Hi, Minna! Ini fanfiksi pertamaku di fandom Vocaloid. Kuharap kalian suka, ya! *kissu*
Ada banyak warning di sini. Mohon maafkan *bows*
Disclaimer : Vocaloid is not mine for sure.
Maximum Impulse
Chapter 1
Sekolah menengah atas yang ada di salah satu titik strategis Yokohama itu merupakan sekolah populer –teramat populer malah, yang hanya dapat dihuni oleh mereka yang memiliki kecerdasan hebat serta pundi-pundi harta berlimpah, juga status sosial kasta atas. Terdengar arogan, memang. Tapi inilah kenyataannya. Mereka yang berhasil lolos dalam persaingan prestise sajalah yang bisa mendapat kursi di sekolah itu.
Tapi jangan salah. Sekolah kelas atas tersebut sama sekali tidak bertujuan untuk menciptakan manusia-manusia yang berego tinggi dengan kesombongan di luar batas. Yokohama International Senior High School hanyalah sebuah asosiasi pendidikan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik ke depannya. Jadi, jangan beranggapan bahwa siswa dan siswi yang menimba ilmu di sekolah ini merupakan sekumpulan anak manja yang hanya mengandalkan nama sekolahnya. Mereka juga dididik menjadi orang yang berbudi pekerti luhur dan santun. Karena itulah, sekolah ini tidak hanya berembelkan kepopuleran saja, namun juga memiliki mutu yang sangat baik di mata orang-orang.
Sekolah ini juga merupakan sekolah dimana seorang gadis cantik bersurai merah muda belajar. Seorang gadis yang sangat dikagumi oleh sebagian penghuni sekolah karena suara emasnya –disamping wajahnya yang memang manis. Eksistensinya sebagai siswi di Yokohama International SHS selalu mengundang tatapan penasaran apalagi dirinya yang tidak pernah berjalan sendirian. Seorang lelaki tampan yang memiliki warna rambut violet pekat ini senantiasa ada di sebelah si gadis ke mana pun ia pergi. Dan lelaki tadi merupakan satu-satunya siswa yang memiliki banyak penggemar fanatik di sekolah. Sangat banyak, sampai didirikanlah sebuah grup imajiner penggemar sang Casanova. Prestasinya di bidang olahraga pun tidak main-main. Ini semakin membuatnya jadi idola banyak orang dan murid kesayangan para guru.
Merah muda dan violet pekat. Cantik dan tampan. Kaya, populer, pintar, dan berbakat. Kamui Luka dan Kamui Gakupo. Saudara kembar beriris biru safir yang memikat. Siapa yang tidak mengenal mereka? Luka, sang gadis lembut nan baik hati itu merupakan saudara kembar si sulung Gakupo, lelaki tampan namun dingin dan minim ekspresi. Keduanya memiliki pengaruh yang cukup besar di sekolah itu. Penyanyi yang telah memenangkan berbagai penghargaan tingkat nasional maupun internasional dan seorang kapten basket yang berhasil menambah jumlah trophy untuk sekolahnya. Mereka mengagumkan, bukan?
Dengan segala kelebihan yang mereka miliki, tidak berarti bahwa kisah romansa mereka bisa berjalan dengan indah. Tak ada satu pun dari mereka yang telah memiliki pasangan sampai detik ini. Yah, jika kita melihat sang kakak, mungkin ia lebih memilih untuk mengukir prestasi daripada mengurusi masalah percintaan. Lagipula, ia tidak pernah terlihat menggandeng seorang gadis pun atau sekedar berbincang dengan mereka.
Nah, bagaimana dengan adiknya yang notabene seorang gadis ramah dan mudah bergaul? Bukankah sangat mungkin jika ada banyak laki-laki yang ingin menjadi teman dekatnya? Namun ia juga tak kunjung memperoleh pasangan. Jika kita lihat, setiap ada laki-laki yang datang mendekat ke padanya, Gakupo selalu mencegahnya ataupun menginterupsi pembicaraan mereka dengan membawa Luka ke tempat lain. Ini tidak hanya sekali – dua kali terjadi. Ini terjadi hampir setiap kali Luka berinteraksi dengan lelaki lain.
Mungkinkah sosok laki-laki sempurna seperti Gakupo mengidap sister-complex? Segala kemungkinan bisa saja terjadi, kan? Apalagi semenjak kedatangan seorang murid baru tahun pertama di sekolah itu. Seorang laki-laki muda keturunan Jepang-Belanda yang baru satu minggu menjadi murid disini. Lekuk wajahnya sungguh baik, senyumannya manis, dan kelopak penutup manik emeraldnya yang selalu berkedip tiap kali melihat gadis-gadis, membuatnya terlihat sangat imut –juga nakal. Kagamine Len.
Laki-laki cerah dengan segala keceriaannya. Cerdas lagi tampan. Penuh semangat dan dapat diandalkan. Siapa yang tidak tertarik dengan laki-laki yang satu ini? Laki-laki yang konon tidak pernah satu kali pun ditolak oleh seorang gadis.
"Will you be my girl, Senpai?"
Ya, Kagamine Len. Seorang murid baru yang berani menyatakan rasa suka pada seniornya tanpa tahu bahwa gadis yang ia jadikan sasaran tembak itu merupakan saudara kembar Kamui Gakupo, sang pangeran sekolah yang mengidap sister-complex. Poor you, Len!
"Kita pergi dari sini," perintah Gakupo sambil menarik lengan adiknya. Namun, tangan sang gadis yang bebas langsung ditahan oleh si laki-laki berambut pirang.
"Kau belum menjawab pertanyaanku, Senpai," ujar Len lembut diiringi senyum yang menawan.
"Kau tidak butuh jawaban darinya. Ia akan langsung menolakmu," kata Gakupo dingin, mewakili jawaban Luka.
"Ah, Senpai. Aku tidak sedang berbicara denganmu. Aku berbicara dengan Senpai yang ini," katanya lagi sambil mendekat ke arah Luka. "Nah, sekarang jawab pertanyaanku."
"A-aku..."
"Sudah kubilang, ia akan menolakmu. Dasar bocah!" sela Gakupo yang mulai meninggikan nada bicaranya.
Suasana di depan perpustakaan itu mendadak ramai karena sebuah insiden menegangkan dimana duo-Kamui itu ikut andil di dalamnya. Pemandangan langka yang sayang untuk dilewatkan.
"Kau ini siapa, Senpai? Apa hakmu melarang dia berbicara?" tanya Len sarkastis. "Apa kau kekasihnya, huh?"
"Diam kau, Bocah!" seru Gakupo geram.
"Baiklah, baiklah. Apa yang harus aku lakukan agar aku bisa berkenalan dengan umm.. Kamui Luka-senpai?" tanya Len sambil memperhatikan nametag yang menempel di blazer si pemilik nama. Oh, tidak! Jangan mengatakan jika seorang Kagamine Len ini menyatakan perasaannya pada orang yang baru dilihatnya!
"Cih, berhentilah bersikap bodoh seperti itu," ucap Gakupo dengan nada mengejek.
"Aku tidak bertindak bodoh, Senpai," kata Len santai sambil melepaskan genggamannya pada lengan Luka.
"Kau, jangan bermain-main denganku. Ingat itu," tegas Gakupo sambil berlalu dan menggandeng adiknya menjauh dari depan perpustakaan.
"Senpai rambut ungu! Kutunggu kau di ruang olahraga sepulang sekolah nanti!" teriak Len dari kejauhan sambil melambaikan tangan kanannya –masih dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya. "Kalau tidak, aku akan terus mengganggu Kamui Luka-senpai lho!"
"Merepotkan," desis Gakupo yang tak mengacuhkan teriakan Len di belakangnya.
Nampaknya, Gakupo harus lebih berhati-hati sekarang karena bocah pirang itu berbeda dari kebanyakan lelaki yang berani mendekati adiknya. Berbeda? Ya, karena ia sama sekali tidak takut akan eksistensi sang Kamui sulung yang teramat sayang pada adiknya itu. Jika lelaki lain akan langsung menjauh ketika sudah berhadapan dengannya, maka tidak untuk sang half-breed yang satu ini. Ia menantangnya. MENANTANG KAMUI GAKUPO!
Yah, jangan salahkan Len kita yang belum mengetahui bagaimana reaksi si dingin Gakupo jika sudah merasa terganggu.
To be Continued
.
.
A/N
Yosh, sampai sini dulu ch 1 Maximum Impulse :'D
Half Breed ( peranakan, misalnya Jepang-Belanda XD )
Maaf kalau ada banyak kekurangan dari segi cerita, penulisan, maupun penggambaran karakternya. Fiksi ini juga hanyalah cerita biasa dan bisa dibilang punya alur yg pasaran. Tapi bener lho, ini murni pemikiranku :') Mohon maaf bila terjadi kesamaan cerita, latar belakang masalah, dan alur dalam cerita ini. Semua itu merupakan ketidaksengajaan belaka.
Dan terakhir,
R
E
V
I
E
W
Review kalian adalah SEMANGAT buatku.
Sankyuu o(^.^)o
