"Kita sudah ditakdirkan untuk bisa saling bertemu di dunia ini. Aku ingin kamu menyadari hal itu. jangan sia-siakan waktu kita..."

Seorang remaja laki-laki yang berambut hitam dan bermata cokelat memandangi langit yang biru melalui jendela kelasnya. Setelah beberapa lama memandangi, ia mengalihkan pandangan ke bawah.

"loh? Siapa itu?", tanya pada dirinya sendiri ketika melihat sosok remaja laki-laki berambut perak berjalan menuju ke gedung sekolah.

"Mungkinkah anak baru?" batinnya.

"Eh,Yamamoto! Kau sedang apa?", remaja yang berambut hitam dan bermata cokelat itu menoleh ke arah sumber suara.

"Oh, tidak apa-apa. Ngomong-ngomong itu siapa, yah? Perasaan di sekolah kita tidak ada murid seperti itu.", remaja yang dipanggil Yamamoto itu menunjuk ke luar jendela.

"Hm? Oalah. Dia tuh anak baru di sekolah ini. katanya dia pindaha dari Italia.", jelas teman Yamamoto.

"Hah? Italia?", Yamamoto sedikit terkejut.

"Katanya, sih.". kata temannya lagi.

"Dia masuk kelas kita, kah?", tanya Yamamoto dengan penuh harapan. Ia ingin berteman dengan orang luar negeri.

"Tidak tahu...semoga saja iya.", kata temannya yang ternyata mengharapkan juga.

"Wah, bakalan asik, nih!", batin Yamamoto.

"Selamat pagi, anak-anak. Hari ini kita kedatangan murid baru.", kata gurunya. Semuanya langsung bersemangat, ingin tahu siapa anak pindahan itu.

Yamamoto menepuk pundak teman yang duduk di depannya.

"Hei, jangan-jangan anak yang tadi?", harap Yamamoto.

"Iya, mungkin..", balas temannya.

"Nah, silakan masuk."

Kemudian masuklah anak berambut perak tadi. Ia memiliki mata berwarna hijau emerald. Yamamoto langsung terpaku.

"Kawaiiii...", batin Yamamoto.

"Namanya Gokudera Hayato-kun. Ia pindahan dari Italia.", jelas gurunya. Semuanya langsung mengobrol tentang Gokudera.

Remaja yang bernama Gokudera itu bukannya senyum, tapi malah menunjukkan ekspresi menakutkan.

"Sekarang, beri salam pada teman... hey Gokudera-kun!", gurunya menjadi panik. Melihat Gokudera yang menuju bangku Sawada Tsunayoshi, yang dipanggil akrab Tsuna itu. lalu menendang bangku Tsuna.

"Hiiiiieeeyyy!", Tsuna terkejut. Semuanya langsung bungkam setelah melihat tingkah laku Gokudera yang dikategorikan preman.

Setelah Itu, Gokudera mengalihkan pandangannya ke Yamamoto yang sedari tadi melihat dirinya. Gokudera menghampiri bangkunya Yamamoto.

"Ngapain kamu lihat-lihat?", tanyanya dengan nada rendah.

"Eh? iya... tidak apa-apa, haha.",kata Yamamoto sambil tertawa.

"Hm.", Gokudera lansung meninggalkan bangku Yamamoto.

"Fiuh... kaget aku...", batin Yamamoto.

Jam pulang sekolah.

Yamamoto mendengar seperti suara ledakan di belakang sekolah. Setelah itu, dia langsung menuju ke sana.

Sesampainya, terlihat Gokudera dan Tsuna yang sedang 'bermain' dengan dinamit 'mainan'.

"Yoh, Tsuna, kamu sedang apa? Aku juga ikut!", kata Yamamoto yang mengira mereka sedang 'bermain'.

"Hah? Yamamoto!jangan kesini!", teriak Tsuna.

"Loh? Apa ini?", kata Yamamoto ketika ia memungut salah satu dinamit milik Gokudera yang tergeletak banyak di tanah.

"Uaaa! Itu bukan mainan!lepaskan!", kata Tsuna.

DOR!

Tiba-tiba Tsuna ditembak oleh anak kecik berjas hitam dan lansung err...'mati'?

"REBORN!AKU AKAN MEMADAMKAN API SEMUA DINAMIT!", kata Tsuna yang bangkit dari...err ...'mati'? dengan hanya memakai celana dalam saja, dan langsung memadamkan api dinamit itu.

Setelah beberapa menit, Gokudera menundukkan kepala pada Tsuna dengan bicara tidak jelas.

"Ini sebenarnya main apa, sih?", batin Yamamoto.

TO BE CONTINUED