CELOTEHAN AUTHOR N' PRENS
Silvia: "Woohoo! Selamat datang di fic sequel KKH alias Kisah Kasih Hitsugaya!"
Hitsugaya: "Oy! Gw denger lu mau jadiin gw cewek ya?" #bawa golok
Silvia: "Yoi! Tapi tenang masbroh! Cuma ganti pakean ajah~!"
Hitsugaya: "NANI?!"
Silvia: "Yosh, silahkan dibaca ya!" #blink blink
Toushirou or Tsukishirou?
Bleach ituh punya Oom Tite seperti biasa
Rate T buat jaga-jaga
WARNING! Dinodai oleh keGJan dan keOOCan beserta kegaringan tingkat dewa!
.
.
.
"BAPAK! KALO MAU NGELUARIN SAYA, GAK USAH GITU BAPAK!"
Dengan suara-dan-nada-mirip-anak-kecil, Hitsugaya melancarkan protes ke Yama-jii si kepala sekolah. Sementara Yama-jii langsung gemplangin kepala Hitsugaya dengan tongkat.
"ADUH! BAPAK, KALO MUKUL GAK USAH GITU BAPAK!" Hitsugaya kembali protes. Alih-alih memukul kembali si bocah putih, Yama-jii justru hanya berkomentar,
"Oajaya."
Sepertinya Yama-jii mulai memakai bahasa gahul. Hitsugaya saja sampai cengo mendengarnya.
Kurang ajar nih kakek! Nyebelin amat sih jawabannya (?) !
Ooh, tunggu dulu. Pasti Readers gak tahu kan apa yang terjadi? Nih simak ceritanya!
PLESBEK (karena kalo Flashback udah terlalu mainstream)
Lagi-lagi, seperti biasa, Hitsugaya sedang nongkrong di aula sekolah sambil memegangi sebotol minyak sayur bekas goreng ikan kemarin. Ia berencana untuk menjahili wali kelasnya. Melihat sang Wali Kelas, Sajin Komamura, beserta kepala sekolah, Yamamoto Genryusai, berjalan beriringan, Hitsugaya segera melemparkan isi botol ke lantai dan kemudian segera bersembunyi di pohon dekat lapangan. Alih-alih Komamura yang terpleset, justru yang terpleset adalah Yama-jii.
Gabruk!
"Ups." Hitsugaya pun terjatuh dari pohon, dan sukses membuat persembunyiannya ketahuan.
"HITSUGAYA TOUSHIROU!"
EN OF PLESBEK
"Hitsugaya, maka dari itu, KAMU DIPECAT!" pekik Yama-jii berapi-api. Hitsugaya cuma berteriak histeris.
"APA?!"
Komamura? Ia hanya bisa menutup kedua kupingnya demi menjaga indera pendengarannya tetap berfungsi sebagaimana fungsinya.
.
.
.
"Hah? Serius loe?" Ichigo begitu syok dengan kalimat yang meluncur dari soulmate nya itu. Hitsugaya hanya mendesah, pasrah dengan nasibnya.
"Mau gimana lagi. Tapi, gue gak tau mau pindah kemana. Ayah gue gak percaya, dan dia udah mohon-mohon ke Kepala Sekolah, tapi hasilnya nihil. Mungkin kita harus berpisah disini Chi, Nji…" Ichigo memandang Hitsugaya dengan tidak percaya, begitu juga dengan Renji. Mereka telah menjalin persahabatan yang lengket sejak awal kelas tujuh, dan mereka kini bagaikan satu tubuh. Mereka selalu kompak, tertawa bersama, bolos sekolah bersama, dihukum bersama, mencuri mangga bersama, semuanya serba bersama. Dan ketika Hitsugaya mengatakan ia akan pindah sekolah, rasanya seperti dirobek secara paksa.
"Gue seneng berteman dengan kalian. Rasanya hari dimana kita bersama itu adalah hari paling bahagia dan berharga bagi gue. Makasih Chi, makasih Nji. Gue gak bakal ngelupain kalian berdua" Hitsugaya mengelap ingusnya dengan lebay, sementara Renji nangis sambil nelen ingusnya (dimohon jangan ditiru), dan Ichigo yang juga nangis sambil mlepetin baju Renji dengan ingusnya. Semuanya bersedih, berduka cita. Dan kemudian, bagaikan teletabis mereka bertiga berpelukan dengan penuh duka cita.
"Hiks, gue juga Hits…. Maafin gue ya udah rusakin buku lu…" isak Renji. Hitsugaya mengelap ingusnya dan mlepetin ke baju Ichigo. "Iya Nji, gue maapin."
"Tou, Maap ya gue udah jatuhin lu ke comberan kemaren…" Ichigo memeluk Hitsugaya dengan sedih, Begitu juga dengan Hitsugaya, yang secara diam-diam masih mlepetin baju Ichigo.
"Iya, gue maapin. Dan kalian berdua, maapin gue ya…."
"Kenapa Hits..?" Tanya Renji dengan mata sembab.
"Karena gue udah ngotorin baju lu pada pake ingus gue." Dan Hitsugaya pada akhirnya dihajar oleh kedua soulmate nya itu.
.
.
.
Menghabiskan waktu sekolah memang waktu yang menyenangkan bagi Ichigo dan Renji, namun itu tidak akan terjadi lagi tanpa Hitsugaya. Bocah berambut putih yang pinter, gokil, dan mengasyikkan itu kini tidak lagi menempati bangku coklat disamping ichigo, yang sekaligus didepan Renji. Mereka berdua rindu dengan waktu dimana mereka tertawa bersama. Rasanya seperti ada bagian yang hilang.
"Nji… gua kangen Hitsugaya…" celetuk Ichigo sambil memainkan pensilnya. Renji berusaha berkonsentrasi membaca buku matematika, namun kalimat yang meluncur dari mulut Ichigo membuat konsentrasinya buyar. "Gua juga Chi…"
Keduanya hanya bisa murung dan tidak memperhatikan sensei Byakuya yang sedang mengajar. Biasanya, jika pelajaran matematika, mereka berdua selalu mendengarkan penjelasan Hitsugaya dan sesekali bertanya-tanya diselingi candaan dan tawa, yang berujung kepada penghukuman mereka bertiga.
Tapi sekarang, itu semua lenyap. Namun berbekas di benak mereka berdua.
"Coba gua bisa merubah kelamin Hitsugaya, jadi dia bisa sekolah lagi disini…." Celetuk Renji. Ichigo mulai bersemangat dengan kalimat yang meluncur dari mulut si Nanas Merah.
"Tadi lu bilang apa?"
"Hah?"
"Itu tadi..!"
"Berubah?" Renji makin bingung.
"Bukan itu kampret! Itu… Kelamin!" Ichigo tampak sangat bersemangat, sementara Renji hanya menatapnya dengan bingung. "Maksud loe apa sih?"
"Kita ubah identitas Hitsugaya biar dia bisa sekolah lagi disini!"
Bersambung…
Silvia: "Sedih…"
Ichigo: "Tou! Loe bakal bisa sekola lagi disini!"
Hitsugaya: "Beneran?"
Renji: "Iya!"
Ichigo: "KITA JADIIN LOE CEWEK!
Silvia: "Berminat me-review fic ini readers?"
