THE CONTRACT

Title : THE CONTRACT

Writer : Pinkiess

Rated : T+

Genre : Romance, Drama, Friendship, Family

Casts : Oh Sehun, Xi Luhan, Park Chanyeol, Byun Baekhyun

Semua casts disini milik diri mereka masing-masing, kedua orang tua, entertainment mereka dan Tuhan. Dipakai hanya untuk mengisi casts di FF ini.

Warning : GS, OOC, typo(s), bahasa non baku

Cerita di FF ini hanyalah fktif belaka, imajinasi liar saya saja. Jika ada kesamaan nama, tempat dan kejadian itu merupakan ketidaksengajaan saja. Saya tidak suka dengan yang namanya plagiat. So dont be a plagiator!

**** Pinkiess Presents ****

Tik tik tik

Suara detik jarum jam itu masih terus memenuhi ruangan yang hanya di terangi cahaya bulan dari balik jendela yang terbuka di sisi kanan ruangan itu. Angin malam terus berhembus masuk karena pintu jendela itu sengaja di buka. Ruangan itu sebenarnya sangat besar sayangnya sangat terlihat berantakan. Terdapat sebuah sofa berwarna merah darah di sudut kiri ruangan yang ternyata adalah sebuah kamar tidur ini dipenuhi berbagai macam lembar kertas yang bertebaran seperti habis tertiup angin. Tepat di tengah ruangan juga terdapat sebuah tempat tidur besar berukuran king size dengan sprei berwarna putih yang sudah tak beraturan letaknya. Selimut tebal berwarna serupa terlihat menggumpal di tengah tempat tidur itu seperti membungkus sesuatu. Terlihat ada sesuatu yang bergerak dari dalam selimut itu diiringi suara decitan tempat tidur. Suara-suara lain pun mulai bermunculan memenuhi ruangan gelap dan berantakan itu.

"Pergi! Pergi! Menjauh dariku!"

"Menjauh dariku! Aku muak dengan kalian semua! Menjauh!"

Pergerakan di dalam selimut itu pun akhirnya berhenti dengan diakhiri sebuah teriakan seseorang. Seseorang yang di ketahui adalah namja itu membuka selimut tebal yang menutupi tubuhnya. Seluruh wajah dan tubuhnya sudah di penuhi dengan keringat. Nafasnya pun tersengal tak beraturan. Penampilannya persis seperti seseorang yang baru saja ikut lari maraton melihat wajahnya yang sudah memucat dan penuh dengan keringat. Ia segera mengambil segelas air yang selalu Ia siapkan di meja nakas di samping tempat tidurnya dan meneguk air itu. Ia menghabiskan segelas air itu hanya dalam satu tegukan saja kemudian meletakkan kembali gelas kosong kembali pada tempatnya semula.

Drrtttt Drrttt Drrrttt

Tiba-tiba terdengar suara getaran yang berasal dari salah satu meja nakas di dekat tempat tidur yang masih di tempati namja tadi. Suara getaran itu sungguh mengganggu. Namja itu lalu mengambil sebuah kaca mata berbingkai hitam dan mengenakannya sebelum mengambil smartphone miliknya yang ternyata terus bergetar. Helaan nafas panjang terdengar saat namja itu melihat layar sentuh smartphonenya yang menunjukkan nama seseorang yang menelponnya.

Pipp

"Ne?"

-OH SEHUN! EODIGA? NEOOOO?-

Namja yang dipanggil Sehun itu segera menjauhkan smartphonenya dari telinganya ketika mendengar teriakan dari sang penelepon. Ia sangat mengenal suara itu, suara sahabat sekaligus merangkap menjadi manager dan asisten pribadinya sementara selama beberapa bulan belakangan ini. Ia tahu pasti ada sesuatu yang terjadi hingga membuat sahabat-manager-asistennya jadi histeris seperti itu dan Ia sebenarnya Ia juga sangat malas diganggu malam-malam seperti ini apalagi jika ini menyangkut masalah pekerjaan. Ia muak dengan seluruh pekerjaannya. Yang Ia butuhkan saat ini adalah istirahat dan menenangkan pikirannya.

"wae? Ada apa? Kenapa teriak seperti itu? Aku masih bisa mendengar dengan baik." keluh Sehun sambil mengusap telinga kirinya yang sedikit berdegung.

-Aish tak usah banyak alasan! Dimana kau sekarang? Apa kau lupa jika sekarang kau harus datang ke acara blablablabla...-

Sehun hanya menghela nafasnya dan tak berniat mendengarkan perkataan sahabat-manager-asistennya itu.

-YA OH SEHUN! Apa kau mendengarku?-

"hmm"

-Ck sekarang cepat kau kesini sebelum aku...-

PIPP

Sehun segera memutuskan sambungan teleponnya. Ia sangat malas mendengar kelanjutan pembicaraan yang Ia sudah tahu ujungnya, pasti tak jauh dari masalah pekerjaan. Ia segera melepaskan baterai di smartphone miliknya dan melemparkannya ke segala arah. Ia tidak perduli asistennya akan memarahinya atau apa yang jelas Ia benar-benar sedang tak berniat untuk melakukan apapun selain istirahat. Ia lepaskan kacamata berframe hitam miliknya dan meletakannya di atas meja nakas lalu kembali berbaring di tempat tidurnya.

"Haaahhh aku mengantuk. Aku ingin tidur saja." ujar Sehun entah kepada siapa dan memejamkan matanya, menarik selimutnya dan siap untuk masuk ke alam mimpinya.

.

.

.

Bugh Bugh Bugh Bugh

Seorang namja menggeliat di dalam posisi tidurnya saat mendengar suara gaduh yang berasal dari luar kamar tidurnya. Meski merasa terganggu, namun Ia sama sekali tak berniat untuk bangkit dari posisi tidurnya. Ia masih sangat mengantuk.

Bugh Bugh Bugh Bugh

"Ishh ada apa sih? Siapa yang berani mengganggu tidurku?" gerutunya kesal dan menutup kedua telinganya dengan bantal berharap bantal itu dapat meredam suara gaduh yang berasal dari luar kamar tidurnya.

Bugh Bugh Bugh Bugh

"OH SEHUN CEPAT BUKA PINTUNYA! ATAU MAU AKU DOBRAK PINTU INI, HAH?" teriak seseorang dari luar membuat Sehun membelalakan matanya. Ia sangat mengenal suara siapa itu, itu adalah suara sahabat-manager-asistennya. Dengan malas Sehun pun bangun dari tidur lelapnya dan berjalan lunglai ke arah pintu kamarnya.

"Ck kau ini benar-benar Oh Sehun! Semalam kau kemana? Kenapa kau blablablabla..."

Sehun sama sekali tidak mendengarkan ocehan dari sahabat-manager-asistennya itu. Ia berjalan masuk ke dalam kamarnya kembali dan membaringkan dirinya di atas tempat tidur nyamannya. Sementara sahabat-manager-asistennya itu masih saja terus mengoceh meski Ia tahu Sehun tidak mendengarnya. Ia sangat tahu akan sifat Sehun yang sudah sejak lama dikenalnya.

"hyung berhentilah mengoceh... kau berisik sekali hyung!" keluh Sehun yang lama-lama merasa terganggu karena sahabat-manager-asistennya masih saja belum berhenti mengoceh.

"Ck kau ini! Aku hanya ingin bertanya padamu. Kenapa kemarin malam kau tidak datang?" tanya namja tinggi dengan kacamata yang hampir serupa dengan kacamata milik Sehun yang bertengger manis pada hidung mancungnya. Sehun hanya bersikap acuh tak berniat untuk menjawabnya sama sekali.

"Haaaahhh Kau tahu? Aku harus berurusan dengan produser cerewet itu karena keabsenanmu! Sungguh menyusahkan kau ini, Ck! Dan kau sudah menyia-nyiakan kesempatan besar untuk masa depan karier keartisanmu!" ujar namja tinggi itu dengan menggebu-gebu. Ia kemudian mengeluarkan Pad nya.

"Aish sudahlah Chanyeol hyung... kan sudah aku bilang aku sedang tidak ada mood untuk kerja beberapa bulan ini. Jadi tolak saja semua tawaran pekerjaannya! Aku lelah! Aku ingin istirahat! Apa hyung sudah selesai bicara? Kalau sudah, bisa kan hyung tinggalkan aku sendiri? Aku ingin tidur lagi hyung, aku ngan-"

Sahabat-manager-asisten Sehun yang bernama Chanyeol itu langsung kembali mendekat ke arah Sehun dan segera menjewer telinga kanan Sehun dengan cukup keras membuat Sehun berteriak kesakitan dan bangkit dari posisi terbaringnya.

"Yak! Dasar pemalas! Kau sudah terlalu lama beristirahat dan banyak menolak tawaran pekerjaan! Sudah hampir 5 bulan lamanya kau berdiam diri seperti ini dan menolak untuk bekerja. Apa sih yang kau pikirkan? Padahal dulu kau yang sangat semangat ingin menerima pekerjaan apapun."

Chanyeol masih terus menjewer telinga Sehun membuat Sehun terus merintih kesakitan. Namun Chanyeol sama sekali tidak peduli. Ia sudah cukup bersabar selama ini melihat kelakuan seenaknya dari Sehun. Dan sekarang Ia sudah tak bisa bersabar lebih lama lagi.

"Appo hyung! Lepaskan!" akhirnya dengan susah payah Sehun bia melepaskan jeweran Chanyeol dari telinganya. Sehun segera mengusap telinganya yang sudah sangat memerah dengan kedua tangannya secara bergantian sementara Chanyeol hanya memperhatikannya dengan mata memicing.

"Ishh hyung aku tahu! Aku tahu! Tapi itu dulu saat di awal aku menjadi artis! Tapi sekarang aku sadar menjadi artis bukanlah hal yang mudah. Perlu banyak pengorbanan termasuk harus merelakan waktu kesenanganku sendiri hanya untuk bekerja, bekerja dan bekerja. Dan apa hyung tahu? Selama ini aku sama sekali tak bahagia atas semua pekerjaanku. Dan sepertinya aku ingin keluar dari dunia keartisan ini." ujar Sehun tiba-tiba membuat Chanyeol shock.

"Yak Oh Sehun! Jangan bercanda! Kau jangan berpikiran aneh seperti in-"

"Aku serius, hyung. Aku ingin berhenti. Aku lelah. Dan aku rasa ini memang bukan duniaku." tegas Sehun sambil menatap Chanyeol berharap Ia bisa mengerti.

"Pikirkan perasaan fans-fansmu di luar sana, Hun. Mereka sudah bersabar menanti kehadiranmu di layar kaca lagi. Kau mau membuat mereka kecewa karena keputusanmu yang akan meninggalkan dunia yang sudah membesarkan namamu ini? Pikirkan itu, Hun. Demi para fansmu dan kariermu." bujuk Chanyeol mencoba memberi pengertian.

"Aku sudah memikirkannya hyung. Dan keputusanku sudah bulat. Aku ingin keluar dari dunia entertainment ini." Sehun mengucapkannya dengan tegas dan penuh keyakinan.

Hening. Tak ada pembicaraan dari siapapun. Mereka berdua sama-sama sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Chanyeol masih terus diam memandangi Sehun berharap semua yang diucapkannya tadi tidaklah benar, Ia tidak ingin sungguh-sungguh keluar dari dunia entertainment. Namun Sehun tetap diam yang artinya apa yang Ia ucapkan sebelumnya adalah benar. Chanyeol hanya bisa menghela nafasnya.

"Haaahhh baiklah, kau memang keras kepala. Aku akan mengabulkan permintaanmu tapi ada satu syarat."

"Hah? Syarat apalagi, hyung?" keluh Sehun. Ia sangat kesal. Kenapa harus ada syaratnya?

"Kau harus menandatangai ini dulu. Oke?" Chanyeol memberikan sebuah map berwarna biru muda pada Sehun yang Sehun yakini pastilah berisi surat kontrak baru.

"Hyung! Tapi aku kan sudah bilang aku-"

"Ini untuk yang terakhir kalinya. Anggap saja ini sebagai pekerjaan terakhirmu di dunia entertain. Aku janji setelah pekerjaan ini selesai, kau bisa berhenti dan melakukan apapun yang kau mau." Sehun terdiam. Ia memandang Chanyeol lekat berharap Chanyeol dapat memegang perkataannya.

"Baiklah. Hanya ini tak lebih dan untuk terakhir kalinya." Sehun menerima map biru itu dari tangan Chanyeol. Chanyeol tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya merasa menang dari Sehun.

"Baca kontraknya dan tanda tangani." Chanyeol memberikan sebuah pulpen untuk Sehun menandatangani kontraknya.

Sehun tak mendengarkan perkataan Chanyeol untuk membaca ulang kontraknya terlebih dulu tapi Ia langsung menandatanganinya. Chanyeol hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kebiasaan Sehun yang selalu langsung menandatangani surat kontrak tanpa membacanya lagi terlebih dulu.

"Capku?" Sehun meminta cap khusus miliknya yang selalu di pegang oleh Chanyeol.

"Kenapa kau tidak pernah membaca surat kontrakmu dulu sebelum kau menandatanginya sih?" tanya Chanyeol penasaran sambil mengambil kembali surat kontrak yang sudah di tanda tangani dan di cap oleh Sehun.

"Karena aku percaya padamu, hyung." jawab Sehun enteng.

"Tapi bagaimana jika aku menjebakmu dengan surat kontrak ini? Membawamu ke sebuah pekerjaan yang tak pernah kau duga sebelumnya?" tanya Chanyeol sambil menunjukan evil smile nya membuat Sehun sedikit bergidik ngeri.

"Hah? Mak-maksud hyung apa?"

"Ani. Aku hanya bercanda saja. Sudah kau bisa kembali istirahat. Aku pergi dulu ya dan jangan lupa aktifkan terus ponselmu agar aku mudah menghubungimu." Ujar Chanyeol sambil melangkah pergi dari kamar Sehun.

"Oh ya Sehun." Chanyeol kembali membalikkan tubuhnya menghadap Sehun.

"Wae hyung?" tanya Sehun malas.

"Aku baru sadar jika kamarmu ini sangat berantakan seperti kapal pecah. Sebaiknya kau bersihkan kamarmu ini segera."

.

.

.

Ting Tong... Ting Tong...

Suara bell rumah yang berbunyi itu cukup membuat tidur seorang yeoja sedikit terganggu. Ia menggeliatkan tubuhnya tanpa berniat untuk membuka mata apalagi bangun. Yeoja itu kembali menarik selimutnya dan hanya mengguling-gulingkan tubuhnya ke kiri dan...

BUGHH

"Appo..." keluh yeoja itu saat Ia terjatuh dari tempat tidur nyamannya. Ia segera mengusap lengan kanannya yang membentur lantai kamarnya yang keras. Dan hal ini membuat dirinya jadi terbangun.

"Hoamm... dimana aku?" tanya yeoja itu entah kepada siapa. Ia terlihat bingung dan matanya juga masih mengerjap-ngerjap tak nyaman.

"Ternyata di kamarku. Hoammm aku mengantuk sekali sampai tidak sadar jika aku ada di kamarku..." yeoja itu segera bangkit dari lantai dan mendudukkan dirinya di atas tempat tidurnya. Rambutnya berantakan dan piyama yang dikenakannya juga terlihat berantakan bahkan terlihat lecak dimana-mana.

CKLEK

Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka dan menampilkan seorang yeoja bertubuh mungil dan bermata sipit dengan rambut merah menyala bergelombangnya yang tergerai menutupi punggung hingga sebatas pinggang. Yeoja mungil berambut merah itu berjalan mendekati yeoja yang masih berpenampilan berantakan itu dengan kepala menggeleng-geleng.

"Terjatuh dari tempat tidur lagi, eoh?" ledek yeoja berambut merah itu di sambut death glare dari yeoja berparas cantik yang sedang mencoba mengumpulkan nyawanya.

"Luhan... Luhan... kebiasaanmu tak pernah berubah ya.. tidurmu itu nakal sekali. Lihat! Spreimu bahkan sampai berantakan, selimut di atas lantai bahkan bantalmu juga ckckck""Baek, sudahlah... Aku bosan mendengar ceramahanmu yang itu-itu saja setiap hari. Lagipula kenapa kau datang sepagi ini sih?" keluh yeoja yang dipanggil Luhan itu.

"Kau bilang apa? Pagi? Lu sebaiknya kau lihat jam. Ini sudah jam 11 siang! Yaampun, Lu... Sekarang kau cepat bersiap-siap. Kita sudah ada janji jam 1. Aku Byun Baekhyun, managaermu ini akan mengantarmu ke lokasi tepat waktu. Cepat!" yeoja berambut merah bernama Bekhyun itu segera menarik Luhan menuju ke kamar mandinya dan segera bersiap-siap.

KREKK

"Haaahhh mengurusi rusa satu saja sungguh merepotkan. Aigoo sepertinya aku memang harus mencari asisten baru untuk membereskan semua kekacauan ini setiap harinya ckckck"

Baekhyun segera mencari sesuatu dari dalam tas hitam besar miliknya. Ia mengambil sebuah ikat rambut dan mengikat rambut panjangnya agar tidak mengganggu pekerjaannya. Ia meletakkan tas miliknya di atas sebuah meja yang ada di dalam kamar itu dan mulai berjalan ke arah tempat tidur. Ia merapikan kembali sprei tempat tidur itu seperti semula dan mengambil selimut dan bantal-bantal dari atas lantai lalu meletakannya di atas tempat tidur. Setelahnya Ia kembali memunguti beberapa potong pakaian yang sangat Baekhyun tahu jika pakaian itu adalah pakaian yang di kenakan oleh Luhan semalam lalu menaruhnya ke dalam sebuah keranjang tempat untuk meletakkan pakaian kotor yang di letakkan di sudut kanan kamar.

Trangg

Baekhyun menghentikan langkahnya saat Ia merasa Ia seperti menendang sesuatu. Baekhyun menundukkan kepalanya untuk melihat benda apa yang tak sengaja ditendangnya. Dan mata Baekhyun membulat saat mengetahui benda apa itu. Ia mengambilnya dan bergumam sesuatu.

CKLEK

Tak lama Luhan pun keluar dari dalam kamar mandinya lengkap dengan bathrobe berwarna pinknya. Rambutnya pun masih terlihat sedikit basah karenanya Luhan berjalan sambil mencoba mengeringkan rambut cokelat panjangnya dengan handuk. Baekhyun segera berhenti dari aktivitasnya dan memandang ke arah Luhan secara seksama.

"Lu!" panggil Baekhyun membuat Luhan menoleh ke arah yeoja berambut merah itu.

"waeyo, Baek?" Luhan masih terus melanjutkan aktivitasnya mengeringkan rambutnya.

"Jelaskan padaku, apa ini?" Baekhyun mengangkat tinggi-tinggi benda yang tadi Ia dapatkan saat Ia mencoba membersihkan kamar Luhan.

"Botol. Lalu kenapa sih Baek?" ujar Luhan polos.

"Lu sampai kapan kebiasaan burukmu ini menghilang? Kau ini!" Baekhyun melipat tangannya di depan dada menandakan jika Ia sedang kesal.

"Baek, kau kan tau jika aku ini memiliki insomnia dan hanya itu cara satu-satunya agar aku bisa tidur. Apa itu salah?" Luhan mencoba membela dirinya.

"Tapi kan masih banyak cara lain bukan dengan minum-minum seperti ini, Lu. Bagaimana jika fans-fansmu tahu jika Luhan idola mereka yang selama ini terkenal dengan kepolosannya ternyata memiliki kebiasaan meminum minuman seperti ini?"

"Baek sudahlah jangan membahas masalah ini lagi! Aku tak mau membahas mereka. Sekarang bantu aku memilih pakaian yang akan aku kenakan untuk hari ini." Baekhyun pun hanya menganggukkan kepalanya Ia sangat mengerti akan sifat Luhan satu ini yang egois dan tidak ingin mendengarkan penjelasan orang lain.

.

.

.

Namja bertubuh tinggi itu berjalan mondar-mandir di depan sebuah pintu kaca. Sebelah tangannya menggenggam smartphone miliknya sementara sebelah tangannya yang lain memegang sebuah map berwarna biru muda. Wajahnya terlihat tegang dan juga cemas. Berulang kali ia mendekatkan smartphone nya ke telinga namun selalu di akhiri dengan decakan dari bibirnya karena sepertinya orang yang sedang dihubunginya tak mengangkat teleponnya. Keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Ia benar-benar merasa kesal sekarang.

"Oh Sehun!" teriak namja tinggi yang ternyata adalah Chanyeol saat melihat orang yang ditunggunya datang membuat perasaan lega menyelimuti hatinya.

"Oh sungguh kau ini! Aku kan sudah bilang jika kau harus datang jam 1. Tapi kenapa kau baru datang sekarang? Haahh kau nyaris membuatku mati jika kau tak datang." ujar Chanyeol yang hanya ditanggapi acuh oleh Sehun.

"Hyung kau berlebihan sekali sih. Aku hanya terlambat 15 menit saja kok." ujar Sehun membela diri.

"Tapi bagi mereka waktu 15 menit sangat berharga, Sehun. Sudahlah kajja lebih baik kita masuk. Semua sudah menunggumu."

Chanyeol dan Sehun pun berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan melalui sebuah pintu dan Chanyeol masuk ke dalam sebuah ruangan seperti sebuah ruang rapat. Sebuah meja yang panjang dan besar berada tepat di tengah-tengah ruangan itu. Disana Sehun bisa melihat beberapa orang yang tak asing bagi dirinya yang sudah sering bekerja sama dengannya dalam banyak kesempatan duduk melingkar pada meja panjang itu. Di meja paling ujung Sehun bisa melihat seorang namja yang terlihat sangat berwibawa tersenyum ke arahnya. Sehun membalas senyum namja itu dengan sebuah tundukkan kepala. Chanyeol mengarahkan Sehun untuk duduk pada salah satu kursi kosong yang sudah di siapkan tepat di samping tempat duduknya tadi.

Setelah kedatangan Sehun, mereka pun segera memulai rapat mereka. Sang namja berwibawa itu sebagai pemimpin rapatnya. Ia adalah produser di dalam produksi film yang akan dibintangi oleh Sehun kali ini. Orang-orang biasa memanggilnya Lee Jinki. Dia adalah seorang produser yang terbilang sangat sukses dan banyak memproduseri berbagai film yang hampir semuanya meledak di pasaran.

"Dan untuk adegan yang ke 12, sang aktor dan sang aktris melakukan adegan cinta mereka pada malam blablablabla..."

"Tunggu! Apa maksudnya dengan 'adegan cinta'?" Tanya Sehun polos di sela-sela pembacaan naskah film oleh scriptwriter.

Keadaan pun menjadi hening saat Sehun mengutarakan pertanyaannya. Semua mata pun tertuju pada Sehun. Chanyeol hanya bisa terkekeh pelan melihat ekspresi bingung Sehun. Ia sudah menduga ini sebelumnya. Dan keheningan itu pun berujung pada gelak tawa semua orang yang ada di dalam ruangan itu. Sehun hanya bisa membulatkan matanya semakin bingung dengan keadaan yang dilihatnya ini. Ia menolehkan kepalanya kepada Chanyeol meminta penjelasan dari Chanyeol.

"Sehun-ssi pertanyaanmu tadi benar-benar lucu. Kau pasti kan sudah tahu, untuk apa menanyakannya lagi?" ujar Lee Jinki masih sambil tertawa. Sehun semakin tidak mengerti dengan pernyataan sang produser itu.

"Hyung, 'adegan cinta' itu apa sih sebenarnya? Aku sama sekali tidak mengerti." Sehun mengulangi pertanyaannya pada Chanyeol.

"Sehun, kau sudah berapa lama sih hidup sebagai seorang namja? Masa hal seperti itu saja kau tidak tahu? Begini biar aku lebih permudah bahasanya..." Chanyeol mendekatkan bibirnya ke telinga kiri Sehun untuk membisikkan sesuatu.

"Itu artinya sama saja kau harus melakukan adegan sex dengan sang aktris." bisik Chanyeol membuat Sehun membulatkan matanya.

"MWO? K-kau serius hyung? Aku tidak bisa melakukannya hyung! Tidak! Tidak! Aku tidak bisa bermain di film ini!" Sehun menggelengkan kepalanya tanda Ia menolak.

"Tapi kau sudah menandatangani kontrakmu dengan kami, Sehun. Kau tidak bisa seenaknya membatalkan kontrak seperti ini. Kau mau kami tuntut dan denda?" ancam sang produser.

"Tapi a-aku tidak bisa me-melakukannya apalagi itu..."

"Kau tidak perlu khawatir, Sehun-ssi. Itu sudah jadi tugas para crew-crew ini. Mereka yang akan membantumu." ujar sang sutradara yang duduk tepat di samping kiri sang produser."La-lalu siapa lawan mainku?"

"Lawan mainmu adalah..."

"Aku. Salam kenal Sehun-ssi... Aku Lee Bora."

.

.

.

.

TBC/END/DELETE?

.

.

.

.

Fiuhh akhirnya selesai juga chapt 1 ini hehehe btw hai readersdul, chingudul semua... Perkenalkan aku Pinkiess atau bisa dipanggil dengan Pink. Aku sih sebenarnya usah lama bikin account di FFN ini tapi belum pernah post FF hasil karyaku disini. Tapi sekarang aku usah mulai coba post nih FF pertama aku hehehe... Oh ya aku mohon nih untuk para readersdul dan chingudul please review ya FF ini... Karena aku ingin tahu apa FF yang aku buat ini menarik atau tidak bagi kalian. Kalau menarik berarti aku berhasil tapi kalau tidak berarti aku memang tidak berbakat untuk jadi author :( So please review yang banyak ya...

Oke segitu aja basa-basinya. Sampai ketemu lagi ya semua... Byebye pyongg^^

Salam XOXO Pinkiess :*