Hey semuanya :D
Sebagai tanda bangkitnya ime dari hiatus yang panjang yaitu 6 bulan atau setengah tahun lamanyaa.. ime akan mengawalinya dengan fik NaruSaku yang satu ini. Yang ime persembahkan buat neechan ime yaitu KataokaFidy dan semua readers yang membaca :D
Bismillahhirrohmanirohim!
(maaf bagi yang non-muslim -.-V)
Selamat membaca ^-^
Naruto, kepunyaan Masashi Kishimoto
kissing under the blooms sakura? Punya Imechan
Terinspirasi dari The Falling Snow karya Wataru Mizukami
Summary : Sakura yang berusaha untuk mendapatkan Sasuke mencoba berguru dengan Naruto yang merupakan sahabat Sasuke. Dan apa jadinya jika Sakura malah jatuh cinta pada gurunya tersebut? Dan apa jadinya ketika Sasuke malah memiliki perasaan terhadap Sakura?
Pasangan : NaruSaku , little SasuSaku
PERINGATAN! : OOC, AU, gaje, miss-typo, abal dan sebangsanya.
Tidak suka? Tidak usah di baca dan jangan diblame.
.
.
.
.
"Kyaaa! Itu Sasuke-kun! Sasuke-kun!" seru segerombalan gadis ketika melihat seorang cowok yang err sangaat sangaat keren! Mata onyxnya itu mampu menyihir siapapun yang menatapnya secara langsung. Tubuhnya yang atletis mampu membuat para cewek mimisan dan mampu membuat para cowok berdecak iri. Kecerdasan otaknya pun hampir menyamai Einsten. Pokoknya dia adalah seorang cowok yang Perfect! Dan satu hal yang merupakan ciri khas utamanya yaitu gaya rambutnya yang mencuat ke belakang yang seperti.. Err pantat ayam err pantat bebek err pokokny pantat unggas lah! Tapi itulah yang membuatnya 'lain' dibanding cowok lainnya. Dialah Uchiha Sasuke.
"Sasuke-kuuuunn!" para gadis itu semakin heboh ketika Sasuke mulai memasuki koridor di sekolahnya, dalam sekejap Sasuke langsung digerumbungi para 'fans'-nya tersebut. Sasuke hanya berdencih kesal dan memasang deathglare pada segerombolan fans nya. Fans-nya ini memang suka bikin ribut di pagi hari ketika sang Uchiha ini memasuki koridor, dan ini terjadi setiap hari.
"Hng, selalu bikin ribut. Dasar segerombolan sial." umpat seorang gadis yang memiliki rambut berwarna soft pink ketika melihat segerombolan fans Sasuke yang menghalangi jalannya di koridor. Gadis itu bernama Sakura, Haruno Sakura. Seorang gadis yang memiliki tampang di atas rata-rata dan memiliki keunikan yang di atas rata-rata juga(?), yaitu warna rambutnya yang berwarna soft pink! Sakura adalah seorang gadis biasa dengan otak yang biasa pula, maksudnya tidak pintar dan juga tidak bodoh. Mata emerald miliknya sangat indah bila dipandang. dan satu hal yang selalu membuat Sakura minder, yaitu dahi nya yang cukup lebar.
- Sakura POV-
Hahhh~ aku hanya bisa menghela napas dengan kesal plus berat ketika melihat segerombolan fans sial Sasuke itu. Kenapa mereka harus berlebihan seperti itu? Hanya karena seorang Sasuke Uchiha saja mereka harus berdesakan dan menghalangi jalan orang. Dasar sial. Eits! Jangan kira aku tidak menyukai Sasuke loh! Tentu aku suka dengannya! Sangat-sangatt suka malahan. Hanya cewek yang abnormal saja yang tidak tertarik pada cowok se-perfect itu, tapi aku tidak akan menjadi paparazi yang seperti mereka itu. Aku hanya akan mendekatinya dengan 'kalem' . Motoku adalah 'diam-diam menghanyutkan'.
Oh iya! Karena saat ini adalah musim semi banyak pohon Sakura di taman sekolah kami yang sedang berbunga. Dan ada sebuah legenda jadul di sekolahku ini yang mengatakan, 'Kalau kau mengatakan cinta ataupun berciuman dengan orang yang benar-benar kau cintai di bawah pohon Sakura yang tengah berbunga, cintamu akan kekal abadi' cukup jadul dan konyol 'kan? Tapi hampir semua siswi di sekolahku ini mempraktekkannya. Tentu saja aku tidak akan ketinggalan untuk melakukannya bersama Sasuke! tapi aku pun cukup sadar diri kalau banyak siswi yang mengincar Sasuke. Tetapi aku tidak akan menyerah! Aku akan berjuang dari sekarang!
- End Sakura POV -
Ulah fans Sasuke semakin menjadi-jadi, mereka semakin berdesakan mengelilingi Sasuke yang mulai kewalahan menangani mereka. Sakura hanya melihat pemandangan itu dengan wajah badmood miliknya. Dia tidak bisa memasuki kelasnya gara-gara segerombolan fans Sasuke itu menghalangi jalannya menuju kelas. Daripada harus berdesakan dengan para fans itu, Sakura lebih memilih untuk diam di tempat dan menunggu para fans itu menyingkir.
"Huooo Teme!" seru seorang cowok yang berlari kencang menuju Sasuke. Kontan saja orang-orang yang mendengar seruan itu langsung menatapnya. Detik berikutnya si cowok yang berteriak tadi sudah berada di depan Sasuke dengan ngos-ngosan. Para Fans Sasuke menjeda aktivitas mereka dan menatap cowok itu dengan bingung.
"Ada apa Naruto?" tanya Sasuke. Ya, nama cowok yang berseru dengan kencang itu adalah Naruto, Uzumaki Naruto. Seorang cowok manis yang memiliki rambut blonde berbentuk durian. Dia memiliki mata blue sapphire yang indah dan mampu menghangatkan orang yang menatapnya. Badannya cukup tinggi walaupun masih lebih pendek dari Sasuke. Kepintarannya? Jangan ditanya.. Dia sangat payah di seluruh mata pelajaran yang diajarkan kecuali di bidang olahraga. Body-nya? Body-nya pun hampir sama seperti Sasuke karena Naruto adalah kapten Basket di sekolahnya itu. Naruto ini pun memiliki banyak fans rahasia. Dia itu termasuk cowok-cowok keren dan terkenal di dalam kategori yang dibuat siswi-siswi di sekolahnya.
Naruto menggaruk pipi kanannya yang tidak gatal, "Emm... Bagaimana ngomongnya, ya?" ucap Naruto sambil menyipitkan kedua matanya dan melihat sekeliling mereka yang banyak orang—banyak cewek..
"Ada apa Dobe?" Sasuke kelihatan sedikit kesal karena Sahabatnya yang satu ini terlihat bertele-tele. Sahabat? Tentu saja! Walaupun mereka berdua tidak pernah mengatakan bahwa mereka adalah sahabat, semua siswa-siswi di sekolah mereka tahu itu. Karena Sasuke atau Naruto bukanlah seorang cowok melankolis yang mengumbar-ngumbar mengatakan bahwa keduanya adalah sepasang sahabat di depan umum. Dan merekapun memilik 'panggilan sayang' masing-masing.
"Aduh, kemarikan telingamu!" Sasuke dengan wajah yang penasaran langsung mendekatkan telinganya ke wajah Naruto. Fans Sasuke hanya melihat mereka berdua dengan bingung. Naruto segera menyampaikan maksud dan tujuannya kepada Sasuke. Setelah mendengar informasi Naruto, wajah Sasuke langsung berubah menjadi jengkel.
"Hn, tidak mau! Siapa suruh tidak mengerjakan PR!" ucap Sasuke dengan cuek lalu mengambil langkah menuju kelasnya. Diikuti oleh Naruto di belakangnya.
"Ayolah ayolah! Kau pelit sekali! Kan jawaban ataupun nilaimu tidak akan berkurang kalau ku salin! Ayolah Teme!" Naruto mulai merengek sambil mengikuti Sasuke. Para fans Sasuke hanya melihat mereka dari jauh sesaat dan setelahnya langsung membubarkan diri menuju kelas mereka masing-masing. Para fans Sasuke itu entah mengapa menjadi enggan menggerumbungi Sasuke apabila ada Naruto di sekitarnya. Sakura yang menunggu bubarnya segerombolan itu langsung mengambil langkah ke kelasnya, 'thanks ya, Uzumaki.' gumamnya sambil terkikik pelan.
o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o
"Hem.. Jadi apa rencanamu Sakura?" tanya Ino—Sahabat sekaligus teman sebangku Sakura, sambil menghempaskan pantatnya ke permukaan kursi di sebelah Sakura.
Sakura mengangkat bahu pertanda bahwa dia-pun tidak tahu, "Mungkin aku akan mengiriminya surat cinta,"
Ino mengeleng-gelengkan kepalanya sambil memasang wajah yang seolah mengatakan 'sebaiknya jangan' pada Sakura, "Mungkin suratmu tidak akan terbaca, kau kira hanya kamu yang mengiriminya surat?"
Sakura menatap mata biru Ino dengan tatapan malas melalui emerald miliknya, "Jadi bagaimana? Masa' aku harus menembaknya secara langsung? Berbicara dengannya saja tidak pernah." ucap Sakura sambil memonyongkan bibirnya.
"Dan kau kira hanya kamu yang berpikiran begitu?"
"Kh! Terserahlah, aku akan tetap mengiriminya surat!" Sakura segera mengambil pulpen dan langsung menuangkan kata-kata ampuh di kertas pink kecil miliknya.
Ino hanya mendengus pelan melihat tingkah sahabat pink-nya tersebut, "Aku ingin ke kantin, kau mau ikut?" tanya Ino yang sudah berdiri.
"Tidak. Aku ingin serius menulis surat, kau saja sana." ucap Sakura tanpa mengalihkan pandangannya dan tetap meneruskan pekerjaannya.
"Baiklah.." Ino langsung melangkahkan kakinya keluar kelas.
Setelah beberapa menit Sakura terlihat meremas rambutnya dengan gemas. "Cih! Aku benar-benar tidak bisa menulis surat beginian!" Sakura mulai terlihat frustasi. "Baiklah seadanya sajalah!" sambungnya. Sakura kembali meneruskan menulis surat cintanya.
o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o
Sekarang sekolah mulai sepi karena dari 15 menit yang lalu bel tanda pulang sudah berbunyi. Dan yang terlihat hanyalah seorang Haruno Sakura yang mengendap-endap memasuki ruang loker untuk murid laki-laki.
"Dasar Ino baka! Dia malah pulang duluan gara-gara ada Kencan dengan Shikamaru!" gumam Sakura sambil terus mengendap-endap. "Lokernya yang mana sih? Aku tidak tau!" ucapnya frustasi. "Uchiha, Uchiha, Uchiha..." gumam Sakura sambil mencari-cari nama Uchiha yang terpampang di depan pintu loker tersebut. "Nah ini dia!" seru Sakura ketika menemukan locker yang di depannya bertuliskan 'Uchiha Sasuke'.
"Setelah itu dia langsung menyerah, Teme!"
"Hn, begitu." Terdengar suara Sasuke dan Naruto—yang mulai mendekat, di telinga Sakura. Sakura yang gugup plus kaget langsung gelagapan dan segera memasukan suratnya asal-asal ke dalam loker siapapun itu, dan langsung lari melalui pintu samping.
"Rasanya aku mendengar suara orang lari," gumam Naruto pada Sasuke ketika memasuki ruangan itu.
"Hn, mungkin hanya perasaanmu saja." Sasuke langsung membuka lokernya untuk mengambil barang-barangnya yang ada di dalam.
'Bluuukk'
Bersamaan dengan terbukanya loker Sasuke, banyak sekali surat-surat yang terjatuh lalu berserakan ke lantai. Sasuke hanya mendengus kesal, dia sudah terbiasa dengan hal ini. "Pasti gara-gara tahayul tentang pohon Sakura itu," gumam Sasuke.
"Hahahahahah! Poor you!" Naruto tertawa sambil membuka loker miliknya.
'Bluuk'
Dan sama halnya seperti Sasuke, Naruto pun mendapatkan banyak surat cinta walaupun tidak sebanyak Sasuke.
"Poor you too," ucap Sasuke sambil menyeringai tipis. Naruto hanya menghela napas panjang. Mereka berdua langsung membereskan surat cinta yang mereka dapatkan. Dan kalian tahu? Sakura salah meletakkan surat cintanya, dia meletakkannya ke dalam loker Naruto yang bersebelahan dengan loker milik Sasuke.
"Mau kau apakan surat-surat itu, Teme?" tanya Naruto sambil memungut surat cinta yang ia dapatkan dan memasukannya kedalam plastik.
"Hm, buang mungkin." Sasuke pun melakukan hal yang sama seperti Naruto yaitu memungut surat-surat cinta yang ia terima.
Naruto mendelik Sasuke dengan ekor matanya, "Kau tidak boleh begitu! Kau harus menghargai para perempuan yang menulisnya. Itu curahan hati mereka tau." tutur Naruto sambil terus memungut surat cinta miliknya.
"Hn, iya deh iya." Respon Sasuke dengan memasang wajah malasnya.
o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o
- Naruto POV -
Akhirnya aku sampai di rumah juga. Aku segera meletakkan tasku dan juga kantong plastik yang berisi surat-surat itu di atas meja belajarku. Dan aku harus segera mandi, kalau tidak Ibuku pasti langsung ngamuk.
Fuhh.. Segar sekali setelah mandi sore ini, badan jadi fresh lagi! Dan ini saatnya ini waktunya untuk membaca surat-surat cinta itu! Hahahaha! Aku senang ketika membacanya, artinya ada juga gadis-gadis yang menyukaiku! Ahahahaha
Aku menghampiri meja belajarku dengan berlari kecil lalu mengambil kantong plastik yang berisi surat-surat cinta itu. Dengan segera aku langsung menghempaskan diri di ranjang king size milikku sambil membaca surat-surat itu. Setelah membaca beberapa surat cinta itu, perhatianku tertarik oleh selembar surat. Surat ini berbeda dari yang lainnya. Di bagian luar amplopnya tidak ada nama pengirimnya, hanya amplop pink yang bersih. Dengan segera aku membuka isinya dan membacanya.
Gelak tawaku langsung memenuhi kamar. Isi surat ini tidak seperti surat cinta! Tetapi lebih mirip dengan surat tantangan! Banyak prosa dan kata kanji yang salah tulis! Eh tunggu.. Surat ini tertuju untuk.. Sasuke! Astaga siapa sih penulisnya ini? Mana tulisannya berantakan mengirimnya pun salah. Payah. gelak tawaku mulai terdengar lagi.
'Haruno Sakura'
hmm.. Pengirimnya Haruno Sakura ya? Aku jadi penasaran orangnya seperti apa..
- End Naruto POV-
o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o
"Sakura, mau ikut ke kantin?" tanya Ino sambil berdiri dari duduknya. "Aku lapar tadi belum sempat sarapan di rumah." sambungnya lagi.
Sakura hanya menggeleng pelan, "Kau saja, aku malas berdesakkan di kantin." ucapnya sambil tersenyum. Ino hanya mendengus pelan, "Ya sudah. Aku pergi ya," dalam sekejap Ino langsung mengambil langkah seribu meninggalkan Sakura di dalam kelas bersama beberapa orang teman sekelas mereka yang sibuk sendiri.
"Yang namanya Haruno Sakura yang mana, ya?" seru Naruto yang tiba-tiba memasuki ruang kelas Sakura. Rupanya Naruto berkeliling sekolah dan mencari-cari gadis yang bernama Haruno Sakura di setiap kelas .
Mendengar namanya dipanggil-panggil, Sakura langsung menghampiri Naruto, "Aku." ucapnya singkat. "Ada perlu apa, ya?" tanyanya. Naruto hanya bisa tertegun sebentar. Sakura di bayangannya benar-benar berbeda dengan Sakura yang ada di hadapannya. Dia mengira Sakura itu adalah seorang cewek yang err begitulah. Ternyata yang dilihatnya ini adalah seorang cewek cantik berkulit putih bertubuh langsing tinggi, bermata emerald dan dengan rambut soft pink yang menawan.
Naruto langsung menampilkan cengiran kuda andalannya, "Punyamu 'kan?" ucapnya sambil mengangkat surat cinta milik Sakura yang nyasar padanya.
Sakura langsung tersentak kaget, "Kenapa ada padamu!" tanya Sakura panik. "Kau mengambilnya, ya?" tanyanya sambil berusaha mengambilnya.
"Enak saja! Kau sendiri yang salah memasukannya ke dalam lokerku!" seru Naruto yang tidak terima, "Dan juga.. Suratmu itu lebih cocok disebut surat tantangan dibandingkan surat cinta." gelak tawa Naruto kembali terdengar. Untung saja kelas Sakura sedang sepi. Murid-murid yang ada di kelas hanya mengacuhkan Naruto dan Sakura karena itu memang bukan urusan mereka.
Sakura hanya menggerutu kecil melihat Naruto yang sedang terbahak-bahak di depannya. Memang salahnya juga memasukan surat itu di dalam loker Naruto. Tapi tunggu! Untung saja dia salah memasukan surat cinta tersebut. Apa jadinya bila Sasuke yang membacanya? Benar-benar menghancurkan harga diri.
Naruto menghentikan gelak tawanya ketika merasakan aura membunuh yang sangat kuat keluar dari Sakura. "E... A-aku pergi sekarang, ya?" Naruto langsung bersiap untuk lari tetapi hasilnya nihil karena Sakura sudah menangkap tangannya. Naruto langsung bergidik ngeri dan perlahan membalikan tubuhnya pada Sakura. "Apa lagi?'
"Jadikan aku muridmu!"
Naruto terlihat bingung, otaknya berusaha mencerna kata demi kata yang Sakura lontarkan. Jadikan murid? Apa Sakura tidak tahu kalau Naruto adalah seorang cowok yang payah di bidang pelajaran?. "Maksudmu murid apa?" tanya Naruto sambil mengangkat sebelah alisnya.
Sakura mendengus kesal karena Naruto cukup lemot –Lemah Otak. "Kamu Sahabatnya Sasuke 'kan? Jadi kau tahu segala hal tentang dia 'kan?"
Naruto memutar bola matanya dan berpikir sejenak, "Yah, cukup banyak sih."
Sakura langsung menggenggam kedua tangan Naruto—yang sekejap di wajahnya muncul garis-garis tipis bewarna merah, "Oleh karena itu jadilah pelatihku! Kau hanya perlu memberikan aku petunjuk atas tindakanku agar si Uchiha bungsu itu menyukaiku." jelas Sakura sambil mempererat genggamannya.
"Ke, Kenapa aku harus mau repot-repot begitu..?"
"Ayolaaah Uzumaki-sama! Ku mohon bantulah aku.. sekali ini saja.." ucap Sakura sambil memasang wajah memelas pada Naruto.
Naruto terlihat berpikir sejenak, tidak ada ruginya juga kan membantu seorang gadis yang kesusahan? Lagi pula Naruto akan mendapat pahala bila berhasil. "Baiklah." ucapnya singkat sambil mentontonkan cengiran kuda khas miliknya. Mendengar jawaban Naruto itu Sakura segera melepaskan genggamannya dan langsung melompat kegirangan.
"Tapi kuberi tahu dari awal,ya. Sasuke itu susah sekali didapatkan! Jadi kalau gagal jangan salahkan aku ya!"
o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o
Sekarang Sakura sedang berada di depan rumah yang sangat mewah. Rumah itu berdominasi warna abu-abu, hitam dan merah. Pagar rumah itu pun terlihat elegan dengan cat berwarna Hitam. Sungguh rumah mewah yang asri.
"Apa benar ini rumah si blonde itu?" gumam Sakura sambil memperhatikan secarik kertas yang bertuliskan alamat rumah Naruto.
"Hey. Ayo masuk, jangan celingukan di depan rumah orang." ucap Naruto yang tiba-tiba muncul di balik pintu gerbang pagarnya. Ternyata rumah mewah itu memang rumah Uzumaki Naruto.
"Ng." ucap Sakura. Mereka berdua segera memasuki rumah. Sakura terus celingukan dan meneliti sudut-sudut rumah yang baru pertama kali ia masuki ini.
"Orang rumahnya pada kemana? Jangan katakan kita hanya berdua saja di rumah ini!" seru Sakura sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Wah Naru.. Kau bawa teman, ya?" ucap seorang wanita paruh baya yang tiba-tiba muncul di depan mereka. Sakura langsung tertegun melihat wanita tersebut. Wanita itu mempunyai paras yang sangat cantik! Rambutnya berwarna merah menyala, kulitnya putih bersih dan tubuhnya pun ramping.
"Se, selamat siang err..." Sakura terlihat bingung untuk meneruskan kata-katanya.
"Dia ibuku..." ucap Naruto sambil nyengir kuda. Yep. Wanita cantik itu adalah ibunya Naruto, yaitu Uzumaki Kushina.
"Hah? Ibumu? Aku kira kakak mu! Awet muda sekalii.." ucap Sakura tanpa sadar. Kushina yang mendengar hanya tertawa pelan.
"Siapa namamu gadis manis?" pertanyaan Kushina ini mampu membuat Sakura tersipu malu.
"Sakura, Haruno Sakura."
"Pacarnya Naru ya?" goda Kushina sambil menatap mereka bergantian.
"Bukan!" sahut keduanya bersamaan dan dengan wajah yang memerah. Kushina hanya tertawa melihat ekspresi keduanya.
"Terus?"
"Dia ini aaa.. em.. alah! sudahlah bu! Ibu masuk ke dalam saja sana! Aku ada bisnis dengan dia, nih!" seru Naruto sambil mendorong pelan ibunya menuju ke dalam rumah, meninggalkan Sakura yang bingung melihat tingkah anak dan ibu tersebut.
Detik berikutnya Naruto sudah berada di hadapan Sakura lagi. "Ayo ikuti aku," ucap Naruto lalu berjalan menuju suatu ruangan diikuti oleh Sakura di belakangnya.
"Mau ngapain kita ke dapur?" tanya Sakura sambil meletakan tas kecilnya di atas meja makan keluarga Uzumaki.
Naruto tidak menjawab pertanyaan Sakura dan hanya menyodorkannya sebuah celemek berwarna hijau. Setelah itu Naruto segera mengambil sesuatu di dalam lemari makanan.
"Wah! Club house sandwich!" seru Sakura ketika Naruto meletakan makanan itu di atas meja makan.
"Buatkan yang persis seperti itu," ucap Naruto sambil menarik sebuah kursi lalu duduk di atasnya.
"Tu, tunggu dulu! Aku tidak bisa memasak, Naruto!"
Naruto mengangkat bahunya dan memasang wajah yang seolah mengatakan 'aku tidak peduli'. "Dari dulu sampai sekarang yang paling menggelitik hati cowok adalah makanan bekal, dan Sasuke suka Club House sandwich dengan ekstra tomat." jelas Naruto. "Oh iya, bahan-bahan untuk membuatnya ada di dalam kulkas," sambungnya sambil menunjuk kulkas besar yang memiliki dua pintu di sudut dapur.
Sakura hanya mendengus sebal sambil memasang celemek hijau tersebut lalu melangkahkan kaki menuju kulkas untuk mengambil bahan-bahan untuk membuat makanan itu.
"Bagaimana cara membuatnya sih?" tanya Sakura sambil memotong-motong tomat.
"Ng? Aku juga tidak tahu. Kau kira aku pernah memasak? Sandwich itu aku beli di toko makanan tadi pagi," jelas Naruto tanpa dosa dengan cengiran khas andalannya. Kening Sakura terlihat berkedut. Si Naruto ini bisa-bisanya memerintahnya dan menyuruhnya untuk membuat sandwich! Padahal dia sendiri pun tidak bisa.
"NARUTOOO!" teriak Sakura yang kesal.
o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o
"Untung kau membawanya, kalau sampai tertinggal 'kan usaha kita kemarin sia-sia." ucap Naruto pada Sakura yang sedang berjalan di sampingnya.
"Mana mungkin bekal ini aku tinggal, baka!" umpat Sakura dengan gemas. Mereka berdua sedang berjalan di koridor untuk menuju tempat Sasuke 'nongkrong' ketika istirahat. Apa yang terjadi dengan sandwich buatan Sakura kemarin? Tentu saja Kushina yang membantu mereka berdua. Naruto hanya membantu sedikit, yaitu memotong roti untuk sandwich itu terlebihnya Sakura dan Kushina lah yang membuatnya.
"Itu Sasuke," seru Naruto ketika melihat Sasuke yang sedang duduk bersama teman-temannya di bawah sebatang pohon Sakura yang sedang mekar. Tiba-tiba saja tubuh Sakura mengeras dan menjadi kaku ketika melihat Sasuke.
"Oi teme! Come here! Come here!" seru Naruto pada Sasuke sambil mengawaikan tangannya. Dengan malas Sasuke langsung menghampiri sobat blonde nya tersebut.
"Apa?" tanya Sasuke yang sudah ada di depan Naruto. Naruto langsung memiring-miringkan wajahnya ke kanan sebagai isyarat 'lihat ke sebelah kananku'. Dengan segera Sasuke menoleh ke sebelah kanan Naruto dan mendapati seorang gadis cantik berambut soft pink sepunggung, bermata emerald dan dengan wajah yang sewarna dengan kepiting rebus.
"A, anu... Ini!" Sakura segera menyodorkan keranjang berisi sandwich itu pada Sasuke. Sasuke yang bingung langsung menyambut keranjang yang sakura sodorkan lalu segera membukanya. Mata Sasuke langsung membulat ketika melihat isinya.
"Club House Sandwich dengan ekstra tomat?" ucap Sasuke sambil meneguk liurnya, "Untukku?" Sakura hanya menganguk kecil tanda megiyakan dengan wajah yang masih merah.
"Eerr.. Siapa namamu?" tanya Sasuke.
"Ha, haruno Sakura." ucap Sakura yang masih malu-malu.
Cup.
"Thanks ya, Sakura.." ucap Sasuke dengan seringaian tipisnya. Bibir Sasuke baru saja bersentuhan dengan pipi kanan Sakura yang lembut. Dan itu membuat wajah Sakura tambah merah. Naruto hanya diam ditempat sambil memperhatikan Sasuke dan Sakura.
"Ooi Sasuke! Cepat kemari!" teriak seseorang pada Sasuke.
"Eh sudah ya Dobe, Sakura." ucap Sasuke lalu berjalan menghampiri orang yang memanggilnya barusan.
"Bagaimana Sakura?" tanya Naruto tanpa melirik ke arah Sakura tapi tetap memperhatikan Sasuke dari kejauhan. Karena merasa dikacangi, Naruto langsung melirik ke arah Sakura.
Naruto langsung terlonjak kaget ketika Sakura memeluknya tiba-tiba, "Hiaaahaha! Terimakasih Naruto! Semua ini berkat kamu!" seru Sakura sambil mempererat pelukannya pada tubuh Naruto yang mulai tidak bisa bernapas.
"I, iya Sakura. Ta, tapi lepaskan dulu pelukanmu! Aku tidak bisa bernapas!" mendengar perkataan Naruto, Sakura segera melepaskan pelukannya sambil tertawa pelan. "ups," gumamnya.
o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o.O.o
"Fu fu fu.. Fu fu fu.." Sakura terus-terusan terkikik sepanjang jalan menuju kelasnya sambil memegangi pipi kanannya.
"Mengerikan!" protes Naruto yang mendengar kikikkan Sakura itu. Jujur saja bulu kuduknya terus-terusan berdiri ketika Sakura mengeluarkan suara seperti itu.
"Kamu senang banget, ya?" tanya Naruto dengan matanya yang menyipit layaknya musang.
"Tentu saja!" jawab Sakura dengan semangat. "Aku jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Sasuke, dan tadi pertama kalinya aku bisa bicara dengannya. Tapi, melihat sosoknya dan mendengar suaranya.. Bahkan memikirkannya saja bikin dadaku terasa hangat." ucap Sakura dengan wajah yang tersipu malu. Naruto hanya melihatnya dengan wajah yang .. Err sendu mungkin?
"A.. Aku juga punya impian." sambung Sakura lagi.
"Impian apa?"
"Be.. Berciuman di bawah pohon Sakura yang sedang bersemi!" wajah Sakura langsung berubah menjadi merah saat mengutarakan impiannya tersebut.
"Ha. Ha. Ha." Naruto merespon perkataan Sakura dengan tertawa mengejek miliknya. Sakura hanya menatap Naruto dengan tatapan membunuh sesaat lalu mengalihkan pandangannya ke pepohonan yang ada tak jauh dari gedung tempatnya berada. Saat ini mereka sedang berada di atap sekolah.
Beberapa saat mereka berdua larut dalam diam, larut dengan pikiran mereka masing-masing.
"Hey Sakura, setelah melihatmu selama ini, aku jadi tahu kalau kau benar-benar berusaha keras.." ucap Naruto sambil menatap emerald Sakura dengan serius, "Bahagianya orang yang kamu pikirkan.." sambung Naruto sambil tersenyum tipis dan menatap lembut emerald milik Sakura tetapi tatapan Naruto terlihat sendu oleh Sakura.
'Na, naruto..' Sakura langsung tercengang dengan apa yang diucapkan Naruto. Entah mengapa wajahnya menjadi terasa hangat. Dan dadanya pun tiba-tiba berdegup kencang.
"E, eh? Apa yang kau lakukan!" tanya Sakura yang kebingungan saat Naruto tiba-tiba merapatkan tubuhnya ke tubuh Sakura. Sakura saja dapat merasakan terpaan napas Naruto di wajahnya. Dan hal itu membuat Sakura tidak karuan rasa.
"Sekarang... Aku jadi tertarik untuk melatihmu untuk bisa mendapatkan cinta dari sahabatku!" seru Naruto dengan seringaian nakalnya lalu menjauhkan badannya.
"Huh," Sakura hanya mendengus sebal karena Naruto sempat membuatnya berdebar-debar sebentar tadi, eits? Berdebar-debar?
"Kenapa wajahmu merah, Sakura?" tanya Naruto sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Sakura. "Wah, jangan-jangan kamu berdebar-debar ya aku beginikan?" tanya Naruto dengan seringaian jahilnya.
"Ha, habis dekat sekali sih." gumam Sakura sambil mendengus sebal. "Aku tidak pernah dekat dengan laki-laki tahu." sambungnya.
"Apa? Pantas saja kau begitu kaku! Baiklah. Akan aku ajari bagaimana berhubungan dengan laki-laki." Naruto kembali memasang seringaian nakalnya dan mulai merapatkan tubuhnya ke Sakura lagi.
"Pergi kau!" seru Sakura sambil mendorong tubuh Naruto menjauhi tubuhnya. Naruto langsung tertawa melihat respon Sakura.
"Baiklah-baiklah, mulai besok aku akan mengajarkanmu bagaimana rasanya dekat dengan laki-laki! Kau harus siap untuk itu!" seru Naruto sambil menggempalkan tangannya pertanda semangat.
Sakura mendenguskan napasnya dengan berat, 'kami-sama! Lindungilah aku dari pelatih konyol ini!'
o.O.o. To be Continued .o.O.o
A/N : fuiihh.. Padahal tdinya fik ime bikin Oneshot.. Tapi ternyata kepanjangan.. Jadi ime bikin two shot nih.. Tapi kalo masih kepanjangan ime bakal bikin three shot deh, wkakak *semaunya!- Gampared*. Di chap ini memang NS nya masih belum kerasa.. Tapi chap depan udah kerasa kok.. mungkin ime bakalan update sekitar 2 sampai 4 hari lagi nih.. soalnya ime rada-rada sibuk berlatih buat ujian praktek.. *malah curcol* .. Emm... Ime masih ragu ... soalnya ini fik pertama ime yang NaruSaku.. jadi..
Keep or Delete ?