Tittle : OMG! We are in Trouble
Pair : YunJae, and another slight pair
Genre: Romance, hurt/comfort
Author : Jung RhaBear
OMG! We are in Trouble
Heechul POV
"Ada yang ingin kubicarakan appa, umma". Sekarang, hanya ada kami bertiga diruang tamu. Untunglah adikku sedang ada les piano, jadi kalo pun aku akan ditampar bahkan berbagai tindak kekerasan lainnya aku siap asal jangan dihadapan adikku.
"Tidak seperti dirimu saja Chullie, biasanya juga kalo ada yang ingin dibicarakan langsung saja tanpa ada permisi segala. Baiklah, mau bicara apa kamu, sayang?". Umma ku tersenyum lembut ke arahku. Aku jadi semakin bersalah. Maafkan aku telah mengecewakan kalian
"Aku hamil" ujarku to the point
PRANG
Aku terkejut melihat gelas yang ditangan appaku terjatuh.
"Kau bilang apa?" Appaku langsung berdiri dan menghampiriku. Umma berdiri disamping appa.
"Aku hamil. Mian"
PLAK
Pertama kali dalam hidupku aku ditampar oleh appa. Walaupun aku sudah menyiapkan mental untuk ini, tetap saja rasanya sakit. Bukan, bukan pipiku yang sakit. Tapi hatiku.
"Gugurkan anak sialan itu sekarang!"
"Mian appa. Aku tidak bisa. Ini anakku dan aku akan membesarkannya walau tanpa ayah sekalipun"
"Siapa yang menghamilimu, Chullie. Kami akan meminta pertanggung jawaban lelaki itu. Ne appa?" tanya umma.
"Mian, aku tidak bisa memberitahu siapa lelaki itu umma. Yang penting, aku akan membesarkannya sendiri"
PLAK
"Appa bilang gugurkan! Kalau kau tidak mau, pergi kau dari rumah ini dan kau kuanggap sebagai tidak anakku lagi!"
"Chullie, gugurkan saja anaknya, ne?" bujuk umma.
Akhirnya, airmata yang sedari tadi kutahan mengalir juga. Aku gigit bibir bawahku kupejamkan mataku. Tekadku sudah bulat!
"Aku mencintai kalian. Tapi aku juga mencintai anakku. Mianhe. Umma, appa Chullie pergi. Take care"
"Chullie-ah, jangan pergi nak! Chullie!"
Hari itu hari yang yang takkan pernah terlupakan dihidupku. Dimana aku meninggalkan rumah, appa, umma, juga adikku Jaejoong.
Mianhe...
END POV Heechul
.
.
.
Jaejoong POV
~7 tahun kemudian~
"Joongie, hari ini kamu libur belajar ya?"
"Libur lagi umma?"
"Nde, Lee seongsanim sedang ada urusan. Belajarnya kapan-kapan saja ya?"
"Tapi... ahh, baiklah umma"
"Itu baru anak umma"
BLAM
Ahh, sudah 7 hari lamanya aku tidak belajar dengan Hyori seongsanim. Kenapa seongsanim tidak datang-datang kerumah Joongie lagi ya? Memangnya Hyori seongsanim ada urusan apa, sih?
'Aku kangen sekolah lamaku. Kenapa sih aku harus homeschool segala?' pikirku.
"ANDWAE!". Aku ralat ucapanku barusan. Aku tidak merindukan sekolah lamaku dan aku tidak menyesal karena harus homeschool. Malahan aku harusnya bersyukur, karena dengan homeschool ini aku terhindar dari yang namanya bahaya pergaulan bebas!
Terhindar dari narkoba, kriminal, pelecehan, bahkan seks bebas! Kalau hamil bagaimana?
Untunglah appa selalu memberiku nasehat agar JANGAN pernah berdekatan dengan NAMJA kecuali NAMJA BAIK-BAIK.
Hanya namja?
Iya hanya namja, karena appa ku bilang hanya namja yang bisa membuahi atau dibuahi. Sedangkan yeoja hanya bisa dibuahi tanpa bisa membuahi.
"Ough, aku harus berhati-hati dengan namanya namja" batinku.
Kenapa mendadak aku jadi haus gini ya? Kedapur ahh ambil air...
END POV Jaejoong
.
.
.
"Yeobu, sepertinya kita harus menjual beberapa barang kita untuk melunasi hutang perusahaan di Bank". Ujar Hyun Joong kepada istrinya JungMin.
"Kenapa mendadak sekali, chagi?" tanya
"Itu gara Lee SooMan, yeobu! Dia telah menggelapkan dana perusahaan! Para investor tidak percaya lagi dengan perusahaan kita, sehingga mereka menarik saham mereka, yeobu. Perusahaan kita sudah bangkrut. Sepertinya aku harus cari pekerjaan lain, yeobu"
Dengan tersenyum menjawab, "Gwencana, kita masih bisa buka usaha baru bukan? Aku bisa memasak, kita buka toko roti saja. Bagaimana?"
"Ani, aku masih ada. Kau tidak usah bekerja, arra?"
"Tapi.."
"Tidak ada tapi-tapian!" "Jaejoongie, bagaimana?" tambah membuat alismata istrinya bertaut tidak mengerti.
"Maksudku, sekolah uri Joongie."
"Hyori-ssi tidak datang lagi kemari. Sepertinya ia kesal karena gajinya tidak penuh seperti dulu". Hyun Joong menundukkan kepalanya, "Bahkan menyekolahkan anak sendiri tidak sanggup"
menggelengkan kepalanya, "Joongie masih bisa sekolah kok"
"Biaya homeschool itu mahal, lagipula aku masih punya hutang dengan..."
"Siapa bilang harus homeschool lagi? Kita masukkan saja Joongie ke sekolah umum. Lebih murahkan?" jelas
"Sekolah umum? Ani!" tolak Hyun Joong
"Wae? Itu solusi yang terbaik, arra?"
"Yeobu, sekolah diluar itu sangat bahaya buat uri Joongie. Banyak tindakan kriminal diluar sana! Bagaimana kalau uri Joongie dihamili pria tak bertanggung jawab lalu pergi meninggalkan..."
"Chagi, aku tau kau masih trauma, tapi Jaejoongie sudah besar dia pasti bisa menjaga dirinya dengan baik. Lagipula, kalau tidak seperti itu, bagaimana Joongie sekolah? Kau mau dia bodoh, eoh?"
"Appa mana yang mau anaknya bodoh?"
"Yasudah kalo gitu jual seluruh rumah kita, termasuk yang ini juga. Jual pula mobil-mobil yang tidak terpakai itu, tapi sisakan satu mobil Porsche yang warna merah. Joongie suka mobil itu. Sehabis melunasi hutang-hutang itu, kita daftarkan Joongie ke sekolah umum. Have question?" jelas JungMin.
"Pertama, kalo seluruh rumah kita dijual, kita tinggal dimana? Kedua, bagaimana dengan mobil Sport biru milikku dan limosine milikmu? Ketiga, dimana sekolah terbaik untuk Joongie?" tanya HyunJoong.
"Jawaban pertama, kita beli saja rumah yang sederhana. Kedua, mobil bodoh itu dijual, arra? Ketiga, aku akan daftarkan Joongie di SM High School saja. Itu sekolah terbaik di Seoul, ne."
"Umma bilang apa? Daftarkan Joongie sekolah umum?"
"Joo.. Joongie-ah"
"Appa, umma, jawab Joongie!" bentak Joongie.
"Ne. Itu benar. Joongie, keluarga kita sedang ditimpa krisis ekonomi, untuk sementara kamu sekolah umum tidak apakan? Hanya untuk sementara kok." Bujuk JungMin, umma Jaejoong.
"Joongie-ah, kalau kau tidak mau tidak usah dipaksakan. Appa akan mendatangkan guru lagi untuk homeschool Joongie, ne" sergah HyunJoong, appa Jaejoong.
"Chagi, tapi kita sedang krisis..."
"Gwencana umma, appa. Joongie mau kok sekolah umum. Malahan Joongie senang karena dapat berkumpul lagi dengan teman baru Joongie. Appa, umma, gomawo"
"Benarkah itu Joongie?" tanya umma Jaejoong. Dibalas dengan anggukan mantap Jaejoong.
"Joongie-ah, kalau memang tidak..."
"Jadi kapan Joongie bisa sekolah umma, appa?" potong Jaejoong
HyunJoong tersenyum melihat anaknya Jaejoong. Padahal ia kira anaknya akan menolak gagasan istrinya, JungMin. Tapi ternyata, Jaejoong menerima dengan senang hati. Tapi tetap saja masih ada perasaan takut dihati HyunJoong. Ia masih trauma dengan anak pertamanya yang terlibat pergaulan bebas. Ia tidak ingin Jaejoong mengalami hal yang sama.
Melihat raut wajah appa nya Jaejoong pun berkata, "Appa, aku tau apa yang dipikiranmu sekarang. Sudahlah appa, percayalah pada Joongie. Joongie bisa jaga diri appa. Ne umma?"
Umma Jaejoong mengangguk sambil tersenyum.
"Baiklah, appa akan mengurus semuanya. Lusa, Joongie sudah bisa sekolah, ne?"
"Gomawo appa. Gomawo umma"
.
.
.
Jaejoong POV
~Di kamar Jaejoong~
"Bagaimana ini? Lusa aku akan masuk sekolah umum!"
Baiklah, aku bohong mengatakan aku senang bersekolah umum, itu bohong! Sejujurnya aku sangatlah takut sekolah diluar. Banyak tindakan kriminal dimana-mana. Andwaeeeeeeeee!
Tapi aku tidak boleh egois. Appa dan umma sedang ada krisis ekonomi, aku tidak ingin menyusahkan mereka. Aku harus berbakti dan membahagiakan mereka juga. Salah satunya dengan cara memenuhi permintaan umma. Sekolah umum.
Pasti disana banyak namja yang jahat. Aku harus berhati-hati terhadap mereka. Dan lagi, aku harus menyiapkan mental yang kuat. Yang penting aku harus jadi namja yang baik-baik, jangan pernah cari masalah disana.
Aku sekarang kelas 2 SMA. Aku harus bertahan 1 tahun beberapa bulan saja. Aku pasti bisa!
Kim Jaejoong, Fighting!
.
.
.
To Be Continue
Author Note:
Terimakasih buat reader yang sudah mau meluangkan waktunya untuk membaca fanfic pertama ku ini (yaah, itupun kalo memang ada sih yang mau baca). Bagaimana? Menarikkah? Atau membosankan? Maka dari itu, sampaikan krikitan atau saran di review aja yaa. Ditunggu
Gomawo...
