Disclaimer: *masukin Masashi-sama ke penjara bawah tanah* yak! Naruto punya sayaa!!XD *dichidori Sasuke*
Rating: errr…T menuju M..? tapi T aja!w
Warning: Shounen Ai mungkin nantinya Yaoi, OOC, blood, sedikit gore..
Pairing: Sasunaru tentunya..dan pairing-pairing lainnya.
Summary: Suara yang tak kaudengar, dapat ku dengar. Suara penuh emosi yang tak dapat kaurasakan, dapat kurasakan. Apakah… suara yang penuh kesedihan dan kesunyian bagaikan salju putih yang turun ke bumi ini dapat terdengar pada dirimu, wahai 'kekasih'ku?
Author's Note: etoo..ini pertama kalinya saya ada di fandom Naruto. Mohon bantuannya senpai2~!!_ *glundung2 sendiri* maapkan daku jika ada yang tak sedap(dikira masakan?!) di hati pembaca..TT__TT maklumlah, saya kan hanya orang bodoh yang selalu gambar2 doang tiba2 kpengen mencoba mnulis crita fic juga(gara2 saking malesnya mau buat doujin) ..kkakakakaka~ yang ga mau baca jangan baca!! ni fanfic orang terbodoh seduniiaa!
Rencananya ini cuman dikit doang kok..jadi biar ga bosen ma fic saya ga tau juga kalau ada yang mau banyak nge-ripiw..*dilempar k jurang* wkwkwk
daripada lama...silahkan membaca~ xD
Prolouge~
--Sound of the problem--
-------------"Snow"------------
'Butir-butir putih jatuh dari langit dengan keanggunannya yang sempurna. Angin semilir yang berhembus terasa menusuk kulit yang tak tertutupi kain hangat, seakan-akan kulit itu dapat membeku seketika jika tidak segera ditutupi. Di sebuah kota yang sunyi, hanya ada satu suara yang membuat bulu kuduk berdiri. Suara penuh kenistaan, suara penuh kebencian, suara penuh kemarahan..Apakah…kau dapat mendengar suara itu?'
----------------------------------------------xxxx------------xxxx-------Neko Battler, first present-----xxxx----------xxxx---------------------------------------------------
------------------------------------Sound of Snow----------------------------
-----___-----___---''''
"Anata wa…kikoe masuka?"
"Are you…hear it?"
===:::::===::::====""
Derap langkah sepatu boots datang dari arah selatan lorong gelap yang berdiri kokoh. Dari kecepatannya, terlihat orang itu sedang terburu-buru. Ia melewati beberapa koridor, pintu, dan tangga yang akhirnya sampai pada sebuah pintu yang berada di paling ujung lorong terakhir. Satu tarikan nafas ia ambil sebelum dengan pelan membuka pintu yang lumayan besar itu dengan kuat.
Cahaya berpendar terang seakan dapat membutakan matanya yang lentik berwarna coklat kehitaman itu. Setelah matanya mulai terbiasa dengan cahaya, ia pun mencari lagi sebuah pintu yang akan membawanya ke tujuan awalnya. Ia menengok ke samping kanan dan mendapati sebuah pintu oak coklat tua yang berdiri tegap. Ia pun mengetuk 2 kali lalu menunggu jawaban dari dalam pintu itu.
"Masuk.." Suara wanita terdengar dari dalam pintu itu.
Segera saja wanita berambut hitam kecoklatan yang di ikat bulat di kanan dan kiri kepalanya membuka kenop pintu dengan pelan seakan-akan tidak ingin mengganggu yang berada di dalam ruangan tersembunyi itu.
Di ruang yang terbilang luas dan megah itu, terlihat beberapa orang yang menengok ke wanita berambut hitam kecoklatan itu, beberapa di antaranya hanya melirik dari sudut matanya ataupun tidak sama sekali melihat dirinya. Di ruangan itu ada sebuah meja besar yang dikelilingi kursi-kursi yang mempunyai ukiran-ukiran rumit di sandaran kursinya. Dan di kursi yang banyak itu pula, terdapat orang-orang penting -yang mukanya selalu ditutupi topeng- duduk di sana. Orang-orang yang terpilih untuk menyelesaikan masalah dalam negara, baik dalam masalah keamanan negara ataupun masalah politik dan pemerintahan negara.
Wanita rambut hitam kecoklatan itu membungkuk hormat ke orang-orang yang sedari tadi menatapnya dengan pandangan rasa ingin tahu dan sinis, lalu berjalan pelan ke arah wanita yang duduk di paling kanan ujung meja besar itu. Wanita yang sangat cantik dengan badannya yang sempurna, bahkan sangat sempurna. Rambut blondenya terikat dua ke belakang. Mata coklatnya yang melengkung sempurna di kedua matanya menatap gadis yang berjalan mendekatinya.
Wanita rambut kecoklatan itu pun menyerahkan sebuah berkas dokumen kepada wanita sempurna itu. Wanita blonde itu menggumamkan terima kasih dan menganguk kecil, memberi kode agar wanita itu tetap di sampingnya untuk memberi penjelasan dari berkas dokumen coklat yang tertutup rapat di tangannya yang lentik.
"Masalah 'itu'-kah?" tanya wanita itu dengan pandangan yang lesu. Wanita rambut hitam kecoklatan itu menatap sedih ke wanita blonde itu dan menganguk kecil tanda setuju. Wanita blonde itu mendesah pelan, ia pun memijat-mijat dahinya yang bagaikan berputar-putar memusingkan.
Bagaimana tidak akan pusing jika ada suatu masalah yang sampai sekarang pun belum terselesaikan sementara korban terus berjatuhan?
"Anda baik-baik saja, Tsunade-sama?" tanya seorang pria yang agak membungkuk di hadapan wanita sempurna -yang dipanggil Tsunade-sama- itu. Pria itu memiliki bekas luka garis horizontal di bagian batang hidungnya. Rambut hitam kecoklatan itu dikuncir satu ke atas. Ia berwajah cemas, cemas kepada pemimpinnya, atau bisa dibilang kepala negara dari negara Konoha. Tsunade hanya menghela nafas panjang, lalu menatap pria itu dengan senyumannya yang manis.
"Kalau kau bersedia, bisakah kau membawakan obat sakit kepala herbal untukku? Shizune selalu tahu resep obat apa yang cocok untukku, Iruka-san" ujarnya sambil menaruh berkas itu di mejanya. Pria yang dikenal dengan Iruka itu pun menganguk, lalu membungkuk hormat kepadanya dan berjalan ke arah pintu luar.
Setelah pintu itu tertutup kembali, Tsunade kembali menatap para 'tamu'nya yang sedari tadi dengan setia menunggu perintah petinggi mereka. Ia pun menyerahkan berkas itu ke orang yang terdekat di sebelah kanannya yang memakai topeng biru air dengan corak es. Tsunade pun memintanya untuk membuka berkas itu dan memperlihatkannya pada 'tamu'.
Dengan hati-hati orang itu membukakan berkas itu dan mengeluarkan beberapa carik kertas yang tersusun rapi. Orang itu pun melirik Tsunade, meminta perintah selanjutnya.
"Bacakanlah, Zabusa-san…Kami semua ingin tahu apa yang tertulis di sana..Lagipula tidak ada yang rahasia diantara petinggi, bukan?" ujar Tsunade sambil mengedip ke arah wanita rambut hitam kecoklatan yang masih berdiri di sebelahnya itu.
Wanita rambut hitam kecoklatan itu hanya tersenyum lembut dan mengangukkan kepalanya. Ia merasa terhormat dapat diajak bicara oleh orang yang cantik –atau sempurna- sekaligus petinggi di negara Konoha yang begitu makmur itu.
Orang yang dipanggil Zabusa itu pun berdeham sebentar. Untuk mencoba menormalkan suaranya yang agak serak-serak basah itu. Maklumlah, duduk lama dalam diam di ruangan yang dingin, khususnya di bawah tanah, bukanlah tempat yang dapat mentoleransikan tenggorokannya yang agak lemah itu. Dipegangnya kertas itu dengan kuat, lalu dihembuskan nafasnya sekali, dan ia pun siap untuk membaca kertas itu.
Tsunade hanya tersenyum kecil melihat bawahannya yang memang unik itu. Ia pun berpikir akan menyiapkan obat penghangat tenggorokan alami buatan Shizune untuknya. Konsentrasinya terpecah saat Zabusa memulai bacaannya.
" 'Petinggi-petinggi yang terhormat, saya Hyuuga Neji sebagai kepala bagian informasi, ingin menyampaikan bahwa kasus yang selama ini kita selidiki ternyata membuahkan hasil. Dari hasil yang kami peroleh, kami pun merangkumnya menjadi beberapa carik kertas yang ada di dalam berkas ini. Kertas yang anda sekalian baca ini adalah surat dari kami, bagian informasi, untuk menjelaskan apa saja yang terjadi selama beberapa hari ini dan apa perkembangan yang berarti untuk sekarang.
Di carik kedua, ada penjelasan yang lebih spesifik mengenai kasus ini. Dan carik ketiga dan selanjutnya merupakan data-data yang selama ini kami peroleh. Jika anda berkenan, anda dapat melihat bagaimana keadaan mayat, waktu perkiraan kematian, hasil otopsi, dan perkiraan ciri-ciri pelaku.
Kami menyimpulkan beberapa petunjuk, dari kondisi mayat, terlihat mengenaskan. Tetapi walaupun kondisi mayat sama-sama mengenaskan, tidak ada kesamaan pada bekas luka, cara membunuh, ataupun sidik jari pada tubuh korban. Biasanya, pada kasus pembunuhan berantai, mayat-mayat korban selalu mempunyai kesamaan. Entah itu kesengajaan dari pelaku atau memang suatu kebiasaan dari pelaku. Hal itu untuk membuat sebuah petunjuk untuk polisi, bahwa pelaku adalah orang yang sama. Kami pun berpikir bahwa pelaku adalah orang yang sama tetapi sengaja untuk membunuh dengan cara yang berbeda dan memakai sarung tangan yang mempunyai sidik jari orang lain, agar tidak terlihat dengan jelas bahwa itu adalah kasus pembunuhan berantai oleh orang yang sama.
Ada satu lagi kesimpulan yang tidak dapat kami jelaskan dengan yakin. Kesimpulan itu adalah pelaku terdiri dari beberapa orang yang selalu berbeda. Sebab berdasarkan fakta korban, keadaan mayat dan sidik jari yang berbeda, adalah keadaan yang menunjukkan bahwa pelaku adalah orang yang berbeda. Tetapi, kalau ini adalah orang yang berbeda, seharusnya kebetulan yang terjadi seperti ini sangat jarang dan kemungkinannya sangat kecil.
Dari kondisi mayat, memang hampir tidak ada kesamaan. Tetapi, di kondisi latar belakang hidup korban ada sebuah kesamaan yang mencolok. Para korban, yang sekarang berjumlah 23 orang, selalu pergi ke sebuah tempat yang sama….'"
"Tempat yang sama? Apa itu, Zabusa-san? Lanjutkanlah bacaanmu itu.." pinta Tsunade dengan alis yang mengerut.
Zabusa pun menarik nafas dan menutup secarik kertas itu sambil menghela nafas panjang, tentu saja ia membutuhkan oksigen lebih untuk menyebutkan satu tempat yang kontroversial ini. Dengan satu helaan nafas –lagi-, Zabusa pun menjawab pertanyaan kepala negara Konoha yang cantik itu.
"Distrik Pelacuran 'Hanami'.."
Dan, nafas semua 'tamu' dan kepala negara itu pun tercekat.
A/N:
Hyahahahhaa~~ pendek ya? Pendek ya? Karena ini kan Cuma prolouge..wkakakaka xDD*dikebiri* jadi chappie ntar, baru ada mas Sasuke dan nak Naruto.x3 tapi ga tau dah ktemu ato blun tuh ..
Ada yang ga ngerti ma ntu pnjelasan akang Neji? Ntu kan cuman ketikan abal2 hasil nonton berita mutilasi ma baca komik+nonton anime gore daan..ada yang tau siapa gadis manis ityuu?? Nyahahaa~ saya suka semua kunoichi Naruto sih..tapi ga buat Karin..=_= *digebuk ma Karin-pens*
Mau saya melanjutkan fic ini?
Klu gitu…
review please?
OwO//
