan. Sosok lembutnya akhirnya berada di dapur. "Ya ampun.. berantakan sekali" pekiknya kaget melihat keadaan dapur, ia kemudian mencium kening Sarada dengan lembut.
"Hn, kau bilang akan seharian?" tanya Sasuke yang sekarang tengah mencampur tepung terigu dengan setengah sendok baking powder dan setengah sendok baking soda.
"Untungnya tadi Sai melepon Ino karena Inojin merengek ditinggal lama, jadi aku pulang cepat.. eh.. ups..uhm" Sakura menghentikan kalimatnya, barusan tadi ia seperti menahan tawanya. Geli sekali. Melihat Sasuke memakai Apron berwarna pink.
"Jangan tertawa seperti itu" sahut Sasuke sigap. "Kami dalam masa kritis karena kelaparan, kau tidak sempat memasak dan tadi anak kita dengan tertawa girang ingin aku membuat kue dari buku itu" Sasuke membalikkan wajahnya untuk menatap Sakura sebentar. Ya ampun, wajahnya seperti orang yang tidak makan tiga hari saja. Sakura terkekeh geli dengan ekspresi suaminya.
"Baiklah, akan ku bantu. Mau membuat apa?" Sakura mendekati Sasuke sekarang. Ia mengikat tali belakang Apron yang di pakai Sasuke, ternyata suami nya itu lupa mengikatnya atau mungkin Sasuke saja yang memang tidak tahu bagaimana memakai Apron.
"Hn, Kue Sakura di buku resep kue itu" jawab Sasuke.
"Kau siapkan saja panci kukusnya, biar ini aku yang tangani" Sakura merebut posisi Sasuke sekarang. Yah, setidaknya Sasuke bisa sedikit bernafas lega. Kalau Sakura tidak datang, mungkin ia akan membuat sebuah kue dengan rasa terburuk yang pernah ada. Setelah Sakura selesai membuat karamel, tangannya dengan cekatan sekarang mencampur telur dan gula pasir dengan mixer. Ia berhasil dengan sempurna membuat adonan tadi mengembang. Sakura mulai mengurangi kecepatan mixernya dan memasukkan karamel yang sudah ia buat, memastikan adonannya tercampur sampai rata.
"Setelah itu memasukkan tepung terigu ini bukan?" tanya Sasuke mendekati Sakura dan membawa semangkok tepung terigu sesuai takaran.
"Ahh.. sejak kapan kau jadi pintar memasak Sasuke-kun?" tanya Sakura dengan raut wajah yang menggoda.
"Tidak, aku hanya melirik sebentar cara membuat nya tadi" sanggah Sasuke sambil melirik Sarada yang mulai mengantuk di tempat duduknya.
"Kalian belum mandi ya? Sebaiknya kau dan Sarada mandi dulu, kue nya juga perlu dua puluh menit untuk di kukus, aku pastikan setelah kalian selesai mandi kue nya sudah siap" ucap Sakura dengan riang. Sasuke memandangi istrinya yang bahkan belum mengganti pakaiannya sedari pulang tadi. Sasuke melepas Apron yang di pakainya, kedua tangannya dengan lembut memakaikan Apron itu pada Sakura.
"Sakura.. kau cantik" gumam Sasuke memandangi istrinya lagi. Semburat merah bisa Sasuke lihat di wajah istrinya sekarang. Yah.. memang cantik. "Kau selalu menjadi seorang istri dan ibu yang hebat bagi kami" sambung Sasuke setelah terdiam beberapa saat. Sakura tidak dapat membayangkan bagaimana mukanya saat ini, mungkin sudah seperti semerah kepiting rebus.
"Sudah sana mandi" ucap Sakura sambil mendorong pelan punggung suami nya. Sasuke terkekeh geli karena berhasil menggoda Sakura, ia menghampiri Sarada dan mengajak Sarada untuk mandi dengan trik khusus. Sarada yang tadi nya mengantuk wajahnya mulai berseri setelah mendengar suara decitan dari boneka katak kesukaannya yang di mainkan oleh Sasuke.
Sakura mulai mengoles mentega pada cetakan kue berbentuk seperti bunga sakura itu. Sesekali ia tertawa pelan ketika mendengar suara gaduh Sasuke dan Sarada di kamar mandi. Sarada mungkin banyak mentertawakan Sasuke, entah apa yang lucu sampai Sarada menjadi tertawa segirang itu. Sasuke mungkin sedang mengajak Sarada bercanda dengan membuat ekspresi wajahnya yang konyol. Hampir saja Sakura memasukkan adonan kue pada cetakan secara berlebihan saking membayangkannya. Setelah memasukkan semua cetakan kue yang sudah berisi adonan tadi ke dalam panci kukus, Sakura sadar ini sudah waktu makan siang. Tentu saja ia tidak akan membiarkan keluarganya hanya menyantap beberapa kue, apalagi mereka tidak makan pagi, Sakura akan membalas kesalahannya.
.
.
"Kau membuat makan siang juga?" tanya Sasuke kaget melihat beberapa masakan yang sudah siap di atas meja makan. Bahkan matanya berkaca-kaca saking fokusnya memandang sup tomat kesukaannya. "Kau membuat semua ini dengan cepat Sakura?" tanya Sasuke lagi dengan nada tidak percaya.
"Inilah hebatnya seorang istri" jawab Sakura dengan mantap sambil menepuk lembut Apronnya.
"Selamat makan" mereka menyantap makan siang itu dengan bahagia. Sempurna sekali, makan siang kali ini ditutup dengan kue kukus berbentuk sakura. Rasanya tidak terlalu manis, manisnya tepat di lidah Sasuke. Sarada tidak salah memilih dengan asal ingin di buatkan kue ini, apalagi Sakura, ia dengan sempurna membuat rasanya seperti rasa manis kesukaan Sasuke. Sakura tampak menyuapi sedikit kue kukus buatannya pada Sarada. Sasuke mungkin salah sudah berpikir bahwa ini akan menjadi hari Minggu nya yang berantakan, justru ini menjadi hari Minggu yang menyenangkan karena dapat bersama kedua orang yang begitu disayanginya walaupun hanya di rumah. Setelah merapikan dapur dan mencuci piring, Sakura berjalan menuju kamar, mengganti pakaiannya dan merapikan mainan Sarada yang berantakan di atas kasur mereka.
"Ia sudah tertidur" ucap Sasuke memasuki kamar sambil menggendong Sarada. Dengan hati-hati Sasuke merebahkan tubuh mungil putrinya diatas kasur. "Kau juga sebaiknya istirahat Sakura" pinta Sasuke yang sudah duduk di atas kasur.
"Iya, kita sebaiknya juga istirahat" Sakura mulai merebahkan tubuhnya disamping Sarada, begitu juga Sasuke. Hampir saja Sasuke mulai memasuki alam bawah sadarnya saking mengantuknya, kalau saja Sakura tidak menceletuk
"Sasuke, mungkin nanti aku harus membeli Apron untuk mu. Akan ku belikan warna biru, atau warna pink ya? Sepertinya kau lebih cocok memakai Apron dengan warna pink" celetuk Sakura saat mereka mulai dilanda rasa mengantuk.
"Sakura.." sahut Sasuke dengan nada memelas sekaligus malu. Bisa-bisanya Sakura masih membayangkan dirinya memakai Apron pink tadi saat mereka sama-sama hampir tertidur. Yah.. kali ini, Sakura lah yang berhasil menggoda Sasuke.
.
The end
.
Heyya~ Kue Sakura dalam fic ini terinpirasi dari kue Indonesia loh (sepertinya). Author iseng cari ide kue buat dijodohin sama prompt BTC yang author pilih. Hehe semoga nyambung aja ya. Fic ini untuk memeriahkan Event S-Savers yaitu BTC 2015. Semoga semuanya suka ^ _ ^)
