Annyeong.

Author baru nih, mohon bimbingannya XD

Main Cast:

Xi Luhan

Oh Sehun

Kim Jongin

Wu Yifan aka Kris

Other Cast:

EXO Member

FF ini GS ya, belum bisa bikin yaoi hehehe.

Selamat membaca.

NAMANYA LUHAN

Namanya Luhan.

Nama yang cantik bukan? Tapi entah mengapa gadis yang satu ini lebih suka dibilang manly daripada pretty, lebih suka hadiah ulang tahun berupa jersey bola bernomor punggung tujuh daripada dress pink bunga-bunga dan hal-hal semacamnya.

Mungkin karena dia adalah perempuan satu-satunya di dalam keluarga semenjak ibunya meninggal ketika ia baru berusia 10 tahun. Dia tinggal bersama Appa dan kedua saudara lelakinya, yaitu kakaknya Kris, dan adiknya, Jongin. Mereka bertiga sangat akrab karena Appa mereka sangat jarang menghabiskan waktu bersama mereka. Yah, jadilah Luhan lebih mengenal dan lebih menyukai hal-hal berbau lelaki daripada hal-hal bersifat perempuan, hobinya saja bermain sepak bola. Dan bahkan dia sering diejek oleh Kris dan Jongin karena tidak bisa berdandan sama sekali.

"Wah, capek sekali hari ini" Luhan melangkahkan kaki ke dalam rumahnya sembari mengeluh dan langsung berjalan menuju dapur, tujuan utamanya adalah minuman dingin di dalam kulkas sebagai pelipur lara (?) setelah seharian menggiring bola dilapangan.

Glek, glek, baru beberapa teguk dia minum tiba-tiba ada yang sesosok manusia hitam (?) yang dengan semena-mena menyenggolnya sembari berlari dengan tergesa-gesa.

"YAAAA KIM JONGIN APA-APAAN KAUUUUUU!" sembur Luhan, setelah menyemburkan minumannya terlebih dulu tentunya.

"Mianhae noona, aku sedang terburu-buru ada janji dengan Kyungsoo noona" kata namja tan yang dimaksud Luhan tadi sambil nyengir dan langsung melesat pergi sebelum kena semprot lagi ataupun kena tinjuan, gamparan, bahkan mungkin tendangan dari noonanya yang menurutnya sangat imut tapi galaknya amit-amit itu.

Luhan hanya menggerutu tentang bisa-bisanya Kyungsoo teman sekelasnya yang sangat polos, imut dan innocent itu tertarik dengan adiknya yang super mesum, kurang ajar dan tidak sopan itu.

Hey Luhan, adikmu itu juga sangat tampan kan?

Akhirnya Luhan memutuskan untuk ke kamarnya dan tidur, ketika dia hendak naik tangga dia berpapasan dengan kakaknya, Kris, yang sepertinya juga hendak pergi dengan kekasihnya, bisa tercium dari wanginya yang menurut Luhan terlalu berlebihan dan malah bikin mual, duh.

"Hey my sweety little sister, darimana kau? Badanmu sangat bau tau" kata si jangkung berambut blonde yang merupakan kakak super aneh menurut Luhan, karena dia akan bersikap sok cool dihadapan semua orang, padahal aslinya entah demi apa dia itu sangat FREAK, apalagi kalau dia sudah bersama temannya sesama tiang listrik, Park Chanyeol.

"Asal kau tau baumu itu lebih menjijikan, seperti bau tante-tante girang yang mau menggoda namja-namja muda" jawab Luhan sengit.

Kris refleks mencium kedua ketiaknya. "Hey ini parfum mahal tau, kau ini wanita tapi hal-hal semacam ini saja tidak tau. Bagaimana kau bisa dapat pacar? Masa umur segini belum pernah sekalipun punya pacar, tsk tsk tsk, sebagai kakakmu yang seorang cassanova aku malu tau. Belajar berdandanlah sedikit, kau itu cantik tapi kalau tidak pernah berdandan dan badanmu selalu kucel begini namja mana yang mau denganmu?" Kris ceramah panjang lebar tapi sayangnya sama sekali tidak ditanggapi oleh Luhan yang memilih masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintunya dengan keras.

"Issshhh adik macam apa itu sama sekali tidak sopan" gerutu Kris sambil membenarkan lagi penampilannya sebelum akhirnya keluar dari rumah sambil bersiul-siul.

Seperti yang Kris bilang, Luhan memang sama sekali belum pernah punya pacar. Bahkan Jongin sempat curiga jangan-jangan Luhan itu menyimpang alias penyuka sesama jenis. Hell NO, Luhan masih normal hanya saja selama ini menurutnya belum ada namja yang menarik perhatiannya, semuanya biasa saja. Walaupun sebenarnya banyak sekali namja yang mengantri untuk mendapatkannya. Misalnya saja, teman dari kakaknya, si tiang listrik Park Chanyeol yang sudah tertarik pada Luhan semenjak dia pertama kali menginjakkan kaki dirumahnya. Namja murah senyum itu sempat meyatakan cinta padanya dengan menyanyikan lagu ciptaannya sendiri yang menurut Luhan sangat aneh. Dan setiap hari tiada henti mengirimkan puisi-puisi cinta gombal yang menurut Luhan menjijikan dan membuat Luhan jengah sendiri. Selain itu juga ada Kim Junmyeon yang juga teman Kris, namja ini kata Kris sangat kaya dan setiap hari membawakan kado-kado mahal untuk Luhan, tapi karena Luhan tidak menyukai namja kebapakan itu maka dia menolak semua hadiahnya. Padahal Kris sangat menyetujui kalau Luhan bersama Junmyeon, biar ketularan kaya katanya.

Pokoknya selama ini belum ada yang sreg dihati Luhan. Kata Kyungsoo kalau jatuh cinta itu jantung terasa berdebar-debar saat didekat orang yang kau sukai, seperti yang dia rasakan pada Jongin, dan ketika Kyungsoo menceritakan itu Luhan malah geli sendiri. Sepertinya jatuh cinta itu konyol, pikirnya.

Tapi sebentar lagi Luhan sepertinya harus menarik kembali kata-katanya.

Siang itu, Luhan tengah berjalan menuju rumahnya sepulang dari bermain bola. Beberapa rumah lagi sebelum sampai rumahnya yang bercat biru, pandangan Luhan tertuju pada kebisingan di samping rumahnya yang selama ini tidak berpenghuni.

Oh ada yang baru pindahan disitu ternyata, batin Luhan.

Mata Luhan mengikuti seorang ahjussi yang tengah mengangkat kardus ke dalam rumah, dan pandangannya tertuju pada seorang namja berkulit putih dan ehm cukup tampan yang tengah menyuapi seorang yeoja bertatapan kosong yang duduk di kursi roda di teras rumah itu.

Luhan memandang beberapa saat sambil melamun, sampai si namja yang diperhatikan tadi menatap balik Luhan dengan tatapan apa lihat-lihat dengan wajah datar nan dingin miliknya.

Luhan sontak menyadari apa yang diperbuatnya, dia mengalihkan pandangan sambil blushing dan langsung berlari menuju rumahnya.

Pabbo Luhan, kenapa kau memandangnya begitu lama tadi? Bikin malu saja. Luhan menggerutu dalam hati sambil memukul kepalanya.

"Eh, kita ada tetangga baru loh, seorang ahjumma dan dua anaknya, salah satunya sekelas denganku tapi dia agak jutek, mukanya datar banget tanpa ekspresi, jarang ngomong juga dikelas" cerocos Jongin sambil mengambil 3 potong ayam goreng sekaligus ke piringnya, yang langsung kena deathglare dari Kris karena sisa ayam di piring jadi tinggal satu. Sambil nyengir Jongin mengembalikan 2 ayamnya.

"Iya tadi aku lihat dia sedang menyuapi yeoja yang dikursi roda, apa itu kakaknya? Apa dia lumpuh ya?" Luhan berkata sambil memainkan makanannya tanpa berniat menyuapkannya ke dalam mulut. Dia masih kepikiran kejadian tadi siang.

"Denger-denger sih kakaknya itu kecelakaan terus syaraf otaknya ada yang rusak terus jadi lumpuh total dan hilang ingatan gitu, ayah ibunya juga cerai dan ayahnya udah nikah lagi jadi ibunya yang jadi tulang punggung keluarga, pokoknya kasian gitu deh ceritanya" Jongin bercerita sambil cari kesempatan mengambil ayam goreng di piring Luhan dan tangannya langsung kena gaplok dari si empunya.

Luhan terus menerawang dalam imajinasinya sendiri tanpa memperdulikan Jongin yang berteriak kesal karena kena gaplok, ataupun kris yang marah-marah gara-gara mereka terus mengobrol di meja makan.

Beberapa hari kemudian Luhan semakin sering melihat si namja berwajah flat tersebut tetapi dia belum pernah sekalipun ngobrol dengannya, sebenarnya dia ingin menanyakan nama namja itu pada Jongin tapi gengsi dong, ntar dikira naksir kan malah runyam urusannya. Tapi kenapa Luhan jadi ingin tau lebih lagi tentang namja itu, hanya Tuhan dan Luhan yang tau.

Di hari minggu pagi, trio kakak beradik masih sibuk dengan urusannya masing-masing, yaitu TIDUR. Sampai suara bel rumah mau tidak mau memaksa mereka bangun.

Setelah cukup lama melempar teriakan satu sama lain akhirnya Luhan yang mengalah untuk membukakan pintu, masih dengan style bangun tidurnya yang acak-acakan.

Pintu dibuka.

Satu Detik.

Dua Detik.

Luhan masih cengo mungkin karena baru bangun tidur dan dia hanya menatap kosong namja tetangga barunya.

Sampai namja itu mengibaskan kedua tangannya didepan Luhan.

"Hey cuci muka dulu sana biar nyawanya kumpul" suara baritone namja itu mengagetkan Luhan dan reflek Luhan langsung berlari ke dalam rumah dan menutup pintu.

Namja tadi hanya menggedikkan bahu dan menatap datar ibunya yang berdiri di sebelahnya yang balik menatapnya dengan tatapan luar biasa bingung.

Didalam rumah terjadi keributan karena Luhan berlari-lari ke kamarnya sambil mengomel yang tentu saja menimbulkan suara gerudak-geruduk di tangga. Dan itu membuat Jongin frustasi karena tidak dapat melanjutkan mimpinya dengan Kyungsoo noonanya.

Jongin berjalan dengan sebal ke bawah berniat melihat siapa yang datang, tapi di ruang tamu ternyata tidak ada siapa-siapa. Dari jendela Jongin melihat ada orang di teras, jadi dia membuka pintunya. Kok nggak disuruh masuk, batin Jongin.

"Loh, ahjumma, Sehun, kenapa tidak masuk?" tanya Jongin yang diikuti dengusan sebal dari namja yang ternyata bernama Sehun itu dan senyuman kikuk dari eomma Sehun.

"Hahh tadi itu noonamu yang membukakan pintu tapi tiba-tiba saja berlari dan menutup pintu, dia itu kenapa sih?" Sehun menghela napas dan Jongin cuma sweatdrop mendengar penjelasan Sehun. Jadi tadi Luhan noona berlari-lari seperti itu hanya karena bertemu Sehun, aneh sekali, batinnya.

Beberapa saat kemudian di ruang tamu, setelah Sehun dan eommanya disuruh masuk tentunya, berkumpulah orang-orang ini. Sehun duduk disamping eommanya dan Jongin. Kemudian di depannya ada Kris dan Luhan, yang sepertinya sudah mandi dan rapi dan tentu saja tampak sekali dia sangat malu karena sedari tadi hanya menunduk.

"Ehm itu.. yang tadi maaf ya ahjumma, saya tidak sengaja" kata Luhan sambil terus menunduk untuk menyembunyikan blushing-nya.

"Iya tidak apa-apa pasti kaget ya ada yang datang sepagi ini" eomma Sehun berkata sambil tersenyum pada Luhan.

Jongin menatap Luhan dengan curiga, sedari tadi dia memang sudah mencium sesuatu yang tidak beres. "Hey noona tumben sekali kau menyisir rambutmu, biasanya acakadul tidak jelas juga kau cuek saja" celetuk Jongin yang langsung mendapat deathglare dari Luhan dan diikuti Kris yang tampak menahan tawanya.

"Ehm kedatangan kami sebenarnya mau memperkenalkan diri sebagai tetangga baru, mungkin agak terlambat seharusnya dari kemarin-kemarin tapi saya kerja sampai malam terus jadi yah akhirnya baru bisa kesini di hari minggu itupun di pagi hari begini karena sebentar lagi saya harus kerja juga" eomma Sehun menjelaskan sementara yang lainnya hanya mengangguk-angguk.

"Iya ahjumma tidak apa-apa, harusnya malah kami yang berkunjung kan kami yang lebih muda, hehe" Kris menanggapi sambil garuk-garuk kepala.

Akhirya Sehun dan eommanya pamit pulang setelah menyerahkan bungkusan berisi kimchi pada ketiga bersaudara itu, yang tentu saja disambut sangat bahagia oleh ketiganya karena selama ini mereka tidak pernah merasakan masakan rumah karena ketiganya tidak ada yang bisa memasak, sedangkan Appa-nya jangan tanyakan, dia jarang sekali dirumah. Jadilah mereka setiap harinya harus memesan makanan diluar.

Akhir-akhir ini Luhan jadi jarang berkutat dengan hobinya main bola, dia lebih sering menghabiskan waktunya dirumah sambil melamun. Tepatnya melamunkan Oh Sehun. Entah mengapa menurut Luhan dia itu sangat berbeda dengan namja yang lain. Luhan pikir semua namja itu gombal dan yah begitulah, berkaca dari kedua saudaranya tentunya yang tingkat kemesuman dan keplayboy-annya sama saja. Tapi Sehun berbeda, dia sangat cool, bedakan dari Kris yang cuma sook cool tentu saja. Sangat dingin dan angkuh diluar tapi Luhan pikir jauh jauh jauh di dalam hati Sehun sebenarnya adalah seseorang yang sangat perhatian, buktinya hampir setiap hari, well bisa dibilang setiap hari sih Luhan melihat dia sedang menyuapi kakaknya di halaman rumah sambil sesekali mengajak ngobrol kakaknya sembari tersenyum. Itulah satu-satunya kesempatan Luhan melihat Sehun tersenyum. Luhan mengamati itu semua dari atas pohon disamping rumahnya yang letaknya persis diantara rumahnya dan Sehun, dan untungnya dedaunan pohon itu cukup lebat untuk menutupi tubuhnya yang kecil.

Tapi hari ini mungkin hari sial Luhan, karena salah satu dahan tempatnya berpijak sambil mengintip ternyata patah dan dia hampir terjatuh, tepatnya bergelantungan dengan tidak elit dipohon.

"HWAAA TOLOOOONG!" Luhan reflek berteriak dan Sehun juga reflek berlari ke sumber teriakan dan akhirnya terjadilah pose dimana Luhan jatuh di pelukan Sehun.

Luhan cengo dengan posisi itu, sampai Sehun bersuara "Berat tau, ayo turun".

Luhan dengan awkward-nya langsung turun dari gendongan Sehun.

"Ehm.. maaf.. errr terimakasih juga, dan jangan salah paham aku cuma sedang mengambil.. ehm itu buah mangga diatas sana" Luhan berkata sambil meremas-remas ujung bajunya, tanda bahwa dia sedang salting parah dan kesulitan mengarang alasan pasu tentunya.

"Bukannya itu pohon durian ya?" JDERRR. Suara Sehun yang sangat datar itu justru terasa sangat menusuk dan terkesan sangat mengintimidasi bagi Luhan.

"Yah, pokoknya mengambil buah intinya, err..entah buah apapun itu, sudah dulu ya, annyeong.." Luhan membungkuk lalu pergi sambil setengah berlari sembari menahan diri agar tidak pingsan saking malunya. Sehun hanya memandang Luhan dengan wajah datar, coret, kali ini dia tersenyum, entah kenapa.

Semenjak hari naas nan memalukan itu Luhan hanya berani mengamati Sehun dengan teropong dari loteng rumahnya. Kenapa Luhan jadi kecanduan dengan semua yang berbau Sehun? Bahkan Luhan sendiri sepertinya belum menyadari apa yang terjadi pada hatinya. Dan dari kegiatan stalking di loteng dia jadi tau kalo Sehun juga menyukai Bubble Tea seperti dirinya. You are my destiny, batin Luhan.

Saat maan malam, Jongin menatap Luhan sambil senyum-senyum dan membuat Luhan ingin meninju hidung pesek adiknya saat itu juga.

"Jangan menatapku begitu, minta dihajar ya?" Luhan mengepalkan tinjunya di udara.

"Eits eits jangan galak begitu, Oh Sehun mana mau sama yeoja galak sepertimu?" Jongin nyengir.

WHAT? OH SEHUN? Luhan sweatdrop. "Apa maksudmu kkamjong? Ehm memangnya siapa juga yang mau sama dia" Luhan berusaha berbicara senormal dan sewajar mungkin.

"Kalau kau tidak suka kenapa ngintip-ngintip dia segala dari atas pohon mangga, ups durian kali yaa, HAHAHAHA" Jongin terbahak-bahak dan sebuah sepatu sukses mendarat di kepalanya, rupanya Kris yang melempar, dia baru pulang tentu saja.

"YA HYUNG! Apaan sih sakit tau, bau lagi ini sepatunyaa iisshhh!" Jongin melempar sepatunya balik tapi Kris sukses menghindar dan menjulurkan lidahnya. How childish!

"Lagian kenapa ketawa berlebihan seperti itu, apa sih yang lucu?" Kris langsung duduk di samping Jongin yang masih mengelus-elus kepalanya dan Luhan masih shock dengan perkataan Jongin. Otaknya masih berpikir keras bagaimana membuat alasan yang logis.

"Itu Luhan eonni ke-gap ngintipin tetangga baru.."

"WHATTT? Lu, kau mengintip si Sehun itu mandi? astaga kau itu yeoja macam apa, AW!" Kris sukses mendapat gaplokan sendok dari Luhan.

"Dengar ya kalian berdua, aku itu sama sekali tidak mengintip, err.. aku cuma sedang mengambil buah apapun itu yang ada di pohon, itu saja kok" Luhan berkata ragu-ragu sementara Jongin dan Kris mengeluarkan smirk-nya.

"Ooohh well well well jadi uri Luhannie sudah bisa jatuh cinta sekarang" Kris berkata masih dengan smirknya yang membuat Luhan sweatdrop.

"HAHAHA jatuh cintanya sama namja yang lebih muda lagi, padahal dulu ngatain aku sama Kyungsoo noona, tsk tsk tsk" Jongin ikut menimpali sambil geleng-geleng kepala sok dewasa.

Luhan spechless.

Luhan bingung sendiri dengan apa yang dirasakannya.

Apa dia benar-benar jatuh cinta?

Pada namja jutek, dingin, berwajah datar, tapi ehm tampan bernama Oh Sehun itu?

Mohon reviewnya yaaa biar bisa dilanjutin.

Kritik dan sarannya juga, thanks udah mau baca.

Salam kenal, annyeong *bow*