title: buku persahabatan (xiuhan)
disclaimer : semua member exo milik tuhan dan kedua orang tua mereka
rate :T (hampir M )
pairing : xiuhan
sumarry : sebuah buku menbuat hidup kim minseok berubah, diadaptasi dari anime natsume yuujinchou
warning : BL (Yaoi), OOC, Typho, DLDR
happy reading~
"Kemana? Kemana dia?" terdengar suara yang sarat akan kemarahan, mencari seseorang
"di mana wanita itu ?"
Hosh…hosh..
Terlihat namja yang tengah berlari sekuat tenaga seperti menghindari sesuatu, dia melalui gang-gang yang sepi padahal hari masih siang
Hosh…Hosh…
"kemana?"
Namja tersebut menoleh kebelakang dan mendapati sesuatu yang besar dan bermata satu mengejarnya
'sial, aku harus segera sampai'
Hosh…hosh….
.
.
.
Dua remaja SMA tampak berjalan melewati taman
"kalau ingin bekerja sampingan lebih baik disekitar pantai saja" ucap namja bersuara bass dan berbadan tinggi
"oh pantai ya?" ucap namja bereyeliner dan berbadan mungil
" Mungkin bisa ketemu seseorang"
"uh bilang saja kau ingin melihat yeoja-yeoja berbikini, dasar mesum" namja bereyeliner mempoutkan bibirnya
"ah bukan- WWAAAAHHH"
Seorang namja tiba-tiba muncul dari balik semak-semak dan hamper menabrak mereka, seragam yang ia kenakan tampak kotor dan keringat bermunculan didahinya, menumpukan kedua tangannya pada lututnya dan memsabilkan nafasnya
"uhm. Minseok?" tanya namja bersuara bass
"kamu lagi ngapain?" sambung namja bereyeliner
"baekhyun, chanyeol, uh.. a-aku lagi gak ngapa-ngapain," jawab namja bernama minseok
"bneran gak apa-apa? Tuh bajumu kotor" tunjuk baekhyun
"iya aku gak apa-apa, oh ya kalian tau kuil disekitar sini?"
Mereka berdua tampak berfikir "kuil ya? Beberapa blok kekanan, lebih cepat lewat gang sebelah sana" chanyeol mengarahkan minseok
"terimakasih" minseok segera berlari kearah yang dituju chanyeol
"YA minseok" triak chanyeol
"dia kenapa ya?"
"sudahlah ayo pulang"
Wuuuussshhhh~ tiba-tiba angin yang lumayan kencang melewati baekyun dan chanyeol, sampai menerbangkan beberapa daun
"apa itu?"
"anginnya kenceng banget"
"dia orang yang aneh, dia jarang bicara sejak pindah kesini"
"mungkin dia orang yang pendiam"
.
.
.
Minseok tetep berlari menuju kuil, tanpa memperdulikan tatapan aneh orang-orang yang memendangnya
Hosh…hosh…
'mereka tidak melihatnya, aku iri pada kalian'
Grruuuusaaakkkk
Minseok masih berlari dan menengok kearah belakangnya 'sial, dia menemukanku'
"tunggu!" ucap mahluk berbadan besar dan bermata satu
.
.
Sejak aku kecil, kadang-kadang aku melihat hal aneh, mungkin ini yang kalian sebut makhluk gaib, dan mereka tidak bersahabat, tapi sejak aku pndah ke busan beberapa dari mereka seperti mengejarku, ingin membunuhku, jika aku dikejar mereka aku akan mencari kuil untuk berlindung karena mereka tidak dapat memasuki area kuil
.
.
Brrraaakkk
"aaahhh"
Tubuh mungil minseok mengenai pohon, tubunya diangkat dan dicengkram oleh salah satu tangan mahkluk bermata satu
'uh aku tidak bisa bernafas'
"akhirnya aku menangkapmu sohee"
'sohee?'
"nah sekarang kembalikan namaku" makhluk itu mendekatkan wajahnya, dan minseok dapat merasakan nafasnya
"cepat!" cengkraman mahkluk itu semakin kencang
"tunggu dulu, akan berbahaya jika dia menyebut namamu" tiba-tiba muncul satu mahkluk, matanya sipit telingannya panjang dan runcing serta memakai baju hanbok, namun tubuhnya lebih kecil disbanding dengan mahkluk yang mengejar minseok "potong lidahnya agar dia tidak bisa menyebut namamu" lanjutnya
"hahaha tentu saja" tertawanya terdengar mengerikan
'aku harus kabur' minseok kemudian mengangkat kaki kanannya dan menendang wajah mahkluk bermata satu itu
""AAAAHHH SAKIIIT" makhluk bermata satu itu reflek melepaskan tangannya dan memegang wajahnya yang terkena tendangan minseok
"bodoh, dia kabur" mahkluk bertelinga runcing mengumpat begitu melihat minseok berlari kearah kuil
Hossh..hosshh…
'selalu saja begini, bukan berarti aku ingin melihat mereka'
Flashback on
Disuatu ruang makan, sepasang suami istri choi dan anak kecil duduk di meja makan, saat itu minseok berusia 8 tahun, dia memegang empat piring ditangan kanannya dan 4 pasang sumpit ditangan kirinya
"minseokie, kita hanya butuh 3 piring, kenapa kau bawa 4 piring" ucap yeoja
Minseok tampak bingung "tapi bibi, kita butuh buat tamu itu" ucapnya sambil menunjuk kebelakang bibi. Paman dan bibinya bertatapan setelah melihat tidak ada siapa-siapa disitu selain mereka
"tidak ada apa-apa disitu minseokie" ucap bibi
"sudahlah, minseok sekarang makan saja, ne?" ucap paman
Setelah makan malam, minseok kecil masuk kekamarnya untuk tidur sedang paman dan bibinya duduk di ruang keluarga
"anak itu mengatakan hal-hal aneh lagi" ucap bibi
Minseok yang belum sepenuhnya terlelap kemudian bangun dan membuka pintu kamarnya dengan sangat pelan, dia mencuri dengar pembicaraan paman dan bibinya
"mungkin dia hanya cari perhatian dan dia kan kesepian" bela paman, memcoba berfikir positif
"benarkah? Dia membuatku takut"
.
.
Pagi harinya, minseok berlari menuju ruang keluarga "paman bibi kemari, ikut aku"
Paman dan bibinya bertatapan dan akhirnya mengikuti minseok kesalah satu ruangan
Sesampainya di ruang tamu "lihat sebelah sana" minseok menunjuk kearah vas bunga yang terletak disamping kursi
"dimana?" tanya paman
"gak ada apa-apa disana minseokie" ucap bibinya lembut
"ada, lihat baik-baik disana" minseok tetap bersikukuh meyakinkan paman dan bibinya "lihat dia sedang melihat kearah kita"
Minseok melihat seseorang sedang merapikan tatanan bungan dalam vas itu, namun paman dan bibinya tidak dapat melihat mahluk yang dimaksud minseok
"sudahlah, sebaiknya kau bermain diluar saja, ne" paman dan bibinya kembali melanjutkan aktifitas mereka
'kenapa mereka gak percaya padaku?'
'ada'
'dia disana'
Fashback off
Minseok berlari menaiki tangga yang mengarah kekuil
GUUBRAAKKK
"uh" minseok tersandung sesuatu dan memegang kapalanya terbantur ketanah
"ini…jangan-jangan?" dia melihat sebuah tali, yang ternyata karna tali itu yang membuatnya terjatuh
"uuuhhh rusak" tubuh minseok membatu begitu terdengar suara yang meyeramkan dibelakang minseok 'jangan lagi' minseok menutup matanya
"pelindung yang menyegelku akhirnya rusak" suara seram itu terdengarlagi, minseok pun menoleh kearah belakang
"pelindung?" minseok melihat sebuah bagunan kecil dan terdapat beberapa kertas jimat mengelilinginya, namun beberapa sudah sobek akibat tersangkut kaki minseok
"gawat" minseok berusaha menyambug kembali tali yang terputus "uh sial tidak bisa, bagaimana ini?" minseok sudah tampak ketakutan dan panic saat bangunan kecil itu bergetar,seakan-akan ada mahluk yang mencoba keluar
Tiba-tiba asap hitam pekat keluar dari bangunan kecil itu dan
BBRRRAAAKKK
Pintu nya terbuka dan minseok bersiap-siap jika bahaya kemabli datang
Mata minseok membulat dan melihat didalamnya terdapat sesuatu
'boneka kucing keberungtungan?'
"uh, haha" tawa minseok meledak begitu melihat isi bangunan kecil itu
DUUUAARRRR
Bangunan itu tiba-tiba meledah dan mengakibatkan bedu bertebaran, minseok menyipitkan matanya untuk menggindari dan saat minsok membuka matanya, dia melihat sesuatu 'kucing?' didepannya
"kau tidak ketakutan saat melihatku, kau orang yang menarik" ucap sang kucing
kucing itu mempunyai ciri-ciri dengan muka lebar dan berbadan bulat dengan warna bulu putih dan pada bagian kepala atas sampai bunggungnya berwarna jingga dan abu-abu
minsok masih syok dengan yang dilihatnya sekarang 'kucing bisa bicara?"
"bicaralah" lanjut kucing dengan nada datar
"aku sudah terbiasa melihat hal-hal aneh"
"anak kurang ajar" kucing itu memperhatikan wajah minseok "kau..kau kim sohee, bukan?" lanjutnya
'tunggu, tadi mahluk bermata satu juga menebutku sohee'
"sohee.." ucap minseok pelan, namun kucing itu masih bisa mendengarnya.
Kucing itu melihat ekspresi minseok "apa? Ternyata bukan ya?"
"uh- kim sohee itu nenekku"
"nenek? Jadi kau cucunya sohee?" ucap kucing dan berjalan mendekat kearah minseok "kalau dilihat baik-baik kau ini namja"
"dilihat sekilaspun semua tau aku ini namja" minseok mulai sedikit sebal
Kucing itu memutari tubuh minseok "berbeda dengan manusia, kami tidak memperhatikan jenis kelamin"
"apa kau tau tentang nenekku?"
"ya, dia tinggal di dekat sini, dia orang yang cantik dan sama sepertimu dia bisa melihat mahluk gaib"
Kucing itu kembali kedepan minseok dan duduk dengan santainya
"tapi orang lain tidak bisa melihat kami. Tak satu pun yang mengerti perasaan sohee, dia selalu sendiri"
Minseok mengalihkan pandangangnya kearah langit 'sendirian ya'
Ya selama ini minseok selalu sendirian, karena itu dia mengerti sakitnya saat tidak ada orang yang mempercayainya
"lalu sohee mulai melawan mahluk gaib, apa kau tau buku persahabatan?" ucap kucing itu menghentikan lamunan minseok
"buku persahabatan?" minseok tampak mengingat-ingat sesuatu "oh.. itu punya nenek-" tiba-tiba angin yang cukup kencang berhembus, minseok segera menutup matanya agar tidak terkena debu yang berterbangan, namun saat dia membuka matanya, sikucing itu telah lenyap
.
.
.
miseok mengendap-endap didepan gerbang rumahnya 'sepertinya tidak ada siapa-siapa' diapun melangkahkan kakinya dengan hati-hati menuju pintu depan
"minseokie, kau sudah pulang" terdengar suara yeoja dari samping rumah, dan minseok menghentikan langkahnya
"ne, bibi yoona"
"apa yang terjadi dan kenapa mukamu pucat gitu?" bibi yoona mendekati minseok dan dia tampak khawatir "apa kau sakit?"
"aah aku tidak apa-apa bi" elak minseok, dia tidak ingin membuat bibinya khawatir
"seragammu kotor sekali"
"tadi aku terjatuh hehehe" minseok berusaha tampak baik-baik saja
"jatuh? Jatuh dimana? Apa terluka? Mana yang sakit?"
Minseok tersenyum, dia sebenarnya sangat senang diperhatikan bibinya, namun bibinya tidak tau tetang masalah minseok yang dapat melihat hal-hal aneh, dia tidak mau membebani yoona dan yunho
"aku baik-baik saja bi, maaf membuat bibi khawatir" ucapnya sambil berjalan masuk kedalam rumah, takut bibinya mulai curiga
"baiklah, kalau ada apa-apa beritau bibi ya"
"tentu saja bi, aku masuk dulu ya" ucapnya ceria
.
.
Minseok menutup pintu kamarnya, "huft..aku gak bisa bilang ke bibi kalau aku dikejar mahluk agib, bisa-bisa bibi ketakutan"
Minseok meletakan tasnya sembarangan dan berjalan kearah jendela -kamarnya terletak dilantai dua- dan memandang jauh keluar
Minseok kehilangan orang tuanya saat masih muda, dan dia tinggal berpindah-pindah antar kerabat, sekarang dia tinggal bersama Yoona dan yunho, walaupun mereka tidak terikat darah. Sudah satu bulan minseok menetap di busan, neneknya –sohee- juga tinggal disini, namun sohee sudah meninggal dan sohee juga mempunyai kelebihan untuk melihat hal gaib, hal yang orang lain tidak punyai, dan ini diturunkan pada minseok, karena itu sohee dijauhi orang-prang.
Minseok berjalan kearah lemari yang berada dikamarnya dan membongkar beberapa kardus, menari sesuatu, dan dia melihat buku yang telah usam "apa ini yang dimaksud kucing itu" minseok mengambil buku bertuliskan buku persahabatan dan membukanya. Minseok melihat isi buku itu "apa ini?"
"serahkan buku itu" minseok mendengar suara dari arah belakangnya dan dia segera menoleh, dia melihat asam hitam pekat di dekat langit-langit atap "kau seharusnya tidak memiliki buku itu" suara itu berasal dari kabut hitam, dan perlahan-lahan terlihat bentuk kucing, secara cepat kilat kucing itu berubah menjadi serigala dan menyerang lurus kearah minseok "SERAHKAN!"
BRUUUSSSS
BRRAAAKKKK
.
.
.
Bibi yoona yang akan keluar untuk berbelanja mendengar suara dari lantai dua, dan dia menghentikan langkahnya sebelum mencapai pintu keluar. Bibi yoona berjalan kearah tangga menuju lantai dua "minseokie, suara apa itu?"
Minseok buru-buru berlari turun tangga "maaf bi, bukan apa-apa" ucap minseok agak berteriak
"baiklah, bibi mau berbelanja, kau jaga rumah ya"
"baik, hati-hati bi"
Minseok kembali kekamarnya dan segera menutup pintu.
Minseok menghela nafasnya saat melihat kucing itu terjepit diantara kardus-kardus dan kakinya begerak-gerak lucu berusaha keluar "cepat, keluarkan aku, ah tidak. Serahkan buku persahabatan. Tunggu tidak..tidak..keluarkan aku dulu"
Minseok memutar bolamatanya malas melihat kelakuan kucing itu
"ah aku tidak peduli"
"YAA bocah cepat keluarkan aku"
Minseok yang tidak tahan mendengar ocehan kucing itu pun akhirnya membantu mengeluarkan nya dari dalam kerdus.
.
.
.
Minseok membawa irisan semangka dan meletakannya didepan kucing. "makanlah dan setelah itu pergi" minseok merapikan kardus yang tadi berserakan
Kucing itu mendekati buah semangka dan mengendus-endusnya "kau kan disini nebeng, beraninya mengusirku"
"berisik, kau kan Cuma kucing" ucap minseok tanpa mengalihkan pandangannya dan tetep membereskan kardus-kardus
"apa maksudmu 'Cuma kucing'. Kucing bukan wujud asliku. Wujud asliku sangatlah tampan"
Minseok menoleh kearah kucing "jadi kau bukan kucing?"
"benar sekali"
.
.
"meow..meeoonngg"
Minseok duduk didepan kucing dan memakan semangka dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya memegang sebuah tali dan menarik turunkan tali itu untuk menggida kucing, namun tanpa disadari kucing itu mengikuti arah tali itu dan berusaha menggapai dengan cakar-cakar kecilnya.
Minseok sweetdrop melihat kelakuan kucing itu "bukan kucing ya?" ucapnya menyindir kucing
Kucing itu langsung membatu, kemudian berjalan dan duduk dengan santai, pura-pura tidak ada yang terjadi
"bu-bukan begitu, tubuhku sudah terbiasa dengan wujud ini"
"terserah, cepat makan dan setelah itu pergi. Aku gak mau kena masalah"
BRuuuusss~
Tiba-tiba asap putih muncul dan tampak namja mengenakan hanbok berwarna biru mudan, dia berkulit butih, rambutnya berwarna hitam dan matanya yang berwarna merah
'tampan, uh apa yang aku pikirkan, tidak…tidak…' minseok menggelengkan kepalanya
Namja itu berjalan mendekat kearah minseok dan menatap wajahnya dengan jarak yang cukup dekat dan membuat jantungnya berdebar keras
"si-siapa kau?" minseok berusaha agar suaranya tidak bergetar dan menoleh ke sekeliling kamarnya "dimana kucing itu?"
Namja itu memundurkan badannya dan duduk di depan minseok, minseok menggela nafasnya lega karena jarak mereka tidak sedekat tadi
"aku kucing tadi dan ini wujud manusiaku, jadi kau harus terbiasa dengan perubahanku"
"aku tidak perduli, sekarang pergi dari sini" minseok mulai sebal
"tidak mau, aku tau kau punya buku persahabatandan aku juga berterimakasih karena kau sudah merusak pelindung itu, jadi mulia sekarang aku akan menjadi penjagamu, jadi panggil aku Luhan"
"penjaga? apa buku ini berbahaya banget ya?"
"kau ini tidak tau apa-apa ya? Dalam buku ini ada nama-nama mahluk gaib yang telah dikalahkan sohee"
"Nama?"
"sohee menantang satu persatu mahluk gaib yang ditemuinya dan dia tidak terkalahkan dan yang kalah harus menuliskan nama merekan sebagai bukti tunduknya mereka, dari nama-nama itu terbentuklah buku persahabatan
Minseok membuka halaman-halaman didalam buku persahabatan "jadi ini nama-nama mahluk gaib"
"pada dasarnya nama mereka yang didalam buku itu tidak dapat melawan sang pemilik dan harus datang saat nama mereka disebut, jadi jika kau pemilik buku persahabatan kau bisa mengendalikan mereka yang namanya terhubung dibuku itu, jadi berbahaya kan?" ucap luhan dengan tatapan yang dibuat mengerikan
"tuh ada biji" ucap minseok datar
"uh- apa? Dimana?" luhan tampak panik mengusap wajahnya dengan asal
"YAAA kau memperhatikan omonganku tidak sih?"
"jadi karena itu, kau menginginkan buku ini?" ucap minseok santai dan sedikir mengibaskan buku itu
"YAAA hentikan itu, kalau kau merusak hurufnya kau bisa menyakiti yang punya nama juga" luhan semakin panic
"oh benarkah? Jadi nama luhan juga ada dibuku ini kan?" minseok tersenyum sinis
"gak lah, aku Cuma mau ngasih tau saja" luhan berusaha bersikap lebih tenang
"benarkah?"
"YAAA kau ini, kau piker aku kalah dari sohee?" luhan tetep bersikukuh
"bukankah kau tersegel?"
"a-ah itu, ada beberapa alas an untuk itu" luhan langsung pudung di pojokan "aah kenapa malah membahas aku? Yang penting buku itu mempunyai kekuatan yang besar, karena itu mahluk gaib yang namanya tercantum, mati-matian mencari sohee"
Luhan menatap lurus kedalam mata minseok "buku itu berbahaya"
.
.
.
Ting tong
"permisi"
"iya~" ucap minseok
Terdengar dari arah depan rumah, minseok berjalan menuju pintu depan masih dengan membawa buku itu, tidak mungkin kan dia meninggalkannya dikamar sedang dikamarnya ada luhan. Minseok segera membuka pintu dan melihat yeoja paruh baya
"maaf bibi sedang keluar, ada perlu apa?" ucap minseok sopan
"ah` ternyata benar, kau kembali sohee" tiba yeoja itu menyerang minseok
BRAAKK
Hosh…hosh..
Minseok berhasil menghindar dan dia melihat yeoja itu berubah menjadi makhluk berteliha runcing yang mengejarnya tadi " serahkan buku itu" makhluk bertelinga runcing itu menatap tajam minseok
Saat yang bersamaan dari samping minseok datang dengan cepat makhluk bermata satu "serahkan!"
'sial aku dikepung'
BRAAAKKK
.
.
Luhan melihat dari jendela kamar minseok dan melihat dibawah minseok sedang belari menghindari dua mahluk "ah menyusahkan"
Luhan melompat dari lantai dua dan segera menyusul minseok.
Minseok berlari menjauhi rumah dan saat melewati semak-semak seseorang menarik tangannya dan sebuah tangan membekap mulutnya "diamlah" minseok menoleh dah melihat luhan,
Deg
Deg
Jantung minseok kembali berpacu cepat karena jaraknya dan luhan berdekatan bahkan menempel.
Saat dua mahluk itu menjauh, luhan melepaskan tangannya dan tanpa minseok sadari dia merasa kecewa karena luhan melepaskan tangannya 'uh apa yang aku pikiran'
"kau lihatkan, buku itu berbahaya, jadi serahkan padaku"
"tidak akan"
"kenapa? Kau kan Cuma manusia, apa kau berencana melenyapkan mereka?"
"tentu saja tidak"
"lalu apa tujuanmu?"
"ini bukan urusanmu"
Luhan yang dari tadi menahan emosinya agar minseok memberikan buku itu, sekarang tidak bisa menahan emosinya dan
Brrruuusss~
Tiba-tiba asap putih muncul dan sekarang didepan minseok ada serigala berbulu putih dan terdapat tato merah pada sekitar matanya dan didahinya. Serigala itu besarnya 10x dari ukuran serigala bisa
Bruuuukkk
"aaahh" tubuh minseok didorong oleh cakar besar serigala itu dan menghantam tanah dengan keras
"aku sudah menunggu dengan sabar, tapi lupakan. Serahkan buku itu"
"tidak" minseok tetep pada pendiriannya "kau akan menggukanan untuk hal buruk kan?
"tentu saja, itu benda yang menarik kan"
"kejam…"
"cepat serahkan, atau aku akan melukaimu" cengkraman serigala itu semakin kencang
"aahhh" minseok merasakan sakin badannya, tapi dia segera melayangkan tinjunya ke rahang serigala itu
Dduuuggg
Hosh..hosh..
Minseok berjalan menjauh dari serigala itu
Serigala itu tengah kesakitan dan memegang rahangnya dengan cakarnya "kuat juga kau"
"aku tidak akan menyerahkannya karena buku ini adalah warisan berharga nenek ku, nenekku memang tidak dekat dengan orang lain, hanya sedikit yang mengingatnya dia meninggal diusia yang dibilang muda, jadi aku sebagai penerusnya ingin mempertahankan hubungan itu, ini adalah tanggungjawabku"
Serigala itu menatap lekat mata minseok, berusaha memehapi apa yang dipikirkannya
"luhan, aku ingin mengembalikan nama-nama ini, apa yang harus aku lakukan?"
"bodoh, jangan. Lagipula banyak kejahatan yang mengincar dan berapapun banyak nyawamu itu tidak akan cukup"
"tidak apa-apa, lagi pula ada luhan bersamaku" minseok menatap kearah luhan yang masih berbentuk serigala
Luhan merasakan sesuatu yang hangat menjalar ditubuhnya saat melihat mata minseok.
"aku ingin melanjutkan apa yang nenekku lakukan dan kalau aku mati, luhan bisa memiliki buku ini"
Brruuuusss~
Luhan kembali kewujud manusiannya
"tolong bantu aku, luhan"
"minseok, aku bisa memiliki buku itu saat kau mati?" luhan mengulangi apa yang diucap minseok untuk menyakinkan kalau dia tidak salah dengar
"baiklah"
"terimakasih luhan" ucap minseok dengan senyuman tulusnya
.
.
.
"sohee sialan, dimana dia" makhluk bertelinga runcing masing mencari keberadaan minsoek yang menghilang "kau…" mahluk itu berhenti saat melihat luhan dalam wujud serigalanya berdiri didepannya
"kau mengincar buku persahabatan itu kan?" ucap luhan
"tentu saja, jika buku itu padaku, akan aku kuasai daerah ini hahahha" ucap mahluk dengan sombong "kau juga menginginkannya jugan luhan"
"jangan samakan aku dengan kau yang makluk rendahan, berensek"
Makluk bertelinga runcing itu mengerang luhan dengan negarahkan tinjunya, tapi luhan lebih cepat dan menghindar kebelakang.
Makluk bertelinga runcing kembali menyerang tapi luhan dengan cepat menyerang dari samping dan
Krreeekkk
Makluk bertelinga runcing itu berada dalam rahang luhan
"aaah" Makluk bertelinga runcing itu meronta "lepaskan"
"menyerahlah dan jangan tunjukan batang hidungmu lagi" ancam luhan dan dia membuka rahannya
Makluk bertelinga runcing itu segera menghilang dari hadapan luhan
.
.
.
Hoshh..hoshh..
Minseok berlari menhindari mahluk bermata satu dan sambil mengingat ucapan luhan
Flashback on
"pertama kau bayangkan bentuk mereka, buka buku dan baca mantra, selanjutnya yang kau butuhkan adalah ludah dan nafas sohee, kau bisa karena kau keturunannya, robek dan gigit halaman itu kemudian satukan tanganmu dan berkonsentrasi lalu tiup"
Flashback off
Hosh…hosh…
Minseok berlari dan sambil membuka buku itu "dia yang akan melindungiku, tunjukan namamu"
Seketika buku itu tebuka disalah satu halamannya "inikah?"
Minseok berhenti berlari dan berbalik menghadap mahluk bermata satu, dia merobek satu halaman dan mengigitnya kemudian meniupnya. Tinta-tinta yang digunakan untuk menulis nama berterbaran keluar dan mengarah pada mahluk bermata satu dan semuanya tampak sangat terang
.
.
.
"apa ini?" minseok melihat yoeja paruh baya sedang berdoa dikuil kecil dan meninggalkan sebuah kue kukus sebagai persembahan "sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku"
"kesepian…."
"aku lapar…" mahluk bermata satu itu mendatangi kuil kecil itu dan tangannya hendak meraih kue kukus itu namun sebuah tangan mengambilnya lebih dulu
Minseok melihat yeoja dengan pipi cubby yang mirip dengannya "itu…sohee?"
Mahluk bermata satu itu kaget karena ada manusia yang mengambil makanannya dan segera menghabiskan kue kukus itu
"YAA itu kan kue ku" ratap mahluk bermata satu
"ehm, gak terlalu enak"
"kau jahat"
"kalau kau ingin kue kukus yang enak, aku rekomendasikan dari toko haechul di jalan nomor 7"
"benarkah?"
"bagaimana kalau kita bertanding dan jika kau menang akan ku traktir deh"
"tu-tunggu, kau bisa melihatku?"
"ya, aku bisa melihatmu"
"gak takut?"
"gak, aku kan kuat, baiklah kita mulai"
1
2
3
DDUKK
"aish sakit~" mahluk mata satu memegang kepalanya yag terkena pukulan sohee
"yeee~ aku menang"
"itu kan curang" protes mahluk mata satu namun tidak ditanggapi sohee "ini" dan dia memberikan secarik kertas
"kalau menang ya menang, nah sekarang kau jadi pengikutku" sohe tersenyum dan dia tampak sangat cantik,
"apa?" sohee merasa di perhatikan oleh mahluk bermata satu
"pipimu kenapa?" mahluk bermata satu nenunjuk pipinya yang kemerah-merahan "apa kau terluka?"
Tatapan mata sohe tampak sayu "ah ini mereka melempariku batu, katanya aku menakutkan hahaha" sohee tertawa untuk mengalihkan pembicaaan "ya, kau punya nama yang bagus,karna sekarang kau pengikutku, kau harus datang saat ku panggil ya"
"ah tunggu siapa namamu"
"sohee"
"sohee…?"
"baiklah aku pulang ya dah~"
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, namun sohee tidak pernah muncul lagi di dekat kuil kecil
"sohee…"
Hujan, panas, salju, semua di lalui mahluk bermata satu untuk bertemu sohee
"dia tidak memanggilku"
"kesepian! Bahkan ini lebih dari sebelumnya"
"kemblikan! Kembalikan namaku"
"berapa lamapun aku menunggu kau tidak akan pernah memanggilku"
.
.
.
Minseok membuka matanya "hishigaki" menyebut nama mahluk bermata satu itu "aku yakin nenekku tidak sendirian, terimakasih hishigaki"
Hishigaki kemudian menghilang dari hadapan minseok.
Minseok merasa badannya sangat lelah dan langsung duduk ditempat itu juga
"kau melihat sohee?"
Minseok menoleh dan mendapati luhan, manatap mata luhan yang berwarna merah dengan wujud manusiannya
"jadi kau sanggup melakukannya?"
"ya" ucap minseok dengan sepenuh hati
.
.
.
Hari sudah menjelang sore, minseok dan luhan berjalan menuju rumah, minseok menghentikan langahnya
"ada apa minseokie?"
"YAAA kenapa kau memanggilku seperti itu?"
"suka-suka aku kan" ucap luhan cuek
"sudahlah, ayo kesana" akhirnya minseok menyerah dan segera menarik tangan luhan menuju sebuah took haechul
"kemana?" luhan melihat toko haechul yang menjual berbagai kue "ah ayo..ayo.. cepat" sekarang ganti luhan yang menarik tangan minseok
"YAAA luhan pelan-pelan"
dan kehidupan minseok mulai hari ini berubah
END
huft~ aaahhh apa ini ? /
ok ini ff pertamaku dan maaf kalau ada yang kecewa
apa ada yang tau anime natsume yuujinchou? anime itu sudah ada 4 seasion
ehm~ apa lagi ya? tolong di review ya
please~
