"Kyaaa!" Pagi-pagi begini Sakura sudah teriak-teriak gaje di sekolah. Kalian tahu kenapa? Yeah – lari – toilet – pipis, adalah tujuan utamanya kali ini.
"Apa! Mana bisa begitu! Seenaknya saja!" Umpat seluruh siswa yang sedang berdiri di depan madding sekolah.
Sakura menghentikan langkahnya menuju toilet. Ia berjalan pelan menuju madding.
Memangnya ada apa sih? Pikir Sakura. Ia melihat sebuah pengumuman denga tulisan yang kelewat lebay. Tulisannya di buat capital – biasa – capital – biasa, terus fontnya juga diubah-ubah, warnanya juga warna-warni kayak pelangi, mana warnanya yang diambil cerah-cerah – gila nih yang buat pengumuman, mau buat mata anak-anak jadi puyeng?
"Hay! Pemberitahuan dari anggota OSIS itu merugikan kita ya?" Tanya Ino, teman satu kelas Sakura yang kini tengah berdiri dengan anggunnya di samping Sakura, kontras sekali dengan Sakura yang tengah geliat sana geliut sini nahan pipis.
Autor : Momomiya Hoshino Utai
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Genre : OOC, Romance, dsb.
Pairing : Bla~bla~bla~bla ...
A/N : huhhh! Berusaha buat yang terbaik bagi para readers! Tolong diterima cerita ini dengan lapang dada ya?
Heehee .. Maaf kalo masih misstypo, humornya garing, dan sebagenya. Author Cuma iseng buat ini ... Tapi tetep ... Tolong direview ya?
P3n9umUm4N!
p3Rp1ah4NaN9k4+aNt4hUn!n1, s3Luru#$!sw4waJ1b&+anK!
Itulah penggalan awal dari pengumuman tersebut yang tengah dibaca Sakura.
"P ... 3 itu apa ya? 'E' ya? Jadi 'Pen' – 9 apa ya?" Ucap Sakura garuk-garuk kepalanya.
"Hay, aku duluan ya?" Ucap Ino dan melenggang pergi. Sakura hanya diam, sebenarnya ia tidak tahu kalau Ino sudah meninggalkannya dengan tenang – bukan mati ya? Ia asyik memperhatikan pengumuman yang sulit dimengerti oleh anak–baik seperti Sakura, dia bukan alay seperti teman-temannya yang lain. SMS saja dia tidak pernah memakai singkatan-singkatan gaje.
"Arrrggghhh! Bikin pusing! Ino temani aku ke toilet!" Ucap Sakura dan langsung menarik tangan orang yang ada disampingnya ke toilet. Orang yang ditarik tangannya hanya diam saja.
Di koridor menuju toilet Sakura memang merasa aneh dengan keadaan tangan Ino yang lebih besar dari biasanya, tapi tidak ia perdulikan, karena rasa kebeletnya sudah melebihi rasa penasarannya.
Selamanya Bersama, Right?
Sesampainya di toilet, Sakura membalikkan badannya dan menatap orang yang sedari tadi ia tarik hingga terhuyun-huyun menabrak tong sampah, rak sepatu, dinding dan anak-anak yang lain hingga wajahnya sudah tak berbentuk – nggak, bercanda. Hahaha ...
"Hah? Apa-apaan ini? Kau siapa? Kenapa Ino berubah jadi laki-laki?" Teriak Sakura di depan laki-laki yang tadi ia tarik tanpa pikir panjang, laki-laki itu sepertinya pasrah saja – jangan ngeres yea? *Plakk!* (Loe tuh yang ngeres! Kita mah biasa aja!).
"Kau menarikku paksa – BAKA!" Ucap laki-laki itu di depan wajah Sakura disertai hujan lokalnya yang luar biasa dahsayat bak tsunami.
"Aduh! Ngomong nggak usah pake tsunami segala napa? Kasihan tuh, cleaning service bersihinnya." Ucap Sakura sambil nunjuk orang kurus, berbaju jingga, membawa peralatan pembersih, yang sedang mengepel bekas tsunami yang ditimbulan oleh laki-laki aneh, berkacamata, berbaju kelewat rapi dan sebagainya – pokoknya culun abis deh! di hadapan Sakura saat ini.
"Lu sendiri ngomong kagak usah pake toa napa?" Balas laki-laki itu sengit. Jelas-jelas Sakura nggak pake toa dibilang pake toa. Jiah ... memang suara Sakura aja yang ngelengking kelewat keras.
"Kyyyaaa!" Sakura berteriak nggak bisa nahan pipis lagi. Ia membuka pintu toilet perlahan – diintipnya.
"Hay! Ngapain Lu ngintip-ngintip?" Tanya laki-laki itu heran melihat tingkah Sakura yang kelewat lebay.
"Gue takut ada badut." Ucap Sakura gaje.
"Hn? Badut? BAKA! Mana ada badut di kamar mandi!" Ucap laki-laki lalu tertawa terbahak-bahak.
"Hay, Lu tunggu di depan pintu ini ya? Gue masuk dulu. Jangan kemana-mana. OK?" Ucap Sakura memastikan anak laki-laki itu akan menemaninya di dalam toilet.
Ya, Sakura takut sekali dengan yang namanya B – A – D – U – T. dan parahnya, saat ulang tahunnya beberapa waktu lalu, teman-teman satu kelasnya sengaja mebuat kejutan untuk Sakura dengan cara menyembunyikan badut di toilet, awalnya mau mereka tunjukkan waktu pulang sekolah, tapi Sakura sudah keburu tahu – dan kalian tahu apa yang terjadi selanjutnya saat Sakura melihat badut di toilet? Tentu saja ia teriak dan nangis-nangis Bombay dalam pelukan pacarnya – Gaara.
"Yeah ..." Sahut laki-laki itu malas.
Anak laki-laki itu pun berdiri dan bersandar di depan pintu utama toilet. Sedangkan Sakura masuk ke dalam salah satu box toilet tersebut.
"Hay, namamu siapa?" Tanya Sakura dari dalam box tersebut. Dan juga Sakura memastikan kalau laki-laki itu masih berdiri di tempatnya semula.
"Sasuke." Sahutnya singkat dan amat – teramat – sangat malas.
"Ok, Gue Sakura." Sahut Sakura ditengah aktivitas pipisnya.
"Gue nggak nanya." Sahut laki-laki yang kita ketahui kini bernama – Sasuke.
"Hay, Uke. Lu murid baru ya'?" Tanya Sakura lagi terus memastikan anak itu masih berdiri di tempatnya.
"Uke ... Uke ... ! Pala Lu peang! Nama Gue Sasuke! Jangan seenaknya manggil nama orang! Dasar Kura-kura!" Ucap Sasuke.
"Hn ... Maaf. Lu murid baru?" Tanya Sakura mengulangi pertanyaannya.
"Hn." Sahut Sasuke maalas sekali.
5 menit kemudian.
"Hay, Lu masih lama?" Tanya Sasuke.
"..." Tak ada sahutan.
"Hay, Lu kesedot toilet ya?" Tanya Sasuke.
"..." Tetap tak ada jawaban.
"Hay!" Teriak Sasuke, ia langsung berjalan menghampiri box tempat Sakura pipis. "Woy! BAKA! Lu dengar Gue kagak sih?" Tanya Sasuke kesal sambil ngedor-ngedor pintu box toilet tersebut.
"..." Tak ada sahutan dari dalam.
Sasuke pun berinisiatif membuka pintu itu dan – TADA! Sakura pingsan terduduk di atas toilet duduk itu. Ia terlihat sangat pucat – tapi ingat ... ya ... *a la Sule*, Sakura udah make rok sekolahnya kok.
"Hayy!" Sasuke langsung menghampiri gadis paling cerewet yang pernah ia temui. "Hay! Kau baik-baik saja?" Tanya Sasuke. Ia memeriksa nadi Sakura. Ternyata masih berdenyut pelan. "Bertahanlah! Aku akan bawa kau ke—" Namun perkataan Sasuke terpotong ketika tangan kecil Sakura mengait lengan Sasuke agar tidak kemana-mana. "Hay, kau sadar?" Tanya Sasuke.
"Hn. Kepalaku sakit." Ucap Sakura lirih.
"Sakit? Kau baru saja memasukkan kepalamu ke dalam lubang toilet ya? BAKA! Jelas saja itu tidak muat!" Ucap Sasuke menatap mata onyx Sakura yang setengah terpejam itu.
Sakura yang terkulai lemas masih bisa melempar senyum pada Sasuke yang sudah khawatir setengah hidup melihat keadaan Sakura.
"Kau mengkhawatirkanku? Hn? Uke" Tanya Sakura gaje dengan nada menggoda.
Wajah Sasuke seketika memerah. Sebenarnya dia memang mengkhawatirkan Sakura. Tapi – gengsi donk!
"Nggak! Dasar Kura! Siapa juga yang mengkhawatirkanmu!" Ucap Sasuke sok cuek. Padahal masih dekep-dekep Sakura tuh ... *Dicidori Sasuke*.
Sakura tersenyum simpul melihat tingkah Sasuke yang jadi salah tingkah akibat pertanyaan Sakura.
"Uke? Kau temani aku di sini ya?" Ucap Sakura lembut.
"Uke? Enak aja. Namaku Sasuke – BAKA! Lagi pula tumben suara Lu lembut, biasanya melengking kayak suara Mpok Nori." Ucap Sasuke. Perlahan ia membelai rambut-rambut lembut Sakura yang berwarna lain dari yang lain – Pink.
Sakura tersenyum mendengar pernyataan Sasuke. "Mpok Nori itu sepupu jauh Gue loh." Ucap Sakura iseng.
"Pantas mirip." Ucap Sasuke.
"Hn? Apanya yang mirip?" Tanya Sakura.
"Suaranya." Sahut Sasuke.
"Oh ... Dikirain—" Ucap Sakura sambil tersenyum kecil.
"Muka Lu juga mirip." Ucap Sasuke lagi.
"Ich! Apaan sih!" Ucap Sakura dan mencubiti lengan Sasuke. Sasuke hanya terkekeh geli meihat tingkah manja Sakura.
"Eh. Kalau dilihat-lihat, mata kita sama ya?" Ucap Sasuke. Sakura terdiam. Lalu tersenyum tanpa menjawab ucapan Sasuke. "Bagus juga ternyata mata Gue." Lanjutnya lagi.
"Ich, pede bener." Ucap Sakura sambil manyun-manyun 5 meter.
"Haha ... Gue belum selese. Maksud Gue, bagus juga model mata Gue kalo Lu yang make." Ucap Sasuke. Lalu Sasuke melihat Sakura menaikkan alisnya, ia pun melanjutkan perkataannya, "Maksud Gue – mata onyx kita kan sama. Nah, mata ini bagus di mata Gue, tapi bagus lagi di mata Lu." Ucap Sasuke muter-muter bikin pusing dunia aja yang dari dulu muter-muter nggak pusing, gara-gara ucapan Sasuke jadi ikut pusing.
"Oo." Ucap Sakura. Padahal dia kagak ngerti. Author aja kagak ngerti *Ditebas pake Kusanaginya Sasuke*.
"Lu napa sih? Belum sarapan ya?" Tanya Sasuke.
"Hn." Sahut Sakura. Ia tidak berani menatap mata Sasuke. Soalnya dia itu sedang B O ' O N G ! (Sakura: Jangan teriak2 BAKA! Nanti ketahuan Uke!).
"Kalo gitu kita ke kantin saja." Ajak Sasuke. Ia pun berusaha mengangkat Sakura. Tapi, karena berat badan Sakura yang baru ajah nambah 5 kg kemarin, membuat Sasuke kewalahan ngangkat Sakura. "Lu berat amat sih!" Ucap Sasuke keringetan, tanpa memperdulikan perasaan lembut sang gadis yang menjaga sekali dengan yang namaya BERAT BADAN.
"Cih! Nggak usah angkat-angkat deh!" Ucap Sakura kesel dibilang 'berat amat', sama ajah kan tuh artinya Sasuke bilang dia 'gendut'.
"Hahaha ..." Sasuke tertawa melihat Sakura yang ngambek. Katanya sih 'lucu'.
"Udah, gue bisa JALAN SENDIRI." Ucap Sakura makin kesel diketawain Sasuke.
Selamanya Bersama, Right?
Di kelas.
"Ino. Sakura mana? Katanya ke toilet, tapi kok lama banget ya?" Tanya Hinata pada Ino.
"Ya udah. Datangin aja sono ke toilet, gue mah ogah. Bau!" Ucap Ino.
"Lah? Sejak kapan Lu ngubah nama Lu jadi Ogah, No?" Tanya Tenten heran.
"Hedeh ... males Gue ngebahas." Ucap Ino malas.
"Ok, Ogah." Ucap Tenten dan tersenyum jahil. "Mana Unyilnya Gah?" Tanya Tenten pada Ino. Ino hanya menggembungkan pipinya dan berlari kecil menuju tempat duduk Shikamaru – pacarnya. Sepertinya ia tengah ngadu sama Shikamaru tentang Tenten yang ngatain dia. Terus sukses Tenten dapat deathglare dari Shikamaru.
"Aku ke toilet dulu ya? Nyari Sakura." Ucap Hinata dan berjalan santai ke toilet.
Selamanya Bersama, Right?
Di depan toilet.
"Hn?" Hinata bingung mendengar suara aneh dari dalam toilet, awalnya dia takut, tapi rasa takutnya hilang dikalahkan rasa penasarannya.
"Aduh! Sasuke, sakit. Pelan-pelan ajah napa? Buru-buru amat." Ucap Sakura dari dalam toilet.
Sasuke? Itu kan suara Sakura? Apa yang Sakura lakukan? Pikir Hinata.
"Sabar. Bentar lagi juga kelar." Ada jeda sebentar, lalu "Turunin dunk." Ucap Sasuke dari dalam toilet.
Hinata yang mendengar perkataan mereka langsung berlari ke kelas dengan pikiran negative yang luar biasa.
Selamanya Bersama, Right?
Di dalam toilet.
Sebenarnya yang terjadi adalah ...
"Udah, gue bisa JALAN SENDIRI." Ucap Sakura makin kesel diketawain Sasuke.
BUAKK! DUM! DOAR!
"Aduh!" Eluh Sakura yang baru saja jatuh nimpa wastafle toilet.
"HAHAHAHAHA ..." Ketawa Sasuke menggelegar. "Makanya, jangan SOK." Ucap Sasuke masih tertawa. "Sini, Gue Bantu, mana yang sakit?" Tanya Sasuke masih nahan tawanya.
"Ini." Tunjuk Sakura di tangannya. Ternyata tangannya berdarah, dan darahnya banyak banget.
"Astaga! Ini banyak banget. Sini gue obtain." Ucap Sasuke lalu ngebalut luka Sakura dengan kasar.
"Aduh! Sasuke, sakit. Pelan-pelan ajah napa? Buru-buru amat." Ucap Sakura yang kesakitan lukanya di toel-toel pake sapu tangannya Sasuke dengan kasar.
"Sabar. Bentar lagi juga kelar." Ucap Sasuke terus mentoel-toel. Lalu ia berusaha ngangkat tubuh Sakura, "Turunin dunk." Ucap Sasuke terus ada jeda beberapa lama, Sakura mengrenyitkan dahinya. "Berat badan Lu maksud gue." Lanjut Sasuke yang melihat Sakura tengah bingung dengan ucapan Sasuke.
"Cih! Lagi-lagi masalah berat badan!" Ucap Sakura lalu menggembungkan kedua pipinya. "Ya udah! Turunin Gue!" Ucap Sakura yang akhirnya di lempar Sasuke.
BUARGG!
"Aduh! Gue bilang turunin! Bukan lemparin!" Ucap Sakura.
Padahal tadi sudah bagus, gendong dengan bridal style, eh ... ujung-ujungnya Gue dilempar jatuh. Kurang ajar ini bocah! Pikir Sakura, innernya sudah bergejolak ingin mencekik leher Sasuke sampai putus dari batang lehernya yang panjang bak jerapah.
"Hahahaha ... Maaf." Ucap Sasuke masih tertawa terbahak-bahak. Tapi ingat ... ya ... *a la Sule*, Jangan lebar-lebar bukanya ntuh mulut ... Kemasukan kecoa ntar ... Hee.
"Aduh! Parah Lu Uke!" Umpat Sakura dan berusaha berdiri sambil menggosok-gosok bokongnya.
"Haha ... Maaf, sini Gue bantuin." Ucap Sasuke dan menarik tangan Sakura – membantu untuk bediri gitu maksudnya.
Sudah selesai Sakura berdiri tegap. Tiba-tiba Sakura kepeleset sabun yang entah datang dari mana – alasan author ajah, padahal emank author aja mau Sakuranya jatuh terus, hahahaha!
BRUAAKKKK!
Kembali – tawa Sasuke memecah seluruh kaca toilet. Wkakakakakak ... bercanda.
"Hahahahahahahahahahahahaaa!" Tawa Sasuke ngeri, Sakon – Ukon lewat.
"Numpang lewat." Ucap Sakon – Ukon.
Sasuke dan Sakura hanya bisa sweetdrop. Ok, cerita jadi ngawur. Mari back to story ajah.
"Jangan ketawa terus donk!" Ambek Sakura.
"Hahaha ... Sini, aku Bantu." Lalu Sasuke membantu Sakura berdiri. Sakura bangun dengan memegang pinggangnya yang sepertinya lepas dari tempatnya biasa menempel. "Haha ... Encok ne'?" Ejek Sasuke.
"Encok pala Lu peang! Ne' ... Ne' ... Emank Gue nenek-nenek!" Teriak Sakura di telinga Sasuke.
"Bussseeetttt dah! Mulut – mulut tuh! Ada toanya ya di dalam kerongkongan mulut Lu?" Tanya Sasuke sekaligus mengejek Sakura.
"Huh!" Ucap Sakura membuang muka.
"Hahaha! Udah ... Jangan ngambek lagi ..." Ucap Sasuke kini ia berdiri tepat di belakang tubuh Sakura, ia memegangi kedua pundak Sakura. "Kura ... Jangan marah ..." Ucapnya menyesal karena Sakura tak kunjung memperdulikannya.
"Kena' deh!" Ucap Sakura tertawa dan berlari meninggalkan Sasuke di toilet.
Selamanya Bersama, Right?
Di koridor kelas X.
"Hay! Tunggu Baka-Kura!" Teriak Sasuke sambil tertawa. Aduh ... Kayak bukan Sasuke, author ini ... OOC sih OOC ... Tapi kayaknya ini kelewat OOC ya?
"Hahahaha! Kena' Lu Uke!" Ucap Sakura dan berlari meninggalkan Sasuke.
"Hosh! Hosh! Hosh!" Sasuke kehabisan oksigen, ia memegang lututnya kelelahan. "Aduh! Sampai dapat Gue, Gue benyek-benyek noh cewek petasan!" Ucap Sasuke kesel. Kenapa Sasuke ngatain Sakura petasan? Hayooo ... Siapa yang tahu? Ya, yang di belakang! *Nunjuk-nunjuk orang yang lagi makan ramen*. (Bawel!). jiah ... Jadi ... Sasuke manggil Sakura petasan karena suara Sakura yang nggak kalah keras kayak suara petasan.
Selamanya Bersama, Right?
Di kelas Sakura.
Sakura masuk dengan tubuh penuh peluh karena berlari-lari menghindar dari Sasuke.
"Hosh! Hosh! Hosh!" Nafas Sakura memburu.
"Kau kenapa Sakura?" Tanya Tenten.
"Aku mau dimangsa ... Hosh! Hosh!" Ucap Sakura masih menari – buang nafas dengan cepat.
Dimangsa ya? Sakura kelewat keringetan, pasti cowok yang namanya Sasuke itu hebat banget ya? Hiii! Sakura mesum! Pikir Hinata. Ia langsung menggeleng-gelengkan kepalanya cepat.
"Hay, Hinata!" Sapa Naruto sambil menepuk pundak Hinata yang membuat Hinata membocorkan apa yang ada di dalam pikirannya.
"Kyyaaa! SAKURA MESUM! TADI DI TOILET 'BEGITUAN' SAMA SASUKE!" Teriak Hinata. Sentak membuat seluruh siswa dan siswi dalam kelas itu membulatkan matanya dan menatap Sakura horror.
"Hn? Apa maksudmu Hinata?" Tanya Sakura bingung. "Kau kenal Sasuke?" Lanjutnya lagi.
"Ma – ma – maaf Sakura. A – ano aku ta – tadi dengar Sakura men – ngh ... gitu lah pokoknya di toilet, sama Sasuke – kalau nggak salah gitu kamu manggil namanya." Jelas Hinata.
Sakura kesal dengan Hinata. Hinata seenaknya saja mengatakan hal yang belum jelas kebenarannya. Sakura pun berlari keluar kelas dan menuju ke atap sekolah.
Selamanya Bersama, Right?
Di atap sekolah.
Di atap sekolah memang sepi, karena ada larangan bagi murid untuk naik ke sana. Hanya beberapa orang saja yang sering ke sana – itu pun sebagai tempat mojok.
Sakura duduk di samping pembatas atap tersebut. Ia menggelantungkan kakinya.
Apa-apaan Hinata itu! Enak saja mengatakan yang tidak-tidak. Tahu saja nggak kebenarannya. Memang dia Tuhan? yang tahu segalanya? Bodoh! Aku memang di toilet dengan Sasuke, tapi aku nggak macam-macam! Pikir Sakura kesal.
Tiba-tiba ia menengok ke bawah. Ada seseorang yang sepertinya berteriak kepadanya. Ia bingung melihat anak itu, tinggi gedung itu sudah sampai kurang lebih 100 meter di atas tanah, mana mungkin Sakura mendengar teriakan anak yang ada di bawah.
BRRAAAKKK!
Pintu menuju atap dibuka dengan kasar.
"Hn?" Sakura awalnya kaget, lalu menatap bingung guru yang tengah berdiri dengan wajah pucat menatapnya.
"Haruno! Jangan bertindak nekad!" Teriak guru itu.
"Hn? Apanya?" Tanya Sakura bingung.
"Sakura! Jangan nekad Sakura! Kami semua sudah dengar ceritanya dari Sasuke. Kami percaya padamu Sakura." Teriak Hinata sampai menangis-nangis karena sepertinya khawatir bener.
"Baka-Kura! Apa yang kau lakuakan?" Tanya Sasuke, wajahnya juga memucat seperti yang lainnya.
"Kalian mayat hidup ya? Kenapa pucat?" Tanya Sakura. Tiba-tiba Sakura merasa ia harus menengok ke bawah. Saat ia menengok – ASTAGA! Seluruh anak-anak udah bergerombol di bawah gedung menatap ke arahnya.
Memangnya apa yang mereka pikirkan? Apakah mereka pikir aku ingin bunuh diri? Bodoh! Mana mau aku mati konyol begitu saja! GILA! PIkir Sakura.
"Kalian pikir aku mau apa?" Tanya Sakura sambil berdiri. Semua orang was-wasan dengan gerak-gerik Sakura.
"Sakura! Jangan nekad!" Teriak guru itu lagi.
"Cih! Berisik." Ucap Sakura.
"Heh! Cewek petasan kentut! Kalao Lu lompat, jangan harap Gue mau datang ke pemakaman Lu!" Ucap Sasuke.
"Siapa juga yang ngarep Lu datang ke pemakaman Gue." Ucap Sakura santai dan berjalan-jalan ringan di pinggiran atap itu.
"Aaaaaaaaaaa!" Teriak seluruh anak cewek di bawah.
"Cih! Berisik!" Ucap Sakura – sebenarnya Sakura Cuma mau ngerjai mereka semua.
Hiihii ... aku mau lihat wajah mereka semakin pucat. Pikir Sakura.
"Petasan kentut!" Teriak Sasuke. Matanya agak berair. Sakura agak heran melihat Sasuke.
"Uke bodoh!" Teraik Sakura. Lalu ia tersenyum masam.
"Hn? Kau jangan nekad!" Teriak Sasuke yang melihat wajah Sakura aneh.
Tiba-tiba, saat Sakura akan mengucapkan – 'Hahahaha! Kena' deh!'. Ia malah kepeleset dan ...
GRRAAABBB!
"Aaaaaaaaaaaa!" Teriak semua orang yang tengah menyaksikan.
Astaga! Susah sekali melawan gravitasi. Mungkin inilah akhir hidup Gue. Pikir Sakura. Ia hanya menatap pasrah. Tatapannya tertuju pada Sasuke – langit dan – Matilah Gue. Cih! Shit!
GRRRAAABBB!
"Hn?"
BRRUUUKKKK!
Tangan Sakura yang digenggam erat membuat tubuh Sakura menubruk tebing atap.
"Hn?" Sakura menatap ke atas.
"BAKA! Dasar petasan kentut! Kau itu bodoh sekali!" Teriak Sasuke dan ngata-ngatain Sakura seenak jidadnya. Sakura hanya bingung menatap Sasuke.
"Kau – menyelamatkan ku?" Tanya Sakura.
"BAKA! Hanya kau teman yang aku miliki! Dan aku tidak mau kehilangan teman untuk yang kesekian kalinya!" Teriak Sasuke, tangisnya pecah.
"Uke?" Sakura berucap. Lalu ia tersenyum kecil, "Dasar! Bilang aja Lu kagak mau kehilangan cinta pertama Lu! Monyet duit gope'." Ucap Sakura menyeringai.
"Hn?" Sasuke menatap Sakura bingung. "Kalau iya kenapa?" Tanya Sasuke, ia tertunduk.
Sakura terkejut mendengar ucapan Sasuke. Jadi ... Gue ...
"Becanda ..." Ucap Sasuke dan menarik Sakura ke atas.
"Cih! Gue kira beneran." Ucap Sakura menebas-nebaskan debu yang nempel di baju seragamnya. Ia menghentikan aktivitasnya ketika ia menyadari Sasuke terdiam di hadapannya. Ia mendongak dan –
"Sakura! Jangan lakukan itu lagi!" Ucap Sasuke dan memluk Sakura erat – eraaatttt sekaliiii sampai Sakura nggak bisa napas – mati ajah Lu sekalian! *Ditendang Sakura sampai ke segitiga Bermuda*.
"Hn? Sas – Sas – uke ... Hosh! Nafas!" Ucap Sakura.
"Tapi kau harus berjanji. Jangan lakukan itu lagi." Ucap Sasuke. Sakura mengangguk dengan sekuat tenaga. Lalu Sasuke melepaskan pelukannya.
"Haaaahhhh~! Akhirnya pelukan mautmu itu bisa lepas juga." Ucap Sakura menarik – lepas nafas dalam-dalam.
Sasuke menyeringai kecil. Ia baru sadar apa yang barusan dia lakukan.
"Sakura – maaf ya?" Ucap Hinata mendekat.
Sakura menatap Hinata tajam. Kemudian – "Untuk apa?" Tanya Sakura.
"Aku sudah asal tuduh." Ucap Hinata.
"Asal kau sadar. Aku tak masalah." Sahut Sakura lalu tersenyum manis yang membuat wajah Sasuke memanas.
Selamanya Bersama, Right?
"Sakura, kau pulang dengan siapa?" Tanya Ino pada Sakura yang lagi beres-beres buku sekolahnya yang tadi dilempar-lempar sama Naruto.
"Sama Sasori-nii." Sahut Sakura sambil nengok-nengok ke laci mejanya kalo-kalo masih ada yang keringgalan.
"Oo. Pulang bareng aku and Shika-kun aja." Ajak Ino.
"Nggak. Aku males. Lagian aku sekalian mau ke –" Sakura mau jujur sama Ino, tapi mulutnya berkata lain. "Ke Mall." Lanjuynya agi tersu ketawa gaje.
"Padahal Shika-kun baru beli Limosin loh?" Ungkap Ino sambil nyengir-nyengir menggoyahkan pendirian Sakura.
"Maaf yee nee ... Gue udah kagak kegoda lagi ama Limosin, Sasori-nii baru beli Jaguar yang kagak kalah keren." Sahut Sakura sambil ngulur-ngulurin lidahnya kayak anjing *Ditabok laptop sama Sakura*.
"Wah! Kapan? Kagak ajak-ajak Lu." Ucap Ino.
"Seminggu lalu, tapi beberapa hari lalu masuk rumah sakit gara-gara Sasori-nii bawa ngetrack ampe kepeleset kulit pisang di jalan." Jelas Sakura.
"Hahh? Masa bisa Jaguar kepeleset kulit pisang ampe masuk rumah sakit?" Tanya Ino heran.
"Ya ... Dibisa-bisa'in. soalnya Sasori-nii cerita ke aku gitu sih." Jelas Sakura.
"Alah ! Dibo'onkin juga Gua kagak tau." Ucap Ino dan berlalu pergi.
Sudah selesai Sakura merapikan buku-bukunya, ia berjalan keluar.
Saat di koridor.
"Sakura!" Panggil seseorang dari belakang tubuh Sakura.
Sakura membalikkan badannya dan mendapati pria berkacamata hitam, bermata onyx lekat, bertubuh – hmmm ... Nggak begitu jelas bentuk tubuhnya karena pakaian sekolahnya begitu tertutup, ia mengenakan seragam sekolah yang dilapisi rompi, setelah itu di luar rompi itu ia pakai sweeter lagi. Ya ampun – apa kagak kepanasan tuh orang. Satu lagi! Rambutnya yang – errr ... seperti pantat ayam itu sangat aneh.
"Eh, Lu monyet duit gope'." Ucap Sakura sambil terkekeh kecil.
"Cih! Dasar petasan kentut!" Ucap Sasuke pada Sakura.
"Ngapain?" Tanya Sakura bingung.
"Ngapain? Ya mau pulang lah! Masa aku nginap di sekolahan?" Ucap Sasuke. "Pulang bareng ya?" Lanjutnya lagi.
"Ich! Males!" Ucap Sakura buang muka.
"Ayolah ... Baka-Kura ... Mau ya?" Ucap Sasuke manja. Sakura terkekeh melihat tingkah Sasuke.
"Sakura." Panggil seseorang bersuara berat dari belakang tubuh Sasuke dan Sakura. Mereka berdua membalikkan badan ingin mengetahui siapagerangankah yang memanggil nama Sakura itu.
"Hn?" Sakura mengrenyitkan dahinya melihat sosok yang tak asing di depannya.
Selamanya Bersama, Right?
TBC
A/N : Hahaha ... Maaf ceritanya saya putus ditengah jalan. Hahaha ... Saya sengaja mau buat para readers penasaran!
Sampai ketemu di Chap selanjutnya!
Minna-san! Tolong Reviewnya!
REVIEW
.
P
.
L
.
E
.
A
.
S
.
E
.
.
.
