"STAY WITH ME"

Author : Choi Chanhyun

.

Cast :

Park Chanyeol as Park Chanyeol

Byun Baekhyun as Byun Baekhyun

And all EXO members

.

Pairing : Chanbaek / Baekyeol

.

Disclaimer : Chanbaek belongs to themselves.

.

Copyright : Cerita ini merupakan hasil pemikiran otak author sendiri.

©Choi_Chanhyun_2014

DO NOT COPY!

.

Warning : Yaoi, Boys Love, dan satu lagi, disini ceritanya ChanBaekKaiSoo sekamar. So, keep thinking about it yaa? ^^

DO NOT FORGET TO RnR!

.

Happy reading yeorobun! ^^


.

.

Pagi itu ia masih terlelap. Dunia mimpi memanjanya begitu dalam. Sepertinya semalam ia terlalu lelah hingga tubuhnya enggan untuk bangun. Dan ia sendiri yakin bahwa dirinya akan terbangun jika seseorang mau membangunkannya dengan lembut. Yah, seperti biasanya, ketika seseorang – yang selama ini selalu berada di sisinya – akan membangunkannya dengan cara terunik. Well, membangunkan dengan menepuk pantat itu adalah hal terunik baginya. Apalagi itu dilakukan oleh orang yang sangat dicintainya.

Namja itu, Park Chanyeol, mencoba untuk membuka matanya. Perlahan. Hanya pelupuk matanya saja yang bergerak. Bahkan bagian tubuh lain masih enggan untuk ia gerakkan. Ia masih dalam posisinya semula. Dengan tubuh tengkurap dan selimut yang telah jatuh dari tempat tidurnya.

Sungguh. Ia terlalu malas untuk bangun. Ia kesal ketika seseorang tidak menepuk pantatnya pagi itu. Ia tak suka bangun dengan sendirinya. Ia lebih suka bangun karena tepukan-sayang dari namja itu. Biarlah terkesan manja. Memang, dia memang manja. Apalagi pada seorang namja manis bernama Byun Baekhyun. Tak peduli seberapa manly-nya dia. Namun jika hal itu berhubungan dengan Baekhyun, maka ia akan luluh seketika.

Chanyeol mengedipkan matanya berkali-kali. Mencoba untuk menetralkan pikirannya yang baru saja ia istirahatkan. Napasnya pun ia atur sedemikian rupa agar rasa kantuk itu tak menyerangnya lagi. Oke, ia baru tidur pukul 4 pagi. Meskipun ia sudah terbiasa dengan hal seperti itu, namun hari ini akan sedikit berbeda karena Baekhyun tak membangunkannya. Jujur saja, jika Baekhyun membangunkannya, maka semangat Chanyeol akan kembali penuh pagi itu. Dan ternyata hari ini itu tidak terjadi.

Chanyeol mencoba menggerakkan tubuhnya. Ia sengaja berbaring sesaat dan menatap sejenak tempat tidur Baekhyun. Tempat itu... Kosong. Baekhyun tak ada di sana. Bahkan tempat tidur Kyungsoo dan Kai pun sudah kosong. Apakah ia terlambat bangun? Well, salahkan saja Baekhyun yang tak membangunkannya!

Ia memutuskan untuk bangun dan meraih smartphonenya yang ia letakkan di atas nakas semalam. Ia ingin tahu jam berapa sekarang. Dan yah, ia memang terlambat. Biasanya ia akan bangun pukul 6 atau setengah 7 pagi. Dan pagi itu ternyata jam pada smartphonenya menunjukkan pukul 7.30 KST. Bukan masalah sebenarnya karena hari itu EXO sedang tak ada jadwal pagi dan hanya ada beberapa interview sore nanti. Namun tetap saja bangun terlambat adalah hal yang menyebalkan bagi Chanyeol. Karenanya ia pasti akan berada sendirian di kamar seperti pagi ini.

Chanyeol bangkit dari tempat tidurnya dan merapikan selimut yang sedari tadi telah jatuh dengan sendirinya di atas lantai kamarnya. Selanjutnya ia segera keluar dan bersiap menyapa member lain yang ia yakini sudah berada di meja makan sedari tadi. Dan memang biasanya seperti itu.

Namun ternyata ia salah! Baru beberapa langkah memasuki dapur, tiba-tiba saja matanya melebar menangkap sesuatu yang sebenarnya membuat dadanya sesak. Tak ada member di sana kecuali dua orang. Dua orang yang dari dulu bisa membuat Chanyeol uring-uringan tujuh hari tujuh malam. Yap, di dapur itu hanya ada Baekhyun dan Kris – yang sepertinya sedang menikmati quality time mereka – sedang bercanda lucu sambil menikmati semangkuk es krim yang entah dari mana.

Oke, mereka seperti sepasang pengantin baru yang sedang menikmati masa-masa pernikahan muda mereka. Di pagi hari bercanda sambil menikmati semangkuk es krim untuk berdua dan saling menyuapi. Sial! Hal itu sukses membuat namja yang tengah berdiri di sana, Park Chanyeol, memanas.

Bagaimana tidak? Baekhyun tidak membangunkannya pagi itu. Bahkan semalam ia mendiamkan Chanyeol dan pagi ini namja mungil itu justru bermesraan dengan Kris. Hell, Chanyeol benci ini semua!

"Eh Chanyeollie? Kau sudah bangun?" ucap Baekhyun semangat saat ia melihat namja tinggi itu menatap dirinya dan Kris.

Chanyeol hanya tersenyum samar. Ia enggan untuk bermanis-manis ria saat hatinya terasa sakit seperti sekarang ini.

"Chanyeol, duduk di sini. Ayo makan es krim!" ajak Kris padanya.

"Terima kasih hyung, tapi aku benci es krim stroberi!"

Bohong. Chanyeol lebih memilih berbohong dan segera meninggalkan tempat menyakitkan itu. Ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan mengurung dirinya di sana. Ia tak mau keluar kamar dan melihat dua orang yang hanya akan menyakitkan hatinya itu.

Chanyeol teramat benci dengan keadaan seperti ini. Semua orang juga tahu, ia benar-benar tak suka jika Baekhyun lebih memperhatikan orang lain dari pada dirinya. Ia tak mengerti mengapa Baekhyun berubah menjadi seperti ini. Ia hanya bisa yakin jika dirinya yang bersalah karena selama ini ia lebih memilih untuk mendiamkan Baekhyun dan menjadi lebih dekat dengan member lain. Mungkin ini memang salahnya karena dirinya sejak beberapa bulan yang lalu ingin menjauh dari Baekhyun.

Memang tak seharusnya mereka bertengkar terlalu lama. Memang sudah seharusnya ia harus meminta maaf terlebih dahulu. Seperti biasa. Namun saat itu ia hanya terlalu egois. Ia tak mau memaafkan kesalahan Baekhyun begitu saja. Sampai semua fans yakin bahwa Baekhyun dan dirinya tengah bertengkar. Hey, itu terlihat jelas saat mereka di disney land.

Chanyeol mengacak rambutnya. Kentara sekali ia tengah kesal. Ia mengambil gitarnya yang tergeletak di samping tempat tidurnya. Kemudian ia duduk di lantai dorm dengan bersandar pada tempat tidurnya dan mulai memainkan gitarnya. Ia mulai memainkan serenade goodnight song milik 10cm. Baru beberapa petikan, lagu itu berhasil mengingatkannya pada Baekhyun. Ia ingat sekali suara Baekhyun yang merdu mengalun seirama melodi serenade dari gitarnya. Itu dulu. Ya, dulu sekali sebelum suasana menjadi canggung dan keduanya semakin menjauh seperti sekarang.

Ia memilih berhenti. Ia tak mau suasana paginya menjadi gloomy seperti itu. Namun sialnya, ia justru memainkan love song. Sebuah lagu yang pernah ia bawakan berdua saja dengan Baekhyun di sebuah radio show. Ia tak bisa mengingat lagu lain lagi. Seberapa pun ia mencoba, maka ia hanya akan teringat lagu-lagunya bersama Baekhyun. Ia sadar, Baekhyun dan dirinya kini jarang untuk berlatih lagu baru. Padahal dulu setiap malam keduanya pasti akan berlatih beberapa serenade atau lagu-lagu mellow lainnya sekedar untuk persiapan jika mereka harus memainkannya di radio show. Ingat, itu hanya dulu. Dan sekarang, keduanya seakan mempunyai dunia masing-masing. Baekhyun dengan dunia vokalnya dan Chanyeol dengan dunia rap dan gitarnya. Tak ada dunia Chanbaek yang selalu terlihat mesra di airport atau Chanbaek yang selalu terlihat posesif di depan SM building.

Ia ingat beberapa bulan yang lalu Kris pernah mengatakan sesuatu padanya. Sesuatu yang membuat Chanyeol sedikit merasa tak nyaman. Yap, dadanya sedikit nyeri saat Kris berkata sesuatu tentang Baekhyun.

Saat itu semua member EXO baru saja kembali dari China. Mereka semua baru saja menyelesaikan sebuah konser yang sengaja diadakan oleh salah satu stasiun TV China. Yap, China memang selalu seperti itu. Selalu tampak lebih mewah dan kaya dibanding korea. Beberapa fans disana pun begitu.

Seperti yang semua ketahui, Kris memang sering terlihat dekat dengan Baekhyun saat keduabelas member EXO menjadi bintang tamu variety show China. Kris pernah memilih Baekhyun untuk menjadi seseorang yang akan ia gendong saat mereka hadir di happy camp. Kris juga tak mencela Baekhyun saat dirinya diminta untuk memberikan complain pada member lain saat di big love concert. Bahkan Kris justru mengatakan bahwa ia menyukai Baekhyun. Terbukti sekali bahwa duizhang itu sangat menspecialkan seorang Byun Baekhyun. Dan yang jelas, Chanyeol membencinya. Chanyeol akan membenci saat-saat dimana Baekhyun akan lebih dekat dengan member lain.

Dan yang paling menyesakkan hatinya adalah saat mereka baru saja mendarat di korea, tepatnya di Incheon airport. Seperti biasa, fans akan berkerumun dan memadati pintu keluar airport. Dan mengingat yang dulu terjadi adalah Chanyeol selalu melindungi Baekhyun dari kerumunan fans itu. Bahkan ia tak segan untuk memeluk Baekhyun dari belakang dan membimbingnya berjalan. Namun sekali lagi, itu dulu. Kini justru Chanyeol akan berjalan di depan sedangkan Baekhyun berjalan di belakangnya sambil menggandeng lengan Kris.

Miris. Memang seperti itu adanya. Chanyeol tak pernah meminta Baekhyun menjauhinya. Namun seolah namja itu menjauh dengan sendirinya seolah ia tahu bahwa Chanyeol butuh ruang sendiri. Benar. Salahkan saja Chanyeol yang memilih untuk menjauh dari Baekhyun sebelumnya. Ia sendiri tak tahu mengapa ia inginkan seperti itu. Keputusan yang salah dari awal karena semua akan kecewa dengan tingkahnya. Termasuk para fans yang selalu mengharapkan Chanbaek moment ada dimana-mana.

Kemudian hal itu terjadi. Saat member EXO berkerumun di samping van mereka, Kris membisikkan sesuatu pada telinga Chanyeol yang kebetulan saat itu berada di sampingnya.

"Jika kau tak bisa lagi menjaga Baekhyun. Biar aku saja yang menjaga dan melindunginya, arra?"

Pernyataan telak bagi Chanyeol. Hey, siapa yang bilang ia tak bisa menjaga Baekhyun? Ia bisa. SANGAT BISA! Lalu apa? Tak mau? Seratus persen bohong jika ia bilang ia tak mau menjaga Baekhyun!

Hanya saja ia takut...

Ia takut jika Baekhyun akan merasa aneh. Ia juga merasa canggung jika dirinya berada sedekat itu – lagi - dengan Baekhyun. Keadaan yang tercipta akibat kesalahannya adalah penyebab dari rasa canggung itu. Ia yakin, Baekhyun pasti akan merasa aneh jika dirinya kembali bersikap seperti dulu. Ia percaya, mindset Baekhyun telah berubah karena kesalahannya. Ia meyakini bahwa Baekhyun kini berpikir Chanyeol yang sekarang tak akan peduli lagi pada dirinya. Dan jujur saja, Chanyeol benar-benar ingin sekali mengubah mindset itu. Namun ia bisa apa? Ia takut jika nantinya Baekhyun akan semakin membenci dirinya yang seolah hidup tanpa pendirian itu.

Oke, kembali lagi ke kamar Chan-baek-kai-soo. Di sana Chanyeol masih memegang gitarnya. Masih sama seperti tadi. Hanya saja ia tak memainkannya. Ia bosan. Ia tak punya mood sama sekali untuk melakukan hal apapun. Ia hanya bisa menengadahkan kepalanya dan memejamkan matanya sejenak. Ya, Chanyeol yang biasanya menjadi happy virus kini benar-benar membutuhkan virus-virus lain yang bisa membuatnya bahagia.

...

Chanyeol hanya terdiam hingga semua member EXO harus menjalani schedule interview mereka hari itu. Walaupun tetap dengan wajahnya yang ceria, namun Chanyeol tak banyak bicara sore itu. Semua juga sadar dengan tingkah aneh Chanyeol. Apalagi Baekhyun, seseorang yang paling mengerti dirinya, pun sangat sadar akan sikap diam Chanyeol. Baekhyun tahu Chanyeol tak mau banyak bicara sejak pagi tadi. Hanya saja ia tak ingin mencoba mengajak bicara namja itu. Ia terlalu takut kehadirannya tak dihargai. Selalu itu yang Baekhyun takutkan. Karena sudah berkali-kali Chanyeol tak meresponnya sejak beberapa bulan yang lalu. Bahkan parahnya Chanyeol menjauhinya. Lalu apa gunanya ia mengajak bicara seseorang yang bahkan tak mengharapkannya?

Namun ternyata pikiran dan hati Baekhyun ternyata berkata lain. Meski ia mencoba untuk tak begitu mempedulikan Chanyeol yang kini tengah duduk di salah satu kursi di lobi MBC itu, tetap saja matanya tak pernah lepas dari sosok Chanyeol. Jika boleh jujur, ia mengkhawatirkan namja itu. Ia hanya takut Chanyeol sakit atau entah terserang virus asing yang membuat happy virusnya hilang seketika. Oke, Baekhyun memang terlalu berkhayal. Tapi ia tak bisa jika untuk tidak memikirkan namja itu barang sedetik pun.

Semua member EXO menjalani interview mereka dengan lancar. Interview singkat untuk sebuah commercial film dan variety show yang telah melibatkan mereka beberapa minggu terakhir. Chanyeol terlihat selalu menggoda Kyungsoo saat mereka akan keluar dari MBC building itu. Suatu hal yang biasanya akan dilakukannya ketika Baekhyun tak disisinya. Satu alasan saja, karena Kyungsoo memiliki banyak persamaan dengan Baekhyun. Postur dan suara yang sama-sama terdengar merdu di telinga Chanyeol. Hanya saja memang Baekhyun jauh lebih banyak bicara dari pada Kyungsoo. Dan Chanyeol tetap melihatnya, Baekhyun tengah bersama Kris yang – dengan coolnya – tengah bersandar pada salah satu dinding yang dekat dengan pintu keluar itu. Oke, Chanyeol mengaku kalah. Kris, namja tinggi, cool, kaya, blasteran Kanada-Cina, yah, walaupun mungkin dia terkadang terlihat konyol. Namun ayolah, siapa yang tak akan jatuh pada pesona seorang Wu Yifan?! Ia yakin, Baekhyun pun begitu. Entahlah, ia yakin sekali, kali ini Baekhyun pasti akan lebih memilih Kris. Apalagi ditambah dengan kelakuan bodohnya yang justru lebih memilih untuk menjauh dari namja manis itu sejak beberapa bulan kemarin.

Dan akhirnya mereka keluar setelah satu jam lebih security MBC plus beberapa bodyguard berhasil membuat celah diantara kerumunan exofan yang tengah menunggu mereka tepat di depan pintu keluar. Banyak dari mereka membawa kamera flash. Oke, dua belas member ini yakin mereka dari fansite-fansite tertentu yang pastinya ingin mengabadikan semua apa yang mereka lakukan barang sekecil apapun.

Chanyeol masih berusaha menundukkan kepalanya. Menghindari cahaya flash yang nantinya akan mengganggu matanya yang sudah pernah mengalami operasi lasik beberapa tahun lalu. Ia juga lupa harus memakai kacamata hitam untuk mengurangi cahaya-cahaya itu masuk ke retinanya. Ia kini berjalan hanya dengan melihat langkah kaki seseorang yang ada di depannya. Entah orang itu siapa, namun sepertinya namja ini Kyungsoo karena sedari tadi Kyungsoo berada di dekatnya.

1 menit...

Chanyeol masih melangkah...

2 menit...

Ia kini memandang punggung Kyungsoo yang ada di depannya...

3 menit...

Ia mencoba mengangkat wajahnya sejenak dan...

SPALSSHHH!

Cahaya menyilaukan itu berhasil ditangkap oleh matanya. Buram. Seketika semua terlihat mengabur. Memang seperti inilah mata seorang park Chanyeol. Sejak operasi itu ia benar-benar harus berhati-hati terhadap cahaya flash terutama yang sangat menyilaukan.

Chanyeol terdiam. Ia hanya bisa mematung disana. Ingin sekali ia meraih kemeja Kyungsoo yang ada di depannya. Namun sayangnya tak ada. Ia menggapainya berkali-kali dan yang ia tangkap hanyalah udara kosong. Ah, sepertinya Kyungsoo telah berjalan lebih dulu. Lalu bagaimana dengan dirinya? Chanyeol sedikit cemas pasalnya ia tak bisa melihat saat ini dan tak ada seorang pun yang bisa diraihnya. Belum lagi teriakan yeoja-yeoja itu juga semakin memekakkan telinganya. Jujur saja, Chanyeol mulai takut.

Chanyeol memilih tetap berdiri disana. Hingga akhirnya sebuah tangan mungil meraih telapak tangan kirinya dan membawanya berjalan melewati kerumunan. Seketika Chanyeol merasa lebih tenang. Bahkan jemari itu membuatnya sangat nyaman meski mereka harus berdesakan melewati para fans yang kini saling dorong itu.

Dia... Kyungsoo kah? Chanyeol ingat sekali Kyungsoo berada di dekatnya tadi. Namun ada yang berbeda jika tangan ini memang benar milik Kyungsoo. Jemari-jemari ini lebih lentik. Dan wangi parfum yang menguar dari tubuhnya berbau strawberry. Oke, jemari ini, wangi ini, ia hanya meyakini satu orang... Mungkinkah dia...

"Baekhyun ah?"

"Tetap tutup matamu dan melangkah hati-hati. Oke?" ucap Baekhyun pelan.

Namja manis itu semakin mengeratkan genggamannya pada jemari Chanyeol. Bahkan ia membawa kedua tangan Chanyeol untuk berpegang pada pinggang sempitnya agar tak mudah terlepas. Chanyeol ingin berteriak dalam hati. Sungguh, ia senang sekali dengan perlakuan Baekhyun padanya saat ini. Seolah ia telah lupa dengan apa yang beberapa hari ini ia lihat dan alami. Well, karena biasanya Baekhyun terlihat selalu bersama Kris dan kini namja manis itu justru benar-benar ada untuknya.

"Chanyeol-ah, gwaenchanha?" tanya Suho saat Baekhyun dan Chanyeol berhasil mencapai mobil mereka.

"Ne hyung. Aku baik-baik saja. Hanya masih sedikit mengabur." ucap Chanyeol sambil mengibas-ibaskan telapak tangannya di depan wajahnya sendiri.

Kemudian ia mencoba memasuki mobil van yang hanya berkapasitas tujuh orang itu dengan perlahan. Tangannya masih menggenggam erat jemari Baekhyun. Bahkan ia enggan melepasnya saat ia kesusahan memasuki mobil.

"Lepas dulu tangan Baekhyun, yeol. Baru kau bisa masuk dan kalian bisa duduk berdua saja di belakang." ucap Suho memberi saran.

Yah, dengan berat hati Chanyeol melepasnya meski ia enggan setengah mati. Dengan hati-hati ia menunduk dan memilih kursi belakang. Baekhyun pun mengikutinya dan duduk tetap di sebelah kirinya. Dan hanya berselang satu menit akhirnya mobil itu mulai melesat kembali ke dorm.

Jemari itu masih belum terkait lagi. Baekhyun dan Chanyeol sama-sama terdiam di tempat duduk mereka. Tak ada satupun yang ingin memulai pembicaraan. Tak seperti dulu. Ketika hubungan keduanya masih terlihat mesra dimana-mana. Saat itu yang ada hanyalah suara nyanyian Baekhyun dan suara beatbox yang keluar dari mulut Chanyeol. Hingga manager hyung pasti akan terganggu dan akhirnya membentak keduanya karena mobil akan terdengar sangat bising.

"Sudah lebih baik?" tanya Baekhyun pada akhirnya.

"Eo."

Dengan sabar Baekhyun kembali meraih tangan Chanyeol. Ia kembali menggenggamnya erat. Namja manis itu hanya ingin menyalurkan kenyamanan pada namja tinggi di sebelahnya.

"Baek..."

"Kau pasti sedikit pusing. Istirahatlah..." ucap Baekhyun sengaja memotong ucapan Chanyeol.

Ibu jari baekhyun mengusap punggung telapak tangan Chanyeol. Seolah tengah mengirimkan lullaby pada namja yang lebih muda enam bulan darinya itu. Hanya hal kecil sebenarnya. Namun itu sudah lebih dari cukup bagi Chanyeol untuk merasakan sesuatu yang bernama kenyamanan.

Pada akhirnya ia pun mengalah. Chanyeol lebih memilih untuk mencoba tidur disana. Ia bersandar pada bahu sempit Baekhyun dan mulai memejamkan matanya. Begitu pula dengan Baekhyun. Ia menyandarkan kepalanya pada kepala Chanyeol yang tengah bersandar di bahunya. Dan mulai terdiam dalam posisi duduknya.

.


.

"Satu minggu? WAAHH!" ucap Sehun, Suho dan hampir dari setengah member EXO bersamaan.

"Ya! Ya! Ya! Bisakah kalian biasa saja?" ucap manager hyung yang saat itu tengah duduk bersama dua belas member di ruang tengah dorm.

"Tapi libur satu minggu itu lama hyung. Dan itu luar biasa!" ujar Tao girang. Well, Tao memang selalu girang atas apapun.

"Ne hyung. Sooman sonsaengnim sedang berbaik hati sepertinya!" kini giliran Kai yang mengamini ucapan Tao.

Sedangkan sang manager hyung hanya bisa bersigh-ria. Namja-namja di dekatnya ini seperti benar-benar belum pernah merasakan libur panjang. Padahal tahun lalu mereka pernah merasakannya. Ck, bodoh! Mungkin kata itu yang terlintas di otak manager hyung.

"Kalian juga pernah libur satu minggu tahun kemarin! Ck, seperti tak pernah libur saja!" ucap manager hyung kesal.

"Oke, mari kita susun rencana liburan!" ucap Kris.

"Ya! Seharusnya kau pulang ke Cina, pabo! Di tahun baru seharusnya kau berkumpul dengan keluargamu. Bukankah Tao, Luhan dan Yixing juga begitu?" ucap Suho yang langsung dijawab dengan anggukan tiga Cina line yang baru saja ia sebutkan.

"Ah, keurae. Aku lupa." ucap Kris dengan polosnya.

"Aku akan memesan tiket, hyung." ucap Tao sambil bangkit dan mengambil PC miliknya.

"Pesankan juga untukku." ucap Kris.

"Aku juga!" Luhan dan Yixing pun tak mau kalah.

"Baiklah... Baiklah... Nikmati liburan kalian. Ingatlah, tetap jaga image dan kondisi kalian. Jika tidak, jangan harap ada hari libur lagi! Arra?" ucap manager hyung sambil berlalu meninggalkan mereka.

"Ne hyung, arraseo." ucap Suho lembut.

Kini ruang tengah itu semakin ramai saja. Semua juga tahu, jika dua belas namja itu sudah berkumpul, maka tak ada lagi kata sepi. Yang ada hanya obrolan tanpa henti yang biasanya diselingi dengan candaan Baekhyun yang berhasil membuat perut mereka kram karena terlalu banyak tertawa. Begitu juga saat ini. Namun ada yang berbeda. Baekhyun tak tampak ingin memberi lelucon pada member lainnya. Wajahnya tampak berpikir.

"Ada masalah, Baek?" tanya Kyungsoo yang saat itu berada di sebelahnya.

"Ani... Aku hanya bingung memilih Bucheon atau Yanggu." Ucap Baekhyun sambil memikirkan dua tempat tinggal orangtua dan neneknya itu.

"Bagaimana kalau kau ikut denganku saja?" ucap Kris yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Baekhyun.

"Ne?"

"Bagaimana kalau kau ikut denganku? Ke Guanzhou. Yah, mungkin setelah kau mengunjungi keluargamu." Ulang Kris lagi.

"Tapi hyung, aku tak suka bepergian jika mendadak seperti ini." Ujar Baekhyun mencoba menolak.

"Kau bisa ikut penerbangan lusa jika kau belum siap. Aku akan menjemputmu di bandara."

"Tapi..."

"Waeyo hyung? Kau ikut saja. Sehunnie juga mau ke Qingdao besok lusa. Kalian bisa berangkat bersama." Ucap Tao yang disambut anggukan Sehun mengamini.

Baekhyun tampak berpikir. Sekila ia melirik namja bertubuh tinggi yang kini tengah duduk tak jauh dari dirinya. Namun apa yang didapatnya. Tak ada. Namja itu, Park Chanyeol justru mengalihkan pandangannya dan tampak tak peduli.

"Baiklah. Aku akan memikirkannya." ucap Baekhyun dengan senyuman manisnya.

Itulah Baekhyun, dia masih tersenyum manis dan tidak menyadari ada seseorang disana yang baru saja mengalihkan pandangan padanya. Terkejut. Mungkin itu yang dirasakannya. Hemm, tak perlu lagi menyebutkan siapa nama namja itu. Semua juga sudah tahu. Yang jelas namja itu terlihat begitu benci saat Baekhyun'nya' tersenyum manis pada Kris. Apalagi ditambah dengan kekhawatirannya jika namja itu benar-benar akan pergi ke Guangzhou besok lusa. Yang benar saja? Hei, ia tak pernah mau ada moment Krisbaek lagi di bandara! Yang ia mau hanya ada chanbaek, chanbaek dan CHANBAEK! Kau tahu?!

Chanyeol lebih memilih kembali ke kamarnya dan mencoba untuk melupakan apa yang baru saja dipikirkannya. Walaupun ia tahu, itu tak mungkin. Ayolah, baru kemarin Baekhyun dengan romantisnya menjaga Chanyeol yang sedang sakit mata itu. Dan sekarang, sikap Baekhyun kembali berubah. Bahkan ia tak terlihat mengkhawatirkan namjanya lagi.

Ia menjatuhkan tubuhnya diatas kasur empuk itu dan hanya menatap langit-langit dengan pandangan kesal. Seolah tengah mengintimidasi benda diatasnya itu yang sama sekali tak berdosa apapun.

"Oke, AKU MEMANG BERSALAH BYUN BAEKHYUN!" teriaknya frustasi.

"Kau salah apa yeollie?" tanya Baekhyun yang baru saja masuk ke kamar itu dengan polosnya.

Seketika Chanyeol terduduk. Ia tak menyangka Baekhyun akan masuk ke kamar mereka secepat itu. Ia kira namja manisnya itu masih mau mengobrol dengan Kris atau yang lainnya di ruang tengah.

"Ah, ani... Tidak ada apa-apa." Dustanya.

Baekhyun hanya mendesah pelan. Entah mengapa ia mulai yakin bahwa Chanyeol kini sudah sedikit gila. Kemudian ia melangkah menuju salah satu lemari besar disana dan mengambil beberapa pakaian. Chanyeol mulai takut. Ia takut apa yang dikhawatirkannya akan terjadi. Baekhyun akan ke Guangzhou dan sekarang ia mulai mengepak beberapa pakaiannya.

"Jadi benar kau akan pergi ke Guangzhou?" tanya Chanyeol tak butuh basa-basi.

"Ne?" tanya Baekhyun bingung.

"Kau mengepak baju-bajumu?"

"Ya, aku hanya mau mandi dan mengganti bajuku!"

Setelahnya Baekhyun segera berlalu dari hadapan Chanyeol. Sedangkan Chanyeol sendiri yakin, kini wajahnya tampak seperti orang bodoh yang baru saja termakan ketakutannya sendiri. Oke, dia memang terlalu berkhayal. Bagaimana tidak, jelas Baekhyun lebih dekat dengan Kris akhir-akhir ini. Bukan tidak mungkin jika namja manisnya itu mengiyakan tawaran Kris untuk pergi ke Guangzhou.

.

...

.

Pagi itu Kyungsoo dan Suho baru pulang dari bandara setelah mengantar empat member cina yang kembali ke tempat kelahiran mereka. Pagi-pagi betul empat namja berdarah cina itu sudah meninggalkan korea untuk bertemu keluarga mereka. Bahkan sebelum member lain bangun dan yang ada hanyalah Kyungsoo dan Suho yang memang sudah terbiasa bangun pagi.

"Ya! Ya! Ya! Sedang apa kalian?" ucap Suho ketika melihat Baekhyun dan Sehun yang sedang sibuk berdebat di depan sebuah PC.

Suho langsung saja mendekat pada keduanya ketika ia tak mendengar jawaban sepatah katapun. Setelah matanya ikut menatap layar PC itulah seketika ia tahu apa yang Baekhyun dan Sehun perdebatkan.

"Jika hal sesederhana tiket pesawat pun kalian perdebatkan, lebih baik tak ada satupun dari kalian yang berangkat ke Cina!" ucap Suho sarkastik.

"Salahkan saja Baekhyun hyung. Dia yang dari tadi menggangguku. Padahal dia sendiri belum yakin akan ke Guangzhou atau tidak!" kini Sehun tampak kesal.

"Ya! Mengapa jadi menyalahkanku?" ucap Baekhyun tak mau kalah.

"Tentu saja kau yang bersalah hyung! Untuk apa menggangguku jika kau saja belum tentu mau memesan tiket pula? Isshh..."

"Ya! Ya! Ya! Aku hanya..."

"Geumanhae! Lebih baik kau bantu aku membuat sarapan, Baek. Dan kau Oh Sehun, bangunkan kkamjong, Jongdae, Chanyeol dan Xiumin hyung sekarang!" ucap Kyungsoo garang.

Well, seperti inilah Kyungsoo jika memang ia merasa jengah dengan kelakuan beagle dan maknae itu. Ia akan berubah menjadi eomma yang mengerikan. Bahkan Baekhyun dan Sehun pun akan menurutinya dengan mudah.

Sehun segera melangkah menuju kamar KaiYeol dan juga kamar ChenMin. Maknae itu, meski terlihat kurang ajar namun jika sudah dalam keadaan seperti ini ia seketika akan berubah menjadi maknae manis yang penurut. Sedangkan Baekhyun, ia masih bertahan di tempat duduknya sambil memandangi PC yang tadi menjadi bahan perdebatannya dengan Sehun. Matanya menelusuri jam-jam keberangkatan pesawat yang kesemuanya menuju cina. Sejenak matanya beralih seakan memikirkan sesuatu hingga akhirnya suara bass itu merusak apa yang ada di pikirannya.

"Maaf aku terlambat bangun. Apa aku melewatkan sesuatu?" ucap Chanyeol yang tampak masih mengumpulkan nyawanya. Sesekali ia masih menguap kecil.

"Eobso. Hanya saja kau melewatkan cina line berpamitan." Jawab Kyungsoo singkat.

"Ah, mianhae..."

"Gwaenchanha. Kemarilah yeol. Dan kau Baekhyun, cepatlah bantu Kyungsoo!" ucap Suho tak kalah garang dari Kyungsoo.

'Eh? Ada Baekhyun?'

Chanyeol segera membuka lebar matanya. Ia baru sadar jika Baekhyun termasuk salah satu orang yang ada di ruang tengah itu. Yah, salahkan saja dirinya yang sedari tadi masih enggan membuka matanya lebar-lebar. Dari tadi ia hanya membuka matanya setengah-setengah penuh rasa malas.

'Apa yang dilakukannya? Mengapa pagi-pagi betul sudah serius mengahadap PC seperti itu?' yap, begitulah kira-kira yang ada di otak Chanyeol saat ini.

Namja itu memandang Baekhyun yang berdiri dari duduknya dan melangkkah menuju dapur untuk membantu Kyungsoo. Namja manis itu lagi-lagi enggan menyapanya bahkan sejedar untuk mengucapkan selamat pagi. Dan Chanyeol hanya bisa mendengus. Hah, mungkin dirinya memang terlalu berharap. Oke, ini semua murni kesalahanmu, Park Chanyeol!

Chanyeol memilih untuk mendekati Suho dan duduk di dekatnya. Sesekali ia melirik ke layar PC yang baru saja digunakan Baekhyun untuk 'melihat-sesuatu-dengan-sangat-serius'. Hingga iris bulatnya menangkap sesuatu. Well, sesuatu yang mungkin sangat berhubungan dengan kekhawatirannya sejak kemarin.

'Tiket pesawat? Apa Baekhyun memesannya?'

Chanyeol kembali menatap layar itu. Kini ia tak lagi meliriknya. Ia lebih memilih melihatnya secara terang-terangan tanpa peduli dengan Suho yang kini memandangnya dengan tatapan aneh. Pada layar itu tertera "Destination : Guangzhou" dan beberapa jam penerbangan. Dada Chanyeol kembali terasa sesak. Ketakutan itu kini benar-benar menyelimutinya.

'Jadi Baekhyun benar-benar akan ke Guangzhou? Oh hell, tak bisakah dia berpikir jernih dan tidak dengan seenaknya meninggalkanku seperti itu? Sial! Sial! Sial!'

.

.

.

TBC

.

Annyeonghaseyoooong~~

Chanchan berhasil posting FF baru... mianhae, sebenernya FF ini harusnya dipost februari kemaren.. tapi malah baru sempet sekarang. So, maaf kalo cerita-ceritanya agak gak update. Hehehe...

Masih ditunggu REVIEWnya chingudeul... please don't forget it! ^^

Yang masih nunggu lanjutan RETURN, harap sabar ya, otak ane masih macet gegara mikir skripsi juga. Keep give me the review, karena ane bakal bisa lanjutin ntu FF kalo readersdeul mau kasih saran lewat review... okay?

Gamsahamnidaaa~~