Warning :
Mengandung unsur OOC, EYD (Ejaan Yang Diselewengkan), typo, lawakan tidak bersungguh-sungguh, dan siluman siluman perfanfiksian lainnya.
.
.
*ADIKTIF*
"CYBER"
.
.
Baru baru ini seantero negeri dihebohkan oleh sebuah tajuk wacana. Tajuk singkat awalnya, namun rupanya benar benar direalisasikan.
Sebuah program pemerintah yang mulai mengubah suatu negara. Yang mana menimbulkan pro dan kontra. Terlebih karena kebijakan yang diusung negeri tersebut saat itu mulai menggonjang-ganjingkan perekonomian negara. Ya bagaimana tidak? Harga cabai melambung, harga sembako melambung, harga bakso melambung, dan sejumlah lonjakan yang cukup fantastis untuk membuat krisis moneter versi revolusi.
Sesungguhnya apa yang membuat lambungan harga harga tersebut? Sesungguhnya tidak lain dan tidak bukan ialah sebuah kebijakan soal permainan digital. Namanya game online. Dan beberapa diantaranya sudah terkena dampak kebijakan negara itu.
Ditertibkan paksa.
Sejumlah anak anak yang dunianya terjebak dalam sebuah pengembangan teknologi bernama Game online mulai berulah macam macam. Yang awalnya sibuk nge-game hingga lupa makan menjadi aktif makan empat sehat lima sempurna sehingga menghabiskan stok subsidi bulog dan berimbas pada gonjang-ganjingnya perekonomian negeri.
Apalagi yang mendirikan bisnis warnet berbasis game online. Usahanya serentak mengalami gulung tikar. Semuanya dari Sabang sampai Merauke, dari Sampang sampai Maumere, tak terkecuali. Devisa terbesar mereka berasal dari remaja belasan tahun yang tak sayang merogoh kocek dalam dalam hanya untuk sejam atau dua jam di depan layar dengan aksi aksi ricuh mengumpat umpati kasus cheat.
Berhubung sumber pemasukan mereka sudah ditertibkan, sudah dijerat dalam sebuah undang undang pasal berapa ayat ke berapa, maka mau tak mau pengusahanya harus tunduk juga. Itu kalau mau aman dan tidak berurusan dengan para pekerja sektor keamanan negara seperti divisi divisi kepolisian.
Namun dari beribu bisnis yang gulung tikar, dari sejuta pengusaha yang menangis, pasti ada bisnis yang tetap eksis. Dari sekian banyak bakso sehat, pasti ada yang berformalin. Intinya di setiap suatu bisnis yang legal, pasti ada beberapa yang illegal.
Inilah sebuah usaha warnet berbasis game online yang tetap eksis meski sudah diblokir aksesnya.
Sebuah warnet kecil besutan pengusaha pengusaha muda. Bisnis yang dikawal oleh eksekutif muda yang tak pernah ikhlas disebut sebagai eksekutif. Yaitu dua pemuda jaya yang royaltinya terus menumpuk dengan menjalankan bisnis haram dan illegal. Ya begitulah royalti biasanya terus hadir pada bisnis bisnis yang haram.
Digawangi oleh dua pemuda. Satu adalah otaku progammer yang mempunyai berhala lengkap dari serial PreCure, satunya lagi gamer tingkat internasional yang merangkap sebagai pebasket demi menyembunyikan identitasnya sebagai seorang gamer pro.
Ialah Midorima Shintarou yang merupakan progammer lulusan universitas terkemuka negara yang kesehariannya bekerja sebagai pemilik warnet dan pengembang game online. Pandai dan jenius meski sering kali absurd dan kolot. Meski banyak gamer yang kurang suka lelaki ini karena sering dikalahkan dalam game, namun banyak wanita yang menggilainya. Yang semata datang ke warnet cuma untuk memodusi lelaki yang satu ini.
Yang kedua ialah Kagami Taiga. Ganteng dan gentle lulusan universitas luar negeri. Berprofesi sebagai tukang jaga warnet dan gamer pro tingkat internasional. Sesekali membantu membuatkan makalah makalah bagi beberapa siswa yang menghendaki jalan pintas asal mau memberikan sedikit pelicin pada lelaki satu ini. Selain itu tak jarang lelaki ini dipanggil untuk bertanding basket antar provinsi. Semata karena selain kemampuannya yang diluar nalar, tubuh berototnya juga cukup bisa diandalkan saat ada kericuhan antar supporter mendadak. Ya siapa tahu bonek merambah dunia basket kan?
Namun sesungguhnya bukan itu saja yang membuat dua lelaki ini eksis menggawangi bisnis yang diilegalkan oleh negara. Ya tentu kalau kesehariannya cuma begitu begitu saja pasti akan sangat mudah sekali tertangkap divisi keamanan negara. Apalagi divisi keamanan jaman sekarang kan ketat sekali. Ada bau kriminalitas sedikit langsung didatangi. Bahkan motor dengan spion satu saja bisa dikasuskan oleh pihak keamanan karena saking ketatnya.
Midorima Shintarou. Selain progammer, ia juga merupakan salah satu kawakan dalam sebuah organisasi cyber bernama 'Anonymous'. Hack situs situs vital negara bukan lagi hal rumit baginya. Siapa yang pernah meng-hack situs resmi ISIS? Midorima dan anak buahnya. Siapa yang meretas situs resmi KPAI dan mengganti headernya dengan sekelompok heroine heroine unyu? Midorima pelakunya. Siapa yang bisa membobol pertahanan virtual negara? Midorima orangnya. Bahkan isu di kampusnya mengatakan bahwa lelaki satu ini berhasil lulus dan diwisuda tak lain dan tak bukan karena keahliannya mengobrak-abrik situs dengan keamanan tinggi milik dosennya sendiri.
Jadi, ketika ada desas desus dalam dunia internet soal suatu penggrebekan, sedikiiit saja ada, maka Midorima akan buru buru menjalankan antispasi dengan mematikan jaringan apapun yang berhubungan dengan game online.
Kagami Taiga. Salah seorang gamer yang menjadikan hobinya sebagai profesinya. Salah satu anggota TEAMnxl. Team berisi gamer profesional yang sangat berprestasi dengan mengusung nama baik negara ke kancah internasional. Mengandalkan koneksinya yang sangat luas untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya. Salah satu koneksi yang paling vital adalah koneksinya dengan 'orang dalam' alias pihak kepolisian. Kagami rupanya diketahui akrab dengan salah seorang progammer dari kepolisian bernama Takao Kazunari. Hubungan mereka bisa diidentifikasikan sebagai hubungan saling menguntungkan.
Namun selihai apapun seekor belut berkelit-kelit, pasti akan tertangkap juga. Sejenius apapun penjual nakal mencampurkan zat zat misterius ke dalam dagangannya, pasti akan terkuak di acara Reportase Investigasi juga. Nasib apes memang tak pernah bisa diprediski, oleh emperor eye sekalipun.
Sore kemarin, Midorima diketahui hengkang dari warnet dan pergi ke suatu tempat entah kemana. Ngakunya mau membeli beberapa macam hardware. Tapi Kagami yakin pasti mau malam mingguan. Sebab salah seorang koneksinya dari kepolisian sibuk nyetatus mau malam mingguan bareng seseorang. Pasti bareng Midorima. Tidak mungkin tidak.
Malam minggu, Kagami tak ingin jadi jones lapuk yang terus memanjatkan doa agar hujan turun. Maka berangkatlah ia menyusul kepergian rekannya. Pergi nongkrong di Majiba. Mumpung lagi diskon spesial kelulusan, Kagami bisa ikut nimbrung kan.
Hingga akhirnya warnet diserahkan pada sepupu Kagami yang baru datang dari Amerika. Himuro namanya.
Namanya orang baru. Baru datang, baru kenal, baru beradaptasi, otomatis baru tau juga. Baru tau kalau ternyata sekelompok lelaki berseragam polisi datang ke warnet besutannya, rupanya hendak menjalakan penilangan.
Melongo lah dia ketika sejumlah remaja digiring ke kantor polisi beserta dengan penjaganya.
"Halo Taiga? Where are you?!" Himuro menelpon panik.
'What's up?'
"Warnetnya digrebek polisi. Cepetan balik sini!"
Dari kejauhan terdengar suara benda dibanting.
Gantian telpon Midorima. Tidak diangkat.
'Midorima? Where are you?'
'Wa lg jalan.'
'cepet balik, penting. GPL.' Balas Himuro
'Napa?'
'warnet digrebek polisi.'
Balasannya lama tapi datang juga
'ANJAAAAYYYYYY NANODAYO! KAGAMI SURUH BALIK!'
Himuro tidak membalas.
Keduanya datang tergopoh-gopoh ke kantor polisi. Yang berkacamata datang dengan jaket coklat dengan lambang sayap tumpang tindih sambil membawa nendo setinggi 50cm berwujud wanita berambut biru kucir dua. Satunya lagi datang dengan seplastik burger. Burgernya diduga belum habis dan dia minta dibungkuskan dibawa pulang. Lumayan bisa dipanaskan untuk nyemil nanti malam.
"Oh rupanya pemiliknya sudah tiba. Pemiliknya yang mana ini? Yang pakai kaos lambang DOTA? Atau yang bawa nendo Hatsune Miku?"
'Njir, wibu.' batin keduanya serempak.
Keduanya berpandangan sejenak sebelum saling tunjuk dengan semangat empat lima. Midorima menunjuk Kagami, Kagami menunjuk Midorima.
"Wah wah. Bagaimana ini kok tidak ada yang mau mengaku?"
Kagami sejujurnya ingin menampar Midorima dengan tamparan yang aduhai dahsyatnya. Pasalnya Midorima yang ia yakini akan bertindak sportif rupanya malah menabuh genderang perang. Namun, sesportif apapun Midorima, kalau saat saat seperti ini tiba-tiba bertindak tak wajar ya sesungguhnya masih pantas. Kondisinya memang runyam.
Daripada menampar Midorima yang sama sama korban dalam kasus ini, hati Kagami yang terdalam lebih ingin sekali menampar lelaki dari divisi kepolisian yang saat ini duduk santai dan mengintrogasi keduanya.
Dialah lelaki muda yang kira kira seusia mereka. Matanya biru gelap, begitu pula rambutnya. Lelaki yang Kagami curigai sebagai salah satu lelaki yang rese bukan main. Yang sialnya berhasil lulus jadi Polisi. Yang akan Kagami catat dalam list untuk ia sarankan pada Midorima agar di hack segala akun jejaring sosialnya.
Polisi ini pernah beberapa kali Kagami jumpai. Balik di razia sepeda motor maupun di penilangan tengah jalan ketika jaman jaman tanggal tua. Dan, polisi satu ini selalu tahu bentuk pelanggaran Kagami. Mulai dari jaman SIM habis masa berlakunya hingga spion motornya menjanda.
"Yang punya mereka berdua, Pak."
Himuro nampaknya mengibarkan bendera perang.
"No. Panggil saya mas saja. Memangnya saya bapakmu apa?"
Susah ini. Kong kalikong dengan polisi macam ini pasti bukan perkara mudah. Disogok bakal diperkarakan, didiamkan bakal dipejarakan. Sesulit makan buah simalakama rasa jeruk.
"Jadi ini urusannya gimana?"
Kagami menyikut Midorima yang malah sibuk mengotak atik ponselnya.
"Diam, nanodayo. Aku lagi sibuk."
Kepret. Urusan pelik begini, sok sokan ngaku sibuk. Mana yang dibilang sibuk rupanya malah sms-an sama Takao pula.
'Takao nanti dulu. Ini aku lagi di kantor polisi nanodayo, lagi enggak punya pulsa buat sms kamu. Kamu kirimin aku pulsa dulu 20k nanti aku sms kamu. Darurat nanodayo.'
Kagami berani bertaruh, dalam jangka waktu 12 jam ke depan Midorima tak akan dapat kiriman pulsa dari Takao kalau cara berpesannya macam itu. Macam sms nipu.
'Ma, aku lagi di kantor polisi nih. Penting banget. Mama kirimin aku pulsa sekarang ya.'
Apa Kagami bilang? Malahan Midorima yang kena Critical Hit dari Takao. Yang sms kurang jenius, yang balas sms ber-IQ rendah. Kagami ingin menoyor kepala Midorima rasanya.
"Ya sudah. Daripada kalian tidak mau mengaku, saya kasih jadwal ke pengadilan setempat saja."
Diseret ke meja hijau gara gara kasus begini? Kagami dan Midorima sesungguhnya tak terima. Ini kasus yang tidak merugikan pahlawan, ideologi negara, simbol negara, maupun masyarakat luas. Apa perlu meja hijau jadi penentu takdir mereka?
Jujur, kalau Kagami boleh memilih, ia lebih ingin dijadikan Duta Anak Muda saja daripada diseret ke pengadilan. Agar ia bisa tenar secara instan. Iri juga ia melihat kasus lain yang malah menjadikan tersangka sebagai duta. Ia mau juga jadi duta.
"Minta surat biru, Pak!" sela Kagami lantang, berniat meminta kelonggaran pada si polisi berkulit dim.
Midorima menyikut tajam.
"Ini bukan tilang lalulintas, Baka!" Itu Midorima yang mewakili batin si polisi.
"Ya mana tau polisi bisa diajak nego."
"Diam kalian! Sekali lagi, jangan panggil saya bapak. Memangnya saya bapakmu? Dan lagi, kalian bukan melanggar lalu lintas! Surat biru tidak berlaku."
Si polisi menggarang.
Midorima mesem kecut, Kagami makin cemberut.
"Ya pak."
Sejam kemudian Midorima mengambil jalan tengah dengan cara mengaku salah dan mengaku kalah. Itu cara yang dewasa untuk menjebak katak agar masuk ke sebuah perangkap. Apalagi kalau kataknya menjelma menjadi sosok polisi yang dari tadi mengklaim diri sendiri sebagai 'yang bisa mengalahkanku cuma aku sendiri'.
Meski negosiasinya berlangsung alot, namun berakhir dengan sukses. Siapa sangka meski Midorima yang biasanya cuma paham soal kode kode progammer rupanya bisa juga paham bahasa kepolisian. Dengan mudah dirinya melancarkan manuver manuver cemerlang demi bisa menyogok polisi yang ternyata tidak terlalu pintar tersebut.
Namun sebagai imbasnya, rupanya polisi tersebut juga melancarkan taktik taktik licik. Polisi biru yang rese tiada tanding tiada banding tersebut rupanya memiliki niat untuk bertandang setiap malam minggu untuk melakukan inspeksi terhadap warnet besutan keduanya.
Kagami sudah suudzon. Jangan jangan laki laki satu ini hendak menarik upeti alias meminta uang tutup mulut atas bisnis haram mereka dengan kedatangannya setiap malam minggu. Tapi ya lihat dulu progressnya mau bagaimana.
"Mau narik setoran kali kalau tiap malam minggu mau datang tuh." Ujar Kagami bersungut sungut.
"Ya kita enggak punya pilihan lain, nanodayo."
"Polisi kepret. Kemaren belom lama gua tuh ditilang ama polisi yang tadi. Soak memang."
"Terus ketemu lagi sekarang? Kok sial amat?"
"Kalo ngga dikasih tar bisnis kita gulung tikar. Rahasia perusahaan ini tuh sebenernya." Kagami menggaruk kepalanya frustasi.
"Bener. Yah. Liat deh besok."
.
.
*ADIKTIF*
.
a/n :
Halo selamat sore.
Sebuah fic dari fandom Kuroko No Basket saya terbitkan sore ini. Fic yang itung itung utuk meresmikan akun baru yang khusus menerbitkan fic dengan pair Aokaga seperti namanya ini.
Fic ini saya prediksi akan jadi 2 atau 3 chapter saja (semoga). Tapi kalau rupanya ada aral melintang ya mungkin bisa sedikit melenceng XD
Nantinya bukan cuma saya yang akan menerbitkan tulisan disini, tapi beberapa orang yang lain yang kalau berkenan dan ada waktu luang, bisa menerbitkan tulisan juga.
Akhir kata, terimakasih sudah membaca. Dan kalau berkenan silahkan tinggalkan kritik yang bersifat membangun
.
ADIKTIF_Sui
