Author: Meonk And Deog.

Tittle: To the Beat of Your Heart.

Rate: M

Pairing: HaeHyuk

Character: Donghae/Hyuk Jae/Super Junior.

Warning: Yaoi/BoysLove/Genderswitch/Drug Use/Minor coarse language/ Domestic Violence/ Possibility of typos/These series contain mature scene that not advised for minors, AU. Canon/Mutant (future notice).

Disclaimer: We own nothing but our own ideas. We own no characters in this fiction. Don't do bad thing, plagiarism is still illegal.

Summary: Kumpulan dari shortfic, drabble, flashfic, vignette, dan ficlet yang terinspirasi dari sejumlah lagu. HaeHyuk!

Author note: Jadi series ini bakal di update secara rutin di ffn paling cepet sehari dan paling lama semingu dalam rangka menanti kedatangan Donghae/Hyuk Jae dari wamil. Ff-ff dari series ini bakal mengandung konten-konten dewasa seperti domestic violence dan drug use, you've been warned! Series ini terinspirasi dari beberapa lagu tapi bukan songfic. Pairing di ff ini cuma HaeHyuk meski bakal ada tambahin karakter lainnya tapi mereka tetep mainnya!

.

.

.


"The time you said that love's a myth, it's so hard to come by, but please let me justify.

Let me give the once in a life time chance.

I can give you Heaven if you want me to."

Honne – I Can Give You Heaven.


Author POV.

Hyuk Jae, aku memang tidak akan menemukan Surga sewaktu aku mati nanti, tetapi aku tengah menghadapi kebahagiaan abadi yang orang-orang bilang adalah Nirvana yang sesungguhnya.

Bersamamu.

Donghae mengingat sepenggal kata itu, dan kalau mungkin membawa kalimat itu tidur, mengubah menjadi kenyataan terbaik ketika dia terbangun nanti. Dia berpikir untuk menggubah sebuah lagu, dan setiap baitnya mengisahkan keresahan dan ketulusan cintanya yang dia habiskan dengan separuh darah yang mengalir menuju ulu hati. Tempat tinggal yang menawarkan berbagai kesan picisan dimana ada Hyuk Jae di sana.

Dapatkah kau merasakannya, sayang? Kalau aku bukan hanya akan memberikanmu surga, pula jiwaku yang mahal sekali harganya.

Donghae kini membayangkan sebuah rumah sewa yang disimpannya dalam kenangan, dan Hyuk Jae yang mampu membangkitkan memori lama. Di dalamnya terdapat perumpamaan mengenai hidup yang kekal menantinya, menunggunya menuju pelaminan fiktif yang dia kerahkan dengan tujuan yang tergesa-gesa. Dan meski lamaran itu cuma menghabiskan waktu yang singkat, cintanya kepada Hyuk Jae diterjemahkan ke dalam karya sastra yang glamor dan rupawan.

Oh, sayang, mungkin kita memiliki pandangan yang bertolak belakang mengenai cinta, tetapi kita tetap berjalan menuju satu tujuan. Yaitu kau dan aku.

Hyuk Jae memiliki pandangan yang ketat mengenai cinta, kebanyakan melibatkan sisi rasionalitasnya yang tercermin ke dalam pribadinya yang suka sekali mengeluh mengenai keadaan asmara yang gersang. Donghae sendiri mempunyai opini yang fleksibel tentang itu, walau orang-orang akan menghakimi caranya mencintai yang sepintas kedengaran urakan. Tetapi dia rela menghadang dunia untuk membuktikan bahwa perasaannya kepada Hyuk Jae adalah keunikan dari kualitas pandangan seorang pria berusia tiga puluh empat tahun, tidak direcoki oleh siapapun, masa yang menekan sekalipun. Dan alam semesta yang diberikan Donghae untuknya adalah alam semesta yang penuh akan nuansa primitif, figurasinya tidak muluk-muluk, namun dikhususkan hanya untuk Hyuk Jae seorang. Mencintai Donghae tidak memberikan kekurangan kepada hidupnya, keluh kesah sekalipun. Donghae bakal menghadapi badai demi menujukkan dedikasinya yang tulus buat Hyuk Jae.

Donghae menyaksikan jari-jari kaki Hyuk Jae yang bergetar karena gurauan angin, dia sengaja membuka kaca jendela dilembabnya subuh bulan Maret, kegelapan mengintai sepasang anjing yang bergelora, dan dunia yang berkuasa terasa dimiliki oleh sekolompok orang yang merasakan apa yang Donghae rasakan. Dia meringis, mengamati kerutan di dahi Hyuk Jae yang tegang, dan alisnya menyatu sebab tawuran konflik di alam mimpi yang menghisapnya jauh dari jangkauan Donghae. Tangan kanannya menyusuri permukaan kaki Hyuk Jae yang separuh terbuka dari lindungan selimut, memberikan sensasi menyengat di antara kaki yang tercipta khusus buatnya.

Ciuman yang dipanjatkan untuk Hyuk Jae mendarat untuk pertama kalinya di kening pria itu. Kulit jernih yang putih bersih memantulkan sinar keemasan di antara lampu tidur dan cat kamar yang gelap gulita, kegundahan hati Donghae terbayar mendengar berisik dari bibir Hyuk Jae yang tebal. Mencoba menyambung koneksi itu kembali, Donghae menggunakan segenap cara supaya Hyuk Jae terbangun dari alam bawah sadarnya. Kemampuan hipnotis yang menitikberatkan kepada lemah lembutnya pandangan yang dibanjari remah-remah romansa, melibatkan seisi dirgantara yang maha kuasa.

"Oh, tidak Donghae." Suara serak-serak basah dari Hyuk Jae menendang Donghae menuju Hyuk Jae yang kasatmata, dan gangguan itu bersifat spesial yang mengakibatkan degup jantungnya berubah haluan. Donghae menyambar punggung Hyuk Jae, memfokuskan suasana hatinya yang serupa semerbak musim semi ke dalam sentuhan yang dia persembahkan kepada Hyuk Jae.

"Jatuh cinta sekali terdengar seperti mantra yang klise." Donghae berharap dia bisa menjelaskan secara ilmiah perasaan yang dia miliki untuk Hyuk Jae, tapi oh, betapa mereka hidup dalam dunia yang penuh kebohongan dan dusta nestapa.

Hyuk Jae mencoba menendang dada Donghae yang lengket ke bahunya, yang memancing kualitas kenakalan Hyuk Jae dalam intensitas yang tak terungkapkan. "Jangan itu lagi, kumohon Donghae, ini jam empat pagi."

"Do you always look so goddamn fine?"

Hyuk Jae berupaya menghalangi luapan emosi itu kembali, namun yang dihadapinya adalah Donghae. Dan menghadapi Donghae berujung kepada kekalahan yang tak terhindarkan. Hidung Donghae mendarat di lehernya, Hyuk Jae menahan tawanya yang lengket, Donghae berkemampuan untuk mengubah segala sesuatunya menjadi babak terbaik di antara kondisi kontradiktif yang melingkupi mereka. Di luar terdengar begitu sunyi, di sini Donghae memenuhi segala sesuatunya bersama satu gelak tawa dan gemuruh denyut nadi. "Oh tidak, tidak, ya mungkin saja."

Donghae merengkuhnya lebih erat, menciptakan sensasi yang membawa kenikmatan tersembunyi dalam diri yang belum Hyuk Jae kenali dengan baik. "Aku bisa memberikanmu surga kalau kau mau, kau hanya perlu mengatakannya dan kita bisa memulainya."

Sebotol anggur merah, di atas meja kayu mahoni yang dingin, aku merasakan kehangatan yang menjalar dari satu sudut mata yang sama.

"Donghae, aku mencintaimu, sekali, rasanya, begitu, sesak."

.

.

.

END

.

.

.