Pecah

Sebuah Boboiboy Fanfic karya LightDP AKA LightDP2.

Author note:

-BoBoiBoy dan seluruh karakter yang terkandung di dalamnya adalah milik pemegang hak cipta, saya hanya pinjam saja karakter-karakternya

-Timeline dari fanfic ini setelah event Boboiboy Galaxy episode 24

.

Selamat membaca

.

Chapter 1. Masa Pensiun

Prolog…

Berbulan-bulan telah berlalu semenjak Kapten Besar Vargoba berhasil dikalahkan oleh Boboiboy pada sebuah pertempuran sengit di markas TAPOPS. Pertempuran dahsyat itu berimbas pada hancurnya markas TAPOPS yang ikut terkena jurus pamungkas Boboiboy Solar. Beruntung sekali semua Power Sphera yang berada di markas itu berhasil diselamatkan dan boleh dikatakan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.

Namun tidak dari segi materi.

Kehancuran markas TAPOPS otomatis menyedot semua anggaran internal TAPOPS untuk pembangunan ulang markas tersebut. Pasukan Tempur A yang beraliansi dengan TAPOPS pun tidak bisa membantu banyak karena anggaran mereka pun sudah sangat pas-pasan. Demi menjaga kelangsungan Tapops dan pengiritan anggaran untuk pembangunan ulang markas, beberapa anggota TAPOPS terpaksa dirumahkan.

Apalagi setelah jatuhnya Kapten Besar Vargoba, ancaman terhadap keamanan dan ketentraman galaksi jauh menurun, maka tidak dibutuhkan terlalu banyak tenaga untuk menjaga kedamaian galaksi untuk saat ini.

Kembali berada di Bumi, BoBoiBoy, Yaya, Ying, Gopal, Papa Zola dan Ochobot mencoba menjalani kehidupan mereka seperti sebelum bergabung dengan TAPOPS. Kempat pemuda-pemudi itu kembali bersekolah melanjutkan pendidikan SMP mereka yang sempat terbengkalai. Papa Zola kembali berprofesi sebagai guru sekolah dasar. Sementara Ochobot kembali bekerja di kedai milik kakek dari BoBoiBoy…

.

On to the story...

.

Pengunjung kedai Tok Aba terlihat mulai berkurang ketika waktu menunjukkan pukul 13:30 siang. Biasanya pada jam makan siang sekitar jam 12:00 siang sampai jam 14:00 adalah waktu tersibuk sehingga tidak cukup hanya Tok Aba dan asisten robotnya saja yang meladeni pengunjung yang membeludak itu. Ya, terkadang dibutuhkan lebih dari dua individu untuk bisa melayani semua pengunjung secara cepat.

Disinilah peran dari cucu Tok Aba, BoBoiBoy sepulang sekolah menjadi penting. Kemampuan BoBoiBoy untuk berpecah diri menjadi tiga, lima atau tujuh jika diperlukan sangat membantu Tok Aba pada jam-jam sibuk kedainya.

Seperti yang sekarang ini sedang terjadi. Tiga pecahan diri BoBoiBoy terlihat sibuk membantu Tok Aba mengurus kedainya. BoBoiBoy Angin dengan lincahnya mengambil piring-piring dan gelas-gelas kotor yang berserakan dengan menggunakan kuasa elemental anginnya. Sebenarnya Tok Aba kurang setuju dengan cara Angin ini karena terkadang ada saja gelas-gelas atau piring-piring yang pecah karena berbenturan satu sama lain.

Di bagian belakang kedai, BoBoiBoy Air secara sukarela mengambil tugas untuk mencuci semua gelas dan piring kotor yang dikumpulkan oleh Boboiboy Angin. Mengapa tidak ? Mencuci piring dan gelas adalah tugas yang mudah dengan kuasa air. Yang perlu diperbuatnya hanyalah menyeleimuti semua gelas dan piring kotor itu dengan pusaran bola air yang tercampur dengan sabun maka semuanya akan bersih. Ya, memang bersih, masalahnya terkadang Air terlalu banyak mencampurkan sabun ke dalam pusaran bola airnya dan kalau itu terjadi maka kedai Tok Aba akan penuh dengan busa sabun seperti car wash rusak.

Pecahan diri BoBoiBoy yang terakhir memiliki tugas yang bebas dari segala piring dan gelas kotor. Bahkan dalam tugasnya, ia tidak perlu beranjak kemana-mana dan cukup berdiri saja di belakang mesin kasir. Meskipun secara kronologis BoBoiBoy Cahaya adalah yang paling muda, dia juga yang paling teliti dan cekatan mengerjakan segala sesuatu yang berhubungan dengan angka-angka.

Pemilik kedai sendiri alias Tok Aba ? Sebagai master brewer, Tok Aba selalu cekatan membuat minuman-minuman coklatnya yang legendaris. Segala jenis ramuan minuman coklat dapat dibuatnya dengan mata terpejam sekalipun.

Ochobot ? Seperti biasa, power sphera kuning itu menyambut para penunjung, mencatat orderan mereka dan mengantarkan semua orderan mereka tanpa ada satu pun yang terlewati.

-cklek-

Jarum panjang jam melewati angka 12 dan jarum pendek tepat berada di angka 2.

"Sudah cukup BoBoiBoy" Ochobot melirik ke arah jam dinding di kedai Tok Aba. "Sudah setengah jam kalian berpecah. Ayo cepat bergabung kembali sebelum kalian kena amnesia semua".

BoBoiBoy Cahaya mengangguk sekali. Sekejap mata ketiga Boboiboy menyatu kembali diiringi dengan kilatan cahaya kecil. "Lumayan ya ? Waktu pertama kali aku berpecah, ingatanku cuman bertahan lima menit. Sekarang bisa sampai tigapuluh menit" Ujar BoBoiBoy dengan bangga.

"Hadeh… Jangan ambil resiko begitu ah… Apalagi kalau pecahnya jadi trio team huru-hara". Apalagi yang dimaksud Ochobot dengan team huru-hara kalau bukan BoBoiBoy Daun, Angin dan Api.

Terakhir kali BoBoiBoy berpecah mejadi trio toublemaker itu, kedai Tok Aba hampir kebakaran.

Api ngotot kalau dengan apinya, minuman coklat Tok Aba akan lebih cepat siap, sementara Angin mengipasi api dari kembarannya supaya membesar tapi malah jadi kelewat besar diluar kendali. Daun ? Minimal ia mencoba menyelamatkan mesin kasir yang dirubung api dari kombo BoBoiBoy Angin dan BoBoiBoy Api. Sialnya akar menjalarnya justru ikut terbakar dan malah menjadi seperti sumbu kompor minyak tanah.

"Iya, iya, aku ingat koq" BoBoiBoy menggaruk-garuk kepalanya sambil cengengesan karena teringat kejadian merepotkan itu yang hampir membuat kakeknya terkena stroke

"Sudah, sudah, niatnya Boboiboy kan menolong atuk" Tok Aba menepuk-nepuk pundak Boboiboy. "Nah Ochobot, kau bisa istirahat sekarang. Pulanglah ke rumah kalau kau mau".

"Baik Tuk, aku harus isi tenaga juga." Jawab Ochobot sebelum berlalu pulang menuju rumah. Tinggalah Tok Aba dan cucunya yang jaga kedai.

"BoBoiBoy!" Suara berlogat mandarin yang khas terdengar memanggil.

"Ying!" Seru BoBoiBoy sambil melambaikan tangan dan melempar seyum pada salah satu sahabatnya yang sedang berjalan mendekati kedai. Selamatlah BoBoiBoy dari desakan kakeknya untuk sementara waktu.

"Lu sendirian, BoBoiBoy? Mana Ochobot?" Tanya Ying sembari mengambil posisi duduk di sebuah kursi di depan meja bar dan tas sekolah diletakkan di bawah kursi.

"Istirahat dirumah. Tenaga dia sudah hampir habis," jawab BoBoiBoy sambil mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dari balik celemeknya. "Kamu mau minum apa nih, Ying?" Tanyanya yang sudah bersiap mencatat pesanan temannya itu.

"Ice chocolate special!"

"Ice chocolate special ya? Sebentar." Dengan sigap BoBoiBoy meracik pesanan temannya itu. "Mana Gopal, Yaya?" Tanyanya tanpa mengehentikan membuat minuman si pemesan.

"Rapat OSIS." Jawab Ying. "Lu percaya gak, BoBoiBoy... Gopal menang pemilihan ketua OSIS?"

"Wah? Koq bisa?"

"Ngga tau, ma... Yaya cuma tiga puluh persen wo! Gopal dapat enam puluh persen! Sisanya ngga mau milih."

BoBoiBoy tersenyum saja. "Nah, Ice chocolate specialnya siap," ujarnya sambil meletakkan minuman itu di hadapan si pemesan. "Aku pilih Gopal waktu pemilihan minggu lalu."

"Hah? Gopal? Kenapa?" Tanya Ying dengan keheranan.

"Biar gampang absen. Gopal menjanjikan ijin absen khusus untukku." Jawab BoBoiBoy sambil cengengesan yang membuatnya dihadiahi tatapan sebal dari Ying.

"Lu kan gampang absen, tinggal pecah tiga. Ngga perlu pakai dukungan Gopal" Gerutu Ying sebelum menyeruput minuman pesanannya. "Tinggal suruh Tanah atau Cahaya menggantikan lu orang di kelas, ma."

"Sudah pernah kan... Habis itu mereka ngga mau lagi disuruh gantiin aku di kelas..."

"Ya lah, memang harusnya lu yang belajar!" .

"Iya, iya..." Gerutu BoBoiBoy sembari memutar bola matanya. Kalau disuruh memilih, si penguasa elemental itu lebih suka berada di markas TAPOPS daripada sekolah kembali. Paling tidak kalau berada di markas, ia bisa lebih leluasa dan menjelajah galaksi. "Ying.. Kamu ngga bosan berada di bumi terus ?. Ngga kangen dengan suasana di Markas TAPOPS?".

Kali ini Ying balas menatap BoBoiBoy dengan serius. "Ya... Kita sekarang sibuk urusan sekolah. Aku sering memakai kuasa larian laju cuma untuk iseng saja... Bosan, wo".

"Bisa bosan juga kamu rupanya ya ?" Goda BoBoiBoy sambil tersenyum. "Kupikir kamu itu-".

"Anak kalem macam Yaya ?" Sahut Ying sembari memutar bola matanya. "Lu macam ngga tau aku ini hiperaktif, BoBoiBoy, ngga kuat bosan".

"Ngga perlu jadi hiperaktif juga aku bisa bosan, Ying..." Gerutu BoBoiBoy. "Lihat sendiri kan kayak apa aku bosannya sebelum direkrut Komandan Kokoci?. Menyelamatkan kucing pun jadilah..."

"Haiya... Kau kan bisa berpecah terus main bersama pecahan elementalmu, kan?"

BoBoiBoy menggeleng. "Tergantung mood mereka sih... Coba kamu lihat kejadian kemarin..." Keluh si penguasa elelmental.

"Haiya, apa lagi yang terjadi?"

"Aku pecah jadi Tanah, Petir, sama Angin... Awalnya sih semuanya oke... Lalu Tanah disuruh Tok Aba pergi sebentar ke pasar."

"Jadi tinggal Petir sama si Angin yang jaga kedai?" Tanya Ying.

"Ya... Entah kenapa Angin ngungkit-ngungkit kejadian tiga tahun lalu, waktu Angin berubah jadi Taufan."

"Pasti jadi berantem lagi kan Petir sama Angin?"

BoBoiBoy memgangguk. "Sampai rusak pula kedai atuk..."

"Jadi itu kenapa kemarin kedai Tok Aba tutup."

"Bukan juga sih... Daripada ribut ngga selesai-selesai... Ya, kubogem saja Angin dan Petir..."

"Bagaimana kau bisa? Kan lu lagi pecah tiga begitu?"

"Yah kalau lagi pecah tiga begitu, biasanya aku akan menguasai penuh satu pecahan elemen untuk mewakili diriku sendiri." Jelas BoBoiBoy.

"Bagaimana kita bisa tahu elemen mana yang kau kuasai?" Tanya Ying yang terlihat sangat tertarik.

"Tinggal cari mana yang paling dominan atau yang memberikan perintah. Itu biasanya aku sendiri. Atau lihat waktu semua elemen bergabung kembali, pasti selalu ada satu elemen yang jadi titik temu, nah, itu pasti aku yang menguasai."

"Jadi, waktu lawan Vargoba... Cahaya, Petir, Api... Kamu jadi Cahaya? Terus waktu lawan robot ABAM. Daun, Api, Angin...kamu jadi Daun?"

"Iya" Jawab BoBoiboy sambil mengangguk. "Harus ada satu yang memegang kendali."

"Nah, habis lu tonjok si Angin sama Petir, apa ngga kerasa juga sakitnya?" Tanya Ying lagi.

"Anehnya, malah ngga kerasa... Tapi kalau kemarin itu Angin atau Petir yang menghajar Tanah, pasti aku merasakan sakitnya setelah bergabung kembali."

Jawaban BoBoiBoy membuat Ying mengerenyitkan dahi "Unik juga ya kuasa elemen lu, BoBoiBoy... Seperti ada tujuh individu yang beda-beda di dalam badanmu... Dan kamu bebas memilih untuk menggunakan individu yang mana saja."

BoBoiBoy terkekeh mendengar kesimpulan Ying. "Ah... Aku sih kurang ngerti maksud kata-katamu, Ying... ".

"Makanya, sekolah, jangan absen melulu!"

"Apa, cucu atuk sering absen ?" Entah sejak kapan, Tok Aba sudah mendengarkan percakapan keduanya. "Tak boleh jadi nih!" Ketus sang kakek sebelum jari tangannya mendarat mulus di telinga BoBoiBoy.

"Aduh, aduh, sakit, aduh. Maaf, tuk!" Lirih BoBoiBoy ketika telinganya dijewer oleh sang kakek. "BoBoiBoy ngga ulangin lagi!"

"Nah, Ying, kalau kau lihat cucu atuk ini absen lagi, langsung kau beritahu atuk ya?"

"Siap Tok Aba!" Ujar Ying sembari tersenyum lebar, sementara BoBoiBoy merengut kesal.

Tiba-tiba sebuah anak panah melesat diantara Ying dan BoBoiBoy itu sebelum mengenai sebuah pohon yang berdiri di dekat kedai milik Tok Aba.

"Hahahaha... Waktunya balas dendam, BoBoiBoy!" Suara serak khas komputer terdengar dari belakang semak-semak.

"Kau lagi?!" BoBoiBoy dan Ying sontak menengok ke arah asal suara itu dan mereka menemukan sesosok mahluk yang pernah mereka kalahkan lebih dari setahun yang lalu..

"Betul sekali, aku telah kembali." Sebuah robot yang berbadan tinggi dan ramping melangkah keluar dari peraembunyiannya. Di tangannya terdapat sebuah busur.

"Ying, tolong bawa atuk menjauh," perintah BoBoiBoy. "Biar aku lawan robot rusak ini."

Tanpa membuang waktu, Ying langsung membawa Tok Aba pergi dari kedainya ke tempat yang lebih aman. Dan sekarang tinggalah BoBoiBoy seorang diri berhadapan dengan seorang musuh lama.

"Robot ABAM... Kau sudah kita kalahkan di planet Gurunda, kan?!" Bentak BoBoiBoy yang jarinya sudah menyentuh powerband miliknyanya.

"Kalahkan aku? Ya, tapi kau tak menghancurkan aku. Tinggal menunggu waktu sampai ada yang menemukan lalu memperbaiki aku," jawab si robot itu sambil mempersiapkan sebuah anak panah. "Dan menambah kemampuan bertempurku." Anak panah itu ditarik penuh dan dilepaskan.

"Kuasa elemental..." BoBoiBoy mengaktifkan Powerband-nya. "BoBoiBoy kuasa tiga!"

Tiga pecahan elemental menggantikan BoBoiBoy di titik tempat ia berada. BoBoiBoy Api, BoBoiBoy Angin, dan BoBoiBoy Daun kini berhadapan melawan musuh lama mereka.

"Hm? Kombinasi yang ini lagi? Baiklah!" Dengus Robot ABAM ketika dilihat dan dipindainya tiga pecahan BoBoiBoy yang dahulu pernah melawannya. "Dulu kau menang melawanku, sekarang belum tentu."

"Marilah, kalau begitu!" Ketus BoBoiBoy Api. "Angin, kita serang bersama. Daun, kau hentikan gerakannnya." Perintahnya.

Puluhan bola-bola api langsung berterbangan dilempar oleh BoBoiBoy Api yang diperkuat dan diperbesar dengan dorongan angin dari BoBoiBoy Angin. Kombinasi yang cukup mengagumkan ketika puluhan bola api yang semakin membesar itu semakin dekat jaraknya dengan Robot ABAM yang menjadi sasaran.

"Ini lagi? Panah pembeku!" Puluhan anak panah pun diluncurkan untuk menghalang kombinasi Angin dan Api. Nampak sebagian besar dari bola-bola api itu hilang begitu saja ketika bertemu panah pembeku yang sifat elemennya bertolak belakang. Beberapa bola api yang lebih kuat berhasil menembus pertahanan Robot ABAM, namun dengan mudah dapat dihindari.

"Akar pengikat!" Seru BoBoiBoy Daun sembari menjulurkan serangan akar andalannya untuk menghalangi gerakan Robot ABAM.

Namun dalam hitungan kurang dari sedetik, anak Panah Pembeku sudah bertukar menjadi anak Panah Pembelah. Seperti deja vu yang buruk, dengan mudahnya anak Panah Pembelah mematahkan serangan Daun.

Namun kali ini Daun tidak membuat kesalahan yang sama dua kali. "Balutan Daun Anyaman!" Sebuah jurus langsung menyusul dan berlembar-lembar daun anyaman bergerak meluncur hendak membelit tubuh Robot ABAM.

"Panah Penjejak !" Sekali lagi Robot ABAM mengganti anak panahnya sebelum diluncurkan beberapa anak panah yang menggagalkan dan merusak total serangan Daun.

"Duh. Jurus Daun dimentahkan semua!" Ketus BoBoiBoy Daun. 'Kenapa harus aku yang dikeluarkan sih ?! Seranganku mana mempan lawan besi' Batinnya sembari mendecih kesal.

"Panah Pembelah!" Sekali lagi Robot ABAM menyiapkan anak panahnya, dan kali ini ditujukan langsung kepada BoBoiBoy Daun.

"DAUN, ELAK!" Pekik BoBoiBoy Api sembari mendorong Daun menjauh dari serangan Robot ABAM.

"Jangan harap! Jari Bayang!" Hampir pada saat yang bersamaan ketika Robot ABAM melepas serangan, sekelebat bayangan langsung meliliti tubuh robot tersebut dan mengacaukan bidikannya.

"FANG!" Pekik BoBoiBoy Angin dengan gembira ketika mendengar dan melihat serangan salah satu kawan lamanya.

Sayangnya kegembiraan Angin berlangsung hanya dalam hitungan detik saja karena sebuah jeritan kesakitan terdengar melengking.

"DAUN?!" Otomatis, Angin langsung menengok ke arah sumber suara tersebut. Pemandangan yang ditemuinya cukup menyakitkan untuk membuat ulu hatinya terasa terjun bebas.

"Aduh... Sakit..." Rintih BoBoiBoy Daun yang terlihat memegangi pergelangan tangan kanannya. Panah Robot ABAM tersangkut setengah menembus pergelangan tangannya. Darahnya mengucur deras dari luka yang menganga dan terlihat tulangnya sebagian patah dan mencuat keluar dari lukanya.

"Cantum semula!" Seru BoBoiBoy Api panik.

BoBoiBoy Angin langsung berubah menjadi bola cahaya yang melayang cepat dan menyatu dengan tubuh BoBoiBoy Api. Berikutnya BoBoiBoy Daun yang juga berubah menjadi bola cahaya untuk bersatu kembali dengan BoBoiBoy Api.

Sayangnya itu tidak terjadi.

BoBoiBoy Daun tidak berubah, masih tetap saja berwujud seperti sediakala. Malahan pecahan BoBoiBoy Angin dan BoBoiBoy Api yang telah bersatu kini menjadi BoBoiBoy yang tanpa elemen.

"Hah? Ke.. Kenapa jadi begini?" Wajah BoBoiBoy menegang ketika menyadari salah satu elemennya gagal untuk bergabung kembali.

"T.. Tanganku... Tolong..." Rintih Daun yang masih memegangi pergelangan tangannya yang tertembus panah Robot ABAM.

"Jangan tarik panah itu keluar BoBoiBoy!" Seru Fang yang kini berhadapan dengan Robot ABAM. "Nanti pendarahannya semakin besar! Bawa dia ke rumah sakit!"

"Ta... Tapi, kau mampu-"

"Bawa Daun ke rumah sakit, SEKARANG!" Hardik Fang yang sekarang menghadapi Robot ABAM dengan Harimau Bayangnya.

BoBoiBoy langsung mengambil sebuah kain lap dari atas meja kedai dan sebisanya melilit luka di pergelangan tangan Daun.

"Aaahhhh!" Jerit Daun kesakitan ketika anak panah yang setengah menembus tangannya itu tersenggol. "Cabut panahnya... Sakit!"

"Jangan, kita harus ke rumah sakit! Kau dengar kata Fang kan BoBoi... Duh, harus kupanggil apa kau ini?"

"Daun!"

"Ya, Daun, ayo! Sebelum darahmu habis!"

.

.

.

Bersambung.