JOSEI WA KONOHA KARA HARU

By : SakuraH20

AKAGAMI NO SHIRAYUKI-HIME by SORATA AKIZUKI

X

NARUTO by MASASHI KISHIMOTO

IZANA WISTARIA X SAKURA HARUNO

Karakter utama yang berada dalam cerita mutlak milik sorata akizuki-sensei dan masashi kishimoto-sensei, saya hanya meminjam kedua karakter dari masing-masing penciptanya dan menambahkan beberapa alur sesuai dengan jalan cerita yang saya buat, jadi jika ada yang keberatan,OOC, EYD tidak perfect dan tanda baca belum pas serta typo di mana-mana mohon di maklumi.

Rate T+.

DLDR, No FLAME

And

HAPPY READING

..

..

..

..

..

..

..

"izana ... kamu tidak bisa menunggu cinta hanya karena dia seseorang yang dibedakan."

CHAPTER 1

..

..

..

..

..

..

..

..

Izana melihat jajaran rumah penduduk dari atas kastil yang ia tempati, helaian pirangnya ditiup angin namun izana memilih untuk membiarkan angin menerbangkan beberapa helaiannya tanpa seizinnya.

Izana wistaria adalah pangeran pertama dari pasangan raja dan ratu di kerajaan clarines, di umur nya yang menginjak usia ke 30 tahun ini ia sudah banyak memberikan pengaruh yang besar sebagai seorang pangeran.

Izana memiliki seorang adik bernama Zen wistaria, mata mereka sama-sama biru sebiru langit dan sedalam lautan namun yang membedakan mereka adalah warna rambut mereka, izana memiliki rambut berwarna kuning keemasan sementara zen memiliki rambut perak.

Izana sering bepergian untuk mengatur barisan tentara dan meredakan kekacauan yang terjadi di bagian pulau terdalam di distrik clarines dan zen bertugas mengatur kerajaan selama izana pergi.

"aniki apakah aniki akan pergi ke utara distrik clarines hari ini ?" tanya zen dengan tenanag namun mata nya menyatakan hal lain.

Izana tersenyum kemudian mengambil setangkai lily dari vas bunga dengan ukiran yang rumit.

"tentu, aku akan pergi. Pertumpahan darah antara bangsawan dan bajak laut yang datang akan menimbulkan banyak kesenjangan dan akan menimbulkan perang yang lain di negri kita, zen " ucap izana mencabut kelopak lily dengan tenang.

Zen menerawang melihat ke luar jendela berukuran besar, kemudian mengangguk mengerti.

Bagaimana pun zen sangat menghargai kakak nya, dengan keputusan yang ia ambil, pertikaian di daerah utara clarines sudah berlangsung selama beberapa bulan, bahkan banyak tentarayang sudah di kirim dan hanya kembali beberapa orang saja, bajak laut dari Negara lain singgah beberapa bulan sebelum peperangan kecil itu terjadi, kemudian mereka melihat kekayaan alam juga budaya di clarines dan memutuskan untuk menguasainya.

Bahkan bangsawan yang menguasai daerah tersebut hanya bisa menghadap ke kerajaan dan memohon bantuan kepada izana.

Bangsawan itu berbicara bahwa pertumpahan darah akan membawa kesenjangan bagi rakyat clarines, dimana jika rakyat mendengar bahwa bajak laut menguasai daerah utara clarines tidak akan ada lagi jual-beli antara rakyat dengan pihak luar bahkan budaya yang bercampur dengan kedamaian di clarines akan hilang dengan kesenjangan itu.

Izana dan zen hanya bisa memikirkan hal itu, dan bagaimana pun izana bertanggung jawab untuk hal yang tidak ia perbuat ini.

Dan hari ini izana memutuskan untuk pergi bersama pasukannya melindungi daerah utara di kerajaannya.

"aku berharap kau kembali dengan selamat, kakak..." ucap zen dengan nada khawatir, izana tersenyum melihat adik bungsunya bagaimana pun zen adalah laki-laki yang sangat baik untuk ukuran pangeran muda.

"aku akan membawa kemenangan untuk kerajaan kita, zen. Dan saat aku kembali aku ingin pekerjaanmu juga selesai" ucap izana meletakan tangkai bunga lily ke vas bunga kembali dan pergi meninggalkan adik beserta pengawal yang selalu setia berada di sisi zen.

Izana melihat wajah zen kemudian tersenyum.

"aku pergi ..." ucapnya kemudian menutup pintu ruangan dengan pelan.

..

..

..

..

..

..

..

Lonceng berbunyi beserta dengan sura hiruk piruk di luar gerbang kerajaan, izana menunggangi kuda nya dengan tatapan datar seperti biasanya, ia di kawal beberapa kapten dan kopral yang akan ikut berperang bersama nya tidak lupa dengan beratus-ratus tentara yang dengan gagah mengikutinya dari belakang.

Sorak sorai rakyat mengantar kepergian pangerannya jelas terlihat, mereka menabur bunga di sepanjang jalan juga melafalkan banyak doa memohon kemenangan untuk kerajaan mereka, agar kedamaian terus menyelimuti clarines.

Izana hanya melambaikan tangan dan tersenyum tipis melihat rakyat yang antusias menyuarakan namanya.

Dan perjalanan pun di mulai ketika matahari kembali ke peraduannya, menyisakan jingga yang menumpahkan warnanya di langit dan bumi yang tuhan ciptakan.

Seorang pemimpin pasukan mengarahkan perjalanan melalui jalur darat, karena bagaimana pun jalur darat akan lebih aman ketimbang jalur laut.

Perjalanan mereka berlangsung selama tiga hari dua malam.

Ketika tiba di perbatasan distrik utara clarines, izana di suguhkan pemandangan yang sangat menyedihkan dimana jajaran rumah yang tinggal di pesisir pantai utara itu hancur, hanya tersisa puing-puing juga beberapa rumah yang mengeluarkan asap hitam.

Mereka melihat para wanita di bawa ke salah satu kapal laut, sementara itu laki-laki di gunakan untuk menjadi budak.

"pasukan menyebar, pemanah siapkan diri kalian bersembunyi diantara pepohonan, menyerang mereka terang-terangan akan membuat banyak kerugian, tunggu aba aba dariku lalu kita akan serang" ucap izana memposisikan prajuritnya.

"mayoritas dari bajak laut menggunakan serangan yang membabi buta tuan, jadi kita harus mempersiapkan diri kita..." ucap haruka, haruka adalah komandan pasukan yang dipercaya sebagai otak di balik strategi perang.

"kita akan menyerang secara diam-diam, kita akan menyelinap kemudian kita akan membunuh pasukan pertahanan mereka dengan cara sederhana, apa ada pertanyaan ?" ucap izana berbisik memerintah pasukannya, semua pasukan mengangguk kemudian mulai bergerak, mereka mengambil tali yang terbuat dari serat untuk melancarkan aksi mereka.

Sekilas izana melihat siluet berwarna merah muda, ia penasaran kemudian mendekati siluet itu.

Izana terkejut dengan apa yang ia lihat, itu adalah gadis dengan rambut sewarna bunga sakura di musim semi, gadis itu memiliki mata seindah batu giok, namun mimik wajahnya mengancam.

Gadis itu di kurung di dalam sangkar kayu bersama dengan gadis desa yang lain, banyak dari anggota bajak laut melihatnya dan berusaha menyentuhnya, namun setiap kali gadis itu ingin di sentuh ia berontak dan memukul bajak laut itu dengan kasar.

Gadis itu menendang dan mencoba mematahkan sangkar yang terbuat dari akar pohon beserta jaring baja.

"brengsek, keluarkan aku dari sini !" ucapnya gusar, suaranya melengking dan dingin.

Salah satu bajak laut tertawa hingga memperlihatkan giginya yang ompong.

"tenang lah manis, kau akan senang malam ini dan aku yakin rambut indahmu akan membuatmu di gelimangi oleh banyak kekayaan hahaha ..."

Kemudian tawanya di susul oleh tawa bajak laut yang lain.

Sementara itu izana dan pasukannya mulai melancarkan kegiatan mereka, satu persatu dari anggota bajak laut mereka serang, mereka membekap dan mencekiknya dengan tali yang dibawa.

Kemudian satu persatu wanita di dalam sangkar kayu di bawa masuk ke dalam kapal, sementara itu wanita lain yang sudah keluar dari kapal dengan tengkorak di bagian depannya itu menangis dengan baju dan rambut yang sudah tidak berbentuk lagi, kemudian bajak laut yang berada di luar kapal mulai menjajakinya.

"KYAAA! TOLONG AKUUU !" ucap gadis berambut coklat itu, sakura menatapnya nanar, air mata nya mengucur tanpa ia sadari, melihat gadis itu di perlakukan secara menjijikan bahkan di depan banyak orang.

Sakura mengepalkan tangannya.

"KURANG AJAR KALIAN SEMUA, AKU AKAN MEMBUNUH KALIAN SEMUA, BRENGSEK !" ucap sakura berteriak, kini semua mata tertuju padanya.

"aku ingin si pinky itu, bawa dia keluar ..." ucap laki-laki dengan satu penutup mata dan dengan topi khas bajak laut, ia menghisap cerutu dengan santai bahkan ia hanya mengenakan celana pendek tanpa baju, hingga memperlihatkan tubuh six pack nya.

Penjaga mengikat kedua tangan sakura dengan tali, sakura berusaha melawan namun sia-sia,ia mulai kehabisan tenaga.

Akhirnya ia di seret menuju kapal,tubuhnya di angkat seolah-olah ia memiliki berat hanya 5 kilo, sementara itu sakura terus mendesis tidak suka dan menyumpahi mereka semua agar tuhan membalas semua yang mereka lakukan.

Kemudian setelah sakura di seret ke dalam kapal para bajak laut kembali melakukan aktivitas mereka, ada yang mabuk-mabukan, ada yang bermain-main dengan gadis yang sudah di berikan tuannya untuk mereka dan ada yang masih senang menggoda gadis-gadis yang masih di dalam kurungan.

Sementara itu izana mulai menyerang dengan terang-terangan, dia menyuruh pemanah untuk memanah dan dalam sekejap mereka tergeletak tak bernyawa, tidak lama setelah itu pasukan bajak laut yang masih tersisa turun dari kapal dan mulai melawan, di susul dengan pasukan izana yang kini maju ke garis depan.

"selamatkan gadis-gadis, anak-anak, para budak dan bunuh mereka semua tanpa tersisa !" ucap izana pergi menyerbu kedalam kapal.

Izana merasakan angin berhembus lebih kencang membuat baju yang ia kenakan tersayat, namun ia tidak memperdulikan hal itu, ia tetap masuk untuk menolong wanita bersurai merah muda itu.

Semoga ia belum terlambat.

Didalam kapal ia bersama haruka mulai melawan para bajak laut yang mulai menyadari bahwa pasukannya telah di serang, izana menyerang menggunakan pedangnya dengan tenang sementara itu haruka sangat bersemangat dan menggebu-gebu.

"selamatkan warga yang masih tersisa, haruka ..." ucap izana melewati haruka menuju dek bawah kapal.

"baik pangeran ..." ucap haruka sopan kemudian kembali menyerang.

Izana menyusuri ruangan yang hanya diterangi oleh lilin-lilin di tiap sisi ruangan, kemudian izana mendengar suara ribut yang datang dari salah satu kamar.

"BRENGSEK MENJAUH DARIKU !" ucap sakura, tangannya di ikat ke atas tiang penyangga, hingga tubuhnya menggantung,ia bahkan tidak bisa merasakan kakinya menapaki lantai kayu itu.

"sepertinya kau berbeda dari wanita yang lain, aku akan lebih semangat menikmatimu, pinky ..." ucap laki-laki dengan bekas luka di pipinya itu, matanya hitam sehitam rambutnya, tangan nya mulai menyentuh kaki dan paha sakura dengan menjijikan, sementara itu sakura menendangnya, tidak memperdulikan pergelangan tangannya yang lecet akibat gerakannya.

"tch ... aku tidak sudi dengan orang sepertimu !" ucap sakura ketus menatap laki-laki itu, ia berpikir andai ia memiliki sharinggan mungkin ini akan menjadi lebih mudah, namun kenyataan tidak sesuai dengan harapan.

"sayang, aku terlanjur menyukaimu, mata juga rambutmu terlalu indah, bahkan mutiara di laut tidak akan sebanding jika di sandingkan denganmu" ucap laki-laki itu kembali membuat urat di dahi sakura menyembul, laki-laki itu menciumi tubuh sakura, bahkan ia memainkan helaian merah muda sakura di tangannya.

Sakura menatapnya dengan pandangan membunuh, dan berusaha melepaskan dirinya.

"tidak berguna, kenapa aku harus kehabisan cakra di saat seperti ini !" ucapnya kesal, matanya bertemu dengan mata laki-laki itu, bahkan laki-laki itu menatapnya dengan lapar, ia mulai menjilati pipi sakura dengan rakus.

Sakura tidak ingin melihat dirinya di mata laki-laki itu, ia memilih membuang mukanya ke arah pintu masuk, ia melihat helaian pirang dan mata sewarna samudra.

Sakura menatap nya dengan pandangan memohon, kemudian pemilik mata itu mengangguk dan menyuruh sakura mengalihkan perhatian laki-laki itu, sakura mengerti dengan tanda yang ia berikan.

"apa kau sungguh-sungguh ingin memilikiku ?" tanya sakura, matanya mengebor pemilik obisidan itu dengan hanya menatapnya.

Laki-laki itu terdiam tidak bisa bergerak, bahkan lidahnya kelu melihat sakura dengan pandangan memohon seperti itu.

"ba-bagaimana jika aku serius ...?" ucapnya menggantungkan kata-katanya, sakura tersenyum meski di paksakan.

"baiklah aku bersedia ... aku terlalu bodoh untuk melawan" ucap sakura mengangkat bahunya, dalam hitungan detik mata laki-laki itu berbinar dengan gembira, bahkan ia mengelus pipi sakura dengan lembut, wajahnya semakin mendekat hingga napas keduanya bertemu.

JLEBBB

Laki-laki itu tumbang di hadapan sakura, sakura menghela napas lega.

"oh- kami-sama ..." ucap sakura jika ia tidak terikat seperti seonggok daging sapi, ia pasti akan jatuh di lantai.

Kemudian izana masuk, ia memegang busur panah yang ia dapatkan ketika menghabisi salah satu pemanah, ia tidak menyesal sudah berlatih dengan keras bahwa kemampuannya berguna.

Izana masuk kemudian melihat sakura dengan tatapan dingin, laki-laki dengan surai pirang itu mengeluarkan pedang dan memotong tali yang menggantung sakura hingga wanita itu jatuh ke lantai dengan posisi tengkurap.

Kemudian sakura segera bangkit dengan susah payah, sementara ia melihat laki-laki itu mencabut anak panah di punggung pemimpin bajak laut itu.

"terlalu menjijikan" ucapnya, sakura melangkahkan kaki hendak pergi meninggalkan kekacauan yang membuat kepalanya berputar dan sakit.

'sungguh laki-laki gila itu akan memperkosaku, dasar sialan !' ucapnya dalam hati, kemudian ia merasakan langkahnya di hentikan oleh seseorang.

Sakura merasakan tangannya di tarik hingga ia berbalik melihat wajah laki-laki berambut pirang itu, mata nya mengingatkan sakura pada lautan yang dalam dan terlihat berkilauan di terpa matahari.

Sakura terpukau dengan apa yang ia lihat, namun ia segera menghilangkan pemikiran aneh yang terlintas di otaknya.

"ada apa ?" ucap sakura bertanya dengan nada datar.

"seharusnya kau berterima kasih kepadaku, bukan ?" ucap laki-laki itu bahkan matanya mengebor jauh kedalam emerald sakura.

Sakura tidak bergeming juga tidak menjawab.

Sakura bertatapan beberapa detik hingga sakura sadar bahwa kapten bajak laut itu bangkit dan berusaha menikam laki-laki di depannya dengan pedang.

Dengan cepat sakura menarik laki-laki itu kemudian sebelah tangannya menarik pedang yang bertengger di pinggang laki-laki itu dan menahan tebasan pedang sang kapten kapal.

"kau berbohong kepadaku !" ucap laki-laki itu dengan getaran suara yang aneh, sakura merasakan hawa yang tidak menyenangkan di ruangan itu, kapten bajak laut yang di kenal sebagai jack si penjagal menyerang sakura bertubi-tubi.

"aku akan membunuhmu, dasar jalang !" ucapnya lagi kini menyerang sakura membabi buta, sementara itu izana mengambil anak panah dan berusaha membidiknya, namun ia kesulitan karena gerakan lawannya itu terlalu cepat untuk ukuran seorang manusia.

"oh- ayolah disini kau juga sudah banyak berbohong, apa kau tidak sadar dengan apa yang kau lakukan pada desa itu ?" ucap sakura santai menghindari tebasan pedang laki-laki itu, rambutnya berayun dengan cantik, satu-satunya warna yang ada di ruangan itu.

Kemudian gerakan laki-laki itu benar-benar tidak bisa di prediksikan, bahkan sakura merasakan bajunya tersayat dan kulitnya mengeluarkan darah.

'tch sial, aku harus bisa berkonsentrasi' ucapnya dalam hati.

Kemudian izana muncul dengan pedang yang lain, ia memegang dua pedang dengan ukuran besar dan mulai menyerang jack dengan cepat.

Bahkan pertarungan mereka membuat kapal berguncang hebat.

Sakura membentuk beberapa segel di tangannya kemudian melesat maju, sakura menebas tubuh laki-laki itu beberapa kali dan sakura yakin ia sudah mengenai organ vital laki-laki itu, namun tidak ada tanda-tanda bahwa laki-laki itu terluka.

Sakura mundur beberapa langkah ke belakang untuk mengimbangi napasnya, kemudian dengan adegan lambat ia menyaksikan sebilah pedang dan wajah menakutkan laki-laki itu sudah berada di depan matanya, sakura menahan napasnya kemudian memasang kuda-kuda bertahan, namun sepertinya terlambat, sakura memejamkan mata.

"hei bertahanlah !" ucap izana berada di depan sakura menahan pedang yang mirip dengan senjata eksekusi itu dengan kedua senjata di tangannya, sakura membelalakan mata ketika suara retakan pedang izana memekakan telinga.

"sejak kapan kau menemukan pedang itu ?!" ucap sakura namun ia segera membelalakan mata panik.

"oh tidak !" ucap kembali sakura segera mengumpulkan akalnya dan menebas tangan laki-laki itu.

Izana terengah-enah kemudian melihat ke arah depannya, ketika sakura kini ada di depannya dengan berani.

"ini pedang salah satu bawahannya yang aku bunuh, pedang ini menyedihkan?!" ucap izana menggerutu kesal, namun sakura tidak memperdulikan itu, bagaimana pun ia harus keluar dari situasi ini.

Itu adalah prioritasnya.

"tolong bantu aku, sampai aku menyelesaikan segelnya !" ucap sakura melirik izana di belakangnya,ia melihat laki-laki yang menyebut dirinya kapten itu menjadi gila dan bersiap kembali untuk menebasnya, sakura mengarahkan pedang secara horizontal memegang pegangannya dan memegang ujung pedang itu untuk bertahan, sementara itu mata nya terpejam untuk berkonsentrasi dengan apa yang ia pikirkan.

Izana melihat wanita itu dan tersenyum sinis, ia memposisikan dirinya di belakang sakura dan mengarahkan pedangnya pada posisi yang sama dengan sakura, kedua tangannya berada melindungi tubuh sakura menahan pedang jack.

Serangan pertama membuat keduanya bertahan, namun pedang yang izuna pegang sudah mulai retak dan patah, hanya tersisa satu pedang yang sakura pegang, yaitu pedang miliknya.

"KAI !" ucap sakura membuka mata, seketika itu muncul tato berwarna ungu di tengah dahi wanita itu.

Itu adalah segel byakugou nya.

Bahkan sekarang wanita itu sudah meluncur meninju lawannya hingga ia tidak sadarkan diri, hasil dari tinjunya membuat ruangan itu hancur dan air laut mulai merembes.

Kemudian dengan mengalirkan cakra di pedang izana sakura menebas kepala laki-laki itu tanpa izana sadari, sebelah tangannya memegang nya dengan enteng seolah-olah ia sering melakukannya.

"dengan ini aku sudah membalas dendam mereka yang sudah kau nodai !" ucap sakura tajam menatap kepala yang sudah tidak bernyawa.

"ini ..." ucap sakura menyerahkan pedang izana dengan sopan "maafkan aku, aku hanya bertindak sesuai dengan keadaan." Sambungnya, kemudian izana mengelap darah di pedangnya dan memasukannya ke dalam sarung, izana membungkus kepala lawannya dengan kain dan membawanya.

Izana pergi tanpa berkata apapun, ia hanya melihat sakura dari ekor matanya, wanita itu menggelung rambut nya yang sudah mencapai kepinggang dengan mudah.

Kemudian ketika menaiki dek izana mengacungkan kepala yang ia bawa hingga seluruh pasukan bersorak gembira.

"pangeran izana, apa anda tidak apa apa ?" ucap haruka, izana bisa mengetahui kekhawatirannya.

Izana mengangguk kemudian meletakan kepala yang ia bawa bersama dengan onggokan mayat yang lain.

"a-apa ?! pangeran ?" ucap sakura pelan namun izana bisa mendengar suaranya, izana menoleh mendapati wanita itu mundur perlahan dan bermaksud lari.

"aku akan menangkap mu, jadi ikut dengan ku untuk menjadi saksi..." ucap izana kemudian ia berjalan turun menuju ke pesisir pantai.

Izana merasakan pandangannya kabur dan napasnya sesak kemudian ia hanya merasakan bulan purnama yang ada di pandangannya menghilang ditelan kegelapan.

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

..

Izana membuka matanya, ia merasakan kepalanya sakit dan napasnya berat, namun ia juga merasakan telah bermimpi panjang.

Bertemu bajak laut dan bertarung bersama wanita bersurai merah muda.

Tunggu.

Izana mengumpulkan pemikirannya yang tercecer kemudian ia mengingat ingat dengan baik apa yang terjadi, dan untuk pertama kalinya ia membelalakan mata tidak percaya.

Izana melihat kamarnya yang familiar, ia sedang tertidur, ia melihat lampu Kristal berkilauan terpantul matahari,tangannya meraba dan mencari sesuatu, namun ia merasakan bahwa sebagian dari tubuhnya di perban dan mati rasa.

Izana berusaha bangun namun ia tidak bisa menggerakan tubuhnya.

"kau sudah bangun ..." ucap sakura menutup pintu dengan pelan, kemudian menghampiri izana dengan sopan, sakura duduk di tepi kasur king size izana.

Kemudian membantunya untuk sekedar duduk di tempat tidur, bahkan izana tidak menolak karena sungguh ia membutuhkan bantuan.

"akh ... apa yang terjadi ?" ucapnya bertanya, memegang kepalanya berusaha mengingat apa yang terjadi.

"kau terkena racun ketika sedang melawan bajak laut brengsek itu..." ucap sakura memutar bola matanya.

"semua tampak panik, bahkan laki-laki bernama haruka tidak tau akan berbuat apa, kemudian aku menolongmu dan mereka membawaku kesini untuk merawatmu..." sambung sakura menatap biru samudra di manik izana.

"kau seorang herbalis ?" tanya izana mengerutkan dahinya, sakura berusaha berpikir untuk menemukan kata-kata yang dapat di mengerti semua orang disini selain 'herbalis'.

"aku hanya seorang gadis dari pesisir ..." ucap sakura menggantung kalimatnya, kemudian ia mengambil senampan besar bubur kacang merah yang sudah di haluskan.

"well, aku sudah menolak untuk merawatmu, namun tuan haruka memberikan ancaman jika aku tidak bertanggung jawab ia tidak akan membiarkan aku untuk pergi dengan tenang" ucap kembali sakura menyendok bubur di mangkuk porselen dengan gambar bunga yang manis.

"jadi aku meminta kepadamu untuk bekerja sama, agar aku cepat keluar dari istana ini dan aku bisa pulang ..." sambung sakura bahkan di wajah wanita itu Nampak kesedihan yang sangat kentara sebelum hilang dan tidak ada yang menyadarinya.

Izana hanya diam mendengarkan penjelasan wanita di depannya itu, bahkan untuk pertama kalinya ia mendapati seseorang yang tidak takut atau tidak berlebihan menjaga sikap kepada dirinya, karena ia adalah seorang pangeran di clarines.

"kapan kau di izinkan haruka untuk pergi ?" tanya izana membuka keheningan yang tiba-tiba ada di sekitar nya.

"setelah kamu sembuh total" ucap sakura menjawab dengan lancar, ia mengaduk-ngaduk bubur di tangannya berusaha membuat rasa panas di bubur itu menghilang.

Sakura menyodorkan suapan pertama kepada izana.

Izana mengerutkan dahinya namun tanpa banyak berkomentar ia membuka mulut dan makan dengan tenang.

Sakura tersenyum sangat cerah bahkan izana hampir tersedak ketika menyadari wanita di depannya sangat cantik dalam beberapa hal.

"aku heran kenapa semua pelayan takut kepadamu ?" ucap sakura kembali menyendok bubur di tangannya.

Sementara itu izana mendengus pelan dengan apa yang sakura katakan.

"mereka hanya tidak mengenalku ..." ucap izana pelan, kemudian ia melanjutkan aktivitas sarapan paginya.

Setelah memakan habis buburnya, sakura membuka korden-korden yang membingkai jendela besar nan megah kamar itu, membiarkan matahari menyinari kamar izana dan membuka salah satu jendela agar udara segar masuk ke kamar sang pangeran.

Aktivitas ini sudah sakura lakukan selama tujuh bulan, sampai pagi ini izana terbangun untuk pertama kalinya.

Selama tujuh bulan sakura menetap di istana distrik barat negara clarines, terjebak diantara peraturan yang haruka beratkan untuknya, karena tempo lalu izana pergi untuk menyelamatkannya dari bajak laut aneh yang menyerang pesisir pantai utara di distrik clarines.

Sakura tidak bisa menolak karena bagaimana pun izana sudah menolongnya, menolong kehormatannya ketika ia sendiri tidak bisa melindunginya.

"terima kasih, Karena sudah menyelamatkan aku tempo lalu,harusnya aku bisa berterima kasih dengan cara yang benar." Ucap sakura membelakangi jendela, lonceng berbunyi menandakan gerbang di buka dan para pedagang masuk ke istana untuk menjual hasil panen nya.

Izana kembali tertegun melihat warna indah yang di bawa oleh rambut beserta mata giok wanita di depannya.

"sudah berapa lama aku disini ..." tanya izana pada sakura, laki-laki itu bahkan tidak mengucapkan sepatah kata apapun ketika sakura berterima kasih dengan benar, dan sakura bersumpah ingin memukul nya hingga terpental ke halaman istana.

"tujuh bulan..." ucap sakura kini kembali duduk di samping izana, hal itu ia lakukan selama tujuh bulan, ia yang merawat izana menggantikan perban yang ada di tubuhnya, mengalirkan cakra murni ketika tidak ada siapapun agar proses pemulihan izana berangsur cepat.

Izana membelalakan mata tidak percaya dengan apa yang di katakan wanita di depannya itu.

"kemudian bagaimana dengan pesisir utara dan kerajaan ?" ucap izana bertanya dengan ekspresi datar.

"ketika kamu tidak sadarkan diri semua kekacauan di atur dan dibereskan oleh tuan haruka, dan kerajaan tetap pada pimpinan pangeran zen" ucap sakura menatap perban izana yang mulai mengeluarkan darah.

"jangan terlalu memaksakan tubuhmu dan jangan banyak bergerak..." ucap sakura mengambil perban di salah satu kotak meja di sampingnya.

Sakura mengambil beberapa salep yang ia buat juga beberapa kain bersih untuk membersihkan luka nya.

Sakura mendekatkan diri, membawa senampan peralatan nya untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.

"aku akan mengganti perban mu, dan berusaha menutup luka mu, jadi aku mohon kerja sama nya" ucap sakura berucap dengan tulus, izana hanya menghela napas dan mengangguk.

Kemudian sakura mulai membuka perban izana, secara perlahan sakura melihat rembesan darah yang keluar dari sela-sela jahitan yang ia buat, sepertinya benang yang ada di sini lebih rapuh dan lama untuk di serap oleh kulit, untuk itu sakura akan membuat penelitian setelahnya.

Kemudian sakura menyeka luka itu dengan air dingin,membersihkan nya secara perlahan.

Izana terkejut ketika melihat ada luka sayatan yang lumayan besar di bagian perutnya, namun ia memilih untuk diam, ia bahkan tidak menginat bahwa bajak laut itu menusuk nya.

Sakura mulai mengolesi salep dan menutup luka dengan kasa lalu membebat perban sedikit kencang agar luka nya tidak terbuka lagi.

"nah selesai, bagaimana perasaan mu ?" tanya sakura dengan santai kemudian membereskan peralatannya.

"tidak lebih baik ..." ucap izana masih sama datarnya membuat sakura ingin mencubit area luka laki-laki itu agar dia menangis.

"aku akan memberitahu tuan haruka bahwa kamu sudah siuman, aku permisi ..." ucap sakura sekilas menundukan kepalanya dan pergi.

Tidak lama setelah itu haruka datang bersama dengan zen,kiki dan mitsuhide.

Ruangan terasa sangat ramai, haruka yang sangat mengkhawatirkan izana, sementara itu zen sangat bersyukur bahwa izana sudah siuman bahkan ia tidak menolak di obati oleh sakura.

Zen adalah adik satu-satunya izana yang memimpin kerajaan inti clarines, bersama dengan kiki dan mitsuhide mereka ada dalam satu naungan kerajaan dan mereka yang mengatur kerajaan selama izana tidak ada disana.

Beberapa waktu yang lalu zen dikabarkan jatuh cinta dengan gadis bernama shirayuki, dia adalah apoteker magang yang bekerja di istana, kemampuannya sangat bagus bahkan izana sudah menguji kesungguhannya dan gadis bersurai merah itu lolos dengan banyak tekanan yang izana berikan.

Sejak saat itu izana mulai menerimanya untuk menjadi bagian dari zen.

"aku bersyukur aniki sudah sadar ..." ucap zen tulus, mata birunya memancarkan kekhawatiran yang sangat jelas ia keluarkan pada suaranya.

"saya berharap anda bisa beraktivitas seperti biasanya, tuan" ucap mitsuhide membungkuk sopan.

Sementara itu kiki mengikuti mitsuhide memberikan doa dan penghormatan.

"lalu, bagaimana apa banyak yang mengetahuinya ?" tanya izana santai, ia memposisikan tubuhnya perlahan.

"tidak tuan, semenjak kejadian itu kami memutuskan membawa anda ke daerah barat istana clarines, kerena jika ada yang tahu anda sedang terluka parah maka akan banyak musuh dari Negara tetangga menyerang kita... maafkan tindakan saya yang tidak meminta persetujuan tuan terlebih dahulu." Ucap haruka berlutut patuh, namun ia melakukan itu dengan tulus karena tidak ingin kerajaan yang sudah menyandang kedamaian itu harus kembali berperang untuk memperebutkan kekuasaan.

"aku mengerti, terima kasih haruka. Dan zen jika kau sudah selesai segera kembali ke istana, jangan biarkan istana kosong" ucap izana di jawab dengan anggukan zen.

Kemudian zen, kiki, dan mitsuhide pamit dan segera menuju ke istana utama clarines.

Setelah kepergian ketiganya, hanya tinggal haruka dan izana di ruangan itu.

"bagaimana bisa kau membawa wanita itu ke istana ?" tanya izana dengan nada tenang namun raut wajahnya penuh tanda tanya.

Haruka kembali menelan salivanya, cepat atau lambat ia pasti akan ditanyai hal ini.

"sebelumnya saya mohon maaf atas kelancangan saya tuan, namun ketika itu tuan pingsan dan tidak sadarkan diri, bahkan saya mencari-cari dari jajaran gadis desa yang menjadi tabib, namun tidak ada. Kemudian wanita itu tiba tiba menolong anda, ia melakukan perawatan dan pertolongan pertama kepada anda dengan sangat baik, kondisi anda sangat kritis namun ia bisa mengembalikan kondisi anda menjadi stabil..." ucap haruka bercerita, izana masih menunggu penjelasan.

"lanjutkan ..." ucap izana tenang kemudian kembali mendnegarkan cerita haruka.

"kemudian kami membawa anda ke istana inti, pangeran zen sangat marah, namun shirayuki menenangkannya, setelah itu dia sakura haruno, kurang lebih itu namanya berkata 'aku yang akan merawatnya sampai ia pulih dan bisa beraktivitas dengan normal, namun jika ada yang tidak percaya kepadaku, kalian boleh mencari orang lain untuk merawatnya, karena aku berhutang nyawa juga kehormatan kepadanya.' Kemudian saya mencari tabib untuk merawat anda namun tidak ada yang sanggup, bahkan shirayuki dan kepala apoteker hanya bisa meracik obat untuk anda. Jadi saya memutuskan untuk mempercayai sakura dan membawa anda ke istana di barat clarines, juga menutup masalah ini dari semuanya."

Ucap haruka panjang, izana mengangguk dan dapat menerima apa yang haruka lakukan, bahwa haruka sudah melindunginya dan melindungi rakyatnya.

"terima kasih haruka, aku mempercayainya" ucap izana membuat haruka bernapas lega.

"dan tuan bagaimana, apa tuan merasa tidak nyaman, atau tuan ingin mencari tabib lain ?" ucap haruka kembali bertanya dan izana menggelengkan kepala menjawab pertanyaannya.

"tidak, biarkan sakura yang melakukan ini sampai akhir" jawab izana membuat haruka tersenyum, kemudian ia memutuskan undur diri untuk mengurus hal lain.

"aku akan memanggilkan sakura untuk menemani tuan..." ucap haruka menundukan kepalanya dan pergi menutup pintu.

TBC

.

.

.

.

.

Hallo, salam kenal semuanya, terima kasih sudah menyempatkan membaca fanfic yang aku buat,ini adalah fanfic pertama bahkan crossover pertama hehe ... Meski banyak kekurangan dimana-mana aku berharap teman-teman menyukai nya.

Silahkan berikan review dan masukan, aku sangat menghargai jejak yang teman-teman tinggalkan~

Terima kasih

SakuraH20