Disclaimer: Naruto©Masashi Kisimoto
OUR LOVELY CHILD
Sinar matahari menyinari Center Beach Konoha tempat keluarga Hyuuga berlibur sekarang. Di tengah sinar matahari Hinata bertemu Naruto yang sedang berenang di laut. Aku mendekati Naruto dari belakang dan mencipratkan air sekencang-kencangnya.
"Haha.. Naruto sedang apa kamu?" tanya Hinata sambil meledek dan lari dari Naruto.
"Hei Hinata! Jangan lari kau ya!" teriak Naruto sambil mengejar Hinata.
"Maafkan aku Naruto.. Aku tidak sengaja mencipratkan air padamu tadi." Jawab Hinata terangah-angah karena lari dari Naruto.
"Aku memaafkamu tapi tungguu sampai aku juga mencipratkannya padamu Hinata!" jawabnya sambil mengejar Hinata. Sampai akhirnya Hinata berhenti karena melihat keranjang aneh dibawah pohon kelapa yang rindang.
"Apa itu?" tanya Hinata pelan sambil menunjuk kearah keranjang tersebut.
"BRRUK!" Naruto menabrak Hinata dari belakang, sehingga Hinata
tertimpa Naruto.
"Na..naruto.. be..berat.." kata Hinata hampir kehabisan nafas. Naruto segera berdiri dan membangunkan Hinata.
"Lagian kenapa berhenti tiba-tiba. Kamu menyerah ya Hinata." kata Naruto sambil mencubit pipi Hinata.
"Ih… Menyerah? Ingat Naruto, kapan kamu pernah menang lomba lari denganku. Kamu lihat keranjang kecil itu?" tanya Hinata sambil menunjuk sebuah keranjang kecil yang misterius.
"Ayo kita lihat lebih dekat Naruto" kata Hinata sambil menarik tangan Naruto. Tiba-tiba keranjang itu bergerak.
"Waa! Hinata!" teriak Naruto Histeris.
"Aduh..Naruto. Jangan begitu.. Ayo kita lihat." Jawab Hinata sambil menarik tangan Naruto.
Kami berjalan mendekatinya, kamipun semakin dekat… Dekat… Dekat dan akhirnya…
'Bruuk…Bruuk…'
Terdengar suara dari keranjang misterius itu.
"Waaa! Hinata.. Itu moster… Itu pasti monster!" teriak Naruto histeris sambil berlari kebelakangku.
"Bukan Naruto… Bukan.." kata Hinata berusaha menenangkan Naruto yang ketakutan.
Hinata berusaha membuka keranjang itu, walaupun Hinata dan Naruto masih ketakutan sambil menutup matanya rapat-rapat.
"Ha! Ya ampun…" teriak Hinata kaget.
"Hinata.. Ada apa? Itu monster ya?" kata Naruto sambil membuka mata perlahan-lahan.
"Apa!? Anak Bayi?" Teriak Naruto histeris.
"Naruto.. Kita pungut dia ya. Kasihan dia." Kata Hinata lirih sambil menggendong bayi itu.
"Apa?! Jadi kita pura-pura jadi orang tua dia? Tapi kan kita belum menikah, kita jg belum pernah pacaran.. Lulus SMA saja belum. Kita kan tidak punya rumah. Kita asuh dimana dia? Aduh.. Hinata kamu ada-ada saja.. Masa aku harus melamarmu didepan ayahmu yang galak itu. Aduh.. Belum lagi kakakmu yang sinis itu…" kata Naruto ngoceh sendiri.
"Dirumahku ada kok ruangan bawah tanah , disana terdapat 2 kamar." Jelas Hinata.
"Tapi Hinata.. Masa bayi ini ditinggal di kamar bawah tanah sendiri." Bantah Naruto.
"Maka itu.. Naruto ngekos dirumahku ya.. Nanti kamar bawah tanah itu Naruto yang menempatinya. Untuk sementara aku dan kamu jadi orang tuanya." Kata Hinata dengan polos.
"Aku jadi ayahnya? Hm.. Aku ngekos ditempatmu? Tapi Hinata aku tidak punya uang.. Taukan papaku pelit euy.. Jajan aja cuma seriu sehari." Jawab Naruto dengan nada A minor, hhe.
"Tapi… Tolong ya Naruto, usahakan…" kata Hinata dengan penuh harapan.
"Aduh Hinata.. Jangan gunakan nada itu… " kata Naruto.
"Naruto…" kata Hinata. Kali ini Hinata menatap Naruto dengan dalam.
"Ah.. Ia deh.. Ia…" jawab Naruto dengan pasrah.
"Terima kasih ya Naruto! Aku mau pulang duluan mau menyembunyikan bayi ini dikamarku" sahut Hinata dengan gembira dan pergi meninggalkan Naruto.
DIRUMAH HYUUGA
Hinata masuk kerumahnya, dan Hinata langsung kedalam kamarnya dan menyembunyikan keranjang yang berisikan bayi tersebut di dalam kamarnya dan mengunci kamarnya dengan rapat. Lalu Hinata pergi mengambil susu didapur.
"Untung Ka Neji suka langganan susu sapi." Kata Hinata.
"Eeh.. Tapi mana botol susunya? Aduh.. Masa minum dari gelas." Kata Hinata sendiri sambil bolak-balik mencari ide.
"Oh ia! Botol susu punya Hanabi masih ada ga ya?" tanya Hinata sambil lari ke gudang. Hinata mencarinya dengan hati-hati. Akhirnya Hinata menemukan kotak barang-barang punya Hanabi adiknya.
"Iyey! Ketemu.. Tapi udah kotor banget. Cuci dulu deh.." kata Hinata sambil pergi kedapur dan membersihkan botol susu itu. Setelah itu Hinata membuat susunya dan memberikannya pada bayi itu.
"Aduh.. Manis banget dia.." kata Hinata sambil tersenyum, tiba-tiba Hp Hinata bunyi karena ada panggilan.
"Aduh.. Ada yang telefon. Siapa ya?" tanya Hinata sambil mengambil Hp nya yg berada didalam tasnya.
"Aduh.. Kakak Neji telefon. Um.. Tenang.. Ga ush diangkat ah.. Serem…" kata Hinata sambil meletakan Hp nya di atas meja belajarnya.
"Waah.. Dia sudah tidur. Dia ga rewel ya… Bagus." Kata Hinata.
Tiba-tiba terdengar suara pintu gerbang terbuka. Neji pulang sendiri dan lari cepat-cepat seperti kehilangan sesuatu. Hinata terkejut melihat dari jendela kamarnya.
"Aduh.. Ada ka Neji.. Gimana nih? Aku pura-pura sakit perut aja deh." Kata Hinata sambil mengunci kamarnya.
"Hinata! Hinata!" teriak Neji dari ruang tamu.
"Aduh.. Bayinya diletakin di sebelah meja belajar aja deh." Kata Hinata dengan ketakutan.
"Ia kakak.." Hinata keluar dari kamarnya dan mengunci pintu kamarnya rapat-rapat.
"Hinata! Kamu itu tadi kenapa pulang tanpa izin! Ayahmu ketakutan tahu!! Dasar bodoh!" teriak Neji pada Hinata.
"Maaf ka. Hinata tadi mual dan pusing, jadi Hinata langsung kerumah mau ambil obat. " jawab Hinata dengan ragu.
"Kamu sakit Hinata? Serius?" tanya Neji dengan curiga.
"I..ia ka." Jawab Hinata dengan gugup wajah Hinata memucat dan keringat dingin karena takut ketahuan. Karna melihat Hinata yang pucat dan keringat dingin Neji jadi percaya dengan perkataan Hinata.
"Sudah.. Lebih baik kamu tidur sana. Nanti biar aku yang bilang ke ayahmu." Jawab Neji.
"Ia ka. Terima kasih ya ka." Jawab Hinata sambil pergi menuju kamarnya.
'Aduh.. Aku harus pindah kekamar bawah tanah.. Tapi gimana bilangnya ya? Gimana cara bawa keranjang bayi ini?' tanya Hinata dalam hati.
'Ah.. Akan ku coba.' Tiba-tiba Hinata memberanikan diri meminta izin agar dapat pindah kamar.
"Ka.." panggil Hinata sambil berlari kearah Neji. Neji menoleh dan melihat Hinata.
"Ada apa? Katanya sakit?" gerutu Neji.
"Aku pindah kekamar bawah tanah ya ka.. Boleh tidak?" tanya Hinata dengan takut.
"Loh? Ngapain?" tanya Neji kebingungan.
"Hm.. Aku ada tugas buat cerita ka, jadi aku mau ketenangan dan kesunyian. Kalau dikamar ku yang sekarang masih suka terdengar kendaraan yang lewat ka. Boleh tidak?" Jelas Hinata.
"Ia.. sudah terserah kamu saja." Jawab Neji dengan tenang.
Hinata segera pergi dan membereskan kamar bawah tanah itu. Dia juga membawa bayi itu bersamanya ke kamr bawah tanah. Dan merekapun tertidur dengan lelap disana.
SEDANGKAN DIRUMAH NAMIKAZE
"Ayah.. Ayah…" panggil Naruto dengan keras.
"Ada apa sih?" jawab Minato sambil keluar dari kamar mandi.
"Ayah.. Aku mau ngekos ya! Aku kan sudah dewasa!"
"Apa! Tidak boleh!" bantah Minato.
"Tapi ayah.. Ini juga sekalian mau kerjain tugas membuat cerita! Aku ngekos dirumah keluarga Hyuuga ayah.. Jadi tidak jauh.." bantah naruto dan tetap bersihkeras mau pergi.
"Apa kau yakin dengan in semua?" tanya Minato.
"Ia ayah! Aku janji akan sering datang kerumah." Kata Naruto.
"Ayah juga sebenarnya mau ada tugas keluar kota, tadinya mau ayah ajak. Tapi kamu mau ngekos. Ya.. Tidak apa-apalah." Jawab Minato dengan tenang dan tersenyum pada Naruto.
"Terimakasih ya, ayah!" jawab Naruto dengan semangat.
KE ESOKAN HARINYA…
"Permisi…" kata Naruto sambil menekan bel di gerbang rumah Hinata dan kakaknya.
"Siapa ya?" jawab seorang pria dari telepon luar.
"Aku Naruto yang mau mengekos dirumah ini." jawab Naruto.
Tiba-tiba gerbang itu terbuka,
"Naruto.. tak ada tempat kos disini!" Bentak seorang pria.
"eeh.. Neji.. kau tinggal dengan Hinata berdua disini?" Tanya Naruto dengan curiga.
"Ya!! Memmang kenapa?'balik Tanya. 'Wah.. Bisa jadi omongan besar nih.. Neji wakil ketua Osis tinggal berduaan dengan sekertaris osis di satu rumah! Wah.. Harusnya ada satu orang yang memantau.. Kau mau kalau namamu tercoreng nantinya?" kata Naruto memanas-manasin Neji.
"Eehh.. Ia Naruto.. Aku lupa kalau ada 1 kamar dibawah tanah.. Kamu bisa menepatinya.. Asal kau jangan menyebarkan gosip yang tidak-tidak!" Kata Neji.
"Ok.. Boss!" Jawab Naruto.
Lalu Naruto ke kamar bawah tanah sendiri, dan Naruto melihatku sedang duduk disamping keranjang bayi.
"Hinata.." Panggil Naruto dengan ceria.
"Ssst.. Jangan berisik Naruto. Dia sedang tidur.." Kata Hinata sambil mengelus-elus kepala bayi itu. Naruto terdiam kaku melihat Hinata yang sedang mengelus-ngelus kepala bayi itu, terlihat sepintas dalam pikiran Naruto terlihat seperti almarhum ibunya.
"Ma..ma.." Kata Naruto dengan lantang.
"Eeh? Naruto?" tanya Hinata dengan kaget. Hinata melihat Naruto dengan tatapan heran.
"Hm… Maaf Hinata." Jawab Naruto dan memalingkan pandangannya dari Hinata.
'Apa yang telah kupikirkan? Pasti Hinata marah padaku karna kupanggil dengan sebutan mama. Tapi… Kenapa tadi aku jadi ingat dengan mama ya?' pikir Naruto dalam hati.
"Argh!" gerutu Naruto sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Naruto… Kamu kenapa?" Tanya Hinata sambil menghampiri Naruto.
"Tidak apa-apa kok.. Hehe…" jawab Naruto sambil tertawa kecil. Lalu Naruto melihat bayi kecil itu dan tersenyum.
"Hinata… Siapa nama bayi ini?" tanya Naruto.
"Aku juga bingung Naruto. Bayi cantik ini siapa namanya ya?" jawab Hinata.
"Aduh.. Aku bingung!" gerutu Naruto sambil mengerutkan dahinya.
"Aku juga bingung…" sahut Hinata.
"Hm.. Kita panggil Hime aja ya! Kan dia cewek!" Kata Naruto dengan semangat.
"Ia… Boleh. Itu bagus kok!" jawab Hinata sambil tersenyum kecil pada Naruto.
"Umm… Hinata… Barang-barangku in mau diletakan dimana?" tanya Naruto sambil menunjukan 1 papan skateboard, 2 koper besar, 1 ransel dan 1 gumpalan barang yang dibungkus kain.
"Na..ru..to.. I..Ini semua barang-barangmu?" tanya Hinata terbata-bata karena kaget melihat semua barang-barang yang dibawa Naruto.
"Eeh? Kenapa Hinata? Ini semua memang barang-barangku.. Ada papan skateboard, ada sepatu roda, barbell, trimer, pokoknya banyaklah…" terang naruto.
"Hm!!" Hinata shock mendengar semua yang dibawa Naruto. Mata Hinata tetap tertuju pada barang-barang Naruto.
"Hinata? Hinata? Aku letakkan dimana?" tanya Naruto sambil menatap mata Hinata.
"Di sebelah kamarku.. Di sana.." Jawab Hinata sambil menujuk sebuah kamar.
Naruto masuk kedalam kamar itu. Kamar itu bersih dan luas, langit-langitnya pun terbuat dari kaca jadi bisa terkena sinar matahari seolah-olah menjadi jendela kamar tersebut.
"Waah… Luas ya Hinata! Ini jadi kamarku?" tanya Naruto.
"Ia." Jawab Hinata.
"Ok!! Aku beresin kamar dulu ya!" kata Naruto dengan semangat.
Setelah semua selesai. Hinata dan Naruto berkumpul di ruang tv bawah tanah. Mereka membicarakan tentang bayi itu.
"Hinata.. " panggil naruto.
"Ia?" tanya Hinata.
"Besok kita pergi kemana? Kitakan masih libur musim panas. Masih 15hari lagi." Tanya Naruto.
"Kita harus ajak jalan-jalan Hime. Lalu beli keperluan untuk Hime. " jawab Hinata.
"Ia ya! " kata Naruto dengan semangat.
"Ia. " jawab Hinata sambil tersenyum.
"Sudah.. Kita tidur yuk! Biar besok bisa bangun pagi." Kata Naruto.
"Ia. Aku tidur ya Naruto. Selamat malam." Jawab Hinata sambil pergi meninggalkan Naruto menuju kamarnya.
"Aku juga mau tidur ah!!" kata Naruto.
TBC
Minna… Ini suda Michi edit.. Masih banyak yang salah ya? Maaf ya.. n_n
