fanfic paling pertama... sangat pertama sempet lupa bikin header-footer.

senpai-senpai author, tolong bantuannya... yoroshiku onegaishimasu *hail*


Srek. Seorang murid membuka pintu. Sekejap seluruh kelas yang ribut seperti pasar menjadi sepi seperti kuburan. Bisikan-bisikan mengiringi murid tersebut masuk ke dalam kelas tersebut (jadi horor betulan deh). Lagi pula penampilannya sangat menyeramkan! Tangannya berotot, walau tidak begitu menonjol, poninya hampir menutupi mata kanannya, tangan kanannya dimasukan ke dalam saku rok mirip seperti gangster yang berkeliaran di jalanan, dan tatapan matanya sangat mengancam. Ia adalah Megumi, ketua gangster di daerah ini, menurut gossip yang beredar tentunya. Ia tidak menghiraukan keheningan yang ia buat dan langsung menempati tempat duduk paling pojok belakang dan membaca buku, seperti tidak ada apa-apa. Tidak lama kelas menjadi ribut kembali, walau tidak seribut tadi. Sepertinya para murid yang berada di kelas itu merasa terancam dengan keberadaan Megumi. (Memang sih...)

Murid-murid di kelas itu saling berkenalan, seperti yang dilakukan murid baru dalam kelasnya yang baru. Dan ya, mereka adalah murid baru, tepatnya murid kelas 1-3 baru SMA kings. Dan tentu saja Megumi adalah murid kelas 1-3 juga, sehingga murid-murid di kelas itu berada dalam teror di hari pertama mereka. Saat ini, mereka sedang berkumpul di kelas mereka masing-masing sesuai yang tertera di papan pengumuman setelah mengikuti upacara penerimaan murid baru dan sedang menunggu wali kelas mereka yang baru.

Tiba-tiba seorang cewek umur 20an masuk ke kelas tersebut sambil berteriak, "Selamat pagi semuanya! Kelas akan segera dimulai, tolong semuanya duduk di tempatnya masing-masing!" Dengan segera seluruh murid segera duduk ke tempatnya masing-masing, namun Megumi tidak menghiraukannya dan tetap membaca buku. "Nama saya Megurine Luka, panggil saja luka. Saya akan menjadi wali kelas kalian selama tahun pelajaran ini. Saya berharap kalian dapat menjadi kelas yang kompak. Sekarang kita absen dulu ya." kata wanita itu, maksudnya Luka, dan mengabsen murid-murid kelas 1-3 untuk yang pertama kali. "OK, sekarang kita akan mengadakan pemilihan pengurus kelas. Ada yang ingin menominasikan diri menjadi ketua kelas?" tanya Luka, dan seperti biasa, tidak ada murid yang mengangkat tangan. Siapa yang ingin repot-repot menjadi ketua kelas? "Kalau begitu, ada yang ingin menominasikan temannya untuk menjadi ketua kelas?" tanya Luka lagi, dan seperti biasa, tidak ada murid yang mengangkat. Siapa yang ingin dimusuhi oleh temannya yang baru (sangat baru, baru lima menit-an) karena menominasikannya? Tanpa diduga, menunjuk ke arah Megumi.

"Kau yang ada di pojok kiri, yang sedang baca buku! Siapa namamu?." tanya Luka.

"Megumi." jawab Megumi.

"Megumi. Kau setuju untuk menjadi ketua kelas?" tanya Luka dengan senyum iseng.

"Eh?" teriak seluruh murid dengan heran.

"Terserah." jawab Megumi singkat.

"Baik, dengan begitu ketua kelas kita yang baru adalah Megumi. Beri tepuk tangan!" kata Luka dengan entengnya.

"EEH?" teriak seluruh murid dengan lebih kencang.

Sekejap suasana kelas menjadi tegang, sangat tegang.

-PALS-

"Pulang sekolah nanti akan ada briefing untuk pengurus kelas di ruang serba guna, pengurus yang sudah ditunjuk, datang ya, jangan telat!" kata Luka sambil keluar kelas. Tak lama kemudian para murid mulai berkumpul dengan teman-teman baru mereka. Kebanyakan murid berkomentar tentang wali kelas mereka yang lucu-lucu-imut dan ketua kelas mereka yang menyeramkan, dua hal yang akan menjadi gosip terhangat hari ini, mungkin untuk satu minggu ke depan juga. Megumi mengambil tasnya dan keluar kelas itu dan naik ke atap sekolah.

"Ah, atap sekolah. Tempat terbaik di sekolah." katanya sambil bersantai-santai. Seperti yang ia lakukan sejak SMP, ia mengambil kursi di dalam gudang atap dan membawanya ke atap gudang itu. Tentu saja ia kemudian duduk dan melanjutkan bukunya.

"Kau yang di belakang tanki air, toilet ada di dalam sekolah." teriak Megumi sambil membaca. Keluarlah seorang laki-laki dari belakang tanki air.

"Ya, aku tahu ada toilet di... eeh, aku bukan sedang..."

"Oh ya?"

"Aku bukan anjing!"

"Tidak harus jadi anjing untuk berbisnis di situ."

Muka cowok itu langsung memerah dan matanya berkaca-kaca. (Mau nangis maksudnya.)

"Bercanda, bercanda..." kata Megumi sambil menengok ke arah cowok itu dengan sedikit tersenyum. Cowok itu langsung tertawa malu.

"Aku Len dari kelas 1-2." kata cowok itu ragu-ragu. "Senang bertemu dengan mu." lanjutnya.

"Bagaimana kau bisa ke sini? Untuk apa kau ke sini?" tanya Megumi tegas tanpa basa-basi sambil melanjutkan bukunya.

"Eh?" tanya Len dengan ragu.

"Jawab saja pertanyaanku!" tegas Megumi.

Keadaan langsung menjadi tegang dan mencekam (bagi Len).

"Aku punya kunci master sekolah ini." akunya dengan ragu. "Aku ke sini hanya untuk mencari udara segar kok."

Megumi langsung menatap mata Len dengan garang. "Kalau kau hanya ingin mencari udara segar, jangan di sini!"

Len yang adalah cowok imut-imut langsung ketakutan dan kabur ke dalam gedung sekolah. (Sepertinya dia di sana langsung menuju toilet karena hampir ngompol.)

-PALS-

Sore pukul 5 lebih, Megumi berjalan melewati jalan-jalan besar. Tetapi kemudian ia memasuki sebuah gang sempit yang menuju perumahan kumuh. Beberapa orang yang lewat mengira Megumi adalah seorang gangster yang nge-gang di situ dan mulai berbisik-bisik mencacinya (alias ngomong sendiri). Setelah agak lama Megumi berjalan menyusuri gang itu, ia memasuki sebuah rumah yang kecil, jelek ,dan tua, tetapi tidak benar-benar kotor.

"Paman, aku pulang."megumi setengah berteriak.

"Eh, Megumi sudah pulang? Bagaimana sekolah?" sahut seorang pria berumur 50an yang sedang asik memasak.

"Baik. Aku dipilih menjadi ketua kelas, tetapi bukan suatu hal yang bisa dibanggakan. Aku dipilih oleh guru yang iseng." gerutu Megumi sambil menaruh tasnya di pojok ruangan dan tiduran di lantai.

Pria itu hanya tertawa dengan pelan. "Tidak apa-apa, mungkin guru itu punya maksud lain. Sekarang bantu paman masak." katanya dengan halus.

"Tidak mungkin ada maksud lain." sahut Megumi sambil mengambil celemek yang tergantung di dinding dan membantu pria itu memasak.


next- chapter 2: apa itu "teman"?