Vérité

Author: wonhaevanevane

Pair: Kim Taehyung x Jeon Jungkook

Genre: Hurt/Comfort, Drama, Romance

Rate: T

.

Part 1: Betrayal

.

.

Taehyung hanya bisa menatap gelas di depannya dengan tatapan kosong, berusaha menghindari tatapan yang dilayangkan sosok di hadapannya. Ia hanya tidak menyangka semuanya akan berubah menjadi seperti ini.

Jungkook adalah sosok yang benar-benar mengagumkan, sebagai anggota tim basket maupun sebagai teman. Anak itu 1 tahun lebih muda dari Taehyung, dan ketika dia mendaftarkan diri di tim, Taehyung adalah orang yang merekomendasikan agar dia diterima, mengingat kemampuan yang ditunjukkannya saat seleksi.

Dia tinggi, mungkin 10 sentimeter lebih tinggi dari Taehyung, yang merupakan kapten dalam timnya. Kemampuannya dalam bermain basket juga tidak bisa diremehkan—dan tentu saja tinggi badannya sangat membantu dalam hal itu. Meskipun agak canggung pada awalnya, namun pada akhirnya dia bisa membaur dengan baik di dalam tim.

Bagaimanapun, Taehyung adalah teman terdekat Jungkook, terutama di dalam tim. Meskipun Taehyung terlihat dekat dengan semua orang, Jungkook adalah sahabatnya, orang terakhir di dunia ini yang dia pikir akan mengkhianatinya. Tidak mudah bagi Taehyung untuk mempercayai seseorang lebih dari yang lain mengingat dia sangat populer dan semua orang ingin menjadi temannya. Dan ya, Jungkook mendapatkan kepercayaan itu.

Kemudian Taehyung menyadari bahwa semuanya mulai berubah.

Para pendukung tim sekolah mereka saat pertandingan – terutama yang perempuan, tentu saja – mulai lebih memperhatikan dan mendukung Jungkook ketimbang Taehyung, sekalipun Taehyung adalah jagoan dalam timnya. Bahkan mereka berkata bahwa Jungkook dapat menggantikan posisi Taehyung sebagai kapten. Jungkook juga mulai menghabiskan waktunya dengan anak-anak populer lain dan mulai berkencan.

Taehyung tidak masalah dengan semua itu, sungguh. Sampai Jungkook mulai mengabaikan Taehyung.

Jungkook mulai jarang bicara dengan Taehyung setelah 5 bulan dia bergabung di dalam tim. Awalnya Taehyung memaklumkan itu, mengingat mereka bahkan tidak satu angkatan dan Jungkook tidak perlu bersama Taehyung sepanjang waktu. Namun Taehyung mulai merasa janggal karena Jungkook terlihat berusaha menghindari Taehyung. Ia menghabiskan waktu berjam-jam untuk memikirkan kesalahan apa yang diperbuatnya, namun hasilnya nihil. Mereka benar-benar baik-baik saja dan Taehyung tidak habis pikir mengapa Jungkook harus menghindarinya.

Dua bulan berikutnya adalah yang terburuk.

Semua orang di dalam tim mengabaikan Taehyung, seolah ia tidak berada di sana. Mereka lebih senang mengobrol dengan Jungkook, membahas ini dan itu. Taehyung tidak keberatan, namun ketika Jungkook langsung membuang muka ketika tidak sengaja bertatapan dengannya, entah mengapa Taehyung dapat merasakan bahwa dirinya mengerti apa yang disebut dengan pengkhianatan.

Saat bertanding pun tidak berbeda jauh. Anggota tim yang lain seolah enggan mengoper bola pada Taehyung. Mereka semua akan berusaha untuk memberikan bola kepada Jungkook. Dan Taehyung cukup memahami situasi untuk meminta pelatih agar dirinya digantikan oleh anggota lain.

Taehyung tidak tahu mana yang lebih menyakitkan; kehilangan kepercayaan teman-temannya dalam bermain basket yang notabene adalah hal yang paling ia sukai di dunia ini, atau dikhianati sahabatnya.

.

.

"Aku pikir aku sudah mengatakannya cukup jelas. Aku sudah menemukan teman-teman baru yang lebih menyenangkan. Lagipula, dengan begini aku bisa menjadi yang nomor satu dalam tim, bukan begitu, hyung?" suara Jungkook membuyarkan lamunan Taehyung begitu saja, membuatnya mendongakkan kepala, mengingat postur tubuh Jungkook memang lebih tinggi darinya.

"Dan setelah itu aku dibuang?" tanpa sadar, Taehyung menyuarakan apa yang ada di pikirannya begitu saja.

"Astaga, kenapa kau jadi melankolis begini, hyung. Kau bahkan lebih tua setahun dariku," Jungkook terkekeh. "Kita semua tahu bahwa dalam hidup ini selalu ada yang datang dan pergi, bukan?"

Apa?

"Sudah dulu, ya, aku ada janji. Terima kasih atas minumannya. Semoga harimu menyenangkan," Jungkook berdiri dan berbalik badan, meninggalkan Taehyung yang masih terhenyak di tempatnya.

Sejak hari itu Taehyung tahu, jauh lebih menyakitkan melihat orang yang ia percayai mati-matian pergi dan tidak pernah menoleh lagi.

.

fine

a/n:

Special thanks buat Xiaohui dan anak-anak Limitless: Janda, Mulia, dan Hari Kasih Sayang (nama disamarkan demi keamanan dan kenyamanan bersama).

Semoga sesuai ekspektasi hehe

-Hyerin