Fict baru Minna….hihihi…

Lemon untuk menyambut hari libur panjang….

Hahaha…..apa-apaan author mesum ini…

Fict ini hanya 2 atau 3 Chapter…

Selamat membaca MINNA…

"A Little Thing of Ego (ALTOE)" Noeruhi Karachou

Disclaimer : Naruto Punyanya Masashi Kishimoto-san

numpang obrak-abrik hehe...

: ) Plakk...( digampar fansx Naru...)

Pairing : Sakura H x Itachi U

Rate : M

Warning : OOC,NC21+,Longshoot,Gaje,Miss Tipo,Ejaan tidak Sesuai EYD,

Lime/Lemon .

Anak kecil Silahkan tekan Kembali , Hanya Untuk 21+...

Nekat! Dosa ditanggung sendiri…

Uchiha Itachi : 30 Thn

Haruno Sakura : 25 Thn

.

.

.

.

Sudah ada Warning di atas lo ya….

.

.

.

Chapter 1 : Blood and Compunction

Seperti biasa undangan pesta dari klien kerja selalu tidak dapat ditolak bahkan oleh perusahaan sebesar Uchiha Corp sekalipun apalagi jika yg mengundang adalah suplier sekaligus distributor handal seperti Namikaze Minato tentu Itachi tidak bisa absen begitu saja. Meski sebenarnya ia lebih memilih untuk menuntaskan pekerjaannya yg masih menumpuk, nyatanya undangan Minato memang berselip bisnis dan mengharuskan Itachi mau tidak mau harus datang.

Baju tuxedo hitam yg melekat ditubuh tinggi itu sangat menawan apalagi ditunjang dengan wajah yg menggoda, pesona Itachi bahkan mengalahkan pesona si pengantin utama yg sepertinya terlihat kesal padanya, yah bagaimana lagi nyatanya memang Minato sendiri juga mengakui itu.

"Kau berhasil membuat para tamu memperhatikan dirimu daripada padaku" Muka Minato mulai cemberut, dia menggandeng Uzumaki Kishina di sampingnya yg hanya melempar tatapan harap maklum kepada Itachi.

Raut yg dingin itu hanya mendengus,

"Seharusnya kau tidak mengundangku kesini kalau begitu"

Si rambut kuning mendelik, lalu...

Minato memukul pundak Itachi dengan tenaga yg cukup keras, dia agak tersinggung dengan ucapan Itachi yg selalu bagai panah yg diarahkan tepat sasaran. Ayolah, dia hanya bercanda...

"Sikapmu itulah yg membuat kau tidak cepat-cepat mendapatkan seorang kekasih" hardiknya kemudian. "Padahal banyak gadis yg menyukaimu tapi pertahananmu yg bagai batu karang itu yg membuat nyali mereka menciut, kalau begini terus kapan kau akan menikah hum ?" Nadanya semakin kesal.

"Aku tidak akan menikah"

Balasan pendek Itachi hanya membuat Minato tertawa mengejek, sudah seribu kali dia mendengar Itachi mengatakan hal itu dan rasanya telingannya cukup kebal.

"Ada kalanya kau akan menelan ludahmu sendiri Itachi, pasti ada seseorang yg menarik perhatianmu bahkan membuatmu ingin memilikinya"

Itachi tetap mempertahankan ekpresi dinginnya dan berkata agak ragu saat mata Onixnya menangkap sosok yg menemaninya kepesta terlihat berbicara dengan beberapa orang pria.

"Tidak ada yg menarik perhatianku, Mereka semua sama saja" sorot itu mulai menajam saat melihat gadis berambut pink itu tersenyum pada para pria yg menahannya.

Minato mendesah panjang, ia sudah menyerah untuk mematahkan pemikiran Itachi yg tidak mau terikat oleh hubungan.

"Tapi entah kenapa firasatku mengatakan kau akan menyesali segalanya malam ini" Minato menepuk pundak Itachi, melirihkan suaranya. lalu menarik Kushina yg sedang berbicara pada gadis berambut pink yg baru mendekat kearah mereka. "Kami harus menemui tamu lain, Nona Sakura bisa anda temani bos anda ini. Sepertinya dia sedang agak kesepian" Minato yakin Itachi pasti sedang memberinya tatapan membunuh dan absolutly dia tidak perduli.

Itachipun mengumpat dalam diamnya, dia menyesal punya teman seperti Minato yg tau segalanya tentang dirinya.

Gadis yg dimintai tolong itu terlihat tersenyum tipis, dan mengangguk canggung. Sembari melirik takut-takut pada si tembok es abadi.

Itachi segera beranjak, ia terlihat emosi. Minato malah menyerigai tipis, tentu saja kenapa tidak, Itachi selalu bersikap kasar kepada si rambut pink dan terlihat berusaha menghindarinya.

'Ternyata kau masih menyukai Sakura ya Itachi, sikap kasar dan acuhmu itu akan ku runtuhkan hari ini' Minato tidak jadi beranjak, Kushinapun agak bingung.

"Sakura bisa kau bantu aku ? ada sesuatu yg sedikit mendesak" Ucapan Minato dibuat agak kuatir.

Dahi Kushina berkedut, 'Kau merencanakan sesuatu Minato ?' ia menatap muka Minato lalu berahli pada Sakura.

Sakura cepat-cepat mengangguk saat mendengar suara Minato dan mengalihkan pandangannya dari sosok dingin yg sudah menghilang.

"Apa Minato~san ?" tanya gadis itu lembut.

Tentu ia akan bantu jika ia mampu melakukannya...

"Ada beberapa barang yg tertinggal di kamar kami dan itu barang yg sangat penting sementara kami harus segera pergi ke bandara beberapa menit lagi, Jika kau tak keberatan bisakah..."

Minato terlihat sengaja menggantungkan kata-katanya menunggu reaksi gadis di depannya.

"Tentu akan ku ambilkan" saut Sakura. Lalu gadis itu memandang kearah Minato agak ragu...

"Apa yg harus kuambil Minato~San ?"

Minato tersenyum mencurigakan dan itu tidak luput dari Kushina, Kushina seperti akan mengatakan sesuatu tapi Minato menahannya dengan pandangan yg lembut seolah berkata, 'Jangan khawatir'.

Mata kebiruan Minato kembali menatap Sakura.

"Barang penting itu adalah..."

========***o***========

Pukul 09:30 PM,

Hotel Konoha Imperial Gold memang tempat kalangan orang berkantong tebal, gilanya satu kawasan gedung itu dibooking hanya untuk menampung para tamu undangan pernikahan. Tidakkah terlalu berlebihan ? yah, bagi seorang Haruno Sakura yg hanya seorang sekertaris Itachi itu sangat pemborosan. Dia bahkan akan menggunakannya untuk investasi jika ia memang memiliki uang sebanyak itu, Sayangnya itu tidak mungkin terjadi.

Gadis itu mendesah panjang...

"Aku hanya tinggal menikmati pestanya kenapa aku harus memikirkan seberapa banyak uang yg mereka habiskan"

High heel warna merah gadis itu terdengar disepanjang koridor yg sepi, ia membawa sebuah kunci kecil dengan gantungan berangka 393. Kepala gadis itu menengok kekanan dan kekiri mencari angka yg sama dengan yg ada digantungan itu,

"380...381"

Tubuh yg terbalut gaun merah tanpa lengan itu menempel sangat ketat dan jujur saja sejak tadi Sakura mulai risih dengan tatapan para pria didalam pesta. Ia merasa ditelanjangi bahkan beberapa dari mereka juga sempat menggodanya, Sakura memberi senyuman dan menolak halus. Ia mencoba tidak menimbulkan kegaduhan dimalam paling bahagia Kushina, mantan gurunya yg usianya berjarak 5 tahun dari usia Sakura namun gurunya itu masih sangat cantik berbalut gaun pernikahan seperti tadi.

"387...388"

Muka itu tiba-tiba diselimuti mendung.

Sudut bibir Sakura tersenyum kecut, saat mengingat Itachi mencoba menghindarinya tadi. Meski itu bukan pertama kali tapi tetap saja ia semakin merasa Itachi membencinya. Ia tidak menyesali saat ia bertekat berada di dekat Itachi meski kenyataan selalu membuatnya sakit. Ia sedikit bersyukur bisa memandangi wajah yg tidak pernah tersenyum itu meski mencuri-curi kesempatan.

Sudah hampir setengah tahun Sakura menjadi sekertaris Itachi dan setengah tahun itu juga ia selalu menangis dimalam hari saat pulang dari kantor. Sakura terkadang merasa Itachi memperhatikannya tapi kemudian sikap Itachi berubah dengan sangat cepat, membentaknya bahkan mengumpat padanya.

"390...391" suara itu mulai serak, mata itu mulai berair lalu tiba-tiba meluncur….

Hiks...Hiks...Hiks….

Kembali seperti malam yg lain, air mata itu tumpah kembali. Itachi bahkan pernah memakinya dengan sebutan pelacur, di waktu dokumen Akatsuki yg bernilai ratusan juta yen lenyap. Pria itu melimpahkan semua kesalahan pada dirinya yg tidak tau-menau mengenai dokumen itu. Sakura bahkan sangat yakin dirinya hari itu tersenyum kecut pada Itachi bukannya takut. Dan kesalah pahaman tentang arti senyumannya itu membuahkan hasil yg fatal, Itachi dengan segala amarah yg memuncak melemparkan segebok uang yg nilainya jutaan yen ke wajahnya.

Hari itu untuk pertama kalinya tangisan Sakura pecah, untuk pertama kalinya juga ia memukuli dada Itachi dengan segala rasa luka didadanya.

Itachi hanya diam, diam yg membuat hati Sakura semakin terluka dan nyaris berdarah.

Sejujurnya ia sangat ingin bertanya apa salahnya ?

Apa yg harus ia lakukan agar Itachi berhenti melakukan perbuatan dan ucapan kasar padanya
?

Sungguh Sakura tidak pernah menginginkan uang Itachi, keberadaannya diakui saja itu sudah cukup sangat cukup bahkan.

Selama ini meski Itachi bersikap dirinya hanya sampah, Sakura selalu bisa mengendalikan dirinya. Ia rela ditindas bahkan dianggap sebagai sesuatu yg tidak berguna, tapi dia sangat terluka saat sebutan terkutuk itu sampai keluar dari mulut Itachi.

Lalu kenapa Sakura sampai seperti itu ? jika saja ia punya nyali yg besar untuk mengungkapkan perasaannya pada Itachi bahwa Sakura sangat memuja pria itu.

Jika saja sikap Itachi tidak seacuh itu padanya…..

Jika saja Itachi sedikit saja mau mendengar pendapatnya…

Jika saja…..

Jika saja Itachi punya perasaan yg sama dengannya….

Sakura tersenyum miris, itu tidak mungkin kan ?... tidak mungkin penguasa puncak rantai makanan jatuh cinta pada mangsa yg harus ia makan.

"393!" Bisik Sakura entah pada siapa….

Lama Sakura berdiri di depan pintu itu, lalu ia mengusap lelehan di pipinya dan berusaha tersenyum seolah tidak ada apapun yg terjadi. Perlahan ia memasukkan kunci itu kelubang dan memutarnya….

Cklek…

Pintu itu ia buka perlahan…..

Gelap…..

Tangan Sakura merabah tembok disampingnya dan menekan tombol lampu….tapi tidak ada yg terjadi… ia bahkan memencet tombol itu berkali-kali dan hasilnya tetap sama…..

Sakura menghela nafasnya berat…..lalu gadis itu terlihat mengingat sesuatu, saat kedua tangannya tidak memegang tempat benda yg akan ia cari….

"Dompetku!" suara itu terdengar kesal juga pasrah.

Sakura menghela nafas lagi…..ia bermaksud menggunakan senter di HPnya untuk penerangan tapi sepertinya ia meninggalkan benda itu bersama dompetnya di aula tadi…

"Ada apa denganku ?" Sakura mulai merutuki kecerobohannya.

"Kenapa aku jadi pelupa begini ?"

Ruangan itu sebenarnya tidak terlalu gelap, karena sinar bulan yg dalam tahap supermoon lightnya mampu menerangi ruangan itu dengan menembus jendela-jendela besar yg hanya tertutupi gorden putih tipis meski Sakura tetap harus berhati-hati dalam melangkah.

Terlalu lama untuk kembali, karena Minato dan Kushina sedang sangat membutuhkan benda itu. Sakura terus merabah dan mencari , walau sebenarnya sia-sia saja jika ia tidak bisa melihat dengan jelas.

"Dimana benda itu ?" Bisik Sakura, saat ia berkali-kali menabrak benda-benda keras seperti meja, kursi dan ujung ranjang…

'Semoga mereka mau sedikit menunggu lebih lama' harap Sakura…

(-,-v)…..

=========**oo**========

Pukul 10:00 PM,

Itachi balas memeluk sahabatnya dengan enggan saat Minato tiba-tiba menerjangnya. Ia juga menjabat tangan Kushina hangat, seperti seorang sahabat lama yg ikut bahagia dengan pernikahan keduannya meski rautnya tetap datar dan dingin.

"Hati-hati dengan taring Minato!" celetuk Itachi dan berhasil membuat Kushina bersemu merah.

Minato yg mendengar celetukan Itachi segera menarik Kushina kepelukannya dan menutup telinga Kushina dengan sikap protektif.

"Awas kalau kau menghasut istriku dengan mulut berengsekmu itu lagi" ancam Minato dengan muka kelewat kesal.

Tamu lain sampai bersorak-sorak saat melihat Minato melakukan hal yg menurut mereka manis atau mereka berpikir 'sudah tidak sabar' ? entahlah, tapi acara pelepasan pengantin itu berlangsung meriah hingga kedua mempelai benar-benar lenyap dari gedung resepsi dan berencana berbulan madu ke sebuah Negara hujan. Yah, Negara hujan, Pilihan bagus bukan ? jika biasanya sepasang pengantin baru akan berbulan madu di tempat tropis dengan laut dan pantai yg indah maka kemungkinan besar Minato memang sengaja memilih tempat yg lembab untuk segera mendapatkan seorang bayi. Sepertinya celetukan Itachi sangat benar, Kushina harus berhati-hati.

Kembali ke Itachi kita….

Beberapa tamu masih menikmati pesta itu, meski tidak sedikit yg mulai meninggalkan areal pesta kekamar masing-masing.

Karena malam makin larut…..

Onix itu dalam sorot yg dibuat biasa mencari seseorang yg tiba-tiba lenyap dari jangkauan pandangannya. Itachi hanya berdiri di meja bar dan memesan Vodca, beberapa wanita mencoba melirik kearahnya dengan pandangan lapar. Bahkan beberapa memandangnya dengan berani dan seratus persen Itachi tidak tertarik sama sekali dengan para wanita itu.

Ia hanya focus mencari sosok yg dari tadi belum ia lihat lagi, meski saat ia mengedarkan pandangannya beberapa wanita tampak menyalah artikan sorotnya. Hanya saja ia mulai tidak tenang, bahkan gadis itu tidak mengantarkan Minato dan Kushina tadi.

"Kau mencari siapa Itachi ?" entah sejak kapan sosok berambut perak itu ada di sampingnya.

"Tidak ada" Balas Itachi pendek, tentu ia tidak mungkin mengatakan sedang mencari seorang gadis kan.

Kakashi mendengus, "Kau tidak bisa membohongiku"

Itachi memandang tidak suka, apa sikapnya sangat mudah ditebak oleh dua sahabatnya ?.

Meski ia berulang kali bilang tidak, Minato dan Kakashi selalu mengetahui segalanya dari gerak-geriknya, bahkan saat ia tidak mengatakan apapun sekalipun.

"Kau mencari sekertaris seksimu itukan ?" Tanya Kakashi langsung dan memasang wajah mesumnya.

Seolah sengaja memancing reaksi Itachi….

Itachi tampak langsung panas telinganya saat mendengar kata seksi yg disematkan oleh Kakashi.

"Untuk apa aku mencari wanita itu ?"

Kakashi tersenyum tipis, "Kalau begitu aku bisa meminjamnya untuk semalamkan ?"

Itachi memandang geram kearah Kakashi meski ia coba mengontrol emosinya sekecil mungkin.

"Wanita murahan seperti dia tidak akan jadi keriteriamu kan Kakashi ?"

"Sakura tidak murahan Itachi, dia memang sangat menarik perhatian pria. Bukan salahnya jika banyak pria yg mencoba untuk mendekatinya, di tambah lagi usianya yg masih sangat muda" Kakashi terdengar menyanjung gadis itu.

Itachi sangat tau jika ia cemburu, tapi dia juga terlalu egois. Hanya apa yg ia lihat saja yg akan ia percayai dan itu memang agak menyiksanya.

"Katakan saja jika kau ingin mencoba mencicipi tubuh Sakura ya kan ?"

Kakashi menerima segelas vodka dari bartender acara itu lalu ia menambahkan perasan lemon didalamnya, mungkin rasanya aneh tapi itu sudah jadi ciri khas minuman alcohol apapun yg ditegak Kakashi.

"Sejujurnya aku juga ingin lakukan itu, darah ku selalu berdesir saat melihat sekertarismu itu berdiri disampingmu bahkan malam ini dia terlihat lebih menarik dari biasanya"

Dahi Itachi mengernyit, kata-kata Kakashi seperti menamparnya dengan keras. Karena ia juga terkadang tidak bisa mengontrol gairahnya saat Sakura ada didekatnya dan itu selalu ia alihkan dengan memarahi bahkan mengucap kasar pada gadis itu.

"Mungkin kau sudah tergila-gila pada wanita itu"

Sejujurnya kata-kata itu sangat cocok untuk diri Itachi sendiri.

"Terkadang yg terlihat tidak sama dengan apa yg sebenarnya, dan kurasa kau juga merasakan apa yg aku rasakan Itachi. Atau mungkin perasaanmu lebih dari apa yg kurasakan ?" Kakashi menegak cairan itu dengan cepat, ia agak menyerigai saat rasanya menurutnya sangat pas.

"Jangan bercanda!" Itachi segera berdiri kepalanya mulai berdenyut pening mencerna segala kata-kata Kakashi yg menurutnya memang benar. Sekarang saatnya ia menghindar sebelum semua perasaannya terbaca dengan mudah.

"Jika aku benar-benar menyentuh Sakura kau pasti akan menghajarku, aku sangat yakin dibalik sikap acuhmu itu Sakura menempati posisi yg sangat mengikatmu. Hanya saja aku tidak tau apa yg membuatmu kecewa padanya" suara Kakashi kembali menginterupsi saat Itachi akan beranjak.

"Teruslah menerka-nerka" Balas Itachi pendek, suaranya semakin dingin membekukan.

Lalu tubuh tinggi itu berjalan menjauh dan semakin menjauh hingga hilang.

"Kau akan menarik kata-katamu Itachi, itu pasti" bisik Kakashi sembari melihat isi pesan dari Minato di handphonenya…..

========**oo**========

Sakura mulai panic saat ia tak juga menemukan tiket pesawat ke Amegakure. Ia sudah menjamahi seluruh sisi kamar itu tapi tak kunjung ia temukan juga tiket itu.

"Jam berapa ini ?" tanyanya entah pada siapa….suara itu mulai panic…..

"Semoga mereka masih menungguku"

Sakura sangat yakin Minato mengatakan bahwa tiket itu tertinggal di meja samping ranjang tapi ia suda mencari ke tempat itu dan hasilnya nihil. Lampu yg tidak berfungsipun semakin memperburuk keadaan.

'Mungkinkah jatuh di kolong tempat tidur ?'

Sakura bergegas jongkok dan menungging, tangannya merabah lantai yg dingin disekitar kolong ranjang dan bawah meja. Sakura masih diposisi itu saat tiba-tiba lampu kamar itu menyala lalu suara barinton berat yg sangat ia kenali menginterupsinya dengan nada heran yg sangat kental.

"Apa yang kau lakukan di sini ?"

Tubuh Sakura menegang, ia menengok kearah pintu dan mendapati Itachi memandang tajam kearahnya. Dengan gugup dan malu Sakura bergegas berdiri dari posisi erotisnya, ia terlihat bingung untuk mengatakan sesuatu.

"A-ku….i-tu..…ta-di…lam-pu-nya..…bagai-mana….." gadis itu terlalu panic dan tergopoh….

Itachi dengan santainya mengajukan pertanyaan pada Sakura sambil mengunci pintu kamar.

"Ku kira kau sedang melayani orang kaya incaranmu dipesta tadi ?"

Cklek…. Wajah Sakura mulai takut saat Itachi mencabut kunci itu dan melemparkannya sembarangan.

"Itachi~sama kenapa pintunya dikunci, Minato~san sedang…"

Itachi memotong, "Minato sudah pergi ke Ame 30 menit yg lalu, kau tidak perlu berpura-pura seperti itu"

Dahi Sakura mengkerut, 'Berpura-pura ? sudah pergi ?'

"Tapi saya tadi….." ia sungguh bingung harus mengatakan apa….

Itachi mulai membuka jasnya dan bersama 3 kancing kemeja atasnya….

Lalu bibir itu mulai menyerigai kejam dan mendekat kearahnya dengan setiap langkah yg membuat Sakura menahan nafas.

"Kau…..Ingin menunjukkan seberapa mahirnya kau memuaskan bosmu ? kau ingin menunjukkan kepada para pria berengsekmu itu bahwa seorang Itachi Uchiha bisa jatuh kepelukanmu ?" suara Itachi mulai berat dan sarat akan amarah yang kuat.

Sakura mengerti arti perkataan Itachi dan itu semua sangat tidak benar. Tapi bagaimana cara ia membantahnya ?

"Tapi ini kamar Minato~san" tangan gadis itu menggepal erat, kedua matanya membeliak ketakutan dan terus mundur saat Itachi semakin mendekat kearahnya.

Itachi tersenyum mengejek dengan serigai menggerikan….

"Kenapa kau masih mencoba berbohong dan memasang wajah polosmu itu, katakan saja jika kau ingin tidur denganku!" suara itu semakin meninggih.

Bagai tersambar petir Sakura terbelalak tidak percaya…

'Tidur dengan Itachi ?'

….Lalu gadis itu menatap Itachi dengan luka yg dalam. Pelupuk yg baru kering itu mulai basah lagi, cairan bening itu makin deras turun dipipi pualamnya. Membuat eyeliner hitamnya ikut luntur, sesampah itukan Sakura dimata Itachi ?.

"Saya tidak pernah menginginkan apa yg anda tuduhkan itu Itachi~sama, saya mencari tiket Minato~san. Dia yg memberi kunci ini pada saya" suara Sakura ikut meninggi meski yg terdengar seperti tercekik sembari menunjukkan kunci di tangannya.

"Tapi ini kamarku Haruno Sakura" Itachi berhasil memojokkan tubuh yg terus bergetar itu, tangannya mencengkeran lengan Sakura dengan kuat.

"Jangan bertingkah seolah sex adalah hal yg pertama bagimu" Itachi mulai menanggalkan kemejanya, tangan panasnya yg lain membelai pipi gadis itu.

Sakura dengan terpaksa menatap mata itu, mata yg mampu membiusnya untuk sesaat.

"Percayalah Itachi~sama!"

Mata gadis yg nyaris redup sinarnya itu berdiri agak lunglai, apa ini waktunya memberikan segalanya pada Itachi ? dengan amarah yg nyaris meledak dan rasa cinta yg tidak mungkin ada.

"Aku memang tidak pernah melakukan hal hina itu" desis Sakura dengan suara kecewa, "Aku tidak pernah bercinta dengan seorangpun"

Kembali kekehan mengejek Itachi terdengar,

"Kau memang perempuan munafik, kau pikir aku akan percaya dengan setiap kata yg keluar dari mulutmu itu" tangan Itachi menyusup kepunggung Sakura dan mulai menarik turun resleting gaun itu.

Sakura berkesiap memegangi gaunnya dan berusaha menghentikan tangan Itachi.

"Kumohon Itachi jangan sakiti aku lagi" isakan bercampur cemas itu sudah sangat terpuruk.

"Aku takut kau menyesalinya saat semuannya berakhir dan…." Satu tetes air mata seolah mengatakan 'Dan pergi meninggalkanku' meski kata itu selalu tergantung disana.

Itachi tidak memperdulikan kata-kata Sakura, ia menyentakkan tangan yang menghentikannya dan menarik turun resleting itu dengan paksa.

"Aku tidak akan menyesal jika kau memberiku kemampuan terbaikmu"

Itachi secepat kilat menabrakkan bibirnya pada bibir yg merekah bagai kelopak bunga itu. Melumatnya dengan rasa amarah dan nafsunya, tapi tiba-tiba Itachi merasakan manis yg memabukkan.

Rasa manis yg sangat menyengat lidahnya untuk terus menjilati bibir itu. Ia bahkan merasakan rasa anyir darah dan terus ia sesapi…..

Sedangkan Sakura meringis perih saat ciuman kasar itu semakin membuat otaknya mati…

Ia sangat bahagia….tapi juga sangat kecewa….ini adalah salah satu tujuan hidupnya….tapi kenapa saat angannya sudah terwujud justru ia ingin berlari dan melepaskan diri….

"Pantas para pria berengsek itu sangat puas denganmu" bisik Itachi disela ciuman itu. Tapi anehnya ia mendapati Sakura gelagapan bahkan terkesan amatir atau bahkan membiarkan dia mendominasi. Pipi gadis itu memerah penuh, nafasnya terputus-putus bahkan mencuri-curi disela jeda ciuman itu.

Hati gadis itu semakin nyeri, kata-kata Itachi terus menghujam-hujam ke dadanya…..tangannya bahkan memegangi dadanya yg semakin sesak….

"Itachi~sama akmpppmp…mp..akh" bibirnya digigit dan itu membuat darah dari luka lain yg merembes bersama luka yg lebih sakit didadanya dan secara reflek Sakura membuka mulutnya mengerang bahkan hampir memekik. Kedua mata Sakura menatap lurus kearah itachi dengan siratan derita dan gairah yg seolah memecahkan tubuh gadis itu berkeping-keping.

'Jangan pecahkan aku lebih dari ini Itachi, hatiku akan mati jika kau mengingkariku nanti' batin Sakura menjerit…

Itachi memasukkan lidahnya dan mulai membelit lidah Sakura. Kedua tangannya menahan kepala Sakura seolah agar ciuman itu tidak pernah lepas. Saliva bercampur darah menetes-netes di sela bibir keduannya, membiaskan amarah dan luka yg nyaris meledak. Kejadian 5 bulan yg lalu terus terekam diotaknya, saat Sakura masuk ke kamar hotel dengan seotang pria berambut merah. Saat si rambut merah itu memeluk tubuh Sakura erat, saat orang itu mencium pipi gadisnya dengan lancangnya bahkan saat Itachi melihat si merah sialan itu menggendong Sakura dipunggungnya.

Orang yg melakukan itu seharusnya dirinya, hanya dia yg bisa…

Tidak dengan yg lain….

Tangan kekar Itachi mulai menjamah dada Sakura, dan meremasnya dengan kuat sampai gadis didalam kurungannya itu memekik kesakitan bahkan mencoba melepaskan cengkraman Itachi didadanya.

"Sa-kit" lelehan dari mata itu semakin deras, tangan gadis itu yg lain bahkan mulai memukuli dada Itachi dengan lemah.

"SAKIT" remasan kuat dan kasar itu semakin leluasa saat gaun itu telah jatuh kelantai karena Sakura memang tidak memakai pelindung apapun lagi kecuali celana dalam hitam, tubuh Sakura benar-benar sangat lemah.

"Kau pasti sudah menyiapkan segalannya" Itachi menatap sejenak tubuh itu daari atas hingga kebawah. "Kau bahkan hanya mengenakan celana dalam tanpa bra"

Pandangan Sakura mulai goyah, tangannya mencari-cari pegangan pada tubuh Itachi. Sekarang ini yg paling membuat Sakura kesakitan bukan yg menyerang raganya tapi hati dan pikirannya.

"Kau bahkan memiliki dada sekenyal dan selembut ini, berapa kali para pria berengsek itu meremasnya hah ?" bisik Itachi saat ia melepaskan ciumannya.

Mulut Sakura merapat, apapun yg ia katakan tidak akan berarti apa-apa.

Itachi sudah terlanjur menganggapnya sehina itu…..

Tapi entah kenapa kenampakan Itachi yg telanjang dada mampu membuat kepala Sakura semakin berdenyut, air matanya terus turun dipipinya meski lidah Itachi berulang kali menjilati dan meneguknya.

Sakura memejamkan matanya rapat-rapat saat lidah kasar Itachi terus menyapu pipinya, seluruh pertahanannya runtuh yg tinggal hanya rasa pasrah saat tangan Itachi terus bergrilia di seluruh tubuhnya.

Sapuan itu bahkan sampai pada mata Sakura…sementara remasan didadanya tidak kunjung berhenti…..

Hembusan hangat terasa di dahi Sakura, bahkan hembusan itu seakan tertahan untuk mengendalikan sesuatu pada diri Itachi.

"Tidak heran Kakashi juga ingin mencicipimu" suara dengan nafsu tertahan itu mulau serak….

Tangan itu mulai memilin kuncup kemerahan di dada Sakura, dan entah sadar atau tidak suatu gumpalan lendir mulai merembes membasahi celana dalam Sakura bersama dengan desahan dari bibir gadis itu.

"Ahh….Itachi…..egh…." Sakura seolah ingin membenamkan punggungnya pada tembok di belakangnya saat rasa nikmat yg aneh itu, semakin menyiksanya.

Itachi memandangi raut setengah terpejam itu, ada rasa puas sekaligus rasa kasian saat ia melihat luka dibibir Sakura. Tapi yg ia pikirkan saat ini adalah menikmati tubuh yg selalu jadi fantasinya itu dan menuntaskan segala rasa terbakar ditubuhnya. Perlahan kepala Itachi menyusup keperpotongan leher Sakura langsung menggigit dan menghisapnya….

"Akh…..ah…ahhhh" desahan lain lolos dari sana.

Dengan gerakan tiba-tiba Itachi memeluk tubuh yg hanya terbalut celana dalam itu dan mengangkatnya. Dengan reflek Sakura yg sejak tadi berpegangan pada Itachi, kedua kakinya mengapit pinggul pria itu dan gadis itu langsung merah padam saat Itachi mengerang…

"Shittt! Kau menjepit adikku. Kau benar-benar sial" Umpat Itachi, tapi ada serigaian nakal saat Itachi mengatakan sesuatu yg pedas itu.

"Aku hanya…..Aku tidak.…mmp…mpp akh" Mulut Sakura langsung dibungkam, tapi gadis itu masik merasakan sesuatu yg keras tertekan tepat di depan vaginanya meski masih berbatas kain.

"Katakan saja kau sudah tidak sabar"

Itachi menggendong tubuh Sakura ke ranjang dan menjatuhkan tubuh Sakura ke atas kasur itu…. Meski ciuman itu masih belum diakhirinya…. Lalu Itachi terlihat menjauh beberapa langkah, mengamati tubuh itu dengan lebih telitih. Mata tajam itu mengedar di sepanjang tubuh Sakura dan tak ayal membuat gadis itu tersipu dan berusaha menutupi dada dan daerah intimnya yg masih tertutup celana dalam. Sakura bahkan memiringkan tubuhnya, dan menghindari kontak dengan Itachi.

"Kheh….Tingkahmu seperti seorang perawan saja" sindir Itachi, ikut tidur dibelakang Sakura menghadap pungggung putih tanpa cela itu. Lalu tangan Itachi mengambil sebuah vas didekatnya dan melempar vas itu kearah tombol lampu dengan lemparan yg tepat sasaran dengan suara hantaman pecah keras yg membuat tubuh Sakura terjingkat kaget. Bersamaan itu seluruh lampu diruangan itu langsung padam…

"Berikan aku kemampuan terbaikmu" Itachi menghirup aroma tubuh Sakura, lalu jemari itu mulai menyusup dicelah pertahanan Sakura. Dan kali ini Sakura seakan terbuai dan membiarkan tangan itu kembali meremas dadanya.

"Ahh….hek….hah…hah….Itachi" Tubuh itu langsung menegang saat tangan Itachi menyusup kedalam celananya, tangan Sakura memang mencengkram lengan Itachi tapi tidak menghentikannya.

"Kau bahkan sudah keluar" Bisik Itachi lebih parau dan agak menyerigai dibelakang Sakura.

Jari itu terus membelai vagina Sakura yg tidak berbulu, bahkan tekturnya seperti kulit bayi yg sangat kenyal dan lembut. Satu jati masuk kecela labia dan langsung memijit dan menggosok pucuk yg sudah sangat tegang milik Sakura.

"AKH….Ita-Chi…ahh" cengkeraman tangan itu makin mengerat bersama rasa nikmat yg baru pertama.

Remasan di dadanya juga sangat tidak membantu menghilangkan rasa aneh itu…

"Dadamu lebih besar dari yg terlihat"

Ditambah bisikan setan itachi yg makin membuat miliknya tiba-tiba berkedut….

"Itachi…..Akh….." dan meledaklah cairan kental itu lagi…

Itachi menyerigai lagi dan mencolek cairan itu….

"Kau bahkan sudah datang lagi hanya karena hasil kerja tanganku, memalukan" ujung jari yg berlumuran cairan itu dijilat oleh Itachi dan sekali lagi ia menemukan bau yg manis bersama rasa yg lain dari beberapa wanita yg pernah tidur dengannya.

'Kenapa rasamu tidak seperti bau wanita jalang lainnya ?' otak waras Itachi mulai memikirkan sesuatu yg sejak tadi mengganggunya dengan lebih serius.

Ia bahkan menarik pundak Sakura keposisi berbaring lagi dan naik ke atas gadis itu separuh menindihnya. Tapi kedua kakinya berada diantara paha Sakura bahkan menahan kaki itu mengangkang.

Ia menatap mata yg bengkak karena tangis itu untuk sejenak…..

Lalu kepala itu beringsut keselangkangan Sakura dengan cepat, bahkan Sakura sampai setengah terbangun melihat serigai itu semakin lebar. Tangan itachi mengelus dari dada hingga keperut Sakura.

Mata Emerald itu melebar saat Itachi menggunakan giginya untuk menarik turun celananya dengan dibantu oleh tangan pria itu sendiri. Dengan gerakan cepat dan cenderung memaksa celana tipi situ dirobek lalu teronggok dilantai dan mulut itu langsung melumat bibir bawah Sakura dengan ganas.

Tubuh Sakura bahkan sampai mengejang dan meremasi rambut Itachi dengan muka merah padam….ia bahkan berpikir lagi apa itu benar-benar Itachi yg sedang mempermainkan vaginanya….

"Ahh…ahh.. ..Ita….Akh…." tangan Sakura meremas sprei dan kepala itu berganti ganti….

Ia merasakan lidah lembut memainkan kuncupnya…..dan sialnya itu membuat cairan aneh itu dengan cepat menyemprot lagi dan langsung dihisap oleh Itachi….

"ITAAA….ACAHIIIIII AkhHHHHHH" Tubuh sakura terangkat lalu terhenpas lagi dengan nafas memburu….hah…hah….hah….Itachi…..lalu kelopak itu terpejam….

Itachi melepaskan lumatannya dan tanpa Sakura sadari ia melepas celananya dengan nafas yg mulai tersegal….

Lalu kembali keatas tubuh Sakura mengecupi wajah itu dengan perlahan, kedua tangannya dijadikan tumpuhan disisi tubuh Sakura….

Ia menarik pinggul gadis itu sejajar dengan selangkangannya.

Tiba-tiba Sakura membuka matanya dengan tergopoh saat merasakan benda keras dan panas tepat dipintu masuk vaginanya, pipi itu langsung bersemu melihat benda itu digesekkan Itachi kesepanjang vagina basahnya meski ruangan itu agak temaram.

"Waktunya menikmatimu dengan sepenuhnya" desis Itachi…..

Sakura sudah akan melepaskan diri saat benda itu dengan cepat menerobos miliknya yg tidak siap dengan tenaga penuh…..tubuh itu terbelalak…..

Bless….

"AAAAAAKKKKKKKKKHHHHHHHHHHHH" Sakura menjerit kesakitan, tubuh itu bergetar dengan tidak wajar. Lalu memekik dengan lelehan tangis yg makin deras….

"ITAAAA…Chiiiiiiii SAAAKIIIITTTT"

Tapi kemudian…..

PLAKKK…..

"BERHENTI BERPURA-PURA…..PELACUR!" Umpat Itachi….

Jeritan, tangisan dan keluhan gadis itu berhenti….bersama rasa panas dipipinya dan darah yg merembes dari sudut bibirnya… tatapan terluka yg sempat hinggap di manic itu mulai menghilang diganti tatapan kosong pada sosok dengan mata menyala diatasnya….

Sakura hanya diam saat tubuh Itachi menghantamnya dengan tidak berperasaan, mata itu telah padam sinarnya…ia tidak merasakan apapun….luka didadanya sudah bernanah…

Dengusan nafas Itachi yg menerpa wajahnya tidak lagi membuat wajah gadi itu bersemu. Tangan yg semula memegangi pada tubuh yg kesetanan itu jatuh disamping tubuh itu dengan getaran hebat. Memakin lama Itachi memakai tubuhnya untuk pelampiasan, semakin banya luka di wajah itu.

Umpatan dan makian Itachi terus mengalir ditelinga itu, hingga hanya suara yg bergema lambat yg mampu ditangkap. Lelehan tangis tak bersuara itu terus berjatuhan, mulut itu hanya mampu menggumamkan satu nama…..

"I-ta-Chi" meski tersendat-sendat….

Itachi terus menikmati tubuh yg sudah seperti tak benyawa itu dengan berulang kali hingga ia jatuh tertidur….

"I-ta-chi" suara lemah itu sekali lagi berbisik…suara nafas yg teratus disampingnya sudah tak bergerak lagi…

Hiks…..Hiks…..Hiks…

Sekarang baru tangis pilu itu terdengar bersama isakan tertahan….tubuh itu dengan segera miring kearah lain seolah takut tangisan itu mengganggu sosok yg telah terlelap disampingnya…

Satu tangan itu memeluk tubuhnya sendiri dan yg lainnya membungkam mulutnya. Jika kalian sadari ranjang itu juga bergetar…..

"I-ta-Chi" suara itu makin dalam…..

"Ku-mo-hon hi-dup-lah de-ngan ba-ik" lelehan itu semakin deras…..

"Ja-ngan terlalu ba-nyak minum al-ko-hol" kembali nafas besar itu agak tersendat….

"Lupakan ji-ka Sa-ku-ra i-ni pernah a-da" sosok itu turun dari ranjang denga sorot kosong, dahinya tampak mengernyit dan mulut itu mengeluh kesakitan.

"Aghhhhhhmmpppp" Sakura membungkam pekikan kesakitannya, sesuatu yg menyengat dan perih yg seakan membelanya benar-benar menyiksanya…..

Tapi gadis itu tidak perduli, ia berusaha meraih kemeja Itachi dan memakainya. Tangis itu menetes-netes kelantai bersama langkah gontai yg sangat pelan, setiap langkah mulut itu selalu mengaduh dan nafasnya tersendat.

Lelehan darah disudut bibirnya tidak ia perdulikan…

"Ita-chi" tangan itu merabah-raba mencari pegangan…..

"Aku men-cin-tai-mu" hal itu terus yg dibisikkan hinggan sosok itu menghilang dibalik pintu entah dia akan pergi kemana…

Angin dingin berhembus diruangan temaram itu lebih kencang… cahaya bulan tidak lagi tampak…hingga mendung dan kilat-kilat petirlah yg datang…..

Sosok yg sebenarnya setengah sadar itu terus mengernyit dalam tidurnya….seolah mimpi buruk yg benar-benar nyata telah dialaminya…..

Hidup itu butuh pengorbanan tapi….

Pengorbanan yang menyakitkan bukan memjadi alasan kita menjauh dan hidup dalam kepalsuan….

Tuhan tidak menakdir sesuatu untuk kita ingkari, menjalaninya adalah suatu keharusan….

Jika malam ini kita menangis maka yakinlah hari esok Tuhan menakdirkan seseorang untuk membuatmu selalu tersenyum…..

Berbeda halnya jika egomu lebih besar untuk menerima sesuatu, kau tidak hanya akan menyesal dikemuan hari tapi juga…..

Mungkin saja…

Menghancurkan hidup orang lain….

Membunuhnya meski kau tau dia belum mati….

Bisakah kita berpikir dari sudut pandang lain ?

Jika Egomu lebih besar, Maka jawabannya…

Tidak akan pernah!...

.

.

.

.

.

=========*T*B*C*========

Terima kasih Minna~san…yang udah baca…..

Terlalu panjangkah ?

Semoga Fictx gk terlalu gaje karena saya mencoba menulis dari semua sudut….

Haaaahhhhhhh…..

Semoga tidak mengecewakan ya Minna~san…..

Read and Review ditunggi sama Noe…..

Sesuai note saya ini lemon ItaxSaku….

Saya lagi mood nulis yg sedih-sedih…

Tapi saya gk terlalu pintar membuat adegan lemonnya….

#Nunduklesu

Ja ne Minna….

Jumpa lagi di fict lain atau kelanjutan nie fict…