Birth Of Our Precious

[original link: story/view/787518/birth-of-our-precious-fluff-mpreg-exo-baekhyun-chanyeol-chanbaek-birth]

Real Author: exoot12forever

Translator: uptoyeol

Disclaimer: this story belongs to exoot12forever.

Cast: Byun Baekhyun, Park Chanyeol

Pairing: Chanbaek/Baekyeol

Genre: Romance-family

Rated: T/M

Warning: Yaoi, Mpreg, shounen-ai, boys love, boy x boy

If you dont like, please dont readJ

Here we go!

-000-

.

.

.

.

Byun Baekhyun namja berusia 17 tahun itu tidak bisa tidur dengan nyenyak malam ini karena sensasi aneh yang bersarang diperutnya, rasa nyeri yang biasa ia dapatkan ketika ia memaksakan dirinya untuk berlari dengan kencang. Ia membalikkan badannya kekanan dan ke kiri berharap jika rasa nyeri itu akan hilang namun ternyata semuanya bertambah parah setiap saat ia menggerakkan badannya. Ia menghela nafas berat dan bangkit dari tidurnya dengan pelan. Ia rasa mie pedas buatan Sehun semalam adalah alasan tunggal mengapa perutnya sakit saat ini, dan ia sama sekali tidak berterimakasih kepada Sehun walaupun maknae itu membuatkan makanan sialan untuk merayakan ulang tahunnya. Sehun tetaplah tersangka utama atas rasa sakit yang kini hampir kambuh setiap lima belas menit sekali. Dan di kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke 9, Baekhyun bahkan tidak sanggup menelan biskuit coklat kesayangannya untuk meringankan sakit yang sedang ia alami saat ini.

Dengan nafas berat, namja itu berjalan menuju kamar mandi untuk mengeluarkan hasrat tertundanya dan kemudian merebahkan kembali tubuhnya ditempat yang sebelumnya ia tiduri dengan nyaman. Chanyeol –(24 Tahun), yang menyadari jika Baekhyun merebahkan badannya didekatnya, melingkarkan lengannya kepinggang Baekhyun lalu kembali tertidur. Meskipun sedikit membuatnya gelisah, Baekhyun mencoba untuk melupakan rasa sakit yang sialnya kembali datang itu dengan memejamkan matanya. Ia yakin jika rasa nyeri itu akan hilang ketika ia membuka mata besok pagi.

Pada dasarnya, rasa sakit yang Baekhyun sebut sebagai "nyeri" itu memiliki nama yang lebih spesifik, atau lebih tepatnya bisa disebut dengan "kontraksi", yang sayangnya sama sekali tidak pernah terlintas dikepala namja berumur 17 tahun itu. Namja mungil itu tidak sedang mengalami sakit perut melainkan kontraksi, yang berarti baby yang selama ini ia kandung akan segera menampakkan dirinya kedunia. Dan beruntungnya, sejam kemudian sekitar pukul 12.30 pagi, Baekhyun kembali terbangun dari tidurnya yang tidak begitu nyenyak dan merasakan nyeri yang semakin menjadi, dan saat itu pula ia sadar bahwa dia sedang tidak sakit perut melainkan gejala melahirkan. Ia mencoba mendudukkan badannya dengan pelan yang ternyata pergerakannya itu membuat Chanyeol ikut terbangun dari tidurnya.

"kau kenapa sayang?" Chanyeol bertanya sambil mencoba duduk disamping Baekhyun

"Yeollie.." Baekhyun memanggil nama suaminya dengan lirih

"ne? Ada apa eum?" Chanyeol sedikit mengerutkan dahinya

Baekhyun menatap manik mata Chanyeol dengan lurus kemudian tersenyum sangat manis, membuat Chanyeol semakin bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi pada Baekhyun, "kurasa kau akan menjadi appa hari ini." Ucap si namja manis masih dengan senyum yang menghiasi wajah cantiknya. Sementara Chanyeol masih telihat blank dan bingung namun sesaat kemudian ia menegakkan duduknya dan sedikit memijat punggung Baekhyun,

"kontraksi?" ia bertanya dengan hati – hati, tidak terlalu yakin dengan istilah yang baru saja ia katakan. Tangannya masih fokus untuk memijat Baekhyun sambil mengistirahatkan dagunya dipundak sempit suaminya.

"yea..sudah mulai terasa beberapa jam yang lalu tapi kupikir perutku hanya sedikit protes karena masakan yang Sehun buat, tapi sekarang kontraksinya malah hampir lima belas menit sekali." Adunya dengan sedikit terkekeh, ia mengambil salah satu tangan Chanyeol dan meletakkannya diatas perutnya, sekedar membiarkan Chanyeol merasakan tendangan dari buah hati mereka.

"lima belas menit?! Kita harus kerumah sakit sekarang. Aku akan menghubungi teman dan keluarga itu arasseo."

"ne, arra.."

Tanpa membuang banyak waktu lagi Chanyeol langsung bangkit dari tempat tidurnya dan mulai untuk menghubungi orang tuanya dan beberapa temannya. Baekhyun mencoba berdiri dengan pelan dan menghela nafas dalam sebelum ia bejalan untuk menyiapkan perlengkapannya kedalam tas.

.

.

.

.

Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Chanyeol benar – benar harus membagi fokusnya karena Baekhyun terus menerus mendesah setiap kali perutnya kembali kontraksi yang saat ini sudah berganti jarak menjadi sepuluh menit sekali. Chanyeol sangat ingin memberikan ketenangan kepada Baekhyun namun ia juga harus fokus pada kemudinya atau mereka berdua akan berakhir dengan luka – luka akibat Chanyeol melakukan kesalahan.

"OH TUHAN RASA SAKIT INI BENAR BENAR MEMBUNUHKU!" Baekhyun berteriak marah ketika kontraksinya berubah semakin parah

"sayang jangan bicara seperti itu, apa kau baik – baik saja?" Chanyeol bertanya dengan raut panik dan perasaan kalut saat ini, pasalnya Baekhyun benar – benar terlihat kesakitan dan ia tidak bisa bebuat apa – apa kecuali mengemudikan mobilnya dengan aman dan cepat sampai di rumah sakit terdekat

"aku sedang berbohong jika aku berkata aku baik – baik saja. Kumohon Chanyeol bisakah kau mengemudikan mobilnya dengan sedikit cepat aku benar – benar sudah tidak tahan dengan rasa sakit ini Park Chanyeol!" Baekhyun tidak bermaksud untuk membentak ataupun beteriak kepada Chanyeol, namun karena ia sedang dalam kondisi yang menurutnya buruk saat ini, ia benar – benar tidak bisa mengontrol emosinya sendiri. Beruntung Chanyeol mengerti situasi saat ini, oleh karena itu ia lebih memilih untuk mengendarai mobilnya dengan tenang tanpa merasa kesal atas bentakan yang baru saja ia dapatkan.

"okay, okay jangan lepaskan peganganmu Baek."

.

.

.

.

(Rumah Sakit)

"apa?! Apa maksudmu dengan aku tidak bisa mendapatkan epidural?!" Baekhyun bertanya dengan nada tinggi kepada seorang perawat yang berdiri disampingnya. (epidural adalah metode dengan obat bius dalam persalinan untuk mengurangi rasa sakit)

"maaf Tuan, pembukaan anda sudah memasuki 8cm dan itu sudah sangat terlambat untuk memberi anda epidural." Perawat tersebut menjawab dengan sabar. Baekhyun mendengus keras dan menghempaskan kepalanya diatas bantal yang berada tepat dibawahnya. Ia sesekali menggelengkan kepalanya masih belum menerima apa yang baru saja ia dengar.

"im gonna die, im really gonna die." Ia bergumam pelan. Chanyeol tersenyum dan mencium kening Baekhyun dengan sabar

"you're not going to die baby, kau bisa melakukan ini semua tanpa epidural, kau harus percaya, mengerti?" Chanyeol mencoba memberikan kekuatan kepada Baekhyun yang mulai melemah

"tidak Chanyeol, aku tidak bisa! Sungguh!" Baekhyun berteriak sekali lagi

"kau bisa baekhyunie, kau bahkan belum mencobanya tapi kau sudah berkata bahwa kau tidak bisa? Jika kau menyerah seperti ini, berarti kau juga menyerah dengan anak kita," Chanyeol berkata dengan sedikit khawatir melihat Baekhyun sudah mulai meneteskan air matanya.

"B-baek, mengapa kau menangis?"

"ini sakit, Chanyeol. sungguh. Kontraksi ini benar – benar sakit dan akan berlipat ganda ketika aku mulai mendorongnya untuk keluar nantinya. Aku benar – benar butuh epidural yeol." Baekhyun berkata dalam tangisnya

"Baek dengarkan aku, aku ada disini untukmu. Aku tau kau kuat eum? Kapanpun kau merasa sakit kau boleh memukulku, meremas atau melakukan apapun yang kau mau kepadaku, aku tidak akan marah." Chanyeol terkekeh kecil sembari menggenggam telapak tangannya dan kemudian mendaratlkan sebuah kecupan disana. Baekhyun tersenyum mendengar apa yang baru saja Chanyeol katakan, ia merasa lebih baik dan cukup terharu dengan suami yang paling ia cintai itu.

.

.

.

.

"tarik nafas sayang, tarik nafas seperti ini" Chanyeol mulai mengarahkan Baekhyun dan bahkan memberi contoh bagaimana ia menarik nafas dengan gaya yang cukup lucu. Namun Baekhyun terlalu panik untuk sekedar tetawa melihat suaminya, alhasil ia mengikuti Chanyeol untuk menarik nafas persis seperti yang suaminya ajarkan.

Sudah tepat satu jam namun Baekhyun masih belum memulai untuk melakukan proses persalinan, ia benar – benar seperti diatas awang – awang merasakan sakit yang begitu hebat yang kini melandanya. ia tidak pernah tau jika proses persalinan akan berjalan sebegini sakitnya, rasanya seperti pinggang bagian belakangnya siap untuk pecah dan hancur. Ia tidak bisa menyandarkan tubuhnya karena setiap kali kontraksi itu datang, ia akan merasakan sakit perut seperti ingin buang air besar dan itu sungguh membuatnya tidak nyaman. Chanyeol beberapa kali menyuruhnya untuk mengangkat pinggulnya supaya bisa mengurangi rasa sakit yang Baekhyun derita.

"sayang maafkan aku karena telah membuatmu merasakan sakit seperti ini" Chanyeol terus menciumi pipi Baekhyun dengan raut wajah yang sulit diartikan, namun garis – garis kekhawatiran jelas terlihat di kening lebarnya. Meskipun ia tidak sedang dalam keadaan baik – baik saja, Baekhyun mencoba untuk tersenyum merasakan ciuman sayang dari Chanyeol tepat dipipi chubbynya. Ia kemudian mencubit pipi suaminya dengan seulas senyum kemudian berkata, "kau tidak perlu minta maaf, jangan salahkan dirimu karena ini bukan salahmu."

"tapi ini benar – benar menyakitkan melihatmu dalam keadaan seperti ini" Chanyeol berkata dengan ekspresi yang sama dengan sebelumnya

"Chanyeol, kau tau? Jika kita ingin mendapatkan sesuatu yang berharga, kita tidak akan bisa mendapatkannya dengan mudah. Kita harus melalui jalan yang berat untuk mendapatkannya, sama seperti yang sedang aku alami saat ini, aku harus merasakan rasa sakit ini terlebih dahulu jika aku ingin bayiku lahir dengan sehat, selamat dan sempurna." Baekhyun menjelaskan dengan tenang

"ne..aku tau, aku mencintaimu." Chanyeol berkata dengan pelan sebelum mendaratkan bibirnya tepat diatas bibir Baekhyun.

.

.

.

.

Tiga puluh menit berlalu namun tidak ada yang berubah, kecuali perjuangan Baekhyun untuk melawan segala kontraksi yang terus mengaduk – aduk perutnya. Sementara Chanyeol tak pernah berhenti mengelus punggung suaminya dengan gerakan pelan, mencoba sebisa mungkin untuk meredakan rasa sakitnya meskipun pada kenyataannya ia tak membantu apa – apa.

Beberapa menit berikutnya, baekhyun memerosotkan badannya ketika dirasakan kontraksinya mereda, dan membiarkan satu tangannya mengelus perut besarnya untuk sekedar menenangkan bayinya yang baru saja menendang dengan cukup kencang. Chanyeol membantunya untuk mengelap peluh yang membanjiri keningnya dan membantunya untuk menelan air mineral yang ia pegang. Chanyeol dapat merasakan dan melihat airmata yang mulai membanjiri pipi Baekhyun ketika rasa sakit itu datang kembali. Baekhyun benar – benar tidak yakin ia bisa menjalani ini semua, ia sangat takut dengan apa yang akan terjadi ketika ia mulai menjalani proses persalinannya nanti. Ia mulai mengusap punggungnya sendiri dan mengambil nafas dalam melalui bibir mungilnya.

"perawat akan datang lima menit lagi untuk melihat kondisimu. Sepertinya kau akan memulai prosesnya sebentar lagi Baek." Chanyeol berkata sembari menyusupkan jemarinya dihelaian rambut Baekhyun

"bagaimana keadaanmu?" tanpa disangka perawat itu sudah ada dibelakang mereka, mencoba mempertipis jarak antara tempat ia berdiri dengan ranjang Baekhyun

"sangat menyakitkan, memang apalagi yang bisa aku rasakan?" Baekhyun menjawa dengan sarkastik kemudian menghela nafas kembali

Perawat itu hanya tersenyum ketika mendengar jawaban dari Baekhyun. Ia mulai memakai sarung tangan dan mulai memeriksa keadaan Baekhyun. Baekhyun diam tanpa menggerakkan badannya ketika perawat itu mulai memasukkan jarinya untuk mengecek keadaan dalam Baekhyun, ia membuang nafas berat merasa tidak nyaman dengan sang perawat, namun dilihatnya Chanyeol tersenyum seperti mengisyaratkan bahwa semuanya akan baik – baik saja.

"bagaimana? Jangan bilang aku harus menunggu berjam – jam lagi aku sudah kesakitan seperti orang yang hampir gila."

"kabar baik, pembukaanmu sudah sempurna, dan-" belum sempat perawa itu menyelesaikan kalimatnya, air ketuban Baekhyun pecah dan mengalir tepat diatas sepatunya, "oh, air ketubanmu sudah pecah, sepertinya aku harus memanggil dokter karena kau akan memulai persalinan sebentar lagi"

"oh Tuhan akhirnya.." Baekhyun menghempaskan kepalanya diatas bantal, merasa sedikit lega.

.

.

.

.

"Chanyeol!" chanyeol berhenti dan memutar badannya, mencari sumber suara yang baru saja memanggil namanya

"appa, eomma. Kalian berempat sudah datang," Chanyeol bertanya dengan bahagia saat meilhat kedua orang tuanya dan orang tua Baekhyun berada disana

"tentu saja, apakah Baekhyun sudah mulai bersalin?" Nyonya Byun bertanya dengan semangat

"ne, aku baru saja mengganti pakaianku dan harus segera kembali kedalam karena Baekhyunie membutuhkanku" Chanyeol menjawab dengan sedikit terburu. Keempat paruh baya itu mengangguk mengerti akan jawaban Chanyeol barusan.

"okay, kalian tidak usah khawatir, semuanya akan baik – baik saja. Aku yakin kalian akan segera bertemu dengan cucu kesayangan kalian sebentar lagi." Chanyeol berkata sekali lagi dengan senyum tampannya kemudian berjalan menuju ruangan dimana Baekhyun akan mempertaruhkan hidup dan matinya untuk bayi mereka yang saat ini sudah bersiap untuk menyapa dunia. ketika ia hampir sampai diruangan itu, Chanyeol berhenti sejenak mendengar Baekhyun berteriak dengan kencang kepada dokter menanyakan keberadaan Chanyeol.

"aku ingin suamiku! Dimana suamiku sekarang! Aku membutuhkannya! A-argh!"

"Baekkie sayang, aku disini, hey aku disini" Chanyeol mulai berdiri disamping Baekhyun

"yeol jangan tinggalkan aku, tolong jangan tinggalkan aku , aku takut," terlihat sekali jika Baekhyun sangat ketakutan, suaranya sedikit bergetar dan kemudian terisak kecil. Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun yang basah akan keringat dan menciumnya, berharap ia bisa memberikan tenaga ekstra untuk suaminya

"aku tidak akan meninggalkanmu Baek, aku ada disini denganmu, aku tau kau bisa melakukannya, aku yakin kau bisa," Chanyeol mulai membisikkan kata – kata penyemangat ketelinga Baekhyun

"Baekhyun-ssi tolong jangan membuat dirimu sendiri merasa stress. Jika anda terlalu stress, ini akan membahayakan bayi anda dan juga anda sendiri. Cobalah untuk sedikit tenang dan tarik nafas dalam, ketika kontraksinya datang kembali, anda bisa memulai untuk mendorong bayi anda keluar." Dokter itu berkata panjang lebar dan dijawab dengan anggukan oleh Baekhyun

.

.

.

.

"kau sungguh hebat, sekarang tarik nafas lagi dan dorong dengan kuat ketika kontraksinya datang kembali. Aku bisa merasakan kepala dari bayimu saat ini" Dokter itu sedikit memuji Baekhyun

"ini sakit dokter" Baekhyun berkata jujur dengan sedikit air mata membasahi pipinya

"aku tau, dan ini normal. Dalam hal ini, ini sangat normal jika kau merasakan sakit yang teramat dalam. Ketika bayimu sudah mulai terlihat, ini akan terasa lebih sakit, namun bisa kupastikan ketika kepala bayimu sudah keluar, maka sakitnya akan berkurang." Dokter itu berceloteh sembari memeriksa progres dari bayi yang sedang ia tangani

"be strong, baby" saat ini Chanyeol tengah menjelma menjadi suami yang sedang memberikan dukungan penuh bagi Baekhyun. Ia tak hanya memberikan dukungan dan kata – kata penenang, namun ia juga membantu para perawat untuk mengambil kain basah guna mengelap peluh dikening Baekhyun dan mengambil air mineral untuk suami tercintanya. Melihat bagaimana Chanyeol berusaha melakukan yang terbaik untuk membantunya, Baekhyun tidak bisa merasakan hal lain yang lebih indah kecuali bersyukur karena ia memiliki seorang suami seperti Chanyeol.

Kurang dari dua menit, Baekhyun sudah bisa merasakan kontraksi lagi diperutnya. Ia mengeratkan pengangannya ditangan Chanyeol ketika rasa sakitnya berubah semakin parah. Ia mendesah dengan keras dan merasa ia harus mendorong bayinya sekali lagi. Chanyeol hanya bisa terdiam karena ia seperti merasa kepalanya hampir pecah lantaran Baekhyun memegang tangannya terlalu kencang dan juga teriakannya yang begitu nyaring. Namun ia sadar, sakit yang ia rasakan tidak sebanding dengan Baekhyun sekarang, oleh karena itu ia terus membiarkan Baekhyun memeganginya dengan sangat kuat.

"okay Baekhyun, sekarang dorong!" dokter sedikit berteriak

Baekhyun nyaris menempelkan dagunya diatas dadanya dan mulai mendorong kembali dalam hitungan kesepuluh sebanyak tiga kali. Dia ingin ini semua segera berakhir, namun ternyata ini tidak semudah yang ia bayangkan, apalagi ketika dokter mengatakan bahwa bayinya cukup besar, itu membuatnya mengeluarkan tenaga yang sedikit ekstra.

Kontraksi berikutnya adalah kontraksi terakhirnya, yang merupakan akhir dari segala proses menyakitkan yang ia alami. Chanyeol terus memberikan semangat namun Baekhyun sudah terlalu lelah, ia lelah untuk sekedar mendorong sekali lagi.

"ayo Baekhyun! Sedikit lagi! Kau melakukannya dengan baik!" dokter itu sedikit meremas lutut Baekhyun. Namja manis itu mulai mengambil nafas yang sedikit memburu, ia merasakan kontraksi yang bisa dibilang merupakan kontraksi terbesarnya. Ia mulai mendorong kembali dengan sedikit lebih keras dan berteriak, ia bisa merasakan sebuah pergerakan dibawah sana.

"bayimu sudah terlihat Baekhyun-ssi! Sedikit lagi! Ini bagian paling sakit tapi kau pasti bisa. Dorong dengan sedikit lebih kuat kau mengerti?!" Baekhyun sudah merasa ia tak punya pilihan lain selain menurut, pada akhirnya ia mengangguk dengan lemah dan kembali mendorong dengan segenap sisa tenaga yang ia punya. Ia merasakan bagian bawahnya seperti terbakar yang menghasilkan teriakan nyaring dari bibir tipisnya.

"Chanyeol ini sangat sakit! A-argh!" ia kembali berteriak dengan suara yang bergetar

"Baekkie, tenang! Aku tau ini sakit tapi aku tidak bisa melakukan apa – apa" Chanyeol terlihat panik dengan wajah idiotnya

"oke cukup Baekhyun, ini sangat bagus. Kau bisa mengambil bernafas sebentar"

"tidak! Aku tidak bisa! berhenti!" Baekhyun terlihat sangat lelah dan pucat. Keringat sudah membanjiri keningnya membuat helaian rambutnya menempel dengan sempurna. Ia bernafas dengan lemah, tangan dan juga kakinya mulai bergetar.

"tapi kau harus melakukannya Baekhyun-ssi"

"TIDAK!" Baekhyun melemaskan dirinya dan mulai terengah, ia sangat terlihat lelah dan ingin menyudahi semuanya, "ini terlalu sakit! Aku tidak bisa melakukannya"

"Baekhyun-ssi jangan lakukan ini, kau akan melukai dirimu dan juga bayimu sendiri" dokter itu mulai terlihat khawatir dengan keadaan Baekhyun. Ia menolehkan kepalanya kearah Chanyeol, meminta bantuannya untuk membujuk Baekhyun

"baby, kau tidak bisa seperti ini, kau tak boleh menyerah. Aku tau aku tidak bisa melakukan apapun kecuali memaksamu untuk terus melakukan ini tapi kumohon Baek, bertahanlah. Jika aku mempunyai kekuatan super untuk menukar posisi kita saat ini aku pasti melakukannya, namun kau tau aku tidak bisa. Yang bisa kau lakukan sekarang adalah berjuang sampai selesai, you're almost there baby, tolong jangan menyerah" chanyeol berkali – kali mencium kening basah Baekhyun ketika Baekhyun mulai menangis kembali. Sesaat ia seperti mendapat serangan kontraksi dan bersiap untuk kembali mendorong namun Chanyeol mencegahnya dan menyuruh namja itu untuk menghela nafas seperti yang ia lakukan saat ini untuk memberi contoh.

"jangan didorong Baekkie, panting! Seperti ini," Chanyeol kembali memberikan contoh kepada Baekhyun menghela nafas dalam dan diikuti oleh puppy manis tersebut. Sesaat ia merasa lebih baik, benar adanya jika seseorang mampu mendapatkan tenaga tambahan ketika seseorang yang dicintainya berada disana. Chanyeol terus memfokuskan matanya kepada namja yang terngah berbaring sampingnya tersebut, namun kemudian teriakan Baekhyun kembali membuatnya terkejut dan ia merasakan genggaman kuat berada di lengan kokohnya.

"kepalanya sudah keluar Baekhyun-ssi! Pada kontraksi berikutnya, keluarkan seluruh tenagamu dan dorong!"

Baekhyun merasa ia sudah ingin pingsan, ia sudah tidak punya sisa tenaga saat ini, kepalanya terkulai lemah keatas bantal yang nyaris basah. Ia menutup matanya sebentar dan mencoba tenang menunggu kontraksi berikutnya. Chanyeol tersenyum kearahnya ketika mata mereka bertemu,

"kau hebat sayang, aku bangga padamu. Aku sungguh mencintaimu,"

"aku juga, yeol. Aku ju- a-argh!" Baekhyun tidak bisa menyelesaikan kalimatnya ketika kontraksi itu datang kembali, ia nyaris mengangkat badannya untuk mengurangi rasa sakit tersebut. Ia menghela nafas dalam dan memfokuskan dirinya kedalam sebuah dorongan yang kuat. Dadanya naik turun, nafasnya tak beraturan, dan kepalanya jatuh diatas bahu Chanyeol.

"okay Baekhyun, dorong sekali lagi dan bayimu akan lahir seutuhnya" Baekhyun mengangguk dengan lemah. Ia tidak menempelkan dagunya diatas dada, ia hanya membiarkan kepalanya beristirahat dibahu Chanyeol. ia kembali mendorong sekaut yang ia bisa, sementara Chanyeol merangkulnya dengan sama kuatnya. Sesaat kemudian perawat itu memberikan sebuah handuk kepada dokter, kemudian dokter itu bergerak mundur dan membiarkan Baekhyun jatuh terkulai dengan tangis lega.

"well done Baekhyun-ssi! Putrimu lahir dengan sehat!" dokter itu berkata dengan riang memperkenalkan anggota baru keluarga Park yang berjenis kelamin perempuan.

"Baek! Kau mendegarnya? Anak kita perempuan!" Chanyeol nyaris berteriak sementara Baekhyun tidak bisa melakukan apapun kecuali menangis. Tidak seorangpun bisa mengerti perasaannya saat ini ketika mengetahui bayinya lahir dengan sehat. Mendengar bayi kecilnya menangis untuk pertama kalinya ketika melihat dunia membuat Baekhyun merasa sangat bersyukur kepada Tuhan.

.

.

.

.

Setelah selesai membersihkan dan menimbang bayi itu, inilah saatnya Baekhyun menggendong putrinya untuk pertama kali.

"ini dia putrimu, dia sangat besar, beratnya 4.59 kg, tapi ia lahir dengan sangat sehat" dokter itu berkata sembari memberikan Baekhyun kewenangan untuk menggendongnya

Chanyeol merasa lemah melihat oemandangan didepannya, Baekhyun memeluk erat putri mereka sementara tangan kanannya mulai mengelus pipi mungil bayi cantik tersebut. Kelopak mata kecil itu mulai terbuka dan disambut oleh senyuman hangat dari sang eomma.

"dia sangat sempurna" Baekhyun bergumam dengan mata yang sudah mulai berair

Chanyeol mengangguk dan berkata, "tentu, kau lah satu – satunya orang yang membuatnya seperti itu."

Baekhyun tidak bisa menahan airmatanya sehingga ia hanya membiarkan butiran butiran being itu jatuh menimpa pipinya. Ia hanya merasa senang, super senang, sangat senang dan amat sangat senang sehingga ia tidak bisa mengatakan apapun kecuali menangis.

"kau berhasil Baek, gomawo jinjja gomawo," ia kembali mencium kening Baekhyun

"kau juga, terimaksih karena kau selalu berada disini bersamaku, terimakasih karena telah menemaniku, jika bukan karenamu, aku tidak akan bisa menyelesaikan ini semua." Baekhyun menjawab dengan tulus lalu kemudian memberikan ciuman singkat dibibir suaminya

Chanyeol tersenyum dan duduk tepat disamping Baekhyun. Mereka berdua menatap putri mereka berdua, mengagumi betapa sempurnanya malaikat kecil yang baru saja hadir diantara mereka.

"aegi-ya, ini eomma" Baekhyun sedikit terisak ketika mengecup pipi bayinya

"and this is your daddy, your happy virus daddy! Untung saja dia tidak memiliki telinga sepertiku meskipun ia mewarisi giant genetic-ku. dia sangat besar. Tidak heran kau harus berkorban sedikit lebih berat," Chanyeol sedikit melemparkan gurauan yang membuat Baekhyun tertawa lemah

"cukup yeol, aku tidak bisa tertawa, ini masih sakit." Baekhyun mempoutkan bibirnya dengan lucu

"mian ehehe" ucapnya sambil menghapus sisa air mata dipipi Baekhyun dengan lembut.

Mereka hanya duduk dalam diam ketika tangan Baekhyun mulai bergetar, mungkin sedikit pegal. Chanyeol lagi – lagi mencium kening Baekhyun sebelum meminta bayi mungilnya kedalam gendongannya,

"biarkan aku menggendongnya sementara kau membersihkan dirimu dengan perawat" baekhyun mengangguk dan lemihat Chanyeol mundur beberapa langkah bersama bayinya untuk memberikan perawat itu ruang untuk membersihkan Baekhyun. Namja manis itu memejamkan matanya dan berkata dalam hati,

"our precious, thankyou for existing in our lives, in our small family. We love you."

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

HIIIIIIIIIII GUYS maaf ya gue datang lagi bukannya ngelanjutin resemble you tapi malah bawa ff baru. Anyway ini ff translate-an dari fanfic yang gue temuin di aff. Big thanks to exoot12forever who gave me permission to trans her gorgeous ficts into bahasaJ kalo kalian mau baca english vernya gue udah kasih linknya diatas ya hehe ff ini sebenernya keak Cuma one shot cuman ada bonus chapter sama sequel. Nah bonus chapter sama sequelnya bakal gue post tapi nunggu respon dari kalian dulu, kalo misalnya responnya oke, gue bakal fast translate dan fast update deh hehe kalo misalnya responnya dikit ya ntar pikir – pikir lagi mau dilanjut apa engga. Well semoga kalian suka ya sama ff ini^^ and last, review please?