Tittle : Girl x Friend
Genre : Hurt comfort, romance.
Rated : M
Cast : Do Kyungsoo (yeoja)
Kim Jongin (Namja)
Support cast : Baekhyun, Chanyeol , etc (GS For UKE)
12154kaisoo
present
©2015
WARNING
No plagiat, no bash, no Sider, don like dont read, Genderswitch!
This Story belongs to me.
But Cast dalam fanfic ini milik Tuhan dan author hanya pinjam nama.
.
.
.
...[Sorry for typo]...
.
.
.
...[Happy Reading]...
Girl x Friend
.
.
.
.
.
"ah aku pergi dulu, Baek"
"kau mau kemana?"
"aku mau ke perpustakaan, bye selamat menikmati kencan kalian" yeoja mungil itu melenggang pergi dengan perasaan nyeri di hatinya.
"ya sudah" gumam Baekhyun pelan.
"dah~" tangannya melambai dengan wajahnya yang memperlihatkan senyum yang terlihat manis, membuat namja tan di sebelah Baekhyun terpesona.
"Chagi, kenapa diam?" tanya Baekhyun
"ah, tidak~"
.
.
.
.
***Kyungsoo-pov***
Hai, kenalkan aku Do Kyungsoo. Mahasiswi dari universitas Seoul tingkat dua, aku hanyalah yeoja biasa dan tentunya aku dari kalangan keluarga biasa-biasa saja kalian bingung kenapa aku bisa berkuliah di sala satu kampus ternama ini? jika kalian menebak aku mendapat beasiswa itu salah, aku bisa berkuliah karena hasil jeri payah ku sendiri, dengan penghasilan yang cukup membantu keuangan kedua orangtua ku akhirnya aku bisa berkuliah di sini. Aku meninggalkan Baekhyun dan Juga sahabat ku di bangku taman kampus siang ini, aku tidak ingin mengganggu pasangan itu, sebenarnya aku sedikit kesal pada sahabat laki-laki ku itu, ya dia namja berkulit tan yang tadi duduk di sebelah teman ku—Baekhyun. Baekhyun yeoja cantik dengan mata sipit bereyeliner, rambut pirang bergelombang yang membingkai wajahnya dengan sangat pas membuat paras nya terlihat semakin cantik, siapa yang tidak akan tertarik padanya, tentu saja semua namja akan suka padanya, apalagi dia tidak seperti ku dia adalah anak dari pengusaha terkenal di Korea Selatan ini.
Aku memutuskan untuk meninggalkan dua sejoli itu untuk menikmati waktu mereka berdua, tapi entah kenapa saat aku melihat tatapan sahabatku tadi aku merasakan sesuatu yang berbeda, entahlah aku tidak tahu itu apa, aku tidak ingin terlalu berharap. Aku dan dia hanya sekedar sahabat tidak lebih.
Kubuka layar ponselku saat aku merasakan getar di ponselku tadi, aku membuka pesan yang masuk, pesan itu dari sahabatku tadi, senyum ku merekah saat melihat isi pesan itu. Rasanya aku tak sabar untuk pulang bersama dengannya, tapi tunggu dulu bukankah seharusnya dia pulang bersama Baekhyun? Jariku bergerak di atas layar menyusun kata-kata untuk membalas pesan dari sahabat ku itu. Sedikit ragu untuk mengirim pesan itu sebenarnya, aku menolak untuk pulang bersamanya. Pesan itu terkirim dan baru saja aku akan melangkahkan kaki ku untuk masuk kedalam perpustakaan aku berhenti kembali. Dia, sahabatku membalas pesan ku lagi.
'tidak ada penolakan kita pulang bersama'
Isi pesan itu membuatku sebal sebenarnya, jika dia sudah mengatakan hal seperti itu berati itu tandanya dia tengah marah saat ini.
Aku tidak membalas pesan dari sahabat ku itu, aku hanya bisa membuang nafasku kasar dan berjalan kembali memasuki perpustakaan.
.
.
.
.
.
Layar ponselku terus bergetar dan berkedip memperlihatkan beberapa pesan yang masuk, aku tahu pesan itu dari siapa tentu saja dari sahabat ku dia akan terus mengirim pesannya jika tidak dapat balasan dariku.
Aku menaikan kembali kacamata ku yang sedikit melorot tadi, sebenarnya mataku ini tidak ada kelainan mataku ini normal dan masih bisa melihat dengan jelas, namun untuk membuatku dijauhi oleh namja-namja nakal diluar sana aku harus membuat penampilan ku sedikit berbeda.
.
.
.
.
***Normal-pov***
"yaa Kai kenapa sedari tadi kau memainkan ponsel mu terus?"
"lagi pula kau sedang fokus pada tugas mu bukan?"
"apa kau sedang berhubungan dengan yeoja lain?" selidik Baekhyun membuat namja tan di hadapannya mengalihkan tatapannya dari layar ponsel.
"kau bicara apa? Sudah selesai, lebih baik kita pulang" ucapnya membuat Baekhyun terlihat tak suka kali ini, Baekhyun menutup layar laptopnya kasar dan membereskan beberapa kertas yang tergeletak di meja, kemudian memakai tas nya.
"baiklah aku pulang, dan aku akan pulang sendiri" ucapnya kemudian melenggang pergi keluar Caffe.
"Baekhyun~" panggil namja tan yang ternyata adalah sahabat Kyungsoo, dan sekaligus namjachingu Bekhyun dia adalah Kim Kai.
.
.
.
.
****Kai-Pov****
Aku mengacak rambutku frustasi, sungguh aku tak tahan dengan yeojachinguku itu, ya walaupun aku akui dia itu cantik tapi dia sangatlah manja dan sifat manja nya itulah yang membuatku tak sanggup mempertahankan hubungan ini, aku ingin memutuskannya namun tidak ada alasan untuk itu, dan sebenarnya aku merasa tak tega juga padanya, dia tidak pernah berhianat pada ku dan dia selalu bersikap manis padaku, tidak seperti Kyungsoo sahabat ku itu dia selalu cuek dan Jutek. Kenapa aku menyangkut pautkannya pada si burung hantu itu, ahh aku jadi merindukannya... aishh lagi-lagi perasaan ini yang mengganggu ku selama dua bulan terakhir ini, persaaan yang selalu membuatku resah, aku ingin selalu di dekat sahabatku itu, aku ingin mendengar tawanya, melihat senyumannya yang begitu manis.
"argghh..." aku mengusap wajah ku kasar, kenapa aku memikirkan yeoja nerd itu saat ini, tunggu dulu... tidak. Sebenarnya sahabat mungilku itu tidak nerd, justru dia jauh lebih cantik dari Baekhyun apalagi tubuhnya itu 'ugh' jauh lebih sexy dari kebanyakan yeoja di kampusku.
Sepertinya otak mesumku mulai kembali saat mengingat tubuh Kyungsoo yang hanya di balut handuk waktu itu, ya aku pernah melihatnya yang hanya mengenakan handuk sebatas dada, dulu aku masuk kedalam kamarnya dan aku melihat dia yang baru saja selesai mandi. Asal kalian tahu bahkan kami pernah mandi bersama, tapi itu dulu saat kami kecil. Karena kami sahabat sedari kecil, aku dan dia seolah sudah biasa akan hal itu. Dan… aku sering melihat Kyungsoo yang sedang ganti baju, tapi aku tidak melihatnya langsung, aku hanya melihat siluetnya lewat kamarku, karena rumah kami bersebelahan dan aku tidak menyangka sahabat kecil ku itu kini sudah menjelma menjadi gadis dewasa dan tentunya...cantik.
.
.
Tanpa memikirkan perasaan Baekhyun yang keluar cafe dengan raut wajah kesalnya tadi, aku langsung pergi. Aku tidak memikirkan yeoja itu yang ada di pikiranku saat ini hanyalah yeoja bermata bulat yang kini pasti masih ada di kampus, bukankah dia tadi bilang dia pergi ke perpustakaan. Dengan langkah besar aku menuju mobilku dan melajukannya dengan kecepatan tinggi menuju kampus, sungguh tak sabar rasanya untuk bertemu dengan dia. Sudah dua minggu aku tidak ke rumahnya dan selama itu pula aku hanya berbicara denganya lewat pesan singkat dan jika ada waktu untuk bertemu dengannya pun itu hanya sekedar salam perpisahan, dia selalu menghindar jika aku ada di dekat Baekhyun, mungkin dia merasa tak enak hati atau apalah.
.
.
.
.
Aku memasuki ruangan dengan buku-buku yang berjejer rapih di rak-rak yang lumayan tinggi didalamnya, ku edarkan pandangan ku untuk mencari keberadaan yeoja yang membuat dada ku berdebar saat ini. Mataku terpaku, memandang ke arah meja di bagian pojok ruangan memperlihatkan Kyungsoo yang tengah tertidur dengan buku yang dijadikan bantalan kepalanya di meja.
Aku mendekat ke arahnya, aku menyibak rambut hitam lurusnya menyelipkan anak rambut yang terasa halus itu di belakang telinganya, dia tidak memakai kacamatanya saat ini, aku semakin terpesona di buatnya.
Ruangan dengan ciri khas ketenangan ini membuatku nyaman, perpustakaan kali ini sudah sepi, dan disini hanya ada kami berdua dan pustakawan tentunya, namun kali ini dia tidak terlihat keberadaanya.
Ku tatap intens wajahnya, senyum di wajah ku mengembang saat melihat dia yang sedikit terusik karena ulahku, aku lihat dia yang kembali memposisikan kepalanya agar nyaman. Tak tega rasanya membangunkan nya saat ini, pasti dia lelah karena pekerjaan paruh waktu nya. dan aku memutuskannya untuk menunggu sampai dia terbangun sendiri.
Lama aku menunggunya untuk terbangun, aku mencoba menepuk pipinya pelan, namun dia tidak bergeming, padahal sekarang sudah jam empat sore. Tidak mataku kini beralih pada bibir merah mudanya, bibir itu bibir yang selalu membuatku ingin menyentuhnya dengan bibirku.
Kudekatkan wajahku kewajahnya, persetan dengan istilah aku mencuri ciuman darinya.
.
.
****Author-pov****
Kai segera menarik wajahnya kembali menjauh dari wajah Kyungsoo, dia terlonjak kaget saat mendengar ponsel Kyungsoo yang berdering, lebih tepatnya suara itu seperti suara jam alarm.
Kyungsoo terbangun, matanya bergerak-gerak kecil namun masih terpejam, tangannya mengulur untuk meraih ponselnya dia meraih ponsel itu dan mematikannya dengan gerakan malas, sementara Kai yang melihatnya hanya bisa tersenyum geli.
"Kyungsoo~" ucap Kai membuat Kyungsoo kaget dan terjatuh dari kursi serta di ikuti suara debuman buku jatuh menghantam kepala Kyungsoo.
Gerakan tangan Kyungsoo yang menepis tumpukan buku di meja karena kekagetannya membuat dia kesakitan, belum lagi bokongnya terasa sakit
"Kyungsoo-ya Gwenchana?" panik Kai kemudian berjongkok dan memegang bahu Kyungsoo.
"awww, appo" cicit Kyungsoo
"maafkan aku~" lirih Kai dengan tatapan bersalahnya.
"kenapa kau kesini?" tanya Kyungsoo dengan ekspressi terlihat kesakitan.
"aku ingin menjemput mu" Dia membantu Kyungsoo berdiri
"aku bisa pulang sendiri" jawab Kyungsoo dingin,
"kenapa kau tidak membalas pesan ku" Kai menatap Kyungsoo intens.
"memangnya kenapa?" tanya Kyungsoo menhindari tatapan Kai.
"kau membuatku khawatir"
Sedikit terkejut awalnya mendengar nada bicara serius Kai, namun Kyungsoo tidak menghiraukan hal itu, bagi Kyungsoo sikap perhatian Kai hanya sebatas persahabatan.
"kau berlebihan, bukankah kau sedang bersama Baekhyun?''
"eum, ya beberapa jam yang lalu"
"sudah jam empat, aku harus segera pulang" ucap Kyungsoo kemudian memungut buku-buku yang tadi terjatuh, mengembalikan buku itu ke rak. Kai mengikuti Kyungsoo dari belakang, dia tidak ingin di cuekan oleh Kyungsoo.
"biar aku membantu mu" tawarnya halus
"tidak perlu" jawab Kyungsoo cuek.
"yakin tidak menginginkan bantuan ku?'' tanya Kai sambil tersenyum meremehkan
"eum, aku bisa sendiri" ucap Kyungsoo dan kemudian menarik kursi untuk membantunya menaruh buku di atas rak yang lumayan tinggi, Kai yang melihatnya pun hanya bisa tertawa.
"berhentilah tertawa, ini perpustakaan" ucap Kyungsoo datar membuat Kai menghentikan tawanya.
"Kyungie, apa kau tidak merindukan ku?"
"merindukan mu?" ucap Kyungsoo berusaha besrsikap biasa.
"nde, aku sangat merindukan mu, apa kau tidak" ucap Kai.
Hati Kyungsoo merasa hangat akan ucapan Kai, jantungnya pun berdetak tak normal saat ini.
"aku tidak" ucapnya bohong, membuat Kai menundukan kepalanya saat ini.
Hening beberapa saat
" yasudah aku pulang~" ucap Kai kemudian meninggalkan Kyungsoo seorang diri di perpustakaan.
.
.
.
.
Kai bergerak gelisah di ranjangnya, sedari tadi dia melihat ke arah ponselnya yang masih enggan memunculkan sesuatu, Kai menantikan pesan atau pun panggilan dari Kyungsoo, namun hal yang dinantikannya itu tidak ada. Tidak tahan dengan persaan ini, Kai menyibak selimut nya kasar turun dari ranjang dan keluar dari rumahnya masih dengan piama lengkapnya, dia pergi ke rumah sebelah, rumah itu tak lain adalah rumah Kyungsoo, rumah yeoja yang membuatnya gila selama akhir-akhir ini. Kai menekan bel kediaman keurga Do dengan brutal membuat seisi didalam rumah keluarga Do itu di buat kesal jadinya, sementara Kyungsoo dengan santainya dia mengangguk-nganggukan kepalanya menikmati lagu yang berputar lewat headsetnya saat ini.
"ada apa Kai?" tanya Ryeowook dengan ekspresi kebingungan nya saat ini.
"bibi apa Kyungsoo ada didalam?"
"ya dia sedang—"
"aku masuk bibi" sela Kai memotong ucapan ibu Kyungsoo.
"aishh..ada apa ini?" Ucap Ryeowook bingung.
.
.
.
Brak
Kai membuka pintu kamar Kyungsoo kasar, Kyungsoo yang merasa kaget akan Kai yang masuk tiba-tiba kedalam kamarnya, hanya bisa mengeluarkan sumpah serapah yang terlontar dari mulut mungil nya membuat Kai semakin kesal.
"yaak Hitam, apa-apaan kau ini, masuk tiba-tiba mengganggu ketenangan orang saja"
"yakk Do Kyungsoo kenapa kau tiba-tiba bersikap seperti ini pada ku eoh?" nada Kai terdengar meninggi seperti Kyungsoo.
"apa maksudmu aku tidak mengerti, berhentilah berteriak-teriak kau pikir aku tuli?" dengus Kyungsoo membuat Kai semakin geram.
"mana ponsel mu?" tanya Kai tiba-tiba merangkak naik ke atas ranjang Kyungsoo, kemudian mengambil ponsel yang berada di tangan sahabatnya itu.
"kau mau apakan ponsel ku~?" tanya Kyungsoo sambil mencoba meraih ponselnya
"yakk Jongin kembalikan" pekik Kyungsoo.
"tidak. Aku ingin lihat, siapa yang berani-beraninya membuat mu seperti ini padaku. Apa kau sudah punya namjachingu dan melupakan ku begitu saja eoh? Siapa dia apakah Chanyeol?"
"kau bicara apa? Jongin kembalikan~" Kyungsoo memukul tangan Kai sehingga membuat namja berkulit tan itu terbaring di ranjang saat ini.
"kembalikan" ucap Kyungsoo kini sudah menindih tubuh Kai.
Kejadian seperti ini sebenarnya sudah berkali-kali terjadi, Kai dan Kyungsoo yang selalu bertengkar hal kecil terkadang membuat keduanya berakhir seperti ini.
"tunggu sebentar" ucap Kai cepat dan membalikan posisi tubuhnya sehingga Kyungsoo berada dibawahnya. Dengan santainya ia mengotak atik ponsel sahabatnya tanpa menyadari posisi tubuh keduanya yang terlihat intim.
Kyungsoo bergerak-gerak untuk melepaskan tubuh yang masih mengukungnya dari atas saat ini namun hal itu membuat sepasang mata menjadi salah paham dengan pemandangan didepannya
"Nonna, Hyung... apa yang kalian lakuan?" ucapan dari adik laki-laki Kyungsoo yang tengah berdiri di depan pintu membuat Kyungsoo segera mendorong bahu pemuda diatasnya,
"eoh...kokie..ini tidak seperti yang kau lihat" ucap Kai memberitahu sementara itu Kyungsoo masih menunjukan wajah kesalnya.
"EOMMA, APPA... NONNA DAN KAI HYUNG EOMMA..." Teriak Jongkok membuat Kyungsoo dan Kai menatap satu sama lain 'bagaimana ini' batin Kyungsoo ia tersadar.
"Gara-gara kau" dengus Kyungsoo menjitak kepala Kai.
"kenapa menyalahkan ku? Lagi pula kita tidak melakukan apa-apa" ucap Kai sambil mengelus kepalanya.
"kau~, lalu bagaimana ini?" dengus Kyungsoo kemudian terlihat cemas
"Mollayo...kita lihat saja reaksi orangtua mu" ucap Kai menggedikan bahunya santai.
"kau ingin mati?" pekik Kyungsoo
.
.
.
.
.
"ada apa kokie?" tanya Ryeowook pada anak bungsunya yang bernama Jungkook.
"Kai hyung dan Kyungsoo nonna sedang berbuat yang tidak-tidak''
"benarkah?" tanya Ryeowook dengan melebarkan matanya.
"eum, eomma lihat saja sendiri"
"tidak mau, biarkan saja mereka melakukannya"
"mwo?" pekik Jongkook tak percaya akan ucapan eommanya.
Ryeowook berjalan pergi kekamarnya dengan senyuman yang tak pernah lepas, sepertinya dia bahagia jika Kai dan Kyungsoo berbuat seperti itu, dan Ryeowook pun sebenarnya sudah tak sabar menantikan kehadiran cucu, lagi pula Kyungsoo dan Kai sudah mengenal sejak lama dan Ryeowook pun menyetuji mereka jika keduanya sampai menikah.
.
.
.
.
"kenapa tidak ada orang kemari?" tanya Kyungsoo bingung.
"mungkin mereka membiarkan kita seperti yang di pikirkan adik mu sekarang"
"Memangnya apa yang sedang di pikirkan adik ku?"
"kau dan aku bercinta…" bisik Kai di telinga Kyungsoo membuahkan tinjuan yang mengenai perut sixpacknya.
"dasar mesum!" ucap Kyungsoo, wajahnya terlihat memerah saat ini.
"Sudahlah aku pulang, jangan lupa membalas pesan ku dan besok kita berangkat bersama ne"
"andwae, aku tidak mau jika nanti kekasihmu itu marah padaku"
"terserah kau saja, tidak ada penolakan aku akan menunggu mu pagi nanti"
"dasar pemaksa"
"sudah Kyungie, Jongin Oppa pulang dulu ne? jaljayo~" ucap Kai terdengar menggoda Kyungsoo sambil mengusak rambutnya.
"dasar hitam, menjijikan aku lebih tua dari mu dasar Kkamjong" cibiran Kyungsoo tak di dengar oleh Kai yang sudah melesat keluar kamar.
.
.
.
"kau sudah tidur?'' tanya Kai via line.
"belum" jawab Kyungsoo singkat.
"waeyo?" Kai bertanya lagi.
"aku sedang memikirkan seseorang"
"nugu'' ekspressi Kai terlihat tak suka kali ini.
"kau tidak perlu tahu" balas Kyungsoo.
Kai mengirimkan sticker dengan gambar wajah memerah marah.
"kau kenapa?" balas Kyungsoo sungguh polos.
''tidak apa-apa sudah aku mau tidur" jawab Kai kemudian meletakan ponselnya asal.
Beberapa menit Kai menunggu balasan dari Kyungsoo dia berharap jika Kyungsoo mengucapkan selamat malam untuknya, namun sudah lima menit dia menunggu yeoja itu belum membalas juga.
Baru saja Kai akan menutup matanya, namun dia kembali membuka matanya saat mendengar ponselnya berbunyi sebentar.
"jaljayo Jonginie '' pesan Kyungsoo membuat Kai tersenyum lebar saat ini. 'malam Soo, tidur nyenyak' batin Kai.
.
.
.
.
.
"Jonginie" Baekhyun menyapa Kai dengan begitu girang di pagi hari sementara tatapannya berubah menjadi tajam saat melihat Kyungsoo di sebelah Kai.
"kenapa kau tidak menghubungi ku semalam?" tanya Baekhyun pada Kai yang terlihat serba salah.
"aku tidak memainkan ponselku dan aku tidur cepat semalam" ucap Kai membuat Kyungsoo membulatkan matanya.
'kau tidur cepat dan tidak memainkan ponsel mu semalam? Lalu siapa yang membalas pesan ku? Hantu? dasar 'playboy' batin Kyungsoo tak percaya kemudian meninggalkan Kai dan Baekhyun.
''Kyungsoo~" teriak Kai memanggil Kyungsoo yang sudah melangkah pergi jauh.
"untuk apa memanggilnya~?'' tanya Baekhyun tak suka sambil menahan pergelangan tangan Kai.
.
.
.
.
Kyungsoo melangkahkan kakinya dengan begitu gontai menyusuri gang sempit dengan salju tebal yang mengarahkannya menuju ke tempat bekerjanya, dia kembali merapatakan mantel tebalnya berusaha membuat badannya agar tetap hangat. Dua puluh menit yang lalu Kyungsoo sudah keluar dari kampusnya dan saat inilah dia kembali melakukan kegiatan yang sama seperti biasanya, dia harus bekerja hari ini.
Terlihat uap keluar dari mulut mungil Kyungsoo menandakan betapa dinginnya cuaca saat ini, Kyungsoo melangkahkan kakinya lebih cepat terlalu dingin saat ini.
Kyungsoo menghentikan langkahnya saat mendapati seseorang yang tengah berdiri dihadapannya, dia belum melihatnya saat ini karena dengan kepala tertunduknya Kyungsoo hanya bisa melihat sepasang sepatu yang tengah di pakai seseorang tersebut, sepatu itu sepertinya milik laki-laki dan tidak terasa asing bagi Kyungsoo.
Mata Kyungsoo membola saat mendapati siapa orang yang tengah berada di hadapanya, orang itu adalah Chanyeol.
"mau ke caffe?" tanya Chanyeol.
"eum~" Gumam Kyungsoo mengangguk kecil sambil tersenyum.
Kyungsoo pun hanya pasrah ketika tangan mungilnya di genggam oleh tangan besar Chanyeol.
"ughh dingin sekali..." keluh Chanyeol terlihat uap keluar dari mulutnya.
"Kyungsoo… kau harus menghangatkan ku lagi~" ucap Chanyeol, dan Kyungsoo mengerti dengan ucapan namja tinggi disebelahnya ini, dia hanya bisa tersenyum kelewat manis.
Tanpa Kyungsoo ketahui ada seseorang yang tertegun dibelakangnya saat mendengar ucapan Chanyeol tadi. Orang itu adalah...
.
.
.
.
Kai.
.
.
.
Mata Kai memanas melihat tangan Kyungsoo yang di genggam oleh Chanyeol. Berjarak beberapa meter Kai mengikuti Kyungsoo yang berjalan seorang diri di jalan dengan salju menumpuk cukup tebal. Kai tidak berani menghampiri Kyungsoo, dia hanya bisa melihatnya dari jauh.
Walaupun dengan perasaan kecewanya Kai tetap mengikuti arah Kyungsoo dan Chanyeol. Namun Kai di buat tertegun saat Chanyeol meminta Kyungsoo untuk menghangatkan tubuhnya? dan tunggu namja dengan gigi rapih dan putihnya itu bilang bahwa Kyungsoo harus menghangatkan tubuhnya 'lagi', apa mungkin Kyungsoo sudah melakukannya lebih dari satu kali? pikir Kai tak percaya.
.
.
.
.
Kai di buat kecewa setelah kejadian dua hari yang lalu saat Kyungsoo dan Chanyeol yang bergandengan di depan matanya.
Kai memutuskan untuk menjauhi Kyungsoo, dua hari ini Kai tidak membalas pesan dan mengangkat panggilan dari Kyungsoo.
" JONGIN~!" Teriak Kyungsoo di siang hari saat dia baru saja selesai kuliah.
"JONGIN, tunggu~" Tangannya memegang tangan kekar Kai.
"Jo—" baru saja Kyungsoo akan bicara pada Kai namun ucapannya terpotong dengan pekikan 'merdu' dari Baekhyun
"KAI~" Teriaknya, Kai melepaskan tangan Kyungsoo dengan pelan.
Kyungsoo mencoba bersikap biasa pasti Kai melakukan ini karena ada Baekhyun saat ini pikirnya.
"apa yang kau lakukan di sini Kyung?" nada bicara Baekhyun terdengar tak bersahabat.
"kau mau merubah sahabat mu menjadi kekasih mu begitu?" tanya Baekhyun lagi, Kyungsoo hanya bisa menatap Baekhyun dengan tatapan bingung.
"apa maksudmu?'' tanya Kyungsoo, hati Kyungsoo merasa teriris saat Kai enggan melihat ke arahnya sedari tadi.
''sudahlah Baek, ayo~" ajak Kai menarik tangan Baekhyun. Jujur saja hati Kai serasa di remas saat Baekhyun berkata hal seperti itu pada Kyungsoo.
"dasar yeoja pengganggu" ucap Baekhyun sarkastis. Merasa tak terima dengan ucapan Baekhyun, Kyungsoo menahan pergelangan Baekhyun cukup kuat.
"apa maksudmu?" tanya Kyungsoo masih bisa menahan emosinya, bahkan ia masih bisa tersenyum.
"kau masih belum mengerti? Akan aku jelaskan, kau... walaupun aku tahu kau adalah sahabat namjachingu ku tapi kau jangan harap kau akan menjadi kekasihnya, kau bertingkah seperti kau adalah pasangannya saja kau selalu mengganggu waktuku dengannya. aku tidak suka saat kau bertingkah sok polos di dekatnya'' ucap Baekhyun panjang lebar sementara Kyungsoo hanya bisa mengepalkan kedua tanggannya.
''jadi kau anggap aku pengganggu hubungan mu begitu?" tanya Kyungsoo dengan nada mulai meninggi tersulut emosi.
Mata Kyungsoo berkaca-kaca saat Kai hanya berdiam diri dan tidak membelanya 'ya aku hanya sahabatnya, dia pasti lebih membela kekasihnya' batin Kyungsoo.
"iya, kenapa? Dasar yeoja jalang"
Plak
Baekhyun mendaratkan telapak tangannya di pipi mulus Kyungsoo. Baekhyun tidak sanggup menahan emosinya saat mengingat senyuman dan tatapan Kai yang selalu terlihat lembut untuk Kyungsoo.
Kai membelalakan matanya terkejut, menatap Baekhyun tak percaya.
melihat Kyungsoo yang hampir menangis membuat Kai benar-benar sesak dan tidak tahan melihatnya tapi perasaan Kai kembali di buat kesal saat mengingat kejadian Chanyeol dan Kyungsoo saat itu, Kai masih kecewa dengan Kyungsoo.
Mata itu mata yang selalu berbinar di depan Kai walaupun di batasi oleh kaca, tapi Kai tahu betapa indahnya mata sahabatnya itu. Senyuman yang selalu terlihat manis di wajah Kyungsoo kini tidak ada lagi di gantikan dengan bibirnya yang mulai bergetar karena emosi, sungguh Kai ingin menarik tubuh mungil itu kepelukannya.
"Baek...kau..." ucap Kyungsoo kemudian mengayunkan tangannya untuk membalas perbuatan Baekhyun.
Baekhyun memalingkan wajahnya, mencoba menghindar.
Kyungsoo meneteskan airmatanya, tubuhnya bergetar karena takut baru kali ini dia melakukan tindakan kasar pada seseorang.
"kau memang murahan Kyung" ucap Kai dingin kemudian melepaskan cengkramannya di tangan Kyungsoo.
Hati Kyungsoo seperti di tusuk-tusuk merasa amat nyeri dengan perkataan Kai.
Dengan kepalanya yang tertunduk Kyungsoo terus menitikan air matanya, berdiri seorang diri dengan badan gemetar di parkiran kampus yang masih terlihat orang disana-sini.
" Jongin-ah...hiks..." isak Kyungsoo. Hatinya benar-benar di buat sakit akan sikap Kai.
.
.
.
.
.
Satu bulan berlalu setelah kejadian Kyungsoo yang di tampar oleh Baekhyun, Kyungsoo memutuskan untuk tidak bertemu lagi dengan Baekhyun dan Kai. Kyungsoo mengambil cuti untuk satu bulan, lagi pula ini musim dingin dan sebentar lagi Natal.
Kyungsoo pergi ke kampung halamannya dia pergi dengan keluarganya meninggalkan rumah bertingkat dua dengan kesan nyaman yang sangat terasa itu.
Hubungannya dengan Kai? satu bulan itu pula Kyungsoo tidak pernah lagi berhubungan dengan nya, hati Kyungsoo masih terasa sakit ketika Kai melontarkan kata yang tidak pantas ditujukan untuknya.
''kau memang murahan?'' lirih Kyungsoo, matanya kembali berkaca-kaca.
.
.
.
.
Hari natal, Kyungsoo terlihat cantik dengan dress yang dia kenakan namun kacamata yang membingkai matanya masih setia bertengger di hidung mancungnya.
"Kyungie, bisa antarkan ini untuk keluarga Kai?"
"eoh?'' Kyungsoo terlonjak kaget.
"ada apa dengan mu?''
"a..anni…baiklah" jawab Kyungsoo gugup kemudian mengambil satu kotak dengan barang yang Kyungsoo tidak ketahui di dalamnya, mungkin kue atau biskuit pikir Kyungsoo.
.
.
.
.
Jantung Kyungsoo berpacu liar saat dia mulai menekan bel pintu kediam keluarga Kim. 'aku harap bukan Jongin yang membukanya' batin Kyungsoo berdoa.
Deg
Jantung Kyungsoo seperti akan melompat dari tempatnya saat melihat wajah Kai.
"J..Jongin!" ucap Kyungsoo gugup. "apa?" balas pemuda itu dingin.
"i..ini eomma memberikan ini untuk mu dan sekeluarga" ucap Kyungsoo, gadis mungil itu masih berdiri didepan sahabatnya dengan kepala menunduk menanti respond sahabatnya kembali.
Kyungsoo harus menelan harapannya ketika Kai meninggalkannya begitu saja. Satu pertanyaan masih bersarang di kepala Kyungsoo, kenapa Kai masih bersikap seperti ini padanya.
.
.
.
.
Kyungsoo menikmati coklat hangat sambil menonton tv seorang diri, beberapa menit yang lalu kedua orangtuanya pergi ke rumah sakit untuk mengantar Rahee—adik Kai.
Pada awalnya Kyungsoo ingin ikut untuk mengantar Rahee ke rumah sakit, tapi ibunya menyuruhnya agar tetap dirumah karena di rumah tidak ada siapa-siapa selain dirinya, Jongkook—adiknya kini tengah pergi dengan teman-temannya untuk acara sekolah.
Bayang-bayang wajah panik Taemin—ibu Kai masih terlintas di kepala Kyungsoo, pikiran Kyungsoo berkelana memikirkan kemana perginya Kai dan ayah Rahee disaat keadaan genting seperti ini.
Malam semakin larut , Kyungsoo menguap kecil kedua matanya sudah terlihat sayu memandang tontonan didepannya, mug yang berisi coklat hangat tadipun kini sudah habis. Bisingnya suara televisi mengisi keheningan rumahnya malam ini, dan samar-samar ia mendengar ketukan didaun pintu rumahnya. Ah mungkin itu orangtuanya. Tidak lama kemudian dia segera membukakan pintu, mengingat cuaca diluar sana kini sangat dingin.
Kyungsoo menggigil ketika merasakan betapa dinginnya hawa di luar rumahnya, kedua mulut yang sebelumnya ingin mengucapkan sebuah sambutan langsung mengatup kembali ketika melihat siapa orang yang kini berdiri didepannya.
"Jongin…" gumamnya.
.
.
.
Butuh beberapa menit bagi Kai untuk mengetuk pintu rumah sahabatnya, beberapa jam yang lalu dia menerima telfon dari ibunya bahwa Rahee sedang dirawat di rumah sakit dan ibunya tidak bisa pulang karena malam ini cuaca begitu ekstrim. Dan ibunya juga bilang bahwa kedua orangtua Kyungsoo tengah menemaninya dirumah sakit, sehingga dia tidak perlu menemaninya, justru ibunya menyuruhnya untuk menemani Kyungsoo. Kemungkin mereka tidak pulang sampai besok hari karena malam ini Seoul tengah dilanda badai salju.
Hanya beberapa kali Kai mengetuk daun pintu rumah Kyungsoo, tak lama kemudian sosok gadis mungil membukakan pintu untuknya, ia melihat sahabatnya itu begitu terkejut melihat kedatangannya.
"Jongin…"
Mendengar suara lembut itu membuat Kai ketagihan dia merindukan suara itu. Panggilan khusus dari sahabatnya.
.
.
.
.
.
Suasana hening dan canggung sangat terasa di Ruang Tv Kyungsoo. Kyungsoo mencuri-curi pandang kearah pemuda yang sedang duduk di kursi yang berbeda dengannya. Kyungsoo beralih memandang kosong mug ditangannya. Kenangan manis dengan Kai dulu terputar kembali dikepalanya. Bahkan ia bisa melihat bayangan kenangan itu ketika dia dan Kai saling duduk berdekatan di satu sofa yang sama sambil sesekali tertawa karena tontonan yang dilihatnya. Tapi lihatlah sekarang, keadaan ini sangat berbanding jauh. Bahkan dia tak yakin ia dan Kai masih bersahabat. Dan untuk pertama kalinya, di malam natal ini. mereka tidak saling bertukar kado.
Kyungsoo menghapus setitik air mata yang menggantung di ujung matanya cepat.
'aishh, kenapa aku menjadi seperti ini' gerutunya dalam hati. Dan tanpa ia ketahui pemuda yang duduk tak jauh darinya melihat tingkahnya saat ini.
"Jongin-ah kau pulang saja, aku tidak apa-apa sendiri"
Kyungsoo membuka suara, sungguh dia tidak tahan dengan situasi ini, dan kenapa pula eommanya itu menyuruh Kai untuk datang kemari toh dia tidak masalah jika sendirian dirumah. Sebenarnya tidak masalah jika Kai menginap, tapi setelah dipikir-pikir dimana pemuda itu akan tidur? Di ruangan ini? dalam cuaca dingin seperti ini? jika saja Jongkok tidak mengunci pintu kamarnya. Pasti Kyungsoo sudah menyuruh Kai untuk tidur di kamar adiknya.
"kau yakin?" tanya Kai, Kyungsoo mengangguk pasti. Kai bangkit dari kursinya kemudian berjalan keluar rumah ditemani Kyungsoo dibelakangnya.
"baiklah, aku pulang" pamit Kai terkesan aneh ditelinga Kyungsoo.
"nde…" balas Kyungsoo mengangguk.
"Jongin..tunggu"
"…"
"Marry critsmas" gumam Kyungsoo pelan kepalanya menyebul dibalik pintu.
"…Marry Critsmas"
Kyungsoo menutup pintunya ketika Kai sudah keluar rumahnya. Namun saat ini dia masih berdiri dibalik pintu sambil menetralkan degupan jantungnya yang tak beraturan.
Baru lima langkah Kyungsoo beranjak dari pintu namun seketika rumahnya berubah gelap total. Kyungsoo terpaku ditempatnya dia paling takut dengan gelap.
Namun tak lama kemudian dia merasakan hangatnya pelukan dari arah belakang, dia mengenali aroma itu. Itu aroma maskulin Kai.
Kyungsoo membalikan badannya, cahaya dari layar ponsel yang tengah di pegang oleh pemuda itu dapat menerangi wajah tampan pemuda didepannya. Perasaannya berubah tenang menyadari kini tidak hanya dia seorang dirumahnya sendiri dalam kondisi listrik padam. Dan tanpa sadar ia memeluk tubuh tinggi dihadapannya.
.
.
.
Kyungsoo berbaring menyamping diatas ranjangnya sambil tersenyum memandang wajah terpejam Kai yang sedang tertidur di kursi yang tak jauh dari ranjangnya. Kyungsoo terus tersenyum mengagumi wajah tampan Kai yang disinari remangnya cahaya lilin, dia tidak menyangka bahwa Kai yang memiliki wajah lucu saat kecil kini berubah menjadi namja dengan wajah tampan yang dikagumi setiap wanita.
"Jongin-ah kau sudah tidur?"
"hmm…"
Kyungsoo mengerjapkan matanya ternyata Kai belum tertidur.
"Jongin-ah tidur disini saja, pasti tidak nyaman tidur disitu" tawar Kyungsoo kini sudah duduk.
Kai masih terpejam, dia mengerang dalam hati kenapa sahabatnya itu dengan santainya menyuruhnya untuk tidur satu ranjang sekarang.
"tidak masalah, kau tidur saja" gumamnya kembali memposisikan tubuhnya senyaman mungkin.
Kyungsoo kembali membaringkan tubuhnya, ia berbaring memunggungi Jongin. Dadanya kembali sesak akan sikap dingin Jongin padanya, dia merindukan Jongin kecilnya dulu. Dia merindukan senyuman hangatnya, tawa renyahnya, kelakuan jahilnya dia merindukan semuanya.
Sekuat tenaga Kyungsoo menelan semua rasa sakitnya, menahan air matanya yang ingin keluar ia mulai memejamkan mata.
.
.
.
Jongin memandang punggung sempit yang tengah terbaring diranjang, berbagai pikiran buruk dan baik bersarang dikepalanya. Satu bulan ini ia benar-benar dibuat gila tanpa kehadiran Kyungsoo, bahkan ia tidak memperdulikan keadaan disekelilingnya sampai-sampai Baekhyun pun memutuskannya dua minggu yang lalu.
'apa kau benar-benar berhubungan dengannya?' batin Jongin bertanya, bayangan Kyungsoo dengan Chanyeol kala itu kembali berputar dikepalanya.
Jongin mendesahkan nafasnya kasar, badannya mulai menggigil akibat cuaca malam ini, penghangat ruangan kini tidak berfungsi akibat padamnya listrik.
Tak ada pilihan, Jongin memberanikan diri untuk menaiki ranjang Kyungsoo. Dengan perlahan ia masuk kebalik selimut tak ingin membuat Kyungsoo terusik karenanya.
Rasanya aneh ketika ia berbaring disebelah Kyungsoo, padahal saat ia kecil dulu ia terbiasa tidur dengan Kyungsoo.
.
.
.
Sebenarnya Kyungsoo belum tertidur, ia tidak bisa tidur ketika mendengar helaan nafas dan suara pergerakan kecil Jongin. Dan tak lama kemudian ia merasakan ranjangnya yang sedikit berguncang. Kyungsoo kembali merapatkan selimutnya saat menyadari bahwa kini Jongin sudah berada tepat disebelahnya.
Kedua obsidian Kyungssoo terlihat lebih segar dari pada sebelumnya, ini diakibatkan karena jantungnya yang bekerja abnormal. Nafasnya memburu dan ia tersentak saat merasakan tubuh besar itu menempel dipunggungnya. Ia merasakan telapak tangan besar dan dingin itu menempel di lengannya. Begitu dingin hingga membuatnya mulai cemas dengan kondisi pemuda yang tengah mencari-cari kehangatan saat ini.
Kyungsoo memutuskan untuk membalikan tubuhnya ketika merasakan tubuh menggigil dibelakangnya. Saat ia membalikan tubuhnya ia mendapati Jongin yang terlihat terkejut dan tak lupa wajahnya yang terlihat mulai memucat karena kedinginan.
"Jongin-ah, gwenchana?"
"eum, aku tidak apa-apa. Tidurlah"
"benarkah? kau terlihat tidak baik-baik saja, wajah mu pucat"
"aku bilang aku tidak apa-apa"
"tubuh mu dingin"
Jongin tidak menjawab perkataan Kyungsoo, pemuda itu semakin mengeratkan selimut untuk menghangatkan tubuhnya.
Tanpa berpikir dua kali Kyungsoo menarik ujung selimut yang di genggam erat Jongin, dengan cepat ia memeluk tubuh pemuda itu kemudian kembali menutupi tubuh keduanya dengan selimut.
"apa yang kau lakukan" tanya Jongin,
"aku berusaha menghangatkan mu"
Jongin melepaskan pelukan Kyungsoo dengan paksa, posisinya kini sudah duduk dan memandang Kyungsoo dengan tatapan berkilat marah.
Kyungsoo terdiam atas perlakuan Jongin, memang dia sudah lancang memeluk tubuh pemuda itu tanpa izin.
"Maaf" gumam Kyungsoo dengan mata berkca-kacanya, ini pertama kalinya Jongin berlaku kasar padanya.
"aku tidak menyangka kau akan seperti ini Kyungsoo"
"maaf, aku hanya.."
"berapa kali kau melakukannya dengan siapa saja kau melakukannya?"
"melakukan apa?"
"jangan berpura-pura bodoh Kyungsoo"
satu tetes liquid yang menggenang di pelupuk mata Kyungsoo kini terjatuh akibat nada bicara Jongin yang terdengar meninggi.
"aku tidak mengerti, apa maksudmu? kenapa kau menjadi semarah ini…" ucapnya diakhiri isakan kecil.
"baiklah akan ku perjelas, aku sudah jengah dengan ini"
"apa kau bercinta dengan Chanyeol?"
Kyungsoo mendongakan wajahnya untuk menatap Jongin, dia semakin dibuat bingung dengan perkataan Jongin yang menyeret-nyeret nama Chanyeol.
"kau melakukan seks dengannya? Berapa kali? Berulang kali?"
Plak
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi kiri Jongin, Kyungsoo menatap Jongin dengan tatapan bencinya. Sungguh Kyungsoo tidak suka mendengar kata-kata menjijikan itu.
"serendah itukah kau menilai ku Jongin-ah? Lantas bagaimana dengan mu?"
"jika aku memang melakukannya? Kau mau apa? Kau tidak berhak melarang ku, kau bukan siapa-siapa—"
Chu~
Kyungsoo memejamkan matanya cepat masih dengan bulir-bulir air matanya yang jatuh berlombaan. Ia tidak bisa terlepas ketika Jongin menarik tengkuknya dan mencium bibirnya lama.
Jongin melumat bibir atas dan bawah Kyungsoo bergantian, sebelum ia melepaskan tautannya ia memberikan kecupan-kecupan ringan di bibir manis Kyungsoo kemudian membawa gadis itu kedalam pelukan eratnya.
"kau bodoh, kau begitu bodoh…kenapa kau tidak mengerti perasaan ku…hiks…aku mencintai mu Jongin-ah" isak Kyungsoo sambil memukuli punggung tegap Jongin.
Jongin terpejam sambil menghujani kepala Kyungsoo dengan kecupan-kecupannya. Jongin sadar dirinya memang terlalu bodoh. Dia dibuat bodoh bahkan gila oleh gadis yang berada dipelukannya.
"aku jauh lebih mencintai mu" ucapnya tulus, Kyungsoo merasa lega luar biasa. Kyungsoo melepaskan pelukannya ketika Jongin kini beralih menangkup wajahnya, ia terpejam ketika Jongin memberikan ciuman panjang dikeningnya.
.
.
.
.
.
Kyungsoo tersenyum ketika Jongin menatap wajahnya sambil tersenyum pula. Ia dan Jongin kini sudah dalam posisi berbaring dibawah selimut yang sama dan saling berpelukan satu sama lain.
"apa kau pernah menghangatkan Chanyeol dengan cara seperti tadi?"
Kyungsoo mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan yang sedari tadi membuatnya bingung.
"seperti ini, apa kau melakukan seperti ini dengannya?" Jongin kembali bertanya sambil memeluk Kyungsoo erat-erat.
"aishh apa maksudmu Jongin…"
"aku melihat mu dengan Chanyeol waktu itu, saat kau akan berangkat kerja. Chanyeol bilang bahwa kau harus menghangatkannya. Dan apa maksudnya itu, pasti kau dan Cha—mphht"
"aishh pikiran mu begitu pendek"
"aku hanya mentraktirnya Coffee. Itu saja tidak lebih" ucap Kyungsoo sedikit kesal. Jongin terlihat berpikir dan itu membuat Kyungsoo masih kesal sehingga dia memukul kepala kekasihnya.
" akh appo…" ringis Jongin, tangan Kyungsoo beralih membelai kepala Jongin kemudian beralih ke pipi kiri Jongin yang sempat ia tampar tadi. Terlihat kini Jongin terpejam ketika Kyungsoo membelai pipinya.
"ya! Kyungsoo, kau tidak sadar sekarang posisi kita tengah dalam poisisi seperti apa? Dan apa kau tidak takut, jika kekasih mu ini tiba-tiba melakukan sesuatu padamu?"
"tidak" balas Kyungsoo ringan, yeoja cantik itu terkekeh melihat wajah terkejut kekasihnya.
"kau menggodaku?" tanya Jongin,
"apa ini sakit?" Kyungsoo bertanya balik dengan wajah sendunya bahkan yeoja cantik itu mengangkat kepalanya untuk meniup pipi Jongin.
Asataga dia benar-benar sedang menguji pertahan Jongin rupanya. Jongin meraih tangan Kyungsoo kemudian menghempaskan yeoja itu kebawahnya, dia memandang tajam kedua bola mata indah itu menelusuri setiap inci wajahnya.
Heart-shapes lips yang terlihat menggoda itu membuatnya ingin merasakan kembali.
Kyungsoo terpejam ketika melihat wajah Jongin yang semakin medekat ke arahnya, hembusan nafas hangatnya menggelitik wajahnya tak lama kemudian dia merasakan hidungnya bersentuhan dengan hidung milik Jongin disusul dengan kenyalnya bibir yang kini melumat bibir atas dan bawahnya dengan lembut.
Jongin menggenggam erat salah satu lengan Kyungsoo, sementara satu lengannya menopang tubuhnya agar tak menindih tubuh mungil dibawah kukungannya.
Salah satu tanggan Kyungsoo yang bebas melingkar di leher Jongin dan menarik pemuda itu agar menciumnya lebih dalam lagi. Keduanya saling melumat, kepala Jongin bergerak kesana kemari mencari posisi nyaman untuk menikmati bibir manis kekasihnya. Sesapan demi sesapan ia lakukan di bibir atas dan bawah kekasihnya. Sebelum merasa kehilangan atas kendali dirinya Jongin kemudian menarik dirinya dari Kyungsoo.
"aku tidak akan melakukannya sebelum kau benar-benar menjadi milik ku" bisik Jongin tepat didepan bibir Kyungsoo.
Kyungsoo yang masih terengah tersenyum, ia pun menelesakan kepalanya ke ceruk leher Jongin ketika pemuda itu merengkuhnya.
"kau membuatku gila, aku tidak sabar ingin menikahimu" gumam Jongin sambil tersenyum. Kyungsoo hanya diam namun rona merah entah karena malu atau bahagia menghiasi kedua pipinya.
Kedua sudut bibirnya terangkat ke atas, ini merupakan malam natal paling terbaik dari malam-malam natal yang pernah ia lalui dengan Jongin sebelumnya.
.
.
.
.
.
END
AN:
Haloo yeorobun 12154kaisoo comeback dengan ff oneshot kaisoo. Sebenernya fanfic ini udah lama di ketik tapi baru rampung tadi malam.
Dan sebelumnya aku pernah publish cerita ini dengan Cast yang berbeda, pairnya Chanbaek cuma aku bedain terakhirnya doang. Sebenernya sih mau post kaisoo duluan, cuma karena permintaan teman ya udah aku publish yang pairnya Chanbaek duluan, itu pun harus melewati proses editing dan setelah aku baca ulang banyak banget kesalahan.
Mau curhat, ini mengenai ABM (Always Be Mine) salah satu ff ku, entah kenapa aku kehilangan feel buat lanjutin itu cerita. Arghhhh….entah kenapa otak ini mentok untuk tuangin masalah dalam rumah tangga. Maklumi author mu ini kan belum berumah tangga *itusihsalahmuthorpilihmarriedlife.
Dan maaf yang sedalam-dalamnya karena author brengsek ini sudah memberikan harapan palsu kepada kalian, yang katanya mau update dua atu tiga hari eh tahunya malah hampir satu bulan ditinggalin. Hehe author sibuk *plak.
Membaca fanfic karya orang lain membuat rasa percaya diri kadang naik turun, itulah yang dirasakan author belakangan ini. Terkadang semangat pun ilang buat lanjutin nulis.
Ini bulan desember dan sebentar lagi bulan januari, bulan spesial buat Kai dan D.O *yeayyyy.
Udahlah segitu aja curcolnya, and the last.
'Setiap orang butuh dihargai'
Don't forget to review guys
See you next time
Bye bye
