PERNYATAAN CINTA HEIGOROU

Author : Miyura Kazeyuri

Rated : K+

Genre : Romance

Main Chara : Kabeyama Heigorou, Kino Aki

Other Chara : Fubuki Shirou, Endou Mamoru, Goenji Shuuya, Kidou Yuuto, Tachimukai Yuuki, Raimon Natsumi, Megane Kakeru, Otonashi Haruna

Disclaimer : Makasih, makasih banyak udah menganggap saia adalah pemilik InaIre.. ditendang Seandainya aja saia emank bener-bener pemilik InaIre... Wkwkwk... tapi minna-san, cobalah dipikir lagi apa jadinya kalo InaIre kesayangan kita semua ini punya Miyura Kazeyuri... Saia yang main sepak bola ama anak tk aja kalah, masa' mau jadi pemilik InaIre? Mustahil kan? Makanya, InaIre itu bukan punya saia.. Ntar bukan jadi anime sepak bola, malah jadi anime shounen-ai dan super gaje.. Tapi, doakan saja saia supaya bisa segera jadi pemilik sahnya, okeh? ^w^ dilempar ke TPA

Ohayou Minna-san, come back with me, Miyura Kazeyuri ! Welcome back, doozo yoroshiku! It's my third fanfic... Penantian Cinta Kabeyama ! Hehe, baru kali ini judul fanfic saia pake bahasa Indonesia.. dan akhirnya, saia bisa juga masukin chara yang agak banyak... dan yang lebih menyenangkan lagi, akhirnya Yuri yang strongnessnya ada di romance akhirnya bisa membuat sebuah parody, walau tetap bergenre romance... Tetap dengan trademark kebanggaan saia, GAJE! Saia masih tetap dan akan selalu berusaha untuk membuat fanfic yang tidak OOC, supaya lebih realistis dan lebih mudah dimengerti.. Kali ini... NO SHOUNEN-AI! Ayo kita buat yang sedikit lebih realistis... pair boyxgirl! ^w^

Fanfic ini saia persembahkan untuk Nika-nee, yang selama ini selalu mensupport dan sudah mendidik saia untuk mengetik fanfic dengan penulisan yang baik dan benar, arigatou.. makasih banyak karena selama ini udah mau diganggu... Support anda sangat berarti buat saia! Dan buat temen saia Miya-chan, overall thanks for your support... untuk Tsubaki-san, salam kenal yah! Maaf belum sempat review fanficnya, tapi nanti pasti saia review kok! Dan untuk usulannya, thanks so much! Untuk Minna-san, sekali lagi Yuri hanyalah author newbie yang banyak sekali kekurangan, jadi mohon supportnya lewat kritik dan saran membangun minna-san dalam setiap review yang kalian tulis... Untuk minna-san especially para author entah yang udah senpai atau masih newbie, mohon bantuannya.. mohon didikannya dari kalian semua... jangan ragu-ragu untuk menyampaikan kritik dan saran, saia terima dengan senang hati! ^w^ Singkat kata, semoga fanfic ini bisa menghibur minna-san...

HAPPY READING, PLEASE ENJOY IT! ^w^

PENANTIAN CINTA HEIGOROU

Di suatu hari yang indah di lapangan sepak bola SMP Raimon...

"Baikklah, latihan untuk hari ini sudah selesai! Terima kasih karena sudah berlatih dengan baik, arigatou minna..." Seorang bocah berambut seperti tanduk dengan headband orange membungkuk sedikit sebagai tanda terima kasih pada teman-temannya. "Doitashimashite, kapten!" jawab teman-temannya. "Nona Aki, apakah masih ada beberapa pesan sebelum kami semua boleh pulang?" Tanya bocah berheadband orange itu kepada salah satu manajernya, Aki.

"Tentu saja Mamoru, ada beberapa catatan penting yang ingin kusampaikan pada kalian semua." Jawab Aki pada bocah berheadband orange yang rupanya bernama Mamoru. Aki membuka lembaran catatan pada clipboardnya, lalu membacakannya satu persatu. "Untuk hari ini, aku mencatat ada kemajuan yang signifikan pada kalian semua. Kemampuan membaca tendangan musuh Mamoru sudah jauh lebih baik dari pertandingan sebelumnya. Kemampuan Touko, Yuuki, dan Ichinose dalam menghadang serangan musuh juga sudah meningkat. Begitu pula dengan Shirou dan Shuuya, kekuatan tendangan kalian sangat mengesankan. Jauh lebih baik dibandingkan latihan-latihan sebelumnya." Ujar Aki sambil tersenyum. Laporan Aki disambut dengan gembira oleh anggota tim yang lainnya.

"Dan yang lebih menarik lagi, berdasarkan pengamatan kami semua, kami mendapati ada 1 pemain yang kemampuan meningkat drastis dan sangat mengagumkan.." Sambung Haruna. "Oh ya? Siapa itu?" Tanya Yuuki. "Orang itu adalah Heigorou.." Jawab Natsumi. "Wah, Heigorou! Kau benar-benar hebat!" Mamoru yang kegirangan segera menepuk pipi gembul Heigorou. "Apa? Aku?" Tanya Heigorou tak percaya. "Ya, betul sekali. Pertahananmu sekarang adalah pertahanan terkuat di tim ini, selain itu dalam beberapa kali latihan ini, kau adalah pemain yang pertahanannya paling stabil dan permainannya paling mengesankan." Ujar Aki menambahkan.

Muka Heigorou seketika itu juga langsung memerah. Entah karena begitu senangnya atau malah malu karena dipuji oleh Aki, pipinya saat ini benar-benar merah. "Kubilang juga apa, kalau kau mau berusaha kau pasti bisa Heigorou.. Berjuanglah dengan lebih semangat lagi ya, aku akan selalu mendukungmu.." Kata Aki sambil tersenyum manis. Heigorou menjadi semakin berdebar-debar. Keringatnya mengalir deras, aliran darah pada wajahnya meningkat membuat pipinya semakin merah. "Manis sekali dia.. Dia selalu membuatku semakin menyukainya," gumam Heigorou dalam hati.

"Baikklah, sekian laporan dari kami.. Sekarang kalian boleh pulang, sampai jumpa lagi di latihan berikutnya, tetap bersemangat ya.." Kata Natsumi mengakhiri latihan hari itu. Tanpa diberi aba-aba, semua anggota segera pergi meninggalkan lapangan dan memulai kegiatannya masing-masing. Kini, hanya tersisa Heigorou yang sedang duduk termenung di bangku lapangan sendirian. Perasaannya campur aduk, antara senang, malu, dan bingung.

"Aki.. Dia memang manis dan baik hati.. Mungkinkah aku bisa merasakan hari-hari yang menyenangkan seperti ini bersamanya?" gumam Heigorou. Masih terbayang dengan jelas di ingatan Heigorou, ketika gadis berambut pendek itu tersenyum manis sambil mengucapkan kata-kata penyemangat untuknya. "Hah, Heigorou apa yang kau pikirkan? Mengapa kau masih saja memikirkannya?" Heigorou mengacak-acak rambut semangkanya. "Lebih baik aku pulang saja.." batin Heigorou sambil bergegas menuju apartment tempat tinggalnya bersama Yuuki.

Di sebuah apartment, tidak jauh dari SMP Raimon...

"Ya, aku harus menyatakan perasaanku! Aku tidak boleh tinggal diam!"

"Ah, tidak-tidak! Aku tidak punya cukup keberanian untuk menyatakan perasaanku padanya..."

"Tapi.. aku juga tidak bisa tinggal diam dan hidup dengan perasaan gugup selama aku bersekolah di sekolah yang sama bersamanya..."

"Kalau kukatakan, apakah dia mau menerima? Ah, mana mungkin.. itu tidak akan terjadi."

"Hei, tapi tidak bisa begini juga! Masa' aku Cuma diam saja seperti ini? Mau berapa lama lagi aku harus memendam perasaan ini?"

"Argh, tidak-tidak! Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan, siapa saja tolong aku dong!"

Heigorou mengomel di depan cermin. Hal ini tentu saja membuat Yuuki yang tinggal di kamar yang sama dengannya bertanya-tanya mengenai kelakuan temannya ini.

"Heigorou, kau kenapa? Dari tadi mengomel tidak jelas di depan cermin.." tanya Yuuki. "Entahlah Yuuki.. akhir-akhir ini, aku merasakan sebuah perasaan yang sangat tidak menentu di dalam hatiku..." Heigorou menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Apakah kau ada masalah? Ceritakan saja, dengan begitu kau akan merasa lebih lega.." kata Yuuki. "Yuuki, menurutmu manajer Aki itu seperti apa?" tanya Heigorou dengan serius. "Ah? Manajer Aki ya? Mmm... Menurutku, dia adalah manajer yang baik.. Dia selalu mau membantu setiap member yang mengalami kesulitan. Manajer Aki juga manis, apalagi kalau sedang tersenyum.." jawab Yuuki dengan mata yang berbinar-binar. "Begitu, ya? Aku juga berpikir begitu.." sambung Heigorou.

"Memangnya kenapa, kok tumben-tumbennya kau bertanya seperti itu.." tanya Yuuki sedikit heran. Heigorou segera memandangi Yuuki, lalu menghampiri Yuuki dan memeluknya dengan erat. "Yuuki, tolong aku... Aku sekarang benar-benar bingung nich.." Yuuki yang dipeluk oleh Heigorou meronta-ronta karena begitu kuatnya pelukan Heigorou. "Aduh, sebenarnya aku lagi dipeluk oleh sahabatku atau dipeluk Kingkong sich?" gumamnya dalam hati."Yuuki, aku sekarang sedang menyukai seseorang, tapi aku tidak tahu harus berbuat apa.. Aku benar-benar merasa gugup sekarang ini.." lanjut Heigorou. "Eh, iya-iya, tapi lepaskan dulu pelukanmu, aku tidak bisa bernapas..." kata Yuuki dengan susah payah. Heigorou segera melepaskan pelukannya, lalu mencurahkan semua isi hati dan perasaannya yang tak menentu kepada si bocah manis Yuuki.

"Oh, jadi begitu rupanya? Kau menyukai Aki?" tanya Yuuki yang masih tidak percaya. Heigorou mengangguk, membenarkan pernyataan Yuuki. "Dan bahkan kau sudah menyukai Aki semenjak 1 bulan pertamamu bersekolah di SMP Raimon? Itu artinya.. kau sudah menyukai Aki selama hampir 1 tahun, iya kan?" Lagi-lagi, Heigorou mengangguk. "Oh ya ampun, tak kusangka.. ternyata selama ini kau menyukai Aki, kenapa aku tidak tahu-menahu akan hal itu ya?" Yuuki geleng kepala, dia terkejut bukan kepalang. Sungguh di luar dugaannya, bahwa defender bertubuh besar yang pemalu ini rupanya sudah menyukai seorang gadis, dan gadis yang disukainya bukan main, manajer tim yang manis Aki. "Karena itu Yuuki, kumohon bantulah aku.. Bantu aku, untuk bisa mengungkapkan perasaanku.." pinta Heigorou. Yuuki berpikir sejenak.

Tiba-tiba, muncul sebuah bola lampu besar yang menyala dengan terang dari kepalanya. "AHA! Bagaimana kalau kau coba saja ungkapkan perasaanmu dengan memberikannya bunga mawar secara diam-diam ke dalam lokernya setiap hari..." Usul Yuuki. "Baikklah, jika menurutmu itu adalah jalan keluar yang terbaik.. aku akan melakukannya..." jawab Heigorou.

Keesokan harinya...

"Ini dia lokernya.." batin Heigorou sambil memandangi mawar merah yang dipegangnya. Dengan gemetaran, Heigorou memberanikan diri untuk membuka loker Aki dan memasukkan mawar itu, lalu segera pergi.

"Bunga dari mana ini?" Aki terkejut memandangi 3 tangkai mawar merah yang ada di lokernya. Dicermatinya mawar itu, berusaha untuk mencari barangkali ada sedikit catatan dari pemberi bunga. "Tidak ada nama pemberinya lagi.." gumam Aki kebingungan. "Ah, lupakan sajalah.. Barangkali ini hanya orang yang salah taruh barang.." Aki berusaha mengabaikan kejadian aneh itu, lalu bergegas pergi. Hari demi hari berlalu, setiap hari pula Aki menerima pemberian mawar misterius. Aki berusaha untuk tetap diam dan tidak penasaran, walau dalam hatinya ia terus bertanya-tanya siapakah gerangan yang sudah menaruh bunga mawar itu ke dalam lokernya. Hingga akhirnya, di hari ke-7..

"Bunga lagi ya?" tanya Haruna yang sudah mengetahui pemberian bunga misterius yang diterima Aki. "Iya," jawab Aki singkat. "Sudah yang keberapa?" tanya Natsumi. "Ini sudah yang ke-3.. Dan yang lebih anehnya lagi, dia selalu memberikan 3 tangkai bunga mawar.." Aki mengamati bunga itu, lalu ia menemukan sebuah kartu kecil terselip di bunga itu. Aki segera membaca isi kartu kecil itu.

"Senyummu indah, seindah bunga mawar yang kau pegang ini. Siang ini, datanglah ke lapangan sekolah dan kau akan mengetahui betapa aku sangat mengagumimu."

Aki menghela napas. Perasaannya menjadi semakin tidak menentu. "Hmm, kali ini dia menyisipkan sebuah catatan kecil yang bertuliskan permintaan untuk bertemu di lapangan siang ini.." kata Aki pada Haruna dan Natsumi. "Lapangan? Kok, di lapangan? Aneh juga ya.." komentar Natsumi kebingungan. "Kau bilang di lapangan? Jangan-jangan, orang itu adalah salah satu dari anggota tim..." Haruna memprediksi. Aki semakin terkejut mendengar perkataan Haruna. "Orang yang ada di tim? Siapakah dia?" Aki bertanya-tanya dalam hati. "Sudahlah, jangan dipikirkan.. Nanti kau juga akan tahu siapa orangnya.." Kata Natsumi. Aki hanya tersenyum menanggapi Natsumi.

Siang harinya di lapangan...

"Ya Tuhan, kali ini saja.. Kumohon, berikan aku sedikit keberanian untuk mengungkapkan perasaanku pada Aki..." Heigorou memanjatkan permohonan tertulus dari lubuk hatinya. Kini, Heigorou merasakan ada sedikit keberanian dalam hatinya, walau terus terang saja perasaannya masih campur aduk tak jelas.

"Siapakah orang itu sesungguhnya? Menyatakan perasaan dengan memberikan bunga misterius selama 3 hari..." gumam Aki sambil terus berjalan. "3.. hari.. 3 tangkai? Orang yang berada di tim? Mungkinkah.. itu Heigorou? Bukankah Heigorou mempunyai nomor punggung 3?" Aki yang baru menyadari akan hal itu terkejut bukan kepalang. Bagaimana bisa dia tidak menyadari hal itu? Aki semakin mempercepat langkahnya. Akhirnya, langkah Aki terhenti ketika ia melihat punggung sosok bertubuh besar yang berdiri di hadapannya. Heigorou segera berbalik dan menyapa Aki.

"Ah, Aki? Kau sudah datang?' kata Heigorou. "Jadi... orang yang mengirimkan bunga itu.. adalah kau? Kau.. yang telah menaruh bunga itu di lokerku?" tanya Aki tak percaya. Heigorou yang berdebar-debar berusaha untuk mengumpulkan keberanian dan berbicara. Dengan segala keberanian yang dimilikinya, Heigorou menatap wajah Aki yang tampak bingung bercampur tak percaya lalu berlutut di hadapan Aki. "Aki.. aku tahu, ini terlalu mustahil.. Aku sudah berusaha untuk melupakan semua perasaanku kepadamu, tapi semakin aku memaksakan untuk melupakan perasaan itu, aku malah semakin terjerat... Aku semakin menyukaimu, dan aku tidak bisa melupakan perasaan itu... Aku menyukaimu, sejak awal pertemuanku denganmu, kebaikan hatimu telah menyentuh hatiku dan memberikan sebuah kekuatan yang besar untukku.. Aku sangat menyukaimu, benar-benar menyukaimu.. Aku ingin selalu bersamamu Aki... Kumohon, terimalah perasaanku ini.." Aki menjadi semakin terkejut. Ia benar-benar bingung, apa yang harus dilakukannya saat ini.

"Wah, ya ampun.. ini benar-benar menegangkan..." kata Mamoru sambil mengintip Heigorou dan Aki dari kejauhan. Shirou, Shuuya, Yuuto, Yuuki, Kakeru, dan Ichinose juga ikut menyaksikan secara diam-diam peristiwa itu dari balik semak-semak. Shirou asyik merekam moment langka itu dengan handycam kesayangannya. "Hei Shirou, untuk apa kau rekam Heigorou dan Aki?" tanya Shuuya. "Ini kan moment langka, lebih langka dari komet halley yang muncul 76 tahun seklai.. Aku tidak akan melewatkan kejadian istimewa ini.. Selain itu, video ini juga bisa diupload ke youtube, supaya teman-teman yang tidak bisa datang menyaksikan langsung bisa melihatnya di youtube.." jawab Shirou sambil nyengir. "Oh Aki, tak kusangka orang itu adalah Heigorou.." ucap Haruna tak percaya. Yuuto yang mendengar suara adiknya langsung menoleh, dan mendapati bahwa adiknya dan Natsumi juga sedang asyik mengamati peristiwa aneh itu. "Haruna? Apa yang kau lakukan di sini? Kau juga datang menyaksikan?" tanya Yuuto. "Ah, Onii-chan.. Iya, benar sekali. Onii-chan juga datang melihat?" jawab Haruna. "Tentu saja, mana mungkin aku akan melewatkan kejadian langka seperti ini?" jawab Yuuto. "Wah, ada Natsumi dan Haruna juga.. Jadi makin rame dech, seperti acara nonton bareng timnas senior vs timnas u23 di RT nich! Ayo, mendekat biar lebih kelihatan..." kata Mamoru. Haruna dan Natsumi segera mendekat supaya bisa menyaksikan dengan lebih jelas.

Mari kita tinggalkan sejenak kehebohan Mamoru cs yang menanti detik-detik pernyataan cinta Heigorou, kini kita beralih ke Heigorou dan Aki..

"Heigorou..." Aki hanya bisa diam melihat Heigorou yang mengungkapkan perasaannya. "Apa yang harus kukatakan padanya? Aku benar-benar tidak tahu..." batin Aki dalam hati. "Aki, kau mau kan menerima perasaanku? Aku, akan melindungimu seperti kau telah melindungi seonggok keberanian yang masih ada di dalam hatiku.. Aku, akan melindungi dan membahagiakanmu..." ucap Heigorou dengan setulus hati. Aki menjadi semakin terharu dan tersentuh. Ia bahkan tidak bisa berkata-kata lagi. Akhirnya, setelah sempat diam membisu, Aki kembali menemukan suaranya dan berusaha untuk menjawab perasaan Heigorou.

"Heigorou.. Maafkan aku.. A-aku.. Aku tidak tahu, seperti apa perasaanku saat ini padamu... Aku benar-benar bingung, maafkan aku..." Aki segera berlari meninggalkan Heigorou. "Aki, tunggu!" Heigorou berusaha menahan Aki, akan tetapi usahanya itu sia-sia belaka. Aki sudah terlanjur pergi, meninggalkan seribu satu pertanyaan di hatinya. "Oh My God! Heigorou.. Aki! Kenapa Aki langsung pergi seperti itu? Dia kan, belum sempat menjawab Heigorou.." jawab Ichinose kaget. "Itu wajar saja, Aki pasti terkejut sampai-sampai tidak tahu harus menjawab apa, jadi dia langsung pergi.." Kakeru menjelaskan layaknya seorang ahli yang bisa membaca perasaan orang lain. "Kasihan Aki dan Heigorou ya..." kata Natsumi iba. Heigorou hanya diam membisu, dia tidak bergerak sedikitpun di lapangan.

Aki terus berlari. Tanpa terasa, air mata mengalir membasahi pipinya. Ia benar-benar terkejut, perasaannya meledak begitu saja. Sedih, gelisah,terharu, bingung, dan terkejut bercampur menjadi satu. Aki ingin menangis sejadi-jadinya, karena begitu gelisah dan bingung. "Kenapa dia harus secepat itu mengatakan perasaannya?" berulang kali ditanyakannya hal itu pada dirinya sendiri. Akan tetapi, Aki berusaha untuk tetap tegar dan tidak lagi gelisah. Apa yang sudah terjadi, biarlah terjadi. Begitu pula dengan rentetan peristiwa yang dialaminya sepanjang hari itu. Ia ingin melupakannya, membiarkannya mengalir bersama dengan air matanya.

Keesokan harinya, setelah Heigorou menyatakan perasaannya...

Siang itu, seperti biasa tim Raimon kembali berlatih di lapangan. Akan tetapi, suasana siang itu terasa sangat berbeda dari sebelumnya. Walaupun semuanya berlatih dengan normal, tetap saja ada sesuatu yang berbeda dan terasa asing. Apalagi bagi anggota yang menyaksikan Heigorou dan Aki di lapangan kemarin siang, suasana terasa sangat berbeda. Entah mengapa, hubungan di antara mereka terasa sangat kaku dan tidak sebebas dulu lagi. Tidak ada lagi sahutan riang yang selalu digemakan oleh Aki setiap kali latihan. Begitu pula dengan Heigorou, tidak ada lagi teriakan kencang Heigorou ketika mengeluarkan jurus dindingnya. Walau tidak terlihat secara terang-terangan bahwa ada hal buruk yang pernah terjadi antara Aki dan Heigorou, kini terlihat dengan jelas bahwa Aki mulai menjaga jarak dengan Heigorou.

"Baikklah, latihan sudah selesai. Terima kasih atas kehadirannya, terima kasih karena sudah berlatih dengan semangat. Sedikit catatan dariku, untuk Kazemaru dan Touko tingkatkan lagi kemampuan kalian membaca pergerakan lawan dan untuk Heigorou.." Aki terdiam sejenak. "Stabilkan pertahananmu, perketat pengamananmu." Aki cepat-cepat melanjutkan perkataannya. Begitulah yang terjadi, semenjak Heigorou mengungkapkan perasaannya pada Aki. Aki lebih berhati-hati terhadap Heigorou, ia tidak berani memasang jarak terlalu dekat. Ia takut hal itu akan membuat Heigorou menjadi lebih salah paham dan memperburuk hubungan. Heigorou pun merasakan, bahwa Aki tidak lagi sedekat dulu dengannya dan mulai jaga jarak, atau bahkan terkadang menghindar.

"Apa yang salah denganku? Aki kini menghindar terus dariku..." gumam Heigorou sedih. Sesampainya di apartment, Heigorou duduk merenung di kursinya. Ia terus memikirkan tentang sikap Aki yang selalu menghindar darinya, dan berusaha mencari jawaban mengapa Aki tidak menjawab perasaannya. "Mungkinkah, dia marah padaku? Apakah aku bertindak terlalu gegabah? Apakah aku pernah melukai perasaannya? Tidak, selama ini aku tidak pernah berniat untuk menyakitinya, apalagi sampai benar-benar menyakitinya. Lantas apa penyebabnya?" Heigorou bertanya pada dirinya sendiri. Heigorou berusaha untuk semakin merenung, memandangi lagi lebih dekat tentang dirinya. Akhirnya, Heigorou menyadari sebuah kenyataan baru: "Mungkinkah Aki malu untuk berhubungan denganku? Tapi, jika memang dia malu.. kenapa dia harus malu ya? Aku tidak begitu bodoh di kelas, setidaknya aku masuk ranking 9 di kelas.."

Heigorou berusaha menggali lagi pikirannya lebih dalam. Dipandanginya wajahnya yang gembul di depan cermin. Heigorou segera tersadar, lalu berkata: "Ya, itu dia! Dia pasti malu karena aku ini gendut! Badanku ini begitu besar dan tidak menarik, sehingga Aki malu untuk berhubungan denganku..." Heigorou mengambil sebuah kesimpulan. "Yuuki, masih ada berapa hari lagi sebelum liburan sekolah?" tanya Heigorou pada Yuuki. "Mmm.. besok adalah hari terakhir untuk masuk sekolah." Jawab Yuuki. "Lalu, kapan Haruna, Aki, dan Natsumi akan pertukaran pelajar ke Amerika selama 3 bulan?" Heigorou kembali bertanya. "Mm.. katanya sich, 2 hari lagi.. Memang kenapa?" Yuuki balik bertanya. "Ah, begini Yuuki.. kurasa, aku tahu mengapa Aki tidak menjawab perasaanku kemarin..." kata Heigorou pada Yuuki. "Oh ya? Memangnya kenapa?" tanya Yuuki. "Ini pasti karena tubuhku yang gendut. Karena itu, selama 3 bulan ini.. Aku mau diet ketat! Akan kupastikan tubuhku sudah menjadi kurus dan normal ketika Aki kembali dari pertukaran pelajarnya di Amerika.." jawab Heigorou bersemangat.

TO BE CONTINUE

Bagaimana, minna-san? Aduh, sekali lagi Yuri minta maaf, gomen... Sekarang, Yuri lagi kena krisis ide, jadi bener-bener kehabisan ide dan kata-kata sekarang.. Padahal, rencana plot awalnya ga gini lho! Ya, apa yang sudah terjadi biarlah berlalu.. RnR please?