Puppy Pet: Blackie
.
Story belong to DeathSugar
Chapter 1. Namanya Baekhyun
.
Fanfic ChanBaek pertama yang aku post di ffn. Pair favoritku setelah HunHan dan FanLu. Mungkin akan menjadi semacam drable sih, pendek-pendek gitu. Tapi semoga ga ngurangin alur dan konfliknya nanti. Semoga kalian suka dan ngerti jalan ceritanya. Ini fanfic request dari temen, fic drabble yang fluffy biar sebenarnya aku ga begitu bisa nulis cerita yang fluffy gitu. Karena mesti jatuhnya anjay—ngilani/? gitu. Hehehehe..
.
Happy reading and review, ne?
.
.
.
Membuka pintu berbahan kaca bening, si jangkung itu terlihat bersenandung. Sebuah headphone bertengger manis melingkar di lehernya. Dengan jemari kokohnya yang nampak memegang sebuah kantong plastik yang terasa penuh.
Ini adalah musim panas tahun pertamanya setelah ia kembali dari London seminggu yang lalu. Hampir selama tujuhbelas tahun hidupnya ia habiskan disana sebelum akhirnya ia kembali ke Seoul. Ia tidak begitu mengenal tempat ini walau mungkin ia pernah menjejakkan kakinya di tanah kelahiran ayah dan ibunya ini. Tapi itu hanya untuk liburan dan tentu itu tidak berlangsung lama.
Memutuskan untuk tidak membawa mobil tidaklah terlalu buruk baginya saat ini. Ia bisa memutuskan untuk melihat pemandangan kota menginjak sore. Mata miliknya sesekali hanya melirik melalui ekor matanya ketika tatapan beberapa orang perempuan memberikan tatapan tertarik padanya. Dia tinggi, tampan, kaya, tatapan mata yang memikat, dan itu terlihat sempurna.
Adalah Park Chanyeol. Dengan segala magnet yang bisa membuat siapapun tertarik padanya. Keren dan Seksi. Semua orang menatapnya seperti itu. Dan dia bangga dengan itu. Kenapa tidak?
Memutuskan untuk tidak langsung kembali ke apartemen miliknya, Chanyeol hendak saja berbelok kearah cafe disebelah kanannya sebelum seseorang dengan seragam sekolah begitu menyita perhatiannya.
Tubuh mungil, bibir tipis yang berisik, mata sipit yang lucu ketika tertawa, dan kesan genit dan centil dari gestur tubuhnya ketika ia berbicara pada teman mungil bermata bulat disampingnya. Mereka berdua sama-sama mini dan itu terlihat lucu dimata seorang Park Chanyeol. Seperti dua hamster yang berjalan bersama.
Mengabaikan kedua pemuda yang sempat menyita perhatiannya, dia kemudian kembali ke tujuan awalnya. Cafe.
Satu cup coffee dengan seporsi cake tidak ada salahnya mungkin untuk mengisi harinya.
.
Adalah hari pertamanya untuk sekolah saat ini. Merasa asing dengan seragam yang melekat di tubuh jangkungnya karena selama ia menghabiskan waktunya di London, ia tidak perlu mengenakan seragam seperti ini. Sistem pembelajaran asia siap menyapanya―batinnya.
Begitu 'pun ketika ia memasuki sekolah barunya itu. Ia tidak perduli ketika tatapan para gadis mengarah padanya. Pangeran Sekolah, ini adalah hari pertamanya sebagai siswa pindahan dan menjadi pujaan para gadis adalah sebuah penyambutan yang layak untuknya.
"Chanyeol-Hyung!"
menemukan dua orang pemuda berkulit tan dan nyaris albino berjalan dengan tampan kearahnya membuatnya harus memberikan sebuah senyuman untuk kedua sepupunya itu. Adalah Jongin—si kulit tan dan juga Sehun―si nyaris albino.
Dan kemudian teriakan bising menyapa alat indra pendengarnya.
'Tiga Pangeran Sekolah bertemu!'
Ayolah, Chanyeol hanya perlu melambaikan tangan atau sebuah kerlingan mata dan ia yakin, ia pasti akan mendapatkan teman one night stand malam ini.
"Hyung, simpan seringaianmu untuk nanti. Aku tahu apa yang ada di dalam otak mesummu itu." si Albino menyeringai disela ucapannya.
"dan jangan berani melalukan sex di dalam sekolah! Kau bisa berakhir di tangan Kim Sialan itu."
"Kim?" yang lebih tinggi membuka suara seraya mengikuti arah kedua sepupunya yang berbelok menuju tangga ke lantai tiga; kelasnya.
"Ketua Divisi Siswa." kali ini si kulit tan—Jongin yang menjawab. "mukanya memang baik, tapi sungguh dia benar-benar—ya begitulah" tidak menemukan kalimat yang tepat untuk mendiskripsikan seorang Ketua Divisi Kim, sepertinya.
"Hyung, ini kelasmu."
"Thanks."
"Yup! Sebagai gantinya cukup traktir kami di klab malam ini!"
Mengangkat ibu jarinya sebagai persetujuan, Chanyeol kemudian memutuskan untuk masuk kedalam kelasnya dan disambut dengan tatapan kagum dan keinginan memiliki yang kuat.
Selamat atas mainan barumu, Park Chayeol yang terhormat.
.
Park Chayeol mengutuk ketololannya sendiri saat ini. Bagaimana mungkin ia bisa tersesat di sekolahnya sendiri. Ini adalah kelas khusus untuk kegiatan klub siswa. Dan itu ada dilantai dua sekolahnya.
Ia tidak tahu kalau sekolah ini begitu luas―Ok, Chanyeol tidak terfikir kalau sekolah ini sangat luas sementara ia tahu ini sekolah untuk kalangan atas. Dan tentu saja dewan komite sekolah memberikan segala kemewahan fasilitas dan ruang yang cukup -bahkan sangat- luas untuk seluruh siswanya.
Matanya menemukan sebuah papan yang tergantung disebuah kelas, tidak ada salahnya untuk bertanya pada salah satu siswa yang mungkin berada didalam sana. Dia butuh kantin untuk mengisi perut laparnya.
「Music」
Klub musik.
Sedikit membuka pintu dan menemukan seorang siswa dengan rambut coklat gelap memunggunginya. Terlihat melakukan pemanasan untuk latihannya. Chanyeol bahkan bisa mendengar suaranya mengambil nafas dan tangannya yang mengepal di udara. Astaga, itu lucu sekali dimatanya. Seperti anak kecil.
Si mungil itu mulai melantunkan lagunya, Chanyeol tidak tahu lagu apa itu, sungguh dia tidak begitu mengerti tentang musik K-Pop. Tapi untuk satu hal ia menyukai suara itu.
Lembut dan kuat.
Entahlah, Chanyeol tidak tahu kenapa ia bisa menyimpulkan hal semacam itu. Atau bahkan ia tidak perduli dengan kertetarikannya? Entahlah.
Tapi satu hal yang Chanyeol pahami adalah: suara itu menghipnotisnya. Membawanya dalam pesona miliknya. Menenangkan―walau lirik yang ia nyanyikan terasa sedih.
Lagu patah hati.
Dia laki-laki dan menyanyikan sebuah lagu patah hati tentang perpisahan. Menggelikan. Tapi jauh menggelikan, dirinya sendiri. Seorang Park Chayeol menyukai suara laki-laki yang menyanyikan lagu patah hati.
Apa yang terjadi padamu, Park Chanyeol?
"Baekhyun! Lee-saem mencarimu!"
Sebuah suara yang membawa Chanyeol ke alam sadarnya dan menemukan dirinya sudah berada di dalam ruang klub musik itu. Berdiri mematung menatap kearah pintu dan menemukan siswa mungil bermata bulat disana. Menatapnya dengan tatapan yang seakan bertanya, 'kenapa kau ada disini?'
Berdeham, ketika menyadari kecanggungan yang menyelimuti ruang klub ini, Chanyeol menggaruk tengkuknya. Menatap siswa bermata bulat itu sebelum akhirnya membawa tatapan matanya pada pemuda mungil lain didepannya itu.
Itu adalah pemuda berisik yang ia lihat kemarin sore. Mata sipitnya menatapnya dengan tatapan curiga seakan Chanyeol adalah seorang pemuda mesum yang suka menggagahi para gadis―walau kenyataannya benar sih―dan itu membuatnya risih.
"a-aku hanya tersesat.. Dan aku ingin bertanya tapi.. A-aku takut menganggu latihanmu."
astaga, seorang Park Chanyeol bahkan gugup dihadapan tatapan mata sipit itu.
"benarkah?"
Mengangguk, membuatnya terlihat semakin tolol dihadapan si mungil itu. Yang lebih tinggi kembali menggaruk tengkuknya, "aku siswa baru dan aku tersesat ketika mencari kantin."
Harga dirimu Park Chanyeol ! Kau terlihat bodoh dihadapan kedua adik kelasmu itu.
"Sunbae hanya perlu lurus dan kemudian berbelok ke kiri, disana ada tangga dan kantin tidak jauh dari sana."
Itu adalah si mungil bermata bulat yang menjawabnya. Dan dia sambut dengan anggukan dari yang lebih tinggi.
"T-Thanks.."
Mengabaikan rasa gugupnya karena tatapan si mungil bermata sipit dengan bibir yang sedikit dimajukan itu, mencoba mengintimidasi―astaga Chanyeol benar-benar ingin melumat bibir yang sesekali terlihat mencibir tidak percaya padanya itu―Chanyeol kemudian membawa langkah kakinya keluar dari ruangan itu.
Membawa langkah kakinya dengan perasaan aneh yang ada di dalam dada. Pemuda mungil sipit itu, astaga apa yang baru saja Chanyeol rasakan.
Baekhyun.
Namanya Baekhyun.
Yang dengan beraninya membuatnya terlihat bodoh, mengintimidasinya dengan tatapan mata sipit yang sebenarnya terlihat menggemaskan. Mengingatkan pada anjing temannya: Carmeen, yang memiliki mata puppy yang menggemaskan.
Baekhyun. Namanya Baekhyun. Dan entah setan mana yang merasuki Park Chanyeol saat ini, sebuah ide gila terlintas dipikirannya.
Memiliki peliharaan mungkin bukan pilihan yang buruk. Memikirkan itu membuat sebuah senyum menyeramkan diwajah tampan Park Chanyeol.
TBC
Ah gimana ? ada yang mampir kah? Jejaknya dong kakak. Hhehehe.. :3
Bahasa tulisannya ga bikin kalian bingung kan? (:
.
.
24 July 2015
—DeathSugar
