disclaimer: dangan ronpa © spike
warning:
OOC. Cacat yo. SPOILERS.
catatan:
gara-gara baca dangan ronpa IF, gua semacam ship naegi/ikusaba yo. im aiming for 150 words but brain forbid me so exactly 200 words c: sori cacat


Asahina mengusulkan bahwa mereka harus mengambil foto bersama lagi. Yamada membawa kamera pink tanpa timer. Seseorang harus mengorbankan posisinya. Naegi pun menjadi sukarelawan, membuang tenaganya untuk memotret teman-temannya.

Ikusaba merapikan seragamnya. Yang lain sedang mencari posisi, melakukan berbagai pose. Naegi hanya menggaruk pipinya, tertawa kecil melihat tingkah laku mereka. Di sudut matanya, Enoshima bersembunyi. Senyumnya palsu.

Cahaya matahari terlalu terik saat itu. Ada kekacauan yang membahagiakan di bawah sana—teriakan dan sahutan dibalut oleh keceriaan. Kertas warna-warni menghiasi tanah Bumi yang sekarat.

Semua orang mengembangkan mulut dan memamerkan gigi meski aba-aba dari Naegi belum ada. Ikusaba hanya memainkan ujung roknya, merasa malu tanpa alasan. Ia bersumpah saudaranya menahan tawa, melihat sesuatu yang tak bisa ia lihat. (Di balik rambutnya, tengkuknya memerah.)

Naegi pun akhirnya memberi aba-aba.

Satu. Dua. Tiga.

Cahaya blitz hidup sedetik. Di detik yang sama, lensa kamera menyergap momen sederhana yang langsung hancur setelah Naegi menurunkan kamera.

Tak ada yang berharga di foto itu. Ia hanya menatap lensa. Wajahnya datar. Cuma itu.


Asahina dan Fujisaki memandang foto yang diambil Naegi. Mereka memperhatikan sesuatu yang aneh selain wajah Enoshima yang tersembunyi di balik gestur hormat Ishimaru: ada sinar redup di dalam mata Ikusaba, seakan seseorang meletakkan bintang di irisnya.