Sama,

Kami sama.

Setidaknya itu yang orang bilang...

Beda,

Kami berbeda,

Itu yang kulihat selama hidup...

Kami adalah saudara yang tak pernah menjadi satu...


"Naruto"

Belong to:

Masashi Kishimoto

"US"

Belong to:

Me

Familly, Hurt/Comfort, Friendship/ and lil' bit Romance.

GaaSaku as brother/sister


Sakura's POV

Kicauan burung dan sinar mentari mencoba menerobos masuk ke dalam alam bawah sadarku yang terlelap. Kucoba tuk menghiraukan, namun nampaknya sesosok manusia yang sampai saat ini kupanggil Okaa-sama, tidak mengijinkanku tuk terlelap lebih lama.

"Oh Sayang, ayo bangun. Garra saja sudah bangun, cobalah untuk bisa lebih baik dari pada dia. Kau Aneki-nya Sakura." Oh God, aku bosan mendengar kata-kata ini. Tak bisakah untuk sekali saja kalian bisa menganggapku lebih baik dari pada Adikku itu?

"Ya Kaa-sama, Aku bangun."

Dan sepertinya hariku akan kulalui seperti biasa. Oh gezz, kurasa aku harus cepat atau akan menerima ocehan orang-orang itu.

-US-

"Ohayou minna," ucapku ketika aku menemui keluargaku di meja makan.

"Seperti biasa, hn? Tak bisakah melakukan sesuatu dengan cepat, seperti Garra?" tidak tahu 'kah kalian perkataan kalian selama ini telah membuatku sakit? Ku abaikan Otoo-sama ku, bisa gerah aku jika seperti ini, maka tanpa sarapan terlebih dahulu aku segera ijin untuk berangkat ke universitas.

"Hm, bisa kah kau menunggu Garra dulu, Saku? Sekolah kalian kan satu arah, sekalian saja berangkat bersama, kalian kan saudara sudah sepantasnya untuk saling bantu. Kau tau 'kan kalau motor Garra sedang rusak?"

"Aku tau OKaa-sama, Otoo-sama. Tapi, aku sedang terburu, bagaimana jika nantinya aku terlambat?"

"Sakura bisakah kau menuruti semua perkataan Orangtuamu? Bagaimana bisa aku mempunyai anak yang tidak tahu sopan santu terhadap orang tuanya sendiri?"

"Permisi, kami pamit." Segera ku balikkan badan dan kupercepat langkahku menuju mobilku yang berwarna hitam, sehitam hatiku. Aku tak mengerti mengapa orang tuaku selalu membanding-banding kan aku dengan Garra-Adikku, masih kuterima bila aku dibandingkan dengan salah satu anak teman mereka. Dulu ketika aku kecil aku sebelum adikku lahir sepertinya mereka tak pernah seperti itu

-US-

"Sudah sampai, Nee-chan. Terimakasih." Ucap Garra.

"Hn, cepat masuk." Perintahku padanya.

"Oh, iya Nee. Nanti tidak usah jemput aku, aku bisa pulang dengan temanku. Aku masuk dulu Nee-chan." Sambungnya.

Ku lihat jam di dashboard mobilku, untung saja aku masih punya 45 menit untuk sampai di universitas.

Ah, aku lupa untuk menceritakan diriku pada kalian. Namaku Haruno Sakura, anak pertama dari pasangan Kizashi dan Mebuki Haruno, aku mempunyai adik bernama Garra Haruno. Aku berumur 18 tahun, dan aku bersekolah di Universitas Konoha, dengan jurusan hukum semester dua.

Mobilku sudah memasuki lingkungan kampusku. Dengan kecepatan sedang, aku segera mengarahkan mobilku untuk parkir di tempat VIP, bukan dalam artian VIP yang 'sebenarnya' karena yang kumaksud adalah tempat parkir tepat di bawah pohon bernama sama dengan namaku, di sebelah selatan gedung jurusan hukum.

Dengan langkah tergesa segera aku pergi ke cafetaria kampusku, bukan karena aku lapar walau mungkin itu bisa disebutkan juga, namun lebih tepat kepada aku yang terlambat untuk menemui sahabat-sahabatku.

"Hey, itu dia Forehead! Dia panjang umur!" ucap Tenten, sahabatku yang paling tomboy setelah Temari-Nee, dan seperti biasa dia mencepol rambutnya menjadi dua, dan menurutku itu hal yang unik walau tak memungkiri dia akan terlihat lebih manis dengan rambut yang diurai.

"Haha, maaf ya aku telat. Biasa, nganter Garra dulu." Ucapku dengan senyum tipis.

"Hm, aku akan memaafkan mu bila kau mentraktir kami sepuas kami di sini." Ucap Ino- Yamanaka Ino, sahabat pirangku selain Temari. Menurutku dialah yang paling cerewet dan paling cantik diantara kami.

"Ino-chan tak seharusnya seperti itu. Kasian Sakura-chan kan?" bela Hinata-Hyuuga Hinata, sahabat paling anggun dan feminine yang aku punya, dan paling polos dan lugu- ups!

"Hey, sudahlah tak apa. Yang penting Sakura sudah bisa berkumpul bersama kita bukan?" ucap Temari-Nee, dia yang paling tua diantara kami.

-US-

"Tadaima..." Ucapku, berharap tidak ada yang menjawab selain pegawai dirumahku.

"Ah, itu dia. Okaeri nasai, Sakura-chan." Hn? Tumben ada OKaa-sama, dan sepertinya ada tamu di rumahku.

"Hn, Kaa-sama."

"Sayang, ini kenalkan Matsuri-chan. Dia ini pacarnya Garra lho... manis ya? Orangnya perhatian dan pintar lho... Eh, ayo kita makan tadi Matsuri-chan membawakan kita makanan lho, kesukaanmu Saku..." Orang tua yang tak adil, Garra baru kelas 2 Senior High School. Dan Ia diperbolehkan pacaran? Aku saja tidak boleh.

"Saku, kenapa melamun? Ayo kenalan, Kaa-chan ke ruang makan dulu." Ucap OKaa-sama membuyarkan lamunanku.

"Ah, kau Sakura Haruno ya, Kakaknya Garra-kun? Aku Matsuri, salam kenal. Garra-kun senang sekali menceritakan tentang dirimu, bahkan ketika kami berkencan dia selalu menceritakan tentang dirimu. Dan Garra-kun tidak berbohong, kau sangat cantik ne, Nee-chan..." Ucapnya dengan riang. Hah, apa pernah ya aku seperti itu? Dan- wait a minute, dia memanggilku Nee-chan?

"Hn, Sakura. Kakak Garra." Balasku sambil menjabat tangannya, setelah terdiam beberapa saat.

-US-

"Hm, oishii ne... Garra pintar memilih pacar ya, pintar sekali memasak! Ti-"

"Permisi, aku ke kamar dulu." Aku sudah tau lanjutan dari perkataan Too-sama. Akhir-akhirnya dia akan menyindirku dan memuji Garra, lalu aku disuruh mencontohnya. Hhh whatever...

Aku masuk ke kamarku. Kamarku ada di lantai tiga bagian sayap kiri dari rumah utama, rumah ku ini sebenarnya sebuah mansion. Kamarku bernuansa biru, hijau, putih, dan hitam. Terdengar dan terlihat aneh memang, namun buktinya dari semua yang pernah masuk kemari memujinya. Karena kamarku ada di lantai tiga, maka aku mempunyai balkon. Balkon kamar ku menghadap ke taman bunga dan danau buatan berurukuran kecil.

Aku senang duduk di balkon ketika malam hari untuk sekedar melihat bintang. Dan rasanya sangat melegakan ketika melihat bintang, karena ketika melihat bintang aku selalu berdoa dan mencurahkan isi hatiku tanpa takut ada yang mendengar. Lagi pula ada sebuah kenangan tersendiri dalam hidupku dan bintang.

-US-

"Ah.. segarnya." Berendam air hangat dalam jacuzzi memang menyenangkan. Serasa segala penat sudah hilang, walau untuk sementara. Aroma terapi yang memanjakan diri ini. Dan membuat badan menjadi lebih fresh...

Namun, walau badan terasa bugar kembali. Entah mengapa aku tak tahu, mungkin memang malam yang semakin larut atau kah memang mataku yang tak bisa dikompromi 'kan lagi...

Kuganti pakaian ku menjadi kimono tidur. Kurebahkan diriku ke atas kasur empuk ku. Ku cari posisi yang nyaman, dan kumatikan lampu. Agar sang bintang dan sang bulan bisa dengan leluasa menyinari kamarku melewati atap kamarku yang memang trasnparan.

Dan seiring nafasku, aku tertidur. Mencoba melewati bergantinya hari dengan damainya...

To Be Continued...


-!-

Walau tersusun dengan daging, darah, dan tulang rusuk yang sama...

Tak bisa dipungkiri kita berbeda...

Tak hanya dari Gender, dan nama...

Tapi juga eksistensi dalam penglihatan orang tua...

-!-


Hay!

Perkenalkan namaku Athena! Salam kenal semua...

Tolong beri masukan ya? Aku terima segala jenis masukan termasuk kritikan dengan alasan kritik yang membangun ya? Makasih...

So?

Keep? Or Delete?

RnR please!