Bersama
a MidoTaka fanfic
by: Ai Wataru
Genre: General, Hurt/Comfort, Romance
Rated: T
disclaimer: karakter di cerita ini minjem dari Fujimaki Tadatoshi-san
warning: newbie! BL! OOCness! typo! alur ga jelas dll!
Please if you don't like, don't read this fic
...
Sejak awal teman-teman mereka sudah merasa ada sesuatu diantara Midorima dan Takao.
Sudah tak terhitung pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut mereka perihal hubungan keduanya,
"kalian tidak jadian saja?"
"dasar, pertengkaran kalian seperti suami istri yang telah lama berumah tangga!"
ungkapan-ungkapan seperti itupun sudah seringkali Midorima dan Takao dengar. Sekali dua kali Midorima masih tidak terpikir apapun, tetapi lama-kelamaan Midorima kembali mempertanyakan kepada dirinya
'benarkah aku menyukai Bakao?'.
...
Midorima tidak bodoh. Dia hanya tidak ingin mengakui perasaannya pada partner basketnya tersebut. Ia menyadari dirinya telah jatuh. Keras. Pada sesosok Takao Kazunari. Kalau ditanya sejak kapan, itu yang tidak Midorima ketahui. Dirinya hanya sadar saat tiba-tiba Ia tidak dapat membayangkan dirinya tanpa Takao di sampingnya. Tanpa tawa renyahnya, tanpa keceriannya, tanpa kehangatannya.
Entah sejak kapan nilai Takao bagi Midorima bukanlah hanya sebagai pengoper bola dan rekan se-tim yang dapat diandalkan.
Takao lebih dari itu.
Bagi Midorima, Takao adalah cahaya hidupnya, penerang jalannya yang gelap penuh sepi, tempat pulang paling nyaman, yang tidak akan Midorima akui terang-terangan kepada Takao tentunya.
Tetapi sekali lagi ditegaskan, Midorima tidak bodoh. Ia tahu hubungan seperti apa yang nantinya akan dirinya bangun dengan Takao bila Ia mengakuinya. Dan juga pandangan masyarakat tentang mereka kelak. Ia memikirkan masa depan dirinya, masa depan Takao, masa depan mereka.
Sebut saja mentalnya tempe. Tetapi Midorima lebih memilih menyebut dirinya berpikiran logis. Dirinya laki-laki, Takao laki-laki, hubungan sesama jenis masih dipandang buruk di Jepang. Takao akan dikucilkan, sedangkan Midorima, orang tuanya bisa-bisa mengeluarkan dirinya dari silsilah keluarga!
Jadilah Midorima selalu saja menampik perasaannya bila berhadapan dengan ungkapan-ungkapan seperti itu.
Tetapi manusia hanya mampu untuk berencana, sedangkan seringkali takdir berkata lain...
.
.
.
tbc
A/N : Hallo minna-san :) saya newbie dan pertama kali upload fanfic. Cerita ini dibuat random banget dan sebenernya ini cuma semacam prolog gitu, saya ga pede kalau langsung upload sama chapter selanjutnya soalnya. Saya ingin minta saran dari reader, senpai, dan teman-teman apakah cerita ini terlihat menarik untuk dilanjutkan?
Ai tunggu saran dan komentar dari Senpai dan teman-teman semua. Semoga cerita ini bisa direspon positif hehe Jaa, see you
