satu dari enam milyar

Osomatsu-san © Akatsuka Fujio

Dibuat untuk kesenangan semata, tidak ada keuntungan lainnya yang didapatkan.

warning: karatodo / karamatsu x todomatsu. bl—boys-love. typo(s). ooc.

.

.

.

.

.

"Todomatsu,"

Pandangan dari ponsel dialihkan, menatap kepada kakaknya yang memanggil. "Ya?"

Karamatsu mendudukkan dirinya di samping Todomatsu, dengan sebuah bunga di tangan. Hari ini hari yang kebanyakan orang sebut sebagai hari kasih sayang. Dia juga termasuk sebagai salah satu orang yang (sedikit) merayakannya dengan cara memberi bunga pada orang terkasih.

Tadinya Karamatsu sempat ingin memberi Todomatsu cokelat. Tapi setelah dipikir-pikir, adik merangkap kekasihnya itu sudah terlihat manis, kalau memakan sesuatu yang manis pula—bisa-bisa kekasihnya itu dirubungi semut.

Hari ini dia juga berpenampilan sekeren mungkin. Memakai jaket kulitnya yang biasa, celana biru bling-bling—yang menurut Todomatsu, itu sangat menjijikan—tak lupa kacamata hitamnya. Oh, kaos warna biru dengan wajah Todomatsu—yang spesial ia buat—juga ia pakai.

"Karamatsu-niisan," Todomatsu rasanya ingin angkat kaki dari tempat itu, pergi kemana saja asal tidak bertemu kakaknya yang satu ini. "sebenarnya aku tidak terlalu suka bunga."

Karamatsu terpaku, panah imajiner menusuk hatinya.

"Dan pakaianmu—bukankah aku sudah membakar celanamu itu? Kau membelinya lagi? Dan apa-apaan kaos itu, dengan wajahku yang tertempel seperti itu ..." Todomatsu mendesah, lelah akan perlakuan Karamatsu yang terlalu menyakitkan.

Ucapan demi ucapan Todomatsu membuat hati Karamatsu terus-menerus tertancap panah imajiner. Sakit, ketika orang yang kau sayangi menolakmu habis-habisan.

Melihat wajah Karamatsu yang mulai terlihat sangat sakit hati, Todomatsu tersenyum, tangannya meraih bunga yang berada di genggaman Karamatsu.

"Ada enam milyar lebih orang di dunia ini, dan kesempatan aku mencintai niisan hanya satu banding enam milyar. Walau kesempatan itu kecil, nyatanya aku hanya suka dengan Karamatsu-niisan saja." ucapnya, membuat Karamatsu menatapnya dalam.

"Aku memang tidak suka bunga, tapi kalau bunga itu berasal dari Karamatsu-niisan, aku pasti menyukainya. Aku suka Karamatsu-niisan, dan segala hal yang berkaitan dengan niisan."

Satu kecupan diberi di pipi Karamatsu dengan singkat, lalu ia berdiri dan berjalan menuju pintu dengan setangkai bunga yang diberi Karamatsu. Meninggalkan Karamatsu sendiri di ruangan itu dengan wajah memerah dan jantung yang berdetak liar.

.

.

.

END

a/n: todomatsu ooc ya saya sadar /pulang/