Hola semuaa~! Balik lagi sama Miza~!

Disini Miza mau jelasin dikit, tapi pertama-tama, gomen kalau fic ini mungkin bakalan tidak menarik, kalau gak menarik kalian boleh pindah kok, Miza gak keberatan. Kalau kalian merasa ini menarik, boleh di follow biar tahu kapan ceritanya up xD #ngarep. Dan, Miza malah buat fic multichap baru sedangkan fic multichap yang lama dibiarkan begitu saja X'D #dibuang

Jadi, Halilin, Blaze, Solar, dan Gempa disini satu keluarga, sedangkan Taufan, Ice, dan Thorn beda lagi. Miza harap kalian jangan bingung sama alurnya ya, hehe~ btw, ini masih prolognya kok, mungkin minggu depan chap 1 nya baru Miza up '3')

Miza tiba-tiba dapet ide fic ini saat sedang dengerin lagu yang bahkan ga ada hubungannya sama fic ini, ngalir gitu aja idenya di otak Miza x'D

Kalian bisa mereview dan memberi saran untuk apa yang menjadi kekurangan di prolog ini, biar waktu Miza ngetik chapter 1 nya bisa memperbaiki kekurangan itu

Miza udah gak mau basa-basi lagi soalnya gak tahu apa yang mau dibicarain (?)

.

.

Disclaimer : Animonsta Studios

Rated : T

Genre : Romance, Drama, Friendship, Family

Pair : Halilintar x Fem!Taufan, Blaze x Fem!Ice, Solar x Fem!Thorn

Slight Pair : Fang x Fem!Gempa, Kaizo x Fem!Ochobot

Age : Halilintar, Taufan, Blaze, Ice, Solar, Thorn - 17th

Fang dan Gempa - 21th

Kaizo dan Ochobot - 24th

Warning : Genberbend (bagi yang gak suka ini, bisa menyingkir), no power, OOC, OC, alur sedikit berantakan mungkin, aneh, abal, mungkin gaje juga (?), misstypos, tulisan masih ampas, bagi yang gak suka pairnya juga bisa menyingkir, fic ini juga telah tercampur dengan fluffness (?), cover not mine, credit to cover owner

Summary : Hidup dalam kepopuleran dan memiliki banyak harta tidak membuat Halilintar, Blaze, dan Solar bahagia. Mereka ingin merasakan kehangatan kasih sayang dan juga cinta dari seseorang. Ada tiga gadis yang membuat mereka tertarik untuk merubah sifat buruk mereka. Siapakah tiga gadis tersebut? Apa sang Kembar Tiga ini bisa mewujudkan harapan mereka? Ketiganya benar-benar butuh dukungan!

.

.

Happy Reading!

Don't Like Don't try to Read

RnR please~!


Why?

.

.

.

Memiliki popularitas yang tinggi, otak yang jenius, dapat mengejar ilmu di Sekolah Menengah Atas yang terkenal, berada di keluarga yang terpandang, harta kekayaan melimpah ruah, siapa yang tidak ingin menjadi seperti ini? Hampir semua orang pasti menginginkannya, ya, hampir. Karena tidak semuanya ingin kehidupannya seperti itu, ada sebagian orang ingin mempunyai hidup yang sederhana dan normal –tapi bahagia. Seperti ketiga pemuda kembar yang dijadikan idola di SMA Pulau Rintis ini.

Halilintar, Blaze, dan Solar.

Seluruh warga sekolah tahu siapa mereka, anak dari pengusaha ternama yang kaya raya, namun sayang karena didikan yang sangat keras dari sang Ayah membuat pribadi ketiga pemuda yang baru berumur 17 tahun tersebut menjadi pribadi suka menindas orang yang lebih lemah dari mereka, selalu bolos kelas, dan menjadi orang yang suka berkelahi.

Sang Kembar Sulung, Halilintar, hobinya berkelahi dengan murid dari sekolah lain, selalu membolos kelas, sifat arogan nan dingin kepada seseorang yang lain membuat seseorang tersebut merasa sungkan terhadapnya, karena Halilintar bisa memukul siapa saja yang membuatnya kesal.

Sang Kembar Tengah, Blaze, hobinya mirip dengan Kakak Kembarnya tersebut, hanya saja sifatnya yang terlalu hyperaktif, sebenarnya dia bisa memiliki teman karena sifatnya tersebut, tapi karena sifat menindas orang lain itu membuat seseorang selalu merasa takut terhadapnya.

Sang Kembar Bungsu, Solar, dikatakan sebagai playboy yang suka memainkan hati para gadis, dia juga suka membolos sekolah, sifatnya yang senang untuk menghambur-hamburkan uang, seseorang yang mendekatinya pasti merasa sungkan dan takut secara bersamaan sebab sifat menindasnya itu.

Mereka bertiga dikagumi, dipuja, dan diidolakan oleh para gadis, setiap pagi selalu ada teriakan histeris sambil menyebut nama mereka. Membuat mereka sendiri muak mendengarnya.

Sebenarnya, Halilintar, Blaze, dan Solar sendiri tidak mau menjadi seperti ini, karena mereka ingin hidup normal seperti siswa lainnya. Yang menjalani hidup di sekolah tanpa sorakan para penggemar, bercanda bersama teman tanpa membuat temannya sungkan atau takut, dan merasakan hal yang disebut cinta. Ya, mereka kekurangan kasih sayang, mereka ingin mendapatkan teman, mereka mau mengalami hal-hal yang menakjubkan saat sekolah, bukan sebagai idola, tapi sebagai siswa normal. Mereka ingin mengubah sifat buruk mereka, tapi tidak sanggup karena membutuhkan dukungan yang benar-benar tulus dari seseorang.

Dukungan dari kakak perempuan mereka masih belum cukup, meski Gempa –Kakak mereka, sudah mendukung dan menghibur ketiganya.

Halilintar, Blaze, dan Solar sangat berhutang pada Gempa, karena Gempa mampu menggantikan posisi mendiang Ibu mereka. Gempa yang selalu menasehati mereka, Gempa selalu memarahi mereka habis-habisan, menceramahi mereka, dan tertawa bersama mereka. Perlahan, sifat buruk ketiga pemuda kembar ini mulai hilang, tapi tidak sampai setengahnya saja.

Karena Halilintar masih hobi berkelahi, Blaze yang suka menindas orang, dan Solar yang senang menghamburkan uang. Tapi, dukungan dan dorongan semangat dari Gempa masih belum cukup, harus membutuhkan beberapa orang lagi. Hanya beberapa orang saja, yang ingin berteman bersama mereka dengan tulus, menerima apa adanya, serta mau menyemangati mereka seperti Gempa.

Halilintar, Blaze, dan Solar berharap seperti itu.

Tapi harapan tersebut susah untuk mereka gapai, mereka bertiga selalu beranggapan kalau semua orang itu hanya baik di luarnya saja, dan di dalamnya busuk. Orang yang tidak benar-benar ingin berteman dengan mereka lalu pura-pura akrab bisa saja memiliki niat lain. Siapa tahu?

Hingga Halilintar bertemu sesosok gadis periang di perpustakaan sekolah, Blaze yang bertemu sosok gadis berhati lembut di toko hewan, dan Solar yang menemukan gadis polos di taman. Secercah harapan timbul di hati mereka masing-masing untuk berteman dengan para gadis yang ternyata juga kembar tersebut.

Sampai ada satu kenyataan pahit yang harus mereka terima, bahwa para gadis berwajah manis itu adalah korban bully mereka dan warga sekolah. Apa ketiga gadis itu mau berteman dengan orang yang sudah menindas mereka?

Halilintar, Blaze, dan Solar menjadi ragu untuk mendekati gadis-gadis yang bahkan mereka tidak tahu namanya.

Tapi, semua orang berhak mencoba dulu, 'kan?

.

.

.

To Be Continued