I'M NOT HIM
HUNHAN
Cast:
Oh Sehun
Xi Luhan
Do Kyungsoo
Kim Jongin / Kai
Ahn Yeon-seok (Oh Yeon-seok)
Byun Baekhyun (Xi Bai Xian)
Park Chanyeol
Seo Hyun (Oh Seo Hyun)
Kim Tae Woo (Oh Tae Woo)
Yaoi Hurt Comfort Romance Mature M-preg
Ps: Dengan bertambahnya Chapter, cast lain akan muncul.-
Summary : Kisah Luhan yang mencintai Yeon-seok, begitu juga sebaliknya, tetapi Tuhan berkehendak lain, Luhan kehilangan kekasihnya Yeon-seok yang dikabarkan meninggal akibat ledakan pesawat menuju Beijing untuk menemui dirinya. Hingga di hari penghormatan terakhir Yeon-seok, Luhan melihatnya masih hidup. Mungkinkah kekasihnya masih hidup??
~I'M NOT HIM~
Happy reading!
Chapter 1 : Us
"Hyung~~" Luhan dengan lembut membelai surai brunette di balik blanket satin hitam yang menutupi tubuh seorang namja, dan hanya dibalas dengan dengkuran halus, membuat Luhan si namja manis makin mengguncang pelan sang objek.
"Hyung~" bisiknya lembut di telinga namja yang kini makin menggulung tubuhnya, dan itu membuat Luhan kesal.
"Aish~ireon--tidurlah semaumu, aku tak perduli--aaah!--jinjja." Teriak Luhan kesal dan beranjak dari pinggiran ranjang tetapi--
"GYAAAAA--YEONSEOK HYUUUNG--"
"Hahahaha--Aww!! Ya!"
"Nih!!! Rasakan--hyung jahat..jahat.." Dengan kesal Luhan memukul dada telanjang namja yang kini memeluknya.
"Ya! Ya! Ya! Kau ingin membunuh kekasihmu oeh?" Ujar Yeonseok memeluk erat tubuh mungil Luhan.
"Ne!! Aku ingin membunuhmu--aishh jinjja.." Desis Luhan sambil memngerucutkan bibirnya dan terlihat menggemaskan di mata Yeonseok saat ini.
"Geuraeyo? Kau yakin itu? Kalau aku mati nanti siapa yang akan membuatmu mengerang nikmat diatas ranjang eoh?" Ucap Yeonseok dengan bahasa-vulgar-nya yang menggoda.
"Ya! Pervert hyung!!" teriak Luhan sambil melepaskan pelukan Yeonseok. "Mwo?? Kalau aku pervert, terus bagaimana dengan yang tadi malam mendesah--ahh~Kuài diǎn gege~ohh Kuài diǎn~Kuài--awww!!" Yeonseok meringis mengusap pinggangnya bekas cubitan kilat dari jari mungil Luhan.
"Huwaaa aku benci hyuuung--aaaaah! Hiks" Rengek Luhan kesal dan menjauh dari Yeonseok.
Melihat itu Yeonseok sangat menyesal. 'Aishh, pabbo kau Yeonseok' rutuknya dalam hati.
"Luhan-ah, mianhae sayang" ucapnya menyesal sambil menarik tubuh Luhan dan mendekapnya, tetapi Luhan malah menjauh.
"Sireo! Stay away from me!" Teriak Luhan kesal.
"Huwaaaa--Lulu jahaat--huwaaa, Lulu tidak mencintaiku lagi huwaaaa..."
Luhan terperangah mendengar rengekan Yeonseok yang terdengar seperti anak kecil, sambil membalikkan tubuhnya mengusap sayang wajah kekasihnya.
"Hy-hyung, kenapa menangis??" Tanya Luhan hati-hati. "Aku masih mencintaimu Hyungie" lanjutnya tanpa mengetahui seringaian srigala yang telah menipunya dan dengan gerakan cepat Yeonseok menarik tubuh Luhan menghempas ke sisi kanannya dan menindih tubuh mungil itu.
"Ya! Hyung, kau menipuku, napeun! Lepas!" Teriak Luhan lantang.
"Sireo! Sebelum kau memberiku morning kiss" sahut Yeonseok sambil terus menahan desakan tubuh Luhan yang meronta di bawahnya, dan jujur saja membuat tubuh bagian selatannya turn on menerima gesekan dari kedua paha Luhan yang terbuka karena ia hanya memakai kemeja kebesaran milik Yeonseok.
"Setidaknya kau sarapan dulu Hyungie~" rengek Luhan mempoutkan bibirnya membuat degup jantung Yeonseok berdetum cepat apa lagi melihat Luhan kini menggigit bibir bawahnya seakan-akan menggodanya.
"Aaahhh, kenapa wajah itu sayang, wajah yang selalu membuatku terjatuh semakin dalam dengan pesonamu my Lulu." Desah Yeonseok tanpa berkedip memandang kekasih mungilnya dan itu membuat Luhan mengalihkan pandangannya ingin menutup wajahnya yang kini memerah.
"Andwae! Jangan mengalihkan pandanganmu, ayo Luhan tatap mataku, kau mencintaiku kan?-" suara Yeonseok yang mengalun lembut di pendengaran Luhan.
Dengan wajah yang memerah Luhan mengalihkan pandangannya kembali menatap dalamnya tatapan onyx Yeonseok.
"Aku mencintaimu Hyungie. Sangat mencintaimu--" alunan suara lembut Luhan membuat Yeonseok menahan nafasnya memandang cantiknya wajah namja mungil-nya, hidup-nya, dan matanya adalah kedamaian-nya, bibir itu--bibir yang merah alami selalu lembut terasa setiap ia menyesapnya. Yeonseok tidak tahan, dengan perlahan ia mengecup bibir manis Luhan, lembut tanpa penekanan, tanpa paksaan.
Luhan yang slalu menikmati perlakuan kekasihnya, seperti tertarik lebih dalam, tanpa daya, terlena dengan kecupan-kecupan memabukkan yang dilakukan tunangannya Yeonseok yang saat ini terus saja memperdalam kecupannya menjadi lumatan gairah yang membuncah, membuat darah mereka makin naik dan panas dengan mempererat pelukan mereka diselingi bunyi kecapan dan desahan yang terlontar dari bibir si mungil.
"Luhan--" Yeonseok mengerang tertahan mengeluarkan suaranya yang serak karena gairah.
"Tetaplah bersamaku, jangan berpisah, tanpa mu aku bisa mati.." Dengan cepat Luhan mengantup bibir kekasihnya dengan jemari lentiknya cepat dan mengerang frustasi. "Hentikan Hyungie, jangan katakan tentang perpisahan dan kematian, aku ingin kau hidup bersamaku, hanya kau yang aku miliki."
Yeonseok tersenyum bahagia dan kembali melumat panas bibir tunangan mungilnya, melahap habis tanpa sisa sampai bibir si mungil terbuka memberi jalan sang dominan melakukan france-kiss, melumatnya menggila bagaikan tiada hari esok.
Luhan pun begitu, membalas perlakuan Yeonseok menelusup lidahnya agar dinikmati sang kekasih.
Jemari Yeonseok menelusuri lengan Luhan dengan panas dan penuh gairah, makin menuruni sentuhannya sampai ke paha dalam Luhan dan membuat si mungil mengeram tak tahan dan membuat pangutan mereka terlepas. "Hyungie... Kau menginginkannya lagi?" Tanya Luhan di helaan nafasnya yang terengah-engah.
"Kau tau jawabannya sayang, aku tak bisa berkata 'tidak' saat bersamamu" Yeonseok membelai pipi chubby kekasihnya.
Luhan tersenyum penuh arti. "Siapa yang bilang tadi malam kalau pagi ini ada rapat penting." Ucap Luhan sambil mengedip-kedipkan matanya nakal.
"Aaahh..." Yeonseok menepuk dahinya kesal sambil memandang sesuatu yang menyembul didalam celananya. "Sayang--sepertinya aku harus mandi air dingin pagi ini." Dengan gerakan cepat bangun dari atas tubuh Luhan.
"Setidaknya aku telah berusaha membangunkanmu.." Luhan bergerak ke pinggir ranjang sambil menyilangkan kaki jenjangnya terlihat menggoda.
"Dan kau harus bertanggung jawab dengan ini setelah aku selesai rapat.." Sahut Yeonseok sambil menunjukkan 'milik'nya dan membuat Luhan blushing dan kesal melihat tunangannya yang tidak tahu malu memperlihatkan miliknya. "Ingat... Ini bersambung sayang.. It will continue.." Lanjutnya dengan cepat Yeonseok membuka seluruh celana piyama hitam-nya dan segera masuk ke dalam kamar mandi.
"Yah, katakan continue jika kau pulang cepat malam ini sayang." Lirih Luhan tersenyum manis sambil mengambil celana piyama yang di lempar asal tunangannya tadi, memasukkannya ke-dalam keranjang pakaian kotor dan beranjak keluar kamar menyiapkan sarapan.
-
-
-
~I'M NOT HIM~
-
-
-
"Sayaang, pasangkan dasiku..aaah ige mwoyaaa.." Teriakan Yeonseok membuat Luhan jengah. "Ahhh.. Selalu saja seperti ini.." Luhan pun melepaskan apronnya dan melangkah menuju kamar mereka.
Yeonseok membungkukkan sedikit tubuhnya agar Luhan dapat dengan mudah mengaitkan dasi pada kerah kemejanya.
"Baiklah bayi besarku sayang, aku akan melingkarkan dasi ini disini, memutarnya begini, dan memasukkannya dibagian ini, selesai, kau tampan Hyungie" Luhan menepuk pelan kemeja di bagian dada yang dipakai Yeonseok dan dengan cepat ia menarik Luhan dalam pelukannya. "Berikan bayi besar-mu ini ciuman yang memabukkan dan aku akan menjadi bayi besar mu selamanya." Bisik Yeonseok di telinga Luhan sambil mengecup dengan pelan.
"Dan kau membuatku menjadi namja tua yang selalu menjaga bayi besar sepertimu." Cibir Luhan sambil mengecup lembut bibir Yeonseok.
"Kau jadi menemui eomma hari ini sayang?" Tanya Yeonseok.
"Hm-umm... Hari ini eomma ingin mengajakku melihat model undangan dan berbelanja untuk keperluan kamar adik kecil mu, katanya dia akan datang bulan depan." Jawab Luhan sambil menarik Yeonseok keluar dari kamar mereka menuju ruang makan.
"Wanita tua itu slalu saja memonopoli dirimu sayang, dan aku tidak suka." Yeonseok duduk di meja makan sambil menatap lapar masakan tunangannya. "Suapi aku sayang!" Lanjutnya membuat Luhan memutar bola mata rusanya.
"Sejak kapan eomma memonopoli diriku, dan jangan katakan beliau wanita tua, eomma telah melahirkan-mu dengan susah payah hyung, hormatilah beliau... Dan eomma adalah satu-satunya eomma yang aku miliki." Luhan menghela nafasnya sedih sambil menyuap sesendok nasi goreng kimchi buatannya.
"Maafkan aku sayang. Aku janji tidak akan berkata seperti itu lagi, bayi besarmu berjanji." Ucap Yeonseok meminta maaf sambil memeluk pinggang Luhan, membuat pria mungil itu tersenyum tulus.
"Eomma hanya terlalu menyayangiku Hyungie... Beliau sangat menyayangiku.. Dan ayo cepat habiskan sarapan mu bayi besar, appa pasti menunggu-mu, dan kau bisa mendapat masalah." Setelah menghabiskan susu lowfat kesukaannya. Yeonseok beranjak ke arah ruang tamu dan memakai sepatunya dibantu oleh Luhan, membuat Yeonseok lagi-lagi memang seperti 'bayi' tampan-nya Luhan.
"Jja.. Selesai.. Ini dosirak-mu sayang, dan jangan lupa ini untuk appa, ayo aku antarkan kau turun ke basement." Luhan beranjak membawa dua dosirak ukuran medium melangkah ke arah pintu keluar apartment mereka.
"Wow.. Stop it.. No.. No.. No.. Andwaeee.. Maldo andwae.. Hajima.." Teriak Yeonseok lantang dengan nada sedikit mengancam.
"Muweyo?" Tanya Luhan dengan wajah polosnya dan terlihat sangat imut.
"Neon michyeosseo! Kau benar-benar ingin aku mati oeh? Lihat dandanan mu sayang... Dan jika ke dua tetangga perverts kita Chanyeol dan juga Kai melihatmu begitu.. Ahh andwae..." Yeonseok memijat pelipisnya.
"Yak! Hyungie! Mereka itu sahabat terbaikku--" Luhan mempoutkan bibirnya dan apa yang aneh dengan 'dandanan-ku' pikir Luhan yang kini menatap dirinya. 'Hanya kemeja kebesaran, apa yang salah' batinnya lagi.
1 detik...
2 detik...
3 det-- "Aaaa.. Oemona.. Omo, bukkeurowo.. An-andwaee.. Ow my god, ak- chagi-a ottokhaee?? Aaa..jinjja... Aim.. No.. Darl I didn't.. So I.." Teriak Luhan menepuk pipi kanannya, tergagap sadar dengan dirinya yang terlihat eheemmmm... You know lah..
Dengan cepat Yeonseok mengambil kedua dosirak buatan Luhan dari tangan kirinya dan dengan kilat mengecup kening Luhan yang tetap saja masih tergagap dengan keterkejutannya, berikut melangkah pergi membuka pintu apartment dan menutupnya kembali sambil tersenyum geli melihat kekasihnya yang kini masih kebingungan.
Ini yang terjadi di setiap harinya, pasangan yang berbeda enam tahun ini terlihat sangatlah manis, Oh Yeonseok si pria tampan dan terkesan dominant berumur 32 tahun yang tinggal bersama tunangannya Xi Luhan namja china, si mungil yang cantik dan menggemaskan yang berumur 26 tahun telah menjalin hubungan selama empat tahun, dan takdir mempertemukan mereka.
Saat itu Yeonseok yang berumur 27 tahun telah menyelesaikan kuliahnya di universitas Yonsei di bidang business dan memulai kerjanya dengan jabatan Chief of Staff di kantor milik appa-nya tuan Oh Tae Woo sebuah perusahaan bonafit dan reliability yang bergerak dalam bidang Rekonstruksi. Dan Luhan saat itu berumur 21 tahun sedang menyelesaikan kuliahnya mengikuti On The Job Training dan direkomendasikan oleh dosen pembimbing nya yang memang berteman baik dengan pemilik perusahaan.
Saat penerimaan staff baru bagi pegawai magang dan para trainee dikumpulkan dalam suatu ruangan untuk membagi setiap tugas masing-masing.
Luhan yang businesslike, terlihat bersinar diantara semua staff magang dan trainee yang lain, pria mungil yang cantik dan imut ini sangat menarik perhatian pegawai yang lain termasuk Yeonseok yang juga sedang belajar mengusai tugasnya sebagai COS.
Yeonseok bukan namja yang gampang berinteraksi, ia sangat tertutup maka dari itu sang appa memulainya dengan memberikan jabatan COS. Walau terlihat sangat mempesona, Yeonseok sangatlah dingin, dan Luhan lah pria mungil yang selalu mencairkan suasana di setiap pertemuan para staff, perangainya yang cekatan, periang, pintar, manis, dan tulus membantu siapa saja termasuk Yeonseok, walau masih muda Luhan sangat terlihat dewasa dan terlihat seperti pegawai yang telah lama bekerja diperusahaan tersebut, sampai akhirnya Luhan dinobatkan sebagai pegawai tetap oleh Presdir Oh Tae Woo dan dengan hanya beberapa bulan saja Luhan menyelesaikan kuliahnya sambil bekerja membuat ia makin di sayangi sang Presdir.
Karena seringnya Yeonseok dan Luhan berinteraksi dan selalu pergi bersama jika itu berhubungan dengan kantor, membuat benih-benih cinta di antara mereka tumbuh, dan semakin besar. Dan tepat di ulang tahun Luhan ke-22 Yeonseok menyatakan perasaannya, dan bagaimana dengan Luhan? Tentu saja ia menerimanya, karena mereka memang saling mencintai.
Dan yang membuat pasangan manis ini makin terlihat sulit terpisahkan adalah saat umur Luhan mencapai 24 tahun, keluarga besar Oh Yeonseok, terlebih sang eomma Oh Seo Hyun sangat antusias mengikat Luhan dalam tali pertunangan dan membuat acara dengan sangat meriah dan mereka diberi hadiah sebuah gedung apartment M yang mewah dikawasan Gwanghwamun.
Diumur Luhan yang ke-26 ini, beberapa minggu yang lalu Yeonseok melamar Luhan didepan teman dan semua kolega appa-nya, pada saat acara pelantikan kenaikan jabatan menjadi CEO. Dan sedikit lagi kebahagiaan mereka hampir sempurna, tinggal menunggu dua bulan lagi dan mimpi mereka berdua hidup berdampingan menjadi suami istri akan menjadi nyata.
~I'M NOT HIM~
"Kapan kau berangkat sayang? Dan kau akan meninggalkan eomma sendiri bersama kedua manusia tanpa ekspresi humm?? Apakah eomma boleh ikut kesana?"
Luhan terkekeh pelan mendengar calon ibu mertuanya yang benar-benar tidak ingin berpisah walau hanya sebentar saja.
"Eomma, aku senang sekali jika eomma ikut bersamaku, tapi bagaimana dengan Sehunnie yang bulan depan pulang liburan untuk menghadiri pernikahanku dan Yeonseok hyung?" Luhan memeluk calon ibu mertua-nya Oh Seo Hyun dengan erat.
"Aku juga pasti merindukanmu eomma, tapi aku harus meminta restu kepada kedua orang tua-ku di Beijing. Lagi pula adikku Bai Xian telah menyelesaikan kuliahnya dan ingin mengadu nasib di Seoul." Lanjutnya lagi, dan membuat Seo Hyun sang calon ibu mertua makin berat menjauh dari Luhan yang telah ia anggap anaknya ini.
"Heol.. Bertambah lagi namja dingin di dalam rumah, dan eomma akan membeku seperti bongkahan es." Luhan tertawa renyah mendengar calon ibu mertuanya menyebutkan tentang suami dan kedua anaknya yang memang terkenal dengan wajah tanpa ekspresi.
Kembali Seo Hyun melepaskan pelukannya dan menatap Luhan sambil menangkupkan kedua tangannya di pipi calon menantunya. "Berjanjilah.. Apapun yang terjadi, kau harus menjadi menantuku, tak sabar rasanya melihat kalian tinggal di mansion." Dan dengan cepat Seo Hyun wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya itu memeluk calon menantu kesayangannya lagi.
"Ne, eomma... Aku berjanji.. Apapun yang terjadi aku akan menjadi menantu-mu" jawab Luhan mantap dan membalas pelukan sang calon mertua.
"Ah... Lega rasanya mendengar kau berkata seperti itu, ingat janjimu, dan jika Yeonseok menjemput cepatlah kembali ke pelukanku.." Kekeh Seo Hyun bahagia dengan janji yang Luhan katakan, semoga menjadi nyata.
"Oeh.. Lihat ini, eomma memilih undangan ini untuk kalian, hitam dan coklat sangat elegan bukan? Dan bukalah.. Tinta warna perak sangat cocok diatas kertas ini.. Otte?" Seo Hyun memperlihatkan contoh undangan yang ia pilih untuk pernikahan Yeonseok dan Luhan nanti.
"Terlihat istimewa dan mewah eomma, pilihanmu benar-benar indah dan menawan, dan apapun itu pasti terlihat hebat eomma." Luhan benar-benar menyukai apapun Seo Hyun pilih, semua sangat baik di mata Luhan dan ia sangat bersyukur dengan kasih sayang yang diberikan keluarga Oh.
Drrrtt... Drttt... Drrrrtttt...
"Oeh... Ponselku, sayang tolong ambil di sisi tas, lihat siapa yang telah mengganggu acara kita." Ucap Seo Hyun yang merasa ponselnya saat ini bergetar.
"Baiklah eomma... Oeh! Eomma... Ini Sehun video call.." Sahut Luhan setelah melihat nomor siapa yang tertera di layar ponsel calon mertuanya.
"Terima saja, dan katakan aku sedang sibuk." Luhan tersenyum geli melihat Seo Hyun yang tak perduli dengan panggilan dari anak bungsunya, sambil menggeser tombol virtual dan mengarahkan wajahnya pada layar.
"Eommaaaaaa... Kenapa lama sekaliiii..." Teriak Sehun dan suara itu membuat Luhan agak menjauhkan layar ponsel sambil mengecilkan suara.
"Kkamjakgiya..! Kau mengejutkan aku Sehunnie.."
"A--ahhh Luhan hyung kah ini? Annyeong! Mianhae hyung hehehe.." Kekeh Sehun malu karena berteriak.
"Ya Tuhan... Apa yang terjadi dengan rambut mu Sehunnie?? Kenapa seperti pelangi?" Tanya Luhan sambil menatap intens ke arah layar melihat warna rambutnya.
"Mwo!!!" Ini suara Seo Hyun yang terkejut mendengar apa yang Luhan katakan. Tanpa lama-lama ia melihat layar ponselnya dan mata wanita paruh baya itu membola, bulatan bening matanya seperti ingin keluar, dengan sigap memegang ponselnya..
"KKAMJAKGIYAA... YA! SAEKKI-YAAA.. NAN MICHYEOSSEO???" Teriak Seo Hyun tanpa perduli dengan pandangan semua orang yang ada di gedung Wedding Organizer. Luhan hanya bisa menutup ke dua telinganya sambil menunduk berkali-kali meminta maaf pada orang-orang disekitar ruangan yang memenuhi tempat tersebut, dan bagaimana dengan Sehun? Ia hanya bisa menutup telinga sebelahnya dan agak menjauh dari layar ponselnya sendiri.
"Sabar eomma... Sabar." Ucap Luhan sambil mengusap lembut punggung Seo Hyun.
"Kau ingin membunuh eomma dengar rambutmu yang seperti pelangi itu oeh???" Seo Hyun tetap meneriaki Sehun walau sudah mengecilkan suaranya.
"Ayolah eomma.. Apa salahnya warna rambutku ini.. Semua temanku bilang aku bertambah tampan.. Namjachingu-ku saja menyukai rambutku.. Ini lagi trend, salah satu magnae personil EXO saja pernah mengecat rambutnya seperti ini eomma.." Sehun memaparkan kecintaannya atas rambut pelanginya dan membuat Seo Hyun sang eomma makin terlihat geram.
"Kembali kan warna rambutmu seperti semula, ingat..!! Bukan warna grey seperti yang lalu!! Tetapi warna coklat!! Itu yang membuat kau lebih TAMPAN! Seperti hyung-mu. ARRASEOOO??? Pabbo!" Teriak tertahan Seo Hyun sambil menggeretakkan giginya, dan itu membuat Sehun ketakutan dan cepat-cepat menganggukan kepalanya berkali-kali seperti hiasan mobil Yeonseok, puppy imut yang bergerak kepalanya seperti mengangguk ketika ada hentakan hehehehehe...
"Apa eomma ingin aku bawakan oleh-oleh dari jepang.." Tanya Sehun hati-hati, karena ia tahu, eomma-nya masih marah dengan rambutnya, dengan cepat ia memakai topi agar menutupi rambut pelanginya.
"Piryoeopseo!! Piryoeopseumnida!! Aigoo.. Aaiii.. Jinjja..!!" Seo Hyun masih menahan teriakannya, tapi tetap terlihat geram dan membuat Sehun makin gemetar.
"Ne, arraseo... Aku anakmu yang lucu ini hanya membawa diri pulang dengan selamat eomma.. *buing-buing*" dan aegyo dari Sehun membuat Seo Hyun sang eomma tersenyum hangat, Luhan yang melihatnya takjub tanpa kata-kata dengan perubahan riak wajah sang calon ibu mertua-nya :) .
Seo Hyun menghembuskan nafasnya lelah setelah Sehun memutuskan panggilannya. "Aigoo... Anak itu ingin membunuhku dengan cepat.. Awas saja jika dia pulang nanti saat Yeonseok menikah, akan eomma acak-acak rambutnya biar seperti orang gila.. Aishh.."
Luhan yang mendegar calon ibu mertua-nya masih kesal hanya bisa mengelus punggung wanita paruh baya itu.
"Eomma, sabar ne.. Sehunnie telah berjanji akan mengembalikan warna rambutnya." Luhan berusaha menenangkan Seo Hyun.
"Anak itu benar-benar tidak waras.. Apa isi kepalanya itu?? Kapan dia dewasa, ohh Luhan, ini salahku yang terlalu memanjakannya. Kapan ia bisa seperti hyung-nya?" Celoteh Seo Hyun yang masih memikirkan kelakuan anak bungsu-nya.
"Eomma tenang ya.. Calm down.. Aku yakin, suatu saat nanti ia akan dewasa,"
"Aahh, Luhannie.. Saat kau berumur 22 tahun saja sangat terlihat dewasa, mandiri dan tidak manja.." Ucapan Seo Hyun membuat Luhan terkekeh. "Eomma sayang... Tentu saja aku harus begitu demi Xian adikku, begitu juga dengan Yeonseok hyung, demi Sehun yang nantinya akan menjadi tanggung jawab-nya." Jawab Luhan mengalir merdu membuat Seo Hyun lebih tenang dan tersenyum hangat.
"Nah eomma, agar lebih tenang ayo kita pulang dan aku akan memasak siang ini dimansion..." Lanjut Luhan membuat Seo Hyun berbinar mendengarnya.
"Kajjaaa... Eomma rindu masakan-mu, nanti eomma akan menghubungi ke-dua namja es kita agar makan siang dirumah." Dengan senang wanita paruh baya ini menarik Luhan calon menantunya menuju tempat parkiran, tentu saja setelah mereka bernegosiasi masalah undangan dan memakai konsep pernikahan out door untuk Luhan dan Yeonseok.
-
~I'M NOT HIM~
-
Namja mungil yang kini sedang asik berkutat di dapur yang terlihat besar dengan warna putih yang mendominasi dan dibantu pula dengan beberapa namja dan yeoja yang memakai pakaian yang seragam, ya benar, dia-lah Luhan bersama beberapa maid yang membantunya. Luhan yang hanya memakai t-shirt putih dan short pant hitam yang memperlihatkan bagaimana mulus dan sedikit berisi kaki jenjangnya yang putih bersih. Mampu membuat semua mata para namja berstatus seme kelaparan dan membuat iri para yeoja.
Luhan benar-benar lupa sekitar jika sudah didepan stove, menikmati euphoria semua masakan yang ia buat untuk semua orang yang dia cintai, yeah hari ini Luhan yang memasak untuk makan siang di mansion, sangking seriusnya Luhan tidak sadar ada namja yang mengendap-endap di belakangnya, hanya para maid yang terkejut dan tersenyum tipis sambil memberi hormat, sedang Luhan tetap asik tanpa melihat ke belakang.
Namja itu tentu saja tunangannya tercinta-Yeonseok-. Ia hanya mengarah telunjuknya ke bibir agar para maid diam dan mengibaskan kelima jemari kanannya menyuruh para maid pergi meninggalkan Luhan yang masih tidak menyadari apa yang akan terjadi padanya.
"CHAJATTA.. NAE SARANG...!!" Teriak Yeonseok.
"AAAAKH... YA!! EOMMAAAA...!!!" Teriak Luhan reflek karena tiba-tiba ada yang memeluk erat tubuhnya dan mengangkatnya sambil berputar-tanpa tahu siapa pelakunya.
"Omo.. Omo.. Ada apa ini??" Seo Hyun dengan cepat masuk ke dapur melihat Luhan yang sedang di gendong dan diputar-putar oleh si sulung Yeonseok.
Dengan kesal Seo Hyun mengambil spatula terdekat diatas counter kitchen dan--
PLETAK!
"Aaaawww... Aishh... Appo.." Pelan Yeonseok menurunkan Luhan dan membalikkan tubuhnya memandang si pelaku yaitu eomma-nya yang menyilangkan kedua lengannya sambil masih memegang spatula kayu. "Eommaaaaa... Ini sangat sakit..!!" Teriak Yeonseok mengusap kepalanya sakit akibat di cium spatula. Luhan yang melihat itu membantu mengusap kepala Yeonseok yang sakit.
"Chagi-ya.. Mianhae.." Ucap Luhan mempoutkan bibirnya menyesal.
"Luhan-na.. Ini bukan salah mu, semua salah anak gila ini." Seo Hyun menunjuk Yeonseok dengan spatula. "Kalau sampai tangan Luhan terpotong pisau, kau benar-benar dalam masalah anak muda." Teriak Seo Hyun ke arah Yeonseok dan dengan cepat memukul kembali tubuh Yeonseok memakai spatula.
"Eomma.. Stop.. Appo.. Yak! Eommaaa..." Yeonseok lari keluar dapur diikuti sang eomma dan membuat Luhan terkekeh.
"Eomma itu sudah memonopoli dirimu, dan kini wanita tua itu ingin membunuhku.. Aigoo.." Teriak Yeonseok yang duduk dipinggir tempat tidur dikamarnya dan Luhan sedang mengeringkan rambut kekasihnya yang basah sehabis membersihkan diri bersama.
"Ya! Hyungie!! Sejak kapan eomma memonopoliku, eoh? Dan semua tadi salahmu membuatku terkejut dan sulit bernafas." Ucap Luhan sambil mengusap pelan rambut Yeonseok dengan handuk.
"Mwo!! Kini kau membelanya. Siapa yang kau cintai eoh?" Tanya Yeonseok kesal.
"Tentu saja aku mencintai Oh Yeonseok anak dari kedua orang yang sangat aku sayangi di dalam hidupku." Jawab Luhan sambil mengecup lembut kening tunangannya, dan Yeonseok memeluk pinggang Luhan erat.
"Aku juga mencintaimu sayang. Aaahh... Aku tidak tahan lagi.. Ayo lakukan.." Yeonseok memeluk Luhan erat dan menjatuhkan dirinya diatas tempat tidur, membuat Luhan terhuyung menindih Yeonseok diatas tempat tidur.
"Kyaaaa! Hyungieeee..." Yeonseok dengan cepat membalik arah menindih Luhan dan menggelitikinya saat itu juga.
"Karena kau membela eomma, kau harus mendapat hukuman mu sayang." Yeonseok menjadi bergairah untuk menghukum Luhan karena kekehan Luhan yang menurutnya sangat menggoda.
"Yaaa!! Hyungie.. Geli... Hahahaa... Hyungie..." Luhan tidak tahan karena kini Yeonseok menggelitiki seluruh tubuh Luhan sampai bathrobe bagian bawah tersingkap dan memperlihatkan paha Luhan yang mulus, dan itu membuat Yeonseok berhenti menggelitiki Luhan dan menatap lekat bagian bawah Luhan yang hampir terlihat, dan itu membuat Yeonseok menelan ludahnya kasar.
"Upss.. Eummh.. Hyungie a-aku mau ambil pakaianku--" Luhan mencoba mengalihkan pandangan Yeonseok dan menutupi bagian yang terbuka dengan pelan menuruni kakinya yang jenjang dan terlihat menggiurkan saat ini di mata Yeonseok, tapi sebuah lengan kekar menahannya, dan mata indah Luhan menatap dalamnya mata Yeonseok yang terlihat seperti ingin melahapnya hidup-hidup.
"Luhan..." Suara Yeonseok terdengar serak penuh gairah, membuat Luhan menahan nafasnya ketika kini jari-jemari Yeonseok menelusuri bagian dalam paha putih Luhan yang tersaji indah.
"Hy-Hyungie..." Panggil Luhan membuat Yeonseok tersadar akan pandangannya dan beralih melihat wajah Luhan. Tidak itu saja, yang membuat bingung Luhan, kekasihnya ini melonggarkan tindihannya dan bangun dengan cepat mengarah ke pintu membuat Luhan semakin mengernyitkan dahi-nya dengan penglihatannya.
Ternyata yang dilakukan Yeonseok adalah mengunci pintu kamarnya, dan kembali melangkah kearah Luhan yang masih diatas ranjang dengan mata tajamnya memandang si mungil penuh nafsu tanpa berkedip, sambil menarik tali bathrobe-nya, dan itu benar-benar terlihat sangat elegan dan sexy di mata Luhan.
Dan tali itu pun terlepas memperlihatkan sebuah sketsa tubuh indah berikut dada berbidang yang kuat dan perut ratanya yang berbentuk sangat menggugah hasrat, dan sekali lagi yang membuat Luhan sulit menelan ludahnya adalah bayangan kejantanan tunangannya yang hampir terlihat menyembul keluar dari pinggiran bathrobe milik pemuda bertubuh sedikit kekar ini dan ia sadar kemana arah pandang si mungilnya, membuat senyum miring tapi terlihat seperti seringaian tersungging diwajahnya yang tampan.
Yeonseok kini berdiri di hadapan Luhan yang terduduk di atas ranjang masih tetap memandang kebawah bayangan benda yang tertutup itu.
Tiba-tiba silhouette itu sekarang terlihat jelas dimatanya, karena kekasihnya kini membuka bathrobe miliknya dan memperlihatkan kejantanan kekasihnya yang terkuak bebas tanpa hambatan.
Iris coklat bening nan sayu itu sedikit memperlihatkan keterkejutannya dan pandangannya mengarah ke dalam mata pemiliknya, dan Luhan menemukan keinginan yang sangat besar pada pandangan mata itu, seolah-olah ingin mengatakan 'ayo sayang, sentuh aku' dan Luhan pun seperti puppy yang mendatangi majikannya mendekat patuh memandang pancaran iris tajam dari sang kekasih.
Walau mereka sering melakukan ini, tapi selalu saja membuat jantung Luhan ingin melonjak keluar dari tempatnya. Dengan gemetar Luhan mengulurkan tangannya dan selalu saja ini terjadi, tubuhnya seperti bergolak terbakar saat menyentuh penis Yeonseok dan Luhan sangat memuja pemilik sesuatu yang ia sentuh kini.
Luhan pun menggerakkan genggamannya pelan, rasa panas mengalir didalam tubuhnya saat memandang kekasihnya mendongkakkan wajahnya sambil menutup pelan kedua mata tajamnya, seakan-akan menikmati setiap sentuhan kekasih mungilnya sampai mengerang nikmat, dan membuka mulutnya menyeruakkan suara bentuk kenikmatan dari suara husky-nya.
"Aahhh..."
Dan desahan itu membuat Luhan makin menggerakkan tangannya, dan menghilangkan akal sehatnya kini, dengan gerakan pelan dan pasti Luhan mendekatkan wajahnya sambil meremas lembut milik Yeonseok dan ia mengikuti gerakan Luhan yang menaik-turunkan kejantanannya.
"Luha... Aahh..."
Rasa nikmat yang sulit diungkapkan oleh kata-kata terus saja keluar mewakili nafsu ingin meminta lebih pada perlakuan Luhan kini. Pikiran Yeonseok terasa mati, yang ada hanya sentuhan dan gerakan yang dilakukan Luhan pada miliknya yang kini makin terlihat membesar. Jari jemarinya ia benamkan dalam disetiap helaian surai madu pria mungil yang sangat ia cintai, dan gerakan itu membuat Luhan mengerti apa keinginan Yeonseok selanjutnya.
"Ooohhh... Lu.. Please.."
Yeonseok makin terbakar saat Luhan seperti mempermainkannya, karena Luhan hanya mengecup lembut bagian kanan pinggulnya, tanpa menyapa apa yang Luhan sentuh kini, dan itu membuat Yeonseok frustasi tingkat tinggi.
"Oohh.. Don't.. Aahh.."
Sekali lagi Yeonseok memohon dan membuat Luhan merasa senang melihat mata sayu yang terlihat meminta sarat akan nafsu dan itu membuat kenikmatan tersendiri bagi Luhan. Baiklah, itu yang Luhan pikirkan, mungkin ia harus memulai permainan ini.
"Apa yang harus aku lakukan sayang..?" Suara Luhan terdengar lembut dan menggoda siapa saja yang akan mendengarnya, tapi ini hanya Yeonseok saja, karena kalimat pertanyaan itu memang untuknya.
"Kau tau apa yang ku inginkan sa-.. Ahh.. Sayang please..." Benar-benar kalimat frustasi yang membuat Luhan tersenyum nakal. Baiklah pikirnya, ia juga menginginkan ini.
Pelan Luhan meremas penis Yeonseok dan terdengar lenguhan pelan dari bibir tipis Yeonseok, dan Luhan suka itu. Pelan tapi pasti Luhan mengecup lengkungan bahagian kepala kejantanan Yeonseok, dan sesekali Luhan menggodanya dengan jilatan-jilatan kecil di ujung lubang kecil yang telah mengeluarkan precum-nya. Dan Luhan sangat suka dengan wajah tunangan-nya yang tersiksa oleh cumbuannya kini.
"Sabarlah sayang, nikmati saja." Bisik Luhan terdengar seksi.
"Kau membuatku tersiksa sayang.." Luhan terkekeh nakal dan membuat Yeonseok terlihat makin memperlihatkan wajahnya yang berkabut nafsu.
Dan akhir dari seringaian senangnya, Luhan kini meneroboskan ujung kejantanan Yeonseok pada belahan bibir cherry yang menjadi titik favorite-nya. Memasukkannya lebih dalam, dengan sapuan lidah dan sedikit terasa gigitan halus dari bibir si mungil, dan lagi Yeonseok terasa tergelitik dan mengeram nikmat dan sangat tersiksa.
"Sshhh...akh..."
Desisan dan erangan mendominasi dalam kamar Yeonseok, udara dingin dari air conditioner-pun tak mampu mengalahkan gelora panas yang menyeruak dari dua insan yang sedang melakukan blow job ini. Tiada henti Luhan memaju mundurkan gerakan wajahnya, menahan kuluman dengan meremas dua bongkahan bokong sexy Yeonseok dan sesekali meremasnya, sambil terus melakukan jilatan, tarikan dan hisapan pada penis Yeonseok yang terlihat keluar dan masuk dari bibir mungil kekasihnya, saat—
"Cukup sayang.. Aku tidak ingin meledak di bibir manis mu.. Berbaringlah.." Titah Yeonseok, membuat Luhan memundurkan tubuhnya dan membuat Yeonseok mengikuti gerakannya sambil terus berada diatas Luhan tanpa menindihnya, karena tertahan oleh kedua lengan dan lututnya.
Iris coklat Luhan tak berkedip menatap sesuatu yang besar dan menggantung kini, membuat Yeonseok selalu tersenyum penuh kemenangan melihat Luhan sang tunangan yang kecewa berjauhan dengan penisnya. Dan dengan sabar Yeonseok menarik tali bathrobe yang masih terikat manis pada pinggang Luhan.
"Hyungie.. Ahh..."
Luhan mendesah tertahan melihat Yeonseok membuka bathrobe-nya dan memperlihatkan dada putih sedikit berisi milik Luhan, membuat si dominant menatap lapar dan ingin melahapnya saat itu juga, tapi setidaknya Yeonseok ingin bermain-main dulu, ingin membalas si mungil yang telah membuatnya tersiksa karena nafsu, kini Yeonseok membelai lembut perut Luhan yang rata dan terlihat indah, mencubit lembut putingnya yang mengeras, sambil melakukan tarikan abstrak pada dada bagian tengah turun ke perut, dan yang membuat Luhan tersiksa saat jemari Yeonseok menari-nari di sekitar pangkal penisnya.
"Kau tau balasannya jika berbuat nakal sayang.." Ucap Yeonseok membuat Luhan mengerang frustasi demi siksaan nikmat yang Yeonseok berikan.
"Balas dendam itu tidak baik Hyungie.. Aahh.. Sshhh.. Andwaeehh.." Desis Luhan menikmati jemari Yeonseok yang kini meremas lembut penis mungilnya.
"geuraeyo? Hmm? Apa yang tidak—sayang.."
Tanya Yeonseok dan dibalas anggukan oleh Luhan. Tetapi Yeonseok tetap saja meremas kulit lembut penis mungil Luhan dan membuat gerakan naik dan turun tanpa memperdulikan Luhan dengan wajah tersiksanya.
"Aahh.. Hyungie.. Jincha—akhh..."
Luhan makin frustasi ketika Yeonseok tiba-tiba mengulum kejantanan yang terlihat menggemaskan dimata Yeonseok. Kepalanya maju mundur, begitu juga pinggul Luhan bergerak berlawanan menikmati kuluman dari bibir tipis Yeonseok. Membuat tubuh mungil Luhan menggelinjang geli sampai menghimpit kepala kekasihnya, dan Yeonseok suka itu.
Luhan merasakan tubuhnya merinding dengan siksaan yang menyenangkan, membuka kedua belahan paha-nya yang habis diremas lembut oleh jemari Yeonseok yang terus menggodanya tiada henti.
"Ahhsss... Hyungie.. Masuki.. Aku.."
Yeonseok menghentikan kulumannya. Memandang mata bening Luhan yang kini berkabut nafsu, peluh yang membasahi surai madunya, dengan dadanya yang naik turun, indah sekali menurutnya, terlebih jari jemari Luhan yang lentik kini meremas seprei putih pada ranjangnya, benar-benar pemandangan yang menyenangkan.
"Belum sayang.. Belum waktunya."
Yeonseok mengecup dan menjilati paha dalam Luhan. Ini kah hukuman itu? Jika iya, Luhan akan melakukan banyak kesalahan agar terus saja di hukum seperti ini. Tak sampai disitu saja, Yeonseok mencumbu bagian lutut Luhan membuat Luhan di serang rasa menggelitik dan berdirinya bulu-roma di setiap pori-pori kulitnya, dan lebih tepatnya Luhan telah siap untuknya.
Yeonseok kembali menyentuh perut Luhan dengan bibirnya, mengecup lembut kulit halus nan putih, merambat naik ke arah ke dua puting berwarna merah muda, membuat Yeonseok seperti hilang arah dan lepas kendali, dan kali ini ia tersesat, ia benar-benar tidak perduli lagi, karena isi kepalanya yang kosong kini hanya Luhan yang mendominasi.
Yeonseok semakin merambat keatas, dari dada hingga leher jenjang Luhan yang sangat ia sukai, kecupan, jilatan berikut juga menyesapnya tak luput dari bibir tipis Yeonseok. Kini dagu Luhan menjadi sasaran bibirnya, berikut bibir cherry Luhan yang sangat ia sukai, melumatnya. Luhan pun tak tinggal diam, ia memangut bibir Yeonseok lebih dalam, saling bertarung lidah berusaha menjadi pendominasi yang tangguh, dan ternyata mereka memang saling kuat tanpa ingin mengalah dari pangutan bibir masing-masing sampai hisapan itu pun terputus.
"Hyungieh... Ppalliwaa..." Rengek Luhan terburu-buru. Yeonseok sangat menyukai rengekan kekasihnya ini.
"Baiklah sayang, aku ak--"
TOK!...TOK!...TOK!
"YEONSEOK-AHH... LUHAN-AAH... CEPAT KELUAR, KITA MAKAN SIANG!!!"
Teriakan dari seorang wanita paruh baya yang mereka sayangi mengganggu kegiatan mereka... Membuat dahi Yeonseok mengeluarkan urat kesal dan telinga yang memerah...
"Eommaaaaaa... Aaaaaakh... Dasar wanitaaa tuaaaaa..." Teriak Yeonseok yang kini berguling-guling kesal, sambil mengacak-acak seprei sutranya, dan Luhan? Ia hanya bisa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya...
—TBC—
Oh tolong lah aku mohon jangan marahi aku, jeongmal mianhae. Seperti ff oneshoot-ku yang pertama aku suka Luhan yang melakukan kejahatan di balik wajah polosnya dan menistakan Sehun dengan membuat Luhan melakukan 'this and that' with other cast ( ga harus Sehun melulu walau akhirnya nanti Sehun lah yang meng'anu Luhan hakhakhakhak..)
But don't worry.. Ini HUNHAN !!!!!
Mungkin chapter awal ini terlihat membosankan juga terlalu lambat alur-nya. Tetapi apa ada yang mengharapkan chapter ke-2? Review please biar ane tau ada yang mau membaca lanjutannya atau tidak.
