The Burrow Nampak sunyi di pagi hari, matahari belum lagi tampak namun seorang gadis berambut merah panjang sudah terduduk di ranjangnya, ini merupakan sesuatu yang sangat baru, bagi seorang Ginny Weasley.
Setelah lulus dari Hogwarts dan bekerja sebagai Chaser Chudley Cannons, ia selalu bangun saat matahari sudah mulai meninggi, lagipula hanya dia seorang anak muda yang masih lajang disini, semua kakaknya sudah meliki rumah dan keluarga, mereka telah meninggalkan rumah ini, dan lagi pekerjaan nya di Chuddley Cannons tidak membuatnya sibuk, ia hanya harus latihan tiga kali seminggu itu pun dari siang sampai malam.
Dan yang membuat Ginny Weasley bangun pagi hari ini adalah, karena hari ini hari ulang tahunnya, dan dia sudah memaksa seluruh kakak – kakaknya tinggal di The Burrow, dan tentu saja tidak ada yang bias menolak permintaan Adik-Kecil-Weasley ini.
Ginny menoleh ke samping dan mendapati seorang wanita berambut cokelat lebat sedang tertidur pulas, ia tersenyum geli mengingat seharusnya Hermione tidur bersama Ron malam ini, namun karena tak cukup tempat di The Burrow dan Ginny tidak mungkin tidur bersama Harry, maka Hermione harus merelakan dua malamnya tidur tanpa Ron.
Ginny menyibakkan rambut merah panjangnya kebelakang da berjalan ke kamar mandi, ia membersihkan diri dan mengenakan pakaian, padahal pesta kecil – kecilan merayakan ulang tahunnya akan diadakan malam hari, namun entah kenapa ia merasa sudah bersemangat.
" Tumben sekali kau bangun pagi "Komentar Hermione dengan mata menyipit dan rambut yang terlihat sangat berantakan
" Hermione, aku selalu bangun pagi... Di Hogwarts "Bantah Ginny
" Yah, Mum bilang kau selalu bangun siang saat sudah lulus "Kata Hermione
" Well.. Yeah, baiklah, aku hanya senang aku tidak sendirian dirumah hari ini "
" Bilang saja karena ada Harry "Hermione tertawa menggoda Ginny
" Lucu sekali "Sahut Ginny mencoba pura – pura tidak perduli, namun nyatanya ia merasakan wajahnya memanas.
Setelah Hermione masuk kamar mandi, Ginny cepat – cepat keluar dari kamarnya dan menuruni tangga, sebelum Hermione bisa mengejeknya dan membuatnya lebih merah lagi.
" Selamat pagi sayang "Sapa Mrs. Weasley "Tumben sekali kamu bangun pagi "
" Ahh Mum, memangnya tidak boleh aku bangun pagi? "
" Sama sekali tidak, sayang. Nah ada setumpuk hadiah menunggu dibuka diruang tamu, jika kau tidak mau membukanya sekarang—"Ginny sudah melangkah cepat keruang tamu sebelum Mrs. Weasley menyelesaikan kalimatnya.
Ginny duduk di kursi dan mengambil hadiahnya satu persatu, ia mengesampingkan hadiah dari Mum, Dad, Hermione, Ron, Bill, Fleur, George, Angelina, Percy, Audrey, Charlie, Andromeda, Ted Lupin dan semua temannya dari Chuddley Cannons, tak ada lagi kado yang tersisa untuk disingkirkan. Ginny mengernyit bingung dan memeriksa lagi kado – kadonya, masih sama seperti tadi, tak ada kado dengan tagname Harry Potter.
Apakah Harry melupakan ulang tahunnya ? Tapi mana mungkin, alasan Harry berada disini untuk ulang tahunnya kan? Atau apakah Harry lupa membeli kado? Yah memang dua hari ini, meskipun sama – sama tinggal di The Burrow namun Ginny baru beberapa kali melihat Harry, itu pun mereka tak sempat berduaan.
Ginny merenung, Harry adalah seorang yang mengalahkan penyihir terhebat Voldemort, tentu saja dengan cepat karirnya melesat sebagai Auror, ia sering menangani misi berbahaya dan tak pernah pulang dengan kata gagal, dan dengan itu Harry sekarang menjadi seorang yang sangat sibuk, tapi apakah segitu sibuknya Harry hingga ia tak bisa membelikan Ginny kado? Ginny tentu saja bukan gadis yang hanya menyukai Harry karena hartanya, ia sudah menyukai Harry dari pertama kali melihat seorang bocah laki – laki yang tak tau peron 9 ¾, ia hanya ingin memiliki sesuatu pemberian dari Harry.
Dan pada akhirnya Ginny membuka kado – kadonya dengan lesu, ia mendapat Dress cantik dari Hermione, Jersey rajutan dari Mum, jam tangan dari Dad, Gelang dari mutiara, kerang dan berlian dari Fleur, kalung indah dengan mutiara dan berlian ditengahnya dari Bill, miniatur snitch dari Ron, miniature Naga Hungarian Ekor-Berduri yang mirip dengan punya Harry, dari Charlie, Detektor-Anti-Selingkuh dari George, dress lagi dari Angelina, pemukul dan sapu baru dari team Chuddley Cannons nya.
" Wow, banyak sekali "Seru Ron yang mengambil tempat duduk disamping Ginny
" Mana Harry? "Tanya Ginny, menghiraukan seruan Ron tadi
" Ginny kau jahat sekali, kita sudah dua minggu tidak bertemu, dan yang kau tanyakan adalah Harry? "Kata Ron dengan nada pura – pura kecewa
" Jangan konyol Ron, aku melihatmu seharian dari kemarin, dan aku bahkan sudah sebulan tidak bertemu Harry, disini saja kami tidak sempat bicara banyak "
" Hmm, kau tau lah Harry, Auror junior yang berbakat, hamper semua Auror senior memintanya membantu melaksanakan tugas "
" Well kau juga Auror yang cukup diperhitungkan, tapi Hermione bilang kau selalu ada waktu untuknya "
"Itu karena aku mengambil tugas yang perlu dan menolak tugas yang tidak perlu, menurutku Harry hanya kesepian di rumah sebesar itu hanya dengan Kreacher? Siapa yang tahan, makanya dia mengambil semua tugas yang diajukan padanya "Jelas Ron
" Yah baiklah, sekarang dia disini, dia tak mungkin kesepian, dimana dia? Bloody hell, ini hari ulang tahunku! "Geram Ginny
" Kurasa dia kelelahan, dia pulang sangat larut kemarin, tenang saja adik kecil "Ron mengacak rambut Ginny, yang dibalas Ginny dengan tatapan super tajam ala Mrs. Weasley
Para laki – laki sedang membantu mengekuarkan meja panjang dan beberapa kursi keluar, dan sedikit mendekorasi halaman, Ginny membantu sedikit dengan membekukan jembalang dan menghiasnya dengan pita – pita. Para wanita sedang sibuk di dapur, Ginny tak diperbolehkan membantu karena ini ulang tahunnya, sungguh konyol, pikir Ginny.
Dan akhirnya malam pun tiba, Mrs. Weasley, dibantu Fleur dan Angelina mengeluarkan berbagai makanan dan minuman super lezat keluar, kue berbentuk sapu diletakkan di tengah – tengah meja, semuanya sedang asyik berbincang – bincang dan Ginny sama sekali tidak tertarik ingin bicara, hatinya dipenuhi rutukan untuk The Choosen One yang telah membuat moodnya jelek di hari ulang tahunnya ini, lihat saja apa yang akan ia lakukan pada si Harry Potter.
Ron, Hermione dan... Harry terlihat keluar dari rumah, dan bertahan sebentar di beranda, Ginny menatap wajah Harry, dan Demi Merlin ! Apakah hanya Ginny yang tak memperhatikan atau memang benar, Harry terlihat sangat tampan malam ini.
Golden Trio itu masih saja bertahan di beranda, nampaknya mereka mempermasalahkan sesuatu, Ginny memang sudah menjadi pacar Harry Potter selama hamper 4 tahun, namun ia tak pernah benar – benar bisa masuk dalam kehidupan Golden Trio itu, sedekat apapun ia mencoba mengetahui tentang Harry, tetap saja ia kalah dengan Ron dan Hermione yang sudah terbiasa bertahun – tahun bersama Harry.
GINNY POV
Dan akhirnya pertengkaran kecil mereka selesai, mereka berjalan menuju tempatku duduk sekarang, dan oh sial jantungku berdebar sangat cepat dan semakin cepat setiap aku melihat langkah Harry semakin dekat, ada apa ini? Bukankah aku sudah terbiasa dengan Harry?
Harry menarik kursi disampingku dan tersenyum seolah dia tak melakukan kesalahan apapun.
Pesta berlangsung menyenangkan, saat makanan sudah habis di meja, semua orang terlihat berbincang lagi, sedangkan aku disini yang terlihat bodoh hanya diam disamping pacarku.
" Ekhm Ginny "Panggil Harry, yang sukses membuat detakan jantungku kembali menggila
" Ya? "Ginny menoleh mencoba terlihat biasa saja
Harry mengeluarkan sebuah kotak merah yang terbuat dari beludru dari saku nya, kemudian membukanya, sebuah cincin putih dengan ruby merah ditengahnya terlihat berkilau di kegelapan malam.
Entah apakah atmosfer telah berubah, atau semua orang menjadi diam sekarang, terdengar sangat hening sekarang, hanya suara detakan jantungku yang bisa kudengar.
" Ginevra Molly Weasley, maukah kau menikah denganku?"Harry berkata lantang
Detakan jantungku terasa berdetak jauh lebih cepat, aku merasakan wajahku memanas, kucoba menatap mata hijau cemerlang yang memancarkan kesungguhan itu, aku tidak bisa menahannya, aku tersenyum dan menganggukan kepalaku. Sorakan meriah dari semua keluargaku dan Harry memasangkan cincin itu yang terlihat pas di jari manisku, kemudian memelukku.
Rasanya aku habis memenangkan pertandingan QUidditch Gryffindor bersama Harry, semua orang menyalami kami dan memberi selamat, Mum bahkan memeluk erat Harry dan menangis saking terharunya.
Aku memeluk harry lagi, dan menyalurkan rasa rindu yang sudah kutahan sebulan terakhir ini, ia juga balas memelukku erat, kurasa ia merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan.
