"SHI-A-WA-SE"

Naruto belong to Masashi Kishimoto

Warn : Crack pairs, OC, AU, typical, shoujo manga-kun.

.

.

.

Kurebahkan diriku di atas kasur yang empuk ini, tak ada yang lebih nyaman selain kamar sendiri—setelah kamar kekasihku tentunya— Kulirik sekilas jam dinding yang tergantung manis berbentuk buah tomat kesukaanku di dekat meja kerja. *Sebagai informasi tambahan jam itu adalah hadiah pemberian dari kekasihku yang juga penyuka tomat.

Pukul 14.15

Sebuah anugerah aku bisa pulang lebih awal seperti ini, biasanya aku akan pulang larut malam dan membawa pulang dokumen-dokumen yang belum kuselesaikan di kantor.

Aku menghela napas.

Sifat malas memang bukan sifatku. Namun, untuk beberapa saat ini pengecualian. Aku teramat sangat lelah, aku bahkan malas untuk menceritakan kesibukan apa yang membuatku hingga seperti ini.

Intinya aku hanya sangat lelah, itu saja.

Kucoba mengganti posisi tidurku agar menjadi lebih nyaman. Teringat sesuatu, kemudian kuraih Smartphone-ku untuk melihat daftar panggilan di sana. Namun nihil, tak ada satu panggilan-pun. Bahkan tak ada satu pesan-pun?

"Cari mati dia rupanya." kesalku, kemudian kulempar kembali Smartphone yang tak berdosa itu.

BRAKK!

Suara keras yang berasl dari arah pintu itu membuatku menoleh cepat. Untuk mendapati sang pelaku yang sekarang berlari ke arahku dengan teriakannya yang nyaring.

"SASUKE-KUUUNN!"

BRUGH

Ia menjatuhkan tubuhnya tepat di atas tubuhku yang sedang berbaring terlentang. 'Arghh' erangku menahan sakit. Dia tak main-main saat melompat menindih tubuhku.

"Jahat sekali, kau tak memberi tahuku kau pulang cepat." ucapnya sambil menatap manja, masih dalam posisinya yang menindihku 'sial!' Aku sangat menyukai tatapannya yang seperti itu.

Aku hanya diam tak mengatakan apapun. Tak menolak, juga tak merespon 'sialnya' juga aku malah memasang tampang masam' berada di sampingnya selalu membuatku melakukan hal yang sebaliknya tak ingin kulakukan. Hingga akhirnya ia bangkit sendiri dan duduk di sebelahku.

"Kau benar-benar tak ingat padaku heh?" ia memalingkan wajahnya, "Padahal aku menunggu kabar darimu." lanjutnya masih tetap melihat kearah lain.

Aku mencibir, "Siapa suruh kau tak menghubungiku lebih dahulu."

"Kau sendiri yang bilang jangan menggangumu. Makanya aku hanya menunggu kabar darimu."

Ah, benar juga. Aku sampai melupakan itu.

Aku ikut bangkit dan duduk di sampingnya, "Sudahlah," salah! Seharusnya aku berkata 'maaf' sialan.

"Setelah ini apa kau masih ada acara lain?" tanyanya masih tetap tak melihat kearahku.

1 detik

2 detik

3 detik

"Sasuke—"

"Tidak." jawabku cepat dan singkat. Akhirnya aku bisa membuatnya menoleh padaku, aku benci saat dia tak melihat kearahku.

"Lalu?" tanyanya lagi menggantung.

"Aku tidak tahu." jawabku seadannya yang sukses membuatnya manyun. Tolong jangan lakukan hal itu, membuatku ingin melumat bibir ranum itu saja.

"Sore ini aku ada pertemuan dengan teman klien ayah sebentar." lanjutku yang sukses membuatnya bangkit berdiri dan berkacak pinggang kemudian berkata, "Cih! tidak berguna, kencan saja tidak bisa. Percuma sekali aku memiliki kekasih tampan kalau—"

"Malam ini pukul tujuh kujemput untuk makan malam." Aku menyela cepat, "Kalau kau berkata seperti tadi lagi, tamat riwayatmu." ancamku kemudian berlalu menuju kamar mandi. Setelahnya aku hanya mendengar ia berteriak senang.

Aku hanya tersenyum dibalik pintu kamar mandi. Kalau kalian melihat hubungan kami dari sudut pandang orang ketiga mungkin kalian akan salah paham. Tapi aku akan tegaskan di sini, Aku Uchiha Sasuke memiliki semuanya, semua yang kuinginkan. Harta, cinta dan kekuasaan. Sangat dan sangat mencintai kekasih yang sudah kupacari selama tiga tahun. Yamanaka Ino.

OWARI