Pemuda itu asyik melihat rintik hujan dari balik jendela. Lantaran café sedang sepi dia bermalasan. Tenang dan kalem tidak terusik siapapun. Hingga dia membuat gerakan menopang kepala dengan sebelah tangan, justru membuatnya semakin larut dalam kegiatannya menikmati hujan. Dia tersenyum kecil saat selintas pemikiran datang. Bagaimana seandainya dia keluar dan berhujan-hujanan selayaknya anak kecil. Pasti menyenangkan. Kalau tidak ingat umur sudah pasti dilakukannya sedari tadi. Sayangnya dia tidak akan melakukan hal tersebut. Senyum kecilnya berubah jadi senyum sendu.
Donghae keluar dari dapur menghampiri meja kasir, matanya memperhatikan Kyuhyun yang seakan memiliki dunia sendiri. "Beruntung café sepi, jika tidak kau pasti mengomelinya habis-habisan, ya kan, bos?" sebagai penghujung kalimatnya dia melirik pemuda lebih tua yang sedang menghitung uang dibalik meja kasir.
Si bos, Heechul ikut memperhatikan Kyuhyun pegawai termudanya. "Biarkan saja. Kalian juga boleh bersantai. Tapi awas saja kalau sampai kalian mengabaikan tugas kalian saat ada pelanggan!"
Donghae mengangguk menyanggupi perintah si bos yang sedikit mengancam itu. Kemudian dia menyandarkan diri pada konter kasir. Masih memperhatikan Kyuhyun. "Apa dia berharap untuk keluar dan bermain hujan?" gumamnya pada diri sendiri. Namun seseorang di belakang dan yang baru saja muncul terkekeh kecil mendengar gumaman yang masih bisa didengar itu. Donghae menoleh untuk tahu siapa yang terkekeh selain si bos di belakangnya yang sudah selesai dengan uangnya. Eunhyuk teman seprofesi, teman kuliah, sekaligus sahabatnya menepuk bahunya.
"Aku yakin itu yang dipikirkannya. Kita tahu dengan pasti dia hanya anak-anak yang sok dewasa. Tapi sayangnya dan tentu saja insting sebagai anak-anak tidak hilang meski ditekan sekuat apapun itu."
Seakan mengerti Donghae menjentikkan jari dan mengangguk-angguk.
"Ya." sahut Heechul. "Apa perlu kita mendorongnya keluar?"
Keduanya menoleh pada Heechul dengan pandangan menegur dan protes. "Hanya jika kau ingin kekurangan pegawai selama empat hari." kata Eunhyuk.
Donghae menggeleng. "Dan aku tidak tega melihatnya sakit lalu memaksakan diri." demi apapun Donghae memiliki hati yang lembut tapi Eunhyuk lebih cengeng darinya.
"Bos, boleh kusajikan kue untuk kalian? Sepertinya hujan semakin deras dan café akan sepi untuk beberapa waktu ke depan!" seorang pemuda berseru di pintu dapur. Shindong, pemuda tambun yang hangat dan humoris. Bertugas untuk menyiapkan kue dan makanan ringan lainnya.
Nampak Donghae dan Eunhyuk berbinar mendengarnya. "Tentu saja! Panggil Sungmin dan Ryewook juga. Akan kusiapkan minuman hangat disini." setelah mendapat kode oke dari Shindong, Heechul beralih ke mesin minuman di belakangnya. Membuat beberapa cangkir kopi dan segelas teh kurang manis untuk si kecil Kyuhyun. Donghae dan Eunhyuk membantu membawa minuman tersebut ke salah satu meja dekat pintu. Tepat saat mereka selesai Shindong keluar membawa sepiring cake coklat. Dibelakangnya seorang pemuda manis bergigi kelinci dan pemuda mungil mengikuti dengan cake lainnya. Semua dihidangkan di satu meja bundar berwarna putih.
"Kyuhyun mana?" tanya Ryewook si pemuda mungil salah satu waiterss juga, di waktu senggangnya memilih ke dapur belajar memasak pada Sungmin dan Shindong. Matanya mengedar mencari orang yang dimaksud.
"Di sana." Eunhyuk menunjuk ke salah satu bangku di pojok depan jendela. Menyeruput kopinya dengan nikmat. Hampir saja dia tersedak tatkala melihat si bocah yang dimaksud sudah meletakkan kepalanya di meja. Dia meletakkan kopi dan segera menghampiri Kyuhyun.
Eunhyuk berdecak. "Dia tertidur." katanya pada yang lain.
"Bangunkan, ajak dia kesini. Aku membuatkan teh kurang manisnya." seru Heechul. Dia tidak ingin Kyuhyun keblabasan dan jadi tidak bersemangat kerja. Bukannya apa-apa, Kyuhyun sulit bangun begitu sudah tidur dengan sangat pulas.
Sedikit memaksa Eunhyuk akhirnya bisa menyeret Kyuhyun untuk bergabung dengan mereka. Meski mata masih sayu Kyuhyun didudukkan di salah satu kursi dan menerima segelas teh kurang manis dari sodoran sungmin.
Sungmin mengacak rambut coklat Kyuhyun selagi anak itu minum. Dia hanya geli saja Kyuhyun yang setengah bangun melakukan aktifitas tanpa sadar. "Bangun magnae. Kau tidak mau kena lengkingan mengerikan dari si Bos kan."
"Ya!" Heechul berteriak otomatis dengan mata melotot. Yang lain terkekeh menganggap bos mereka lucu. Dia orang yang keras suka berteriak dan cuek. Tapi mereka tahu dengan pasti itulah tabiat Heechul bahkan walau dia sedang tidak marah. Dan satu yang penting, hal itu tidak mengurangi pandangan mereka bahwa Heechul adalah orang yang baik dan pekerja keras. Buktinya adalah café ini hasil dari jerih payahnya sendiri dan ditekuninya untuk keluarganya yang jauh di desa.
"Hyung, jangan berteriak. Tidak baik untuk kesehatan telinga kami." ucap Kyuhyun malas. Dengan tenang dia kembali menyeruput tehnya. Heechul ingin marah tapi hanya bisa berdecak melihat Kyuhyun yang sangat kalem hari ini. 'apa ini karena hujan?' pikir Heechul dan yang lain.
Mereka menikmati sore itu dengan kue dan kopi hangat serta obrolan ringan. Sesekali candaan dari Shindong, pertengkaran kecil Donghae Eunhyuk atau teriakan Heechul yang digoda mereka. Juga nyanyian Ryewook untuk menghangatkan diri. Kebersamaan yang hangat. Dipersatukan di tempat kerja dengan begitu nyaman jadi merasa keluarga sendiri. Hampir satu jam mereka bersantai hingga datang pengunjung pertama sejak turun hujan. Kembali mereka sibuk dan fokus bekerja. Memasang wajah ramah dan pelayanan maksimal hanya berharap untuk kepuasan pelanggan.
Kyuhyun menurunkan tirai jendela kemudian beralih untuk membalik papan Open menjadi Close di pintu kaca. Yang lain juga sedang sibuk untuk menutup café. Heechul sudah rapi mengenakan mantelnya. Meski hujan sudah reda sejak beberapa jam lalu namun udara tetap dingin. Dia bersiap akan pulang. Begitu juga dengan para pegawainya setelah selesai dengan tugas mereka. "Terima kasih untuk hari ini, semua! Kita bertemu lagi besok." katanya pada para pegawainya. "Sungmin jangan lupa kunci pintunya!"
"Oke hyung!" sahut Sungmin di belakang.
Heechul menepuk Eunhyuk yang dekat jangkauannya dan melambaikan tangan pada yang lain seraya berjalan ke pintu depan.
Kyuhyun melepas celemek hitam yang berlogo café nya. Sedikit meregangkan tubuh sebelum berjalan ke ruang loker. Disana dia bertemu dengan waiterss lain yang berganti baju. Kyuhyun menghampiri lokernya, mengeluarkan baju ganti.
"Kyunie, kau kurang sehat?" tanya Ryewook setelah melempar pandang dengan yang lain Eunhyuk dan Donghae.
"Anni. Gweanchana." jawab Kyuhyun tanpa mengalihkan wajah, sibuk dengan isi lokernya.
Mendengar jawaban itu ketiganya hanya saling pandang. Ketiganya tahu sikap tidak biasa Kyuhyun hari ini. Hujan. Entah ada apa dengan hujan. Tapi Kyuhyun akan bersikap sedikit labil kalau tidak mau dianggap sangat labil di hari berhujan. Kyuhyun akan sangat kalem tidak bersikap jahil atau bermanja. Terkadang diam bahkan sangat diam jika hujan semakin melebat. Namun sesekali mereka juga akan melihat Kyuhyun tersenyum kecil, senyum miris, atau menerawang seperti ke masa lalu. Mereka penasaran. Jika itu adalah sesuatu beban mereka ingin membantunya tapi setiap kali mencoba menggali apa yang ada dihati anak itu hanya kalimat baik-baik saja atau pengalihan pembicaraan yang mereka dapat.
Sungmin memandang punggung kecil Kyuhyun yang menghilang dibalik pintu. Tanpa sadar dia mendesah. "Kita berhenti saja mencari tahu." katanya.
"Aku harap besok tidak hujan." kata Shindong penuh harap. Yang lain mengamini. Hujan terkadang menyenangkan tapi akan sangat tidak menyenangkan bagi mereka karena Kyuhyun si magne café tersebut berubah jadi bukan dirinya. Meski bersikap biasa tapi itu hanya pengalihan dan topengnya. Jauh dalam hati seolah ada beban berat.
"Akan kukatakan pada Heechul hyung untuk berhenti. Kyuhyun akan terbuka pada kita selama itu keinginannya. Kita hanya harus menunggu." putus Sungmin lagi. Dia berbalik untuk pulang. Satu persatu dari merekapun berbalik pulang menyisakan Sungmin yang terakhir untuk mengunci pintu café. Dia memegang satu kunci sebagai kepala dapur. Dia orang pertama yang akan datang untuk menyiapkan bahan di dapur bersama Shindong.
Kyuhyun merebahkan diri di kamar sewaannya. Menatap langit-langit. Untuk beberapa saat dia berdiam tidak melakukan apapun. Hanya menatap langit-langit kamar tidak beranjak untuk melepas mantel atau mencuci muka dan kakinya sebelum tidur. Bahkan dia mengabaikan untuk membereskan buku pelajarannya untuk besok. Dia hanya merasa dia harus diam. Hingga dia tertidur tanpa sadar.
'Mari menebus dosa bersama, Kyuhyun-ah. Dosa pada appa yang begitu menyayangi kita.'
TBC
Ini hanya percobaan.
Hanya ingin tahu pendapat kalian. Genrenya gak jauh-jauh. Hurt. . brothership.
Oke. Ini singkat, semoga suka. Next chapter menunggu.
