Happy School
Cast:
· Choi Minhwa : Adiknya Choi Minho, pacarnya Key. Kelas 1 SMA SM School. Brother complex kelas berat.
· Choi Minho : Salah satu cowok idola di seantero SM School yang betebaran cowok-cowok ganteng. Kelas 2 SMA SM School. Sister complex.
· Umma : Ibunya kakak adik diatas. Galak dan cerewet.
Part 1: Surprise
Pagi ini cerah. Matahari bersinar terang. Burung-burung kecil berkicau riang, mengajak orang untuk bangun dan mulai beraktifitas.
Buatku dan kakakku sih, suara burung-burung itu seperti membujuk kami untuk tidur lagi.
"Minhwa! Minho! Banguuun!" suara umma menggema di dalam rumah. Aku cuma menggerundel tak jelas dan menarik selimut sampai menutupi kepala, tidur lagi. Terdengar suara pintu menjeblak terbuka dari ruangan sebelah, kamar kakakku. "Minho, bangun! Cepat bangun! Yaa kenapa kau malah berguling tidur lagi? Ayo bangun!" jerit umma. Aku tersenyum dalam tidurku. Aku dan oppa memang saudara sedarah. Setelah menjerit-jerit histeris beberapa lama suasana di kamar sebelah hening lagi. Kali ini pintu kamarku yang menjeblak terbuka. "Anak perempuan satu ini kenapa mirip sekali sifatnya dengan kakaknya? Bangun, Minhwa!" jerit umma sambil mengguncang-guncang tubuhku.
"Lima menit lagi, umma."
"Sekarang sudah jam 7.30. Tidak ada kata 'lima menit lagi'!"
Aku menarik selimut itu lebih erat sambil mengerang. "A~h. Telat sedikit tidak bakal mati kok," ujarku malas. Tiba-tiba selimut yang menutupiku lenyap. Dengan kaget aku membuka mata dan dihadapanku berdiri ummaku, wajahnya mirip setan yang sedang murka, tangan kanannya mengenggam selimut merahku. "Sampai hitungan ke-5 belum ke kamar mandi, awas! Satu..."
Aku langsung bangkit. "Kenapa nggak hitungan ke-10 aja sih? !"
"Dua..."
Ummaku sedang tidak mau kompromi. Aku langsung repot mencari handukku.
"Tiga..."
Dimana sih handukku? Oh iya, kemarin kan' kugantung disamping lemari!
"Empat..."
Buru-buru kusambar handukku dari gantungan baju dan berlari menuju kamar mandi di kamarku.
"Lima!"
Klek. Aku sudah mengunci pintu kamar mandi saat umma menyerukan hitungan terakhir. Sambil menghela nafas lega aku memutar keran shower dan menjerit saat tersiram air dari atas. Piyamaku basah aku lupa belum buka baju.
Setelah rapi, aku turun ke dapur untuk sarapan. Dengan santai aku mencaplok setangkup roti bakar dan meneguk segelas susu coklat hangat. Umma sedang sibuk mencuci piring. "Umma, Minho oppa mana?" tanyaku saat menyadari ketidakberadaan kakak lelakiku itu. Ibuku tersentak dan langsung mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. "Iya ya. Kemana dia? Jangan-jangan dia belum turun dari tadi," gumam ibuku. Aku cuma mengangkat bahu. "Minhwa, panggil kakakmu gih," perintah ibu. Aku mendengus protes tapi pandangan ummaku membuatku urung membantah. Dengan menghentak-hentakkan kaki aku berjalan keluar dapur dan berjalan menaiki tangga. Dasar kakak yang menyusahkan!
Aku mengetuk pintu dengan keras. "Minho oppa, cepat keluar!" seruku sambil terus mengetuk pintu. Tidak ada tanggapan. Aku membuka pintu dan mengintip ke dalam. Kakakku tidak ada disana. "Oppa?" panggilku sambil masuk ke kamarnya. Aku merunduk ke kolong tempat tidur. Tidak ada. Di belakang lemari, tidak ada. Di dalam lemari juga tidak ada (*emangnya kecoak?*). Berarti satu-satunya kemungkinan dia ada di
Aku membuka pintu kamar mandinya tanpa mengetuk dan menjerit saat menginjak sesuatu yang dingin dan basah. Ternyata tangan. gumamku lega. Eh, tunggu dulu. Tangan? Tangan siapa? Dan aku menjerit lagi saat melihat pemandangan di depanku.
Kakakku, masih memakai baju mandi, tengkurap di lantai kamar mandi. Dengkuran pelan terdengar darinya. Tangannya direntangnkan di lantai.
"Umma! Minho oppa tidur di kamar mandi!" jeritku sekencang-kencangnya.
.
.
.
Author's note: Halo! FF pertama di section ini, tapi bukan ff baru sih. Seperti yang gue bilang, repost dari cerita gue di fb. Jadi kalo ada yang ngerasa pernah liat dan mikir gue njiplak. silahkan konfirmasi ke gue. Gue kasih bukti gue author aslinya.
Yah, mind to RnR?
