Disclaimer: K milik GoRa x GoHands.
Warnings: Shonen-ai/BL/MxM/yaoi, Typo, kemungkinan besar Out of Character, semi-AU, cerita absurd nan gaje, humor gagal, crack pair
Pairings: SaruMiSaru, KuroSaruKuro, dan beberapa pair lain yang kebanyakan hanya disebut-sebut.
Hal yang perlu diingat ketika membaca—berhubung ini semi-AU:
- Suoh Mikoto dan Totsuka Tatara masih hidup.
- Colorless King yang ada disini bukan Isana Yashiro asli (yang membunuh Totsuka di anime),tapi Isana Yashiro yang belum sadar kalau dia itu Adolf K. Weismann di anime (bayangkan Shiro di ep. 1. Seperti itu lah.). [p.s.: mungkin agak susah dimengerti. Tapi saya rasa kalian akan mengerti ketika membaca fanfic ini.]
A/N: Fanfic ini dibuat berdasarkan rasa gemas author melihat karakter-karakter cowok yang bahkan di official artnya selalu dipasang berduaan dan sedikit diilhami dari salah satu dialog Saruhiko dalam K Radio Drama Ofuro de Danshi-kai.
Ingat DLDR. Don't Like, Don't Read.
Enjoy Reading~
.
.
Sudah bukan rahasia lagi di kalangan kelompok HOMRA dan SCEPTER 4 kalau pimpinan utama kedua kelompok ini, biarpun lebih sering adu jotos, sedang menjalin hubungan romantis. Hal yang sama juga berlaku untuk Second in Command mereka yang, meski lebih sering adu bacot sepihak, mulai ada rasa satu sama lain. Tapi yang lebih bukan rahasia lagi adalah hubungan Third in Command SCEPTER 4 dan vanguard HOMRA yang sukses membuat seorang Totsuka Tatara sekalipun memijit kening karena pusing melihat keruwetan dan nihilnya kemajuan dalam hubungan mereka.
.
Operation: Triangle
"Aku punya ide untuk menghentikan pertengkaran Third in Command kami dan Yatagarasu kalian."
- Awashima Seri
story (c) K. Oni
Fushimi Saruhiko, menurut seorang Awashima Seri, adalah remaja menjelang dewasa yang jenius dan cerdik—kalau tidak mau dibilang manipulatif nan licik. Hal itu dia buktikan dengan cepatnya dia meraih posisi Third in Command SCEPTER 4 setelah hengkang dari HOMRA. Seri sendiri secara jujur mengakui Saruhiko amat kompeten dalam mengerjakan tugasnya—baik yang berbentuk paperwork ataupun terjung langsung ke lapangan. Tapi sisi buruknya, pemuda berumur 19 tahun itu harus (selalu) diancam sedikit sebelum dia mau mengerjakan tugas paperwork-nya karena dia tidak punya motivasi yang cukup. Belum lagi cara bicaranya yang berkesan kurang hormat itu. Jujur, Seri sendiri heran kenapa si Shitsuchou, Munakata Reisi, malah menganggap kelakuan si Third in Command itu menarik ('Agak tsundere' kata si Shitsuchou kalau Seri tidak salah ingat).
Bila bicara tentang Fushimi Saruhiko, rasanya kurang lengkap kalau tidak membahas seorang Yata Misaki. Kedua orang ini selalu dikenal sebagai duo mematikan, baik ketika mereka masih sebagai partner dalam naungan HOMRA ataupun ketika mereka berbeda kubu seperti sekarang. Di mata Seri sendiri, amat mengherankan bagaimana seorang Fushimi Saruhiko yang terkenal sebagai anti-sosial pembenci keributan tidak berguna di SCEPTER 4 sanggup berteman dengan Yata Misaki yang sifatnya merupakan kebalikan dari Saruhiko sendiri. Optimis, energik, mudah emosi, kadang-kadang berisik, terlalu punya motivasi untuk bekerja demi kelompoknya dan amat loyal. Amat kontras dengan anti-sosial, tidak niat, dan pendiam Saruhiko. Ibaratnya remaja yang lebih tua beberapa bulan dari Saruhiko itu seperti api yang makin besar kalau dikipasi—diledek Saruhiko dalam kehidupan nyata—sementara Saruhiko seperti seperti es. Dingin menusuk tulang dan tidak membiarkan satu orangpun berpikir ulang untuk mendekatinya. Singkat kata, kontras. Kelewat malah.
Maka dari itu Seri sebenarnya tidak heran ketika Saruhiko keluar dari HOMRA. Bahkan Kusanagi Izumo, pemilik bar tempat kelompok HOMRA berkumpul, saja mengakui kalau dirinya heran Fushimi bisa bertahan dua tahun di HOMRA meskipun pribadinya bertabrakan dengan sebagian besar anggota lain.
Kesimpulannya, baik pihak HOMRA dan SCEPTER 4 (yang memperhatikan) sebenarnya sudah memprediksi kalau Saruhiko akan keluar dari HOMRA, cepat atau lambat. Kalau jujur, tawaran pindah ke SCEPTER 4 dari Munakata Reisi bisa dianggap katalis semata. Soalnya Suoh Mikoto sendiri sudah sadar kalau remaja bermata biru yang selama berada di HOMRA selalu kelihatan bersama Yata Misaki itu lebih pas di SCEPTER 4 biar Anna bilang warna merahnya Saruhiko juga indah.
Sekarang yang jadi pertanyaan bagi Seri, juga anggota SCEPTER 4 dan HOMRA lainnya, adalah kenapa Misaki tidak sadar-sadar juga kalau alasan utama kenapa Saruhiko hengkang dari HOMRA adalah karena dia cemburu melihat Misaki yang selalu mengelu-elukan Mikoto.
Lepas dari masalah sifat kedua orang ini bedanya seperti bumi dan langit, siapapun yang mau meluangkan waktu mengamati bagaimana tingkah mereka pasti sadar kalau Saruhiko sebenarnya menyukai Misaki. Bahkan Kuro Inu saja tahu hal ini ketika dia secara tidak sengaja terseret dalam pertengkaran entah keberapa kedua orang itu ketika dalam perjalanan pulang setelah belanja di konbini*. Jangan lupakan pula si Silver King—yang selalu memasang senyum dan tertawa geli ketika dia melihat Seri menahan diri untuk tidak mengamuk ketika dia memberitahu tentang pertengkaran terbaru Saruhiko dan Misaki yang ia lihat dari zeppelin-nya, dan Gold King—yang kerap menggumam 'Anak-anak zaman sekarang cara pacarannya mengerikan.' ketika Reisi menyampaikan berita kerusakan kota yang disebabkan pertarungan kedua orang itu dalam pertemuan para raja.
Maksudnya ayolah, kalau bukan karena Saruhiko suka Misaki, mana mau dia bergabung dengan HOMRA'kan? Belum lagi hobinya memancing kemarahan Misaki yang dimulai dengan adu ledekan, teriakan murka dan tawa psikopat berkumandang, berlanjut ke aura merah dan biru bertabrakan, pisau lempar melayang, saber dan papan skateboard beradu, dan berakhir dengan separuh HOMRA dan SCEPTER 4—juga raja lain dan subordinatnya dalam kasus paling buruk—harus terlibat untuk menghentikan pertarungan, Seri dan Izumo migrain melihat kekacauan yang dibuat kedua orang itu sementara kedua raja hanya memasang wajah kalem mendengar laporan tangan kanan mereka.
Heran deh. Padahal HOMRA dan SCEPTER 4 sudah mulai bisa bekerja sama karena raja mereka terlibat hubungan asmara.
Seri memijat keningnya ketika dia teringat perkelahian terbaru antar dua orang itu yang terjadi beberapa jam lalu. Kalau bukan karena laporan dari Akiyama dan bantuan dari Suoh Mikoto yang kebetulan lewat, mungkin SCEPTER 4 harus mengeluarkan uang lagi untuk biaya perbaikan kota. Ah, betapa inginnya dia menghentikan hal ini. Apa daya, semua itu rasanya nyaris mustahil terjadi selama satu pihak tidak mau mengakui perasaannya sendiri dan pihak yang lain belum sadar apa yang dirasakan pihak satunya.
Tapi apakah itu berarti Seri harus membiarkan saja hal ini? Tentu saja tidak. Dia tidak bisa lebih tepatnya. Dia sudah muak, lelah, dan bosan.
Muak dengan ketelmian Misaki dan ke-tsundere-an Saruhiko.
Lelah menghadapi Saruhiko yang sakit hati—meski yang bersangkutan tidak bilang apa-apa—tiap kali dia mendengar cacian Misaki tentang 'pengkhianat'.
Bosan mendengar keluhan dari Izumo yang mewakili satu HOMRA dan bawahannya yang juga gemas melihat kedua orang itu tidak juga jadi pasangan biarpun akhir-akhir ini si Yatagarasu sudah menunjukkan tanda-tanda membalas perasaan Saruhiko tapi selalu terganjal sifat tsundere.
Seri sudah tidak peduli. Terserah kalau kedua orang itu tetap mau melanjutkan sikap tsundere mereka. Yang pasti Seri tidak akan diam melihatnya. Ya. Seri akan memastikan pertengkaran tak berguna kedua orang itu berhenti. Untuk selamanya kalau bisa.
Biarpun itu artinya harus minta bantuan—dan mengancam—beberapa orang.
Bar HOMRA
23 Juni, Sabtu
Kusanagi Izumo
.
Hari ini bar HOMRA tampak lebih ramai dari biasanya. Sejam setelah dibuka, pelanggan mulai berdatangan. Untungnya interval kedatangan pelanggan ini lumayan jauh, sehingga tidak merepotkan Izumo selaku satu-satunya bartender. Maksudnya, yah, paling tidak tidak perlu ada acara minta bantuan bartender bertenaga setan kenalan Totsuka dari Ikebukuro segala. Izumo sudah kapok. Tidak lagi-lagi dia mempertaruhkan barnya tersayang hancur hanya karena dia capek mengurusi pelanggan dan anggota HOMRA.
Pelanggan ke sekian baru saja meninggalkan bar. Melihat kondisi bar tersayangnya yang akhirnya sepi, Izumo bermaksud melanjutkan kegiatannya memelintur konter bar—yang sebenarnya sudah kinclong (sekali). Namun baru juga lap di tangannya bersentuhan dengan konter, pintu bar kembali terbuka.
"Entschuldigen. [permisi]"
Bola mata di balik kacamata berlensa ungu itu melebar sejenak. Di ambang pintu oak berpelintur berdiri empat sosok yang tidak disangka Izumo akan dia lihat lagi dalam waktu dekat setelah kejadian yang dia dan Seri nobatkan sebagai 'Gagak Vs. Monyet part XXX featuring Kuro Inu'. Sang Silver King, Adolf K. Weismann, bersama Colorless King, Isana Yashiro, menyunggingkan senyum. Di belakangnya berdiri Yatogami Kuroh sang Kuro Inu dan Neko si strain. Kali ini si Silver King dan Colorless King mengenakan pakain kasual, walaupun Shiro tidak melupakan payung yang biasanya dia bawa. Dalam dekapan tangannya dan Kuroh terdapat botol. Isinya apa, Izumo hanya bisa bertanya dalam hati. Master bar HOMRA itu menyingkirkan tangannya dari konter bar. Senyum tipis menghias bibirnya.
"Selamat datang di bar HOMRA," ucapnya sambil membungkuk untuk kesan dramatis. "Ada yang bisa saya bantu?"
Tertawa kecil, Weismann menggelengkan kepala melihat sikap laki-laki berkacamata di depannya. Keempat orang ini mendekat ke konter dan mengambil tempat duduk di kursi bar. Shiro dan Kuroh kemudian meletakkan botol yang mereka bawa di hadapan Izumo.
"Mungkin ini tidak seberapa, tapi ini ada apfelwein**," ucap Weismann.
Perhatian Izumo kini langsung beralih pada dua botol yang berada di konter barnya. Waow, dua botol apfelwein asli dari Jerman. Dengan ini dia bisa bereksperimen dengan resep gespritzt*** yang didapat Totsuka beberapa hari lalu. Setelah dengan hati-hati menyimpan botol tersebut, Izumo kembali menoleh ke Weismann yang memasang senyum di bibirnya.
"Ah, bagaimana aku harus mengatakannya… terima kasih banyak, Weismann-sama," ucap Izumo dengan wajah berseri. "Mau pesan apa?"
"Red wine. Bagaimana denganmu, Isana?"
"Yashiro dake de ii yo, ['Yashiro' saja tidak apa]" tutur Shiro. "Hum, lemonade saja. Bagaimana denganmu, Kuroh, Neko?"
"Air putih."
"Aku minta apa yang dipesan Shiro!"
Mengangguk kecil, Izumo mulai menyiapkan bahan-bahan untuk dua gelas lemonade setelah menyajikan segelas red wine dan air putih untuk Weismann dan Kuroh. Namun sembari membuat pesanan orang di hadapanya, dia memancing pembicaraan kecil.
"Ne, weismann-sama, ada angin apa berkunjung ke bar HOMRA? Bersama Yashiro pula," penasaran menghias raut wajah Izumo. Pasalnya jarang orang sepenting Weismann berkunjung ke barnya tersayang. Belum lagi kedatangannya bersama Colorless King dan anggota klannya pula. Pasti ada sesuatu yang penting ini.
"Tentang itu…," Weismann memutar gelasnya sembari memperhatikan warna marun dari wine tersebut. Membauinya sedikit, lalu menyesapnya perlahan sebelum menelannya. "..Sebenarnya hari ini aku dikontak oleh tangan kanan Blue King. Awashima Seri, kalau aku tidak salah ingat?"
Izumo mengangguk mengiyakan sambil menyajikan lemonade pada Shiro dan Neko.
"..Dia memintaku ke sini siang ini. Kebetulan ketika kemari, aku bertemu dengan Yashiro-kun yang juga dikontak oleh Seri-san. Jadi kami sekalian saja kemari bersama."
Kali ini Shiro ikut menyumbang suara. "Un. Tapi memangnya ada apa, ya? Tumben aku dikontak oleh Awashima-san."
Izumo mengusap belakang lehernya. Dia jadi teringat kejadian pagi tadi…
Bar HOMRA
23 Juni, Sabtu—Beberapa Jam Sebelumnya
Kusanagi Izumo
.
Pagi di bar HOMRA tampak sama seperti biasanya. Hari ini Izumo bangun ketika jam menunjukkan pukul 6 pagi, lebih cepat 30 menit dari jam biasanya Ia bangun. Usai melakukan rutinitas pagi—merapikan tempat tidur dan membersihkan tubuh juga membangunkan si Yatagarasu yang kemudian Ia suruh untuk membangunkan anggota HOMRA lain—sang master bar HOMRA langsung menuju dapur dan disambut pemandangan Totsuka Tatara yang tengah menyiapkan sarapan untuk anak-anak HOMRA yang pasti mengeluh kelaparan begitu berkumpul di dapur. Di sebelah Totsuka dan berdiri di atas pijakan kecil, Anna membantu dengan menuangkan minuman preferensi masing-masing ke dalam mug.
Sambil membalik panekuk, Totsuka menyapa Izumo, "Ohayou, Kusanagi-san!"
"Arigatou Anna," meraih mug berisi kopi yang diberikan anna, Izumo menjawab, "Ohayou juga Totsuka. Menunya apa pagi ini?"
"Panekuk dengan bacon dan telur."
"Kedengarannya lezat."
"OOI! BANGUN KALIAN!"
Seruan keras membahana dan gerutu yang mengikutinya memastikan kalau Misaki menjalankan tugasnya sebagai alarm pagi dengan sukses seperti biasa. Totsuka mengangkat pandangannya dari telur dan bacon yang dia goreng.
"Oya, yata sepertinya semangat sekali pagi ini."
Izumo sweat drop mendengar perkataan Totsuka. Apa iya suara orang emosi tingkat tinggi begitu bisa dibilang semangat?
"Totsuka, itu sih suara Yata-chan sedang emosi…"
"Eeh?" meletakkan bacon dan telur terakhir ke piring, Totsuka bertanya pada Izumo sembari melepaskan celemek yang Ia kenakan. "Memangnya kenapa lagi?"
"Katakan saja Mikoto mengganggunya dan Fushimi kemarin."
Kali ini wajah ceria Totsuka berubah masam. "Lagi? Mau sampai kapan mereka begitu?"
"Saa na," jawab Izumo sambil mengangkat bahu.
Drrrt
Merasa PDA di kantong celananya bergetar, Izumo lantas mengambilnya. "Moshi moshi?"
"Kusanagi?"
"A," tersentak mendengar suara orang tak ia sangka akan menelponnya pagi-pagi, Izumo langsung membalikkan badan dan memelankan suaranya. "Seri-chan?"
"Ya, ini Awashima."
"…," Izumo bisa merasakan Totsuka menatapnya dengan pandangan heran dan Anna memperhatikannya lewat kelereng merahnya. "Ada apa?"
"Aku hanya ingin memberitahu kalau aku akan berkunjung ke barmu siang nanti."
"Hanya itu?"
"…Usahakan agar Yatagarasu tidak berada di bar ketika aku datang. Tapi pastikan Totsuka, Anna, dan Red King berada di bar. Aku juga sudah memberitahu beberapa orang untuk datang ke barmu."
"…..Oke?"
"Kalau begitu sampai jumpa."
Klik.
Telepon pun terputus. Meninggalkan Izumo menatap PDA-nya dengan tatapan bingung.
Bar HOMRA
23 Juni, Sabtu
Kusanagi Izumo
.
Walaupun heran, Izumo tetap memberitahu hal tersebut pada Totsuka dan Mikoto. Beruntungnya hari itu adalah hari ketika Izumo harus menyetok ulang persediaan makanan di bar dan mengambll pesanan soda, sehingga dia bisa meminta Misaki pergi dari bar dengan alasan membantunya berbelanja dan mengambil pesanan.
'Inikah maksudnya Seri-chan meminta agar Yata-chan tidak di bar?' pikir Izumo ketika memperhatikan Kuroh yang anteng duduk di samping Shiro sambil mencegah Neko berbuat ulah. Sudah bukan rahasia lagi kalau hubungan si Kuro Inu dan Yatagarasu sama jeleknya dengan Misaki dan Saruhiko. Yang membedakan adalah Kuroh tidak pernah mengompori Misaki secara langsung. Biasanya Misaki terulut emosinya karena dia menganggap Kuroh meledeknya walau si pemuda berambut hitam tidak ada maksud begitu.
Suara orang menguap lebar menyadarkan Izumo dari lamunannya. Dari dapur muncul sosok sang Red King. Rambut merahnya tampak awut-awutan seperti biasa dan kali ini Ia tidak mengenakan jaket.
"Ohayou, Mikoto. Akhirnya memutuskan untuk turun dari kamarmu, eh?"
"Hn," gerutunya lalu menghempaskan diri di sofa. Saat ini barulah dia menyadari siapa empat sosok yang duduk di kursi bar di depan Izumo.
"Guten tag [selamat siang], Suoh Mikoto."
"Konnichiwa~"
Melempar pandangan heran ke Izumo, Mikoto kemudian mengangkat sebelah tangannya. "Yo."
Kemudian dia tertidur. Lagi.
Izumo menggelengkan kepala. Takjub melihat kemampuan si raja yang bisa tidur dengan nyenyak dimana saja. Tawa geli Totsuka membuatnya mengangkat kepala. Pria berambut sewarna bunga matahari itu hanya memberinya senyum.
Tertidurnya Mikoto membuat diskusi mereka yang terputus berlanjut. Mereka kini berusaha memikirkan kenapa Seri meminta mereka berkumpul di bar HOMRA. Sesekali spekulasi dilontarkan oleh Shiro dan Totsuka. Bahkan Kuroh yang biasanya bersikap pasif ikut menyumbang opininnya. Pembicaraan mereka terus berlanjut dan baru berhenti ketika pintu bar kembali terbuka. Kali ini menampilkan sosok orang yang meminta mereka berkumpul di tempat itu bersama atasannya dalam balutan busana semi formal. Hanya saja wajah relaks yang biasanya terpasang di wajah Seri ketika dia berkunjung ke bar digantikan wajah masam. Belum lagi hari ini dia tidak mengurai rambutnya.
"Irrashai [selamat datang]," sambut Totsuka.
Biasanya Seri akan membalas sambutan Totsuka dengan senyum tipis. Tapi kali ini wanita itu hanya mengangguk kecil lalu mendudukkan diri di kursi bar. Reisi sendiri setelah mengangguk dan memberi senyum pada Totsuka mendudukkan dirinya di sebelah Mikoto dengan tenang. Si raja merah sendiri langsung menoleh ketika dia merasakan seseorang duduk di sebelahnya.
"Oya, Seri-chan? Kenapa?"
Memijit kening, Second in Command SCEPTER 4 itu mengibaskan tangannya.
"Blue Lagoon dengan 5 scoop anko, tolong."
Meneguk ludah, Izumo langsung menyiapkan cocktail pesanan seri. Di sisi lain Kuroh tampak jijik dengan pesanan Seri sementara Shiro tersentak kaget mednengarnya. Yang lain—yang terbiasa dengan kesukaan berlebih Seri pada anko—tampak tenang-tenang saja, walau Totsuka dan Reisi melempar pandangan ngeri pada cocktail biru kecampur anko yang kini diteguk seri.
Tak
Bunyi gelas beradu dengan konter kayu berpelintur terdengar. Blue Lagoon Seri kini tinggal setengah.
"Haah.."
Hening.
"N-na, Seri-chan..?"
"Kenapa, Kusanagi?"
Oh, nada suaranya terdengar normal. Izumo langsung mengurut dada dalam hati. Bersyukur pada yang di atas sana karena mood wanita yang duduk di depannya sudah membaik berkat berkah bernama 'anko'.
"Sebenarnya kenapa kamu mengumpulkan kami di sini?"
Mendengar ini, Seri kembali ke mode serius.
"Aku punya ide untuk menghentikan pertengkaran Third in Command kami dan Yatagarasu kalian."
Kalau tadinya yang lain masih sibuk dengan pikiran masing-masing, kali ini perhatian yang lain langsung tersita pada Seri. Bahkan Mikoto langsung mengalihkan pandangannya pada wanita bermata biru itu. Dengan kompak, semuanya langsung mengucap satu kata.
"Jelaskan."
Kosa Kata:
*konbini: semacam toko 24 jam
**apfelwein: (secara literal, wine apel) sejenis cider (minuman keras) dari Jerman.
***gespritzt: minuman yang dibuat dari campuran air soda/lemonade dengan apfelwein
A/N: Ngomong-ngomong ini pertama kalinya saya berkunjung ke fandom K, jadi saya mohon maaf sekali lagi kalau karakternya terasa terlalu OOC.
Terima kasih sudah membaca.
Mohon review, agar saya tahu bagaimana pendapat Anda dan apa yang harus saya perbaiki dari fanfic ini.
Sekali lagi, terima kasih.
~K. Oni a.k.a. Neete
