Author: Athiya064/Kyung064
Tittle: Beautiful
Cast: Nam Taehyun, Song Minho, Kang Seungyoon
Other Cast:
Winner, iKon, BigBang, YGartists, SMartists
Rated: T
Genre: GS, , Family, Romance, Drama, etc.
Language: Indonesian
Desclaimer: I do not own the character(s) but the plots are mine.
Notes: sorry for hiatus for some months, Sorryyyy:'(
Words: 3290
Contact Here: Athiya Almas (Facebook)
Athiya064 . wordpress . com
Happy reading

Nam Taehyun –gadis berumur tujuh belas tahun dalam umur Korea Selatan- berlari kencang dari halaman rumahnya, ini sudah terlalu siang baginya, dan ia tidak mau ketinggalan bis yang akan membawanya ke sekolah. Kaki kecilnya melangkah dengan cepat, nafasnya terputus-putus.

Matanya berbinar, jaraknya dengan halte tinggal lima belas meter dan ia masih melihat bis berwarna kuning menunggunya. Sepertinya panas sopir bis itu masih berbaik hati menunggunya, ia melangkah dengan semangat.

Splash!

Taehyun menoleh panik, sebuah mobil dengan kurang ajarnya lewat dengan kecepatan di atas rata-rata dan menginjak genangan air, membuat genangan air sisa hujan semalam melayang ke badan gadis itu. "YA!" Taehyun berusaha meneriaki mobil berwarna merah itu, namun sang pemilik dengan tanpa perasaannya melenggang pergi.

"Aish, sial! Awas kau!" karena takut tertinggal bis, tanpa memperdulikan bajunya yang basah dan kotor ia naik ke bis, sudah terlanjur bukan? Ia berdiri terengah di bis yang sesak, dan mendapat pandangan aneh dari orang-orang. 'Lebih baik aku datang seperti ini, daripada harus telat dan dihukum mengepel koridor lagi.'

'Astaga baunya.. aku akan minta Soohyun parfum,' batinnya lagi.

Lima belas menit perjalanan membawanya ke YG High School sekolahnya, sebenarnya di dalam pikiran terdalam Taehyun tidak pernah berpikir untuk masuk ke sekolah mewah itu. Kalau saja mendiang ibunya tidak menginginkannya untuk bersekolah di sana, mungkin Taehyun tak akan pernah masuk ke sekolah itu. Hidupnya sudah susah, dan ia tidak ingin menambah susah hidupnya untuk bersekolah di lingkungan anak-anak kaya yang membanggakan uang orangtuanya itu.

Tapi takdir berkata lain, ia diterima beasiswa penuh di sekolah itu. Setidaknya meski ia tidak punya ibu, dan ayahnya pergi meninggalkannya tak bertanggung jawab, ia masih punya otak yang cukup cemerlang. 'Nam Taehyun, jangan pikirkan apa kata anak-anak sombong itu, kau Harus belajar dan fokus masuk SNU.' Batinnya menguatkan diri.

Ia melangkah masuk gerbang dengan langkah cepat, beberapa mata otomatis menatapnya, tentu saja penampilannya tak lebih ibarat kucing liar yang baru saja masuk ke dalam selokan, sungguh mengenaskan.

"Eonnie!"

"Astaga!" Taehyun mundur selangkah karena terkejut suara gadis menyapanya tiba-tiba, "Hehe maaf eonnie, kau kenapa? Memang di rumahmu hujan?" itu Soohyun, adik kelasnya tapi mereka cukup dekat karena ada di klub musik yang sama. Taehyun menggeleng, "Ada mobil sialan yang tak bertanggung jawab, begitulah. Kau punya parfum?"

"Punya, lebih dari itu, lebih baik eonnie pakai seragam cadanganku saja." Taehyun berbinar, Soohyun memang berbeda di sekolah ini orang kaya yang mau berteman dengannya hanya Soohyun dan kakak laki-lakinya Chanhyuk. Mereka melangkah ke depan loker Soohyun, "Kau punya seragam cadangan?"

"Uhm, ada tiga."

Taehyun langsung diam, seragam YG sangat mahal. Ia bahkan harus mendapatkan sumbangan dari sekolah untuk mendapatkan seragam itu, benar-benar deh, padahal Cuma seragam. Taehyun berpamitan dan mengganti pakaiannya di toilet sekolah.

"Ups, ada bau busuk." Taehyun langsung menghentikan langkahnya, ia benar-benar tidak berniat mendengar suara itu di pagi hari. Suara yeoja-yeoja kecentilan, kingka sekolah katanya? Taehyun berusaha tak memperdulikan hal itu, ia sudah biasa dengan sindiran-sindiran tak bermutu seperti itu.

"Kau benar Kei, hidungku rasanya hampir buntu."

"Jangan-jangan dia tidak mandi?" Jiae menimpali.

Taehyun langsung mendeath glare mereka, "Aku tidak mau melukai wajah cantik kalian pagi-pagi, apa kalian mau Harus melakukan operasi plastik ulang?" Mijoo, Kei dan Jiae langsung terdiam. Biar bagaimanapun kalau adu fisik mereka pasti kalah dengan Taehyun, Taehyun itu jago karate, boxing dan taekwondo.

"Ayo tinggalkan anak beasiswa ini," ajak Mijoo.

Taehyun menghela nafas kesal, dan mulai mengganti pakaiannya dengan pakaian Soohyun. Biarpun dia miskin dia tidak mau terinjak-injak, itu sebabnya dia mempelajari bela diri sebelum masuk sekolah ini.

. . .

Bel istirahat baru saja berbunyi, Taehyun memegangi perutnya yang melilit. Ia baru ingat, ia belum makan dari malam. Tapi uang sakunya tidak memungkinkan untuk membeli makanan di kantin mereka yang seharga restauran bintang lima bisa habis uangnya nanti, mau makan di luar juga tidak mungkin karena pasti akan dimarahi oleh anggota disiplin karena pergi keluar sembarangan.

'Ah, eottokhae?' batinnya. Akhirnya Taehyun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan, mungkin ia bisa meredam rasa laparnya dengan belajar. Perpustakaan itu tampak sepi, tentu saja mana mungkin anak-anak orang kaya itu berpikiran menghabiskan waktu di ruangan penuh 'kutukan' ini? Taehyun terkekeh, sia-sia sekali. Dibanding membeli buku, membaca di perpustakaan kan jauh lebih mudah dan murah.

Selain membaca, ia juga punya maksud dan tujuan lain di dalam perpustakaan. Tujuannya ada di bagian manajemen, ada seseorang yang selalu ingin ia temui di situ. Taehyun mengambil satu buku sejarah dan berpura-pura mempelajarinya sebelum mengintip rak bagian manajemen.

Kang Seungyoon.

Seniornya yang saat ini duduk di kelas tiga padahal harusnya tahun ini Seungyoon masih kelas dua, Seungyoon adalah penyanyi sekaligus musisi terbaik di YG dan berkali-kali memenangkan perlombaan. Meski kaya, rupawan, dan berbakat, ternyata Seungyoon punya impian lain untuk diwujudkan. Kuliah di jurusan manajemen bisnis di SNU, meski tampangnya bodoh dan ia suka sekali melawak nyatanya Seungyoon adalah orang yang serius dan disiplin. Ia tidak suka melakukan sesuatu setengah-setengah.

Dan sosok seperti itu sangat mengagumkan di mata Taehyun, lelaki itu punya orangtua yang mampu tapi ia masih berusaha dengan belajar giat di perpustakaan untuk mewujudkan impiannya. Tapi sekarang, Seungyoon tertidur dengan duduk di lantai dan punggungnya menyandar pada rak buku. Di telinganya ada sepasang headset dan sebuah buku tebal tentang manajemen tergeletak di pangkuannya.

Taehyun tersenyum kecil, meski hanya melihatnya dari kejauhan ia sudah cukup senang, rasanya ingin ia mengambil foto Seungyoon yang tertidur dengan damai, dan diam-diam juga rasa laparnya terobati entah oleh apa.

Taehyun mengeluarkan sticky note dari sakunya dan menuliskan sesuatu yang sudah menjadi kebiasannya selama mengenal Seungyoon, yaitu menuliskan pesan-pesan pemberi semangat.

To: Seungyoon Sunbae

Oppa, ah maksudku sunbae, fighting! XD

Gadis itu melangkah dengan langkah ringan berusaha agar tidak terdengar dan mengganggu tidur Seungyoon, lalu menempelkan sticky note itu di atas buku yang ada di paha Seungyoon. Kalau dari dekat begini, Taehyun benar-benar sadar Seungyoon sangat tinggi dan memiliki kaki jenjang seperti model.

Kruukk

Taehyun terkejut, perutnya bunyi secara tiba-tiba. Ia memukul dahinya sendiri menyadari kebodohan, 'Aduh, bagaimana kalau oppa bangun?' pekiknya dalam hati, ia pun memilih meninggalkan perpustakaan dengan mengambil seribu langkah. Dan mungkin secara insting, kakinya membawanya ke dalam kantin sekolah.

Ia menelan ludah melihat ratusan murid lain makan dengan khidmat, makanan yang tersaji di piring mereka terlihat sangat lezat. Steak, bulgogi, sushi dan lain-lain, sementara ia harus berdiam diri. Ia menemukan Soohyun melambaikan tangan ke arahnya, dengan tersenyum kikuk Taehyun duduk di dekat Soohyun.

"Eonnie mau makan? Aku traktir!" Taehyun menggeleng, ia terlalu merepotkan Soohyun, ia takut tidak bisa membalasnya. "T-Tidak, aku tidak lapar kok hehe." Jawabnya jelas merupakan dusta, untung saja Soohyun tak curiga. Taehyun melirik anak-anak membawa Sandwich, ya sandwich mungkin satu-satunya menu yang bisa dibeli dengan uang sakunya dan masih ada sisa untuk biaya pulang.

Akhirnya Taehyun melangkah dan mengambil sandwich yang ia inginkan, dan sebotol air mineral. Ia mengeluarkan uang untuk membayar pesanannya di kasir, tiba-tiba seorang laki-laki mendahuluinya ke kasir. "Ahjumma aku beli makan, aku lapar! Ini aku bayar duluan ya, masukkan saja pesanan nona ini ke tagihanku." Tiba-tiba seseorang menjulurkan kartu berwarna hitam pada sang penjaga kantin. Mata Taehyun hampir jatuh, itu black card! Kartu kredit tanpa batas yang pemiliknya tidak sampai lima persen di Korea Selatan.

"Baiklah Mino-ya," sahut sang bibi penjaga kantin, Taehyun berbalik arah dan menatap laki-laki dengan blazer yang digulung hingga siku. "Terima kasih, ini uang pesananku," ia menyerahkan namun orang bernama Mino itu menolaknya.

"Tidak usah, gratis, santai saja Cuma sandwich," dengan nada mengejek Mino meninggalkan Taehyun, membuatnya termenung. 'SOMBONG SEKALI! Cuma sandwich! Harusnya aku tadi beli steak agar dia membayarkan pesananku!' kesalnya dalam hati, tapi ia hanya diam.

Beberapa murid menatapnya, dan Taehyun balas menatap mereka dengan tatapan kesalnya. Jujur ia tidak bodoh atau introvert, ia jelas tau siapa Mino itu, cucu dari pemilik YG, semua orang memujanya. Fakta bahwa ia memiliki black card di usia belia saja sudah menjadi bukti bagi orang-orang betapa berkuasa dan tidak main-main keluarga Song itu. Mereka memiliki perusahaan induk dan jasa di bidang hotel dan resort, yang tersebar di seluruh penjuru Korea.

Dan Taehyun tak mau tahu akan hal itu, sungguh.

Ia kembali ke meja Soohyun dengan wajah ditekuk sampai adik kelasnya itu menanyai perihal apa yang terjadi pada dirinya.

Pulang sekolah Taehyun melangkah ke halaman dan melewati parkiran sekolahnya yang luas dan menampilkan mobil-mobil mewah, biasanya Taehyun tidak akan perduli tapi kali ini ada satu mobil yang tak asing di hadapannya.

Mobil sport berwarna merah

Mobil yang membuatnya basah kuyup tadi pagi.

Ia yakin, karena ia menghafal plat nomor mobil itu dengan pasti.

Dengan iseng dan dibumbui kesal sedikit, Taehyun melangkah menuju mobil tersebut. Ia mengeluarkan spidol dari dalam kotak pensilnya dan menulis dengan kecil di badan mobil tersebut.

Minta maaf!

Lain kali pakai matamu!

"Apa yang kau lakukan pada mobilku?"

Taehyun yang baru saja menutup spidolnya terlonjak, di belakangnya seorang laki-laki berdiri dengan ekspresi yang sangat kesal. "Aku tanya apa yang kau lakukan dengan mobilku?!" bentak orang itu, Taehyun menciut, tapi sungguh ia tidak takut.

"...—Aku.. minta maaf! Cepat!"

"Apa?" orang itu terbengong.

"Kau pengendara mobil tanpa aturan, gara-gara kau menyetir ugal-ugalan, mobilmu menginjak genangan air dan aku terkena imbasnya! Kau tahu, aku pagi ini tes tapi kau memuat bajuku basah dan bau sehingga aku harus meminta lembar jawaban baru!" semprot Taehyun.

"Apa itu sebanding dengan tindakan kanak-kanakmu ini? Apa kau tahu berapa biaya yang dibutuhkan mobilku untuk sekedar memperbaiki bagian yang tergores?!"

"BERAPA MEMANGNYA?!"

"Walaupun kau membayarnya dengan tubuhmu, itu tidak akan cukup." Taehyun terdiam mendengar jawaban dingin sekaligus meremehkan keluar dari mulut seorang Song Minho, Taehyun menggertakkan giginya. "—Beraninya.. beraninya kau! Kau kira aku serendah itu Mino-ssi?!"

"Kalau kau tak rendah, kau tak akan melakukan tindakan kekanakan dan rendahan seperti ini." Mino menyentil dahi Taehyun dengan telunjuknya, lalu segera masuk ke dalam mobilnya. Taehyun terbelalak melihat mobil merah itu melewatinya tanpa ragu. "YA! YA!" Taehyun melepas sepatu merah mudanya dan melempar sepatu itu namun hanya mengenai bemper mobil Mino.

"Keparat!" maki Taehyun, sampai ia mendengar suara langkah kaki mendekatinya. "Tidak baik bagi seorang gadis berkata-kata dengan kasar," Taehyun menoleh mendengar suara familiar tersebut.

"O-Oh annyeonghasseyo sunbaenim." Balasnya kikuk, wajahnya berubah merah ketika menyadari Seungyoon mendengar kata-kata tidak senonohnya. "Ada masalah apa sampai kau melempari mobil Mino dengan sepatumu, ini sepatumu." Seungyoon terkekeh sambil menyerahkan sepatu milik Taehyun. Dengan cepat dan wajah memerah menahan malu Taehyun mengambil sepatu itu dan memasangnya lagi.

"T-Tidak.. aku.. mobilnya membuatku kebasahan tadi pagi!" akhirnya Taehyun mengungkapkannya juga, Seungyoon tertawa lagi hingga matanya hanya membentuk garis. "Benarkah? Keterlaluan sekali dia haha, dan kau melawannya?" Taehyun mengangguk ragu.

Kemudian dia ingat, Seungyoon ini dekat juga dengan Mino meskipun mereka berbeda tingkatan. Keluarga mereka merupakan shareholders investasi dari sekolah ini, sekaligus dalam bidang usaha lain. "Aku mau pulang, apa mau kuantar?" Taehyun menggelengkan kepalanya cepat, "Rumah kita beda arah, hehe. Aku duluan sunbae!" Taehyun berlari kencang meninggalkan Seungyoon.

"Aigoo! Aku terlambat!"

Sebenarnya Taehyun berbohong pada Seungyoon, ia bahkan tidak tahu dimana rumah laki-laki itu. Taehyun saat ini harus bekerja di cafe, pekerjaan part time yang sudah ia jalani selama satu tahun belakangan ini. Ia masuk dan mendapati cafe itu masih sepi, untung saja. Taehyun segera berganti pakaian dan menuju tempat kerjanya.

"Baru pulang sekolah?" itu Minji, anak pemilik cafe menurut Taehyun perempuan itu berlaku terlalu baik padanya. "Ne eonnie." Minji tersenyum, dan menyerahkan sekotak susu strawberry kepadanya. "Minumlah, pasti kau haus." Taehyun hanya mengangguk dan membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih.

"Uri Taehyun, bogoshippeo!" Taehyun memutar kedua bola matanya malas, laki-laki setinggi tiang itu memang tidak pernah berubah. "Jangan mendekat atau kau mau aku menendang betismu seperti waktu itu Nam Joohyuk?" ancam Taehyun tak main-main, Joohyuk –lelaki tinggi itu- hanya terdiam.

"Iya, iya, maaf uri gongju." Taehyun langsung mengangkat tangan bersiap-siap memukul Joohyuk, "Kalian ini, jangan bertengkar setiap hari. Bagaimana kalau kalian berakhir mencintai satu sama lain?" Minji menggeleng-geleng melihat perlakuan kedua pegawainya tersebut.

"Aku akan bersyukur nuna!"

"Itu tidak akan pernah terjadi!"

Minji tertawa, "Sudah sudah, pelanggan akan takut kalau kalian bersikap seperti itu." Taehyun kemudian teringat sesuatu, "Eonnie, boleh aku pinjam tablet?" tanya Taehyun sedikit berharap, Minji menoleh. "Tentu saja,"

"Pakai punyaku saja chagi," Taehyun mendeath glare Joohyuk untuk yang kesekian kalinya, "Jangan-panggil-aku-seperti-itu-lagi!" Joohyuk hanya menunjukkan telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf 'V' tanda damai.

Taehyun segera mencari tahu tentang Song Minho, entah mengapa ia tiba-tiba penasaran mengenai laki-laki tersebut. Mungkin karena ia tidak pernah menghadapi lelaki semenyebalkan Mino, namun beberapa Keyword mengarahkannya ke Kang Seungyoon juga.

Name: Minho Song
Song Hyun Suk's second grandson, Song Jiyong and Sandara Park's second son.
Family: Song Jiyong (dad) Sandara Park (mom) Song Seunghoon (hyung)
Own 1/6 YG's assets including hotels and resorts.
Circle of friends: Kim Jiwon, Kim Hanbin, Goo Junhoe, Kim Donghyuk, Jung Chanwoo, Wang Jackson, Im Jaebum, Yunhyeong, Kang Seungyoon, Kim Jinhwan

"Kang Seungyoon? Wah, daebak." Ia segera menekan halaman yang memuat data mengenai Kang Seungyoon.

Name: Seungyoon Kang
Kang Dong Wook's first grandson, Daniel A Kang
´s only son.
Family: Daniel A Kang (dad), Kang Haru (younger sister)
The only inheritors of DS's company, including an agency and arts academy.
Circle of friends: Song Seunghoon, Im Jaebum, Yunhyeong, Kim Jinhwan, Song Minho.

"Tidak ada data yang menyebutkan ibunya?" gumam Taehyun, disitu kebanyakan berisi foto individu Seungyoon dan beberapa fotonya bersama Haru namun wajah adiknya tidak diperlihatkan dengan jelas sepertinya dilindungi dari publik. Sementara ayahnya sendiri hanya memiliki satu foto bersamanya.

"Serius sekali?" Taehyun tersentak, Minji menatap foto laki-laki yang ada di layar tabletnya. "Kang Seungyoon? Kau mengenalnya?" Taehyun mengangguk kecil, "Ne, dia adalah sunbae yang paling aku kagumi."

"Kagum atau suka?" goda Minji, membuat pipi Taehyun terasa panas. "Mereka adalah laki-laki hot yang jadi perbincangan anak sekolah sekarang ini," Minji mengingat teman-temannya yang bercerita tentang dua belas laki-laki entah siapa itu. Tapi yang paling terkenal tetap Song Minho, ada juga yang menyukai tipe bad boy semacam Song Seunghoon, Kim Jiwon, Lee Taeyong maupun Yunhyeong, atau malah menyukai tipe flower boy yang kelewat dingin seperti Jaebum, Jinhwan, Hanbin dan lain-lain.

"Ah eonnie, terima kasih." Taehyun mengembalikan tablet itu ke tangan Minji dan kembali pada pekerjaannya.

. . .

Aku mendengar suara tawa merdu lagi, pasti kekasih Seunghoon hyung. Apa dia tidak pernah lelah bergonta-ganti pasangan? Tapi.. sepertinya ini baru kali kedua Seunghoon hyung membawa seseorang ke rumah. Biasanya ia hanya membawa mereka tidur di apartemen pribadinya saja.

Aku masuk ke ruang keluarga dan mendapati mereka berdua duduk di atas sofa sambil bermain video games, gadis itu terlalu kecil jika harus duduk di sebelah Seunghoon hyung. Aku mengobservasi gadis itu, cantik, sedikit mirip eomma, tunggu.. bukankah dia Jinwoo Kim? Model dan aktris yang sedang naik daun? Wow, Seunghoon hyung selalu mendapatkan umpan yang terbaik. Aku penasaran, berapa waktu yang dibutuhkannya untuk mencampakkan gadis tersebut?

"Baby, kenalkan ini Mino, adikku." Seunghoon hyung tersenyum lebar, aku menautkan alisku, sejak kapan dia jadi perduli untuk mengenalkanku pada gadisnya? Gadis itu berdiri dan menjabat tanganku, telapak tangannya lembut dan kecil. "Annyeonghasseyo, Kim Jinwoo imnida. Kau bisa memanggilku Jinwoo,"

"Um, aku Mino." Jinwoo sepertinya sadar kalau aku tidak terlalu tertarik dalam perbincangan panjang, jadi ia hanya tersenyum dan kembali duduk. Aku memutuskan untuk duduk di samping meja sambil menyeduh teh, "Ada apa perkumpulan tiba-tiba ini hyung? Dan, mana appa dan eomma?"

"Mereka masih dalam perjalanan, maklum butik eomma yang kedua di Paris baru saja diresmikan. Kita akan membicarakan pertunanganku dan Jinwoo,"

"APA?!" pekikku tak mampu menahan diri, Seunghoon hyung menaikkan sebelah alisnya, seolah-olah perkatannya adalah perkataan paling wajar di dunia ini. Ia memang terlibat banyak hubungan asmara dari gadis biasa sampai selebritas maupun gadis-gadis pewaris tahta, tapi meresmikan hubungan ke jenjang lebih tinggi? Bukan Seunghoon hyung sekali.

Aku memberikan tatapan 'are-you-madly-in-love-or-something-hyung?' padanya, Jinwoo, gadis itu malah terlihat cemas dan meremas ujung dressnya, seolah-olah aku adalah calon ibu mertua yang akan menghakiminya. Heck, aku langsung mengendalikan ekspresiku menjadi poker face lagi, aku takut ia akan membayangkan eomma sepuluh kali lebih menakutkan dari aku. Padahal eommaku adalah wanita paling lembut di dunia, gen wajah mengintimidasi milikku dan hyung merupakan warisan genetik dari appa dan haraboeji.

"Kenapa? Kau terkejut? Aku hanya berpikir, tidak seharusnya aku bermain-main terus. Kau sendiri bagaimana? Aku tak pernah melihatmu membawa gadis, padahal mereka menempelimu seperti semut pada gula." Aku memutar bola mataku malas, "Tidak, aku sedang tidak tertarik untuk lovey dovey,"

"Well, kau tunggu saja saat-saat itu pasti akan datang."

"Tuan muda, Tuan besar sudah tiba," kami berdua menoleh, itu Soyou salah satu maid di rumah ini. "Oh, kau sudah menyiapkan kamar mereka dengan baik bukan? bagaimana dengan hidangannya?" Soyou mengangguk, Seunghoon hyung terlihat cukup puas.

"Ayo ke ruang makan,"

"Aigoo uri adeul!" itu eomma dengan nada suara yang kelewat ceria, ia memeluk aku dan Seunghoon hyung bergantian, "Eomma jangan cium, ada kekasih Seunghoon hyung.." bisikku, eomma selalu memperlakukan kami seperti anak lima tahun, aku melirik Seunghoon hyung yang pasti lebih malu lagi.

"Oh jadi begitu? Eomma kalah dengan kekasihmu?" eomma sedikit merajuk, membuat appa yang sempat aku lupakan terkekeh pelan. "Sudahlah honey, mereka sudah cukup dewasa untuk kau perlakukan seperti itu, bagaimana kalau aku saja?" EW! Orangtuaku benar-benar, apa mereka tidak sadar ada orang asing?

"A-Annyeonghasseyo, Kim Jinwoo imnida," Jinwoo nuna membungkukkan badannya, eomma menatap Jinwoo dan hyung bergantian. "Seunghoon, kau selingkuh lagi? Kau bilang kau mau menjalin hubungan serius?" suasana langsung berubah hening, Jinwoo nuna malah mematung.

"E-Eomma!"

"Nama yang selama ini kau ceritakan berbeda dengan gadis ini," aku bersumpah itu momen paling awkward, aku melihat Jinwoo sedikit bergetar mungkin ia berniat kabur dari tempat itu. "Selama ini kau menceritakan seseorang bernama Jinu, bukan Jinwoo."

Pfft! Aku hampir tertawa.

Lalu aku melihat eomma tersenyum lebar, "Haha, aku bercanda Jinwoo-ssi. Tentu saja, kalau ia bermain-main lagi aku yang akan mencubit telinganya." Jinwoo menghembuskan nafas lega, "Aishh, eomma benar-benar!" gerutu Seunghoon hyung.

"Kau ini, sudah sudah ayo makan, aku lapar dan jet lag." Giliran appa menetralkan suasana, eomma merangkul Jinwoo nuna dan mengajaknya duduk di sampingnya. Ah, pemandangan yang menyenangkan kapan eomma akan berlaku seperti itu pada yeojachinguku?

Seperti kau punya saja Song Minho.

Makan malam kami berlangsung cukup hangat sesekali dengan cerita mengenai rencana kakak laki-laki dan calon kakak iparku mengenai masa depan mereka, ada rencana mereka akan kuliah di New York, sepertinya rumah ini akan bertambah sepi. Tapi setidaknya ada keluarga baru, well mungkin masih lama mengingat Seunghoon hyung masih duduk di bangku terakhir SMA.

Drrt..

Ponsel pintarku bergetar, aku meraihnya dan membaca pesan. Dari si gigi kelinci Bobby, pasti anak ini mengajakku main lagi. Benar-benar dia paling tidak betah ada di rumah, tentu saja mana ada anak yang betah di rumah kalau orangtuanya tidak bersahabat seperti orangtua Bobby. Aku menaruh simpati pada anak ini.

"Mino, tidak sopan bermain ponsel saat makan." Appa mengingatkan, aku buru-buru menyimpan ponselku lagi. "Em, sepertinya aku pamit duluan, aku ada acara bersama teman-temanku." Eomma memasang wajah kecewa, tapi sepertinya tidak terlalu keberatan karena ingin berbincang dengan Jinwoo.

"Mino, hati-hati, dan bawa mobilmu ke bengkel. Ada coretan di pintunya,"

Crap!

Eomma menyadari tulisan gadis sialan bernama Nam Taeyeon? Taehyung? Ah siapapun dia, "Ya eomma itu bentuk tindakan orang gila di sekolahku,"

"Orang gila? Siapa? Apa mau eomma beri peringatan?" aku menggeleng kuat, sial aku lupa eomma punya 1000 akses masuk ke kehidupanku, bisa-bisa gadis itu berubah jadi debu besok. "Bukan siapa-siapa eomma,"

"Oh Mino, appa akan mengenalkan seseorang padamu besok. Jangan pulang terlambat,"

"Apa perjodohan? Aishhh lebih baik appa urusi urusan hyung dulu, aku kapan-kapan saja, aku duluan!" dan aku melihat appa menggeleng-gelengkan kepalanya tak tahu mau membalas apa.

Kujalankan mobilku dengan kecepatan sedang, dan aku melirik bensinku yang ada di ambang batas. "Nice timing." Gerutuku kesal, aku menjalankan mobil ke stasiun bahan bakar terdekat, bukan yang otomatis. Syukurlah, karena aku terlalu malas mengisinya sendiri.

"Mau isi berapa liter tuan?"

"KAU?!"

Song Minho, sial kuadrat.

TBC

Hai, hehe. Aku balik dengan ff lagi-_-v well, ff ini inshaallah ngga php karena aku udah nulis 4 chapternya, dan mungkin end di chapt ke 6. Oiya sebenernya ff ini adalah ff Hanbin x Hayi punyaku, Cuma aku remake aja jadi kalau ada salah kata(?) dimaafkan ya hehe. Aku juga nulis ff ini versi Kaisoo.

Review?^^