.

.

.

.

.

A' Friends Betrayal

Main Cast : Sehun-Luhan feat ChanBaek & KaiSoo

Support cast : bermunculan sesuai kebutuhan

Genre : Drama

Rate : M / NC!/

.

.

.

.


.

.

"Lu, Kau yakin gadis itu yang kau cari?"

Namanya Xi Luhan, usianya menginjak 25 tahun ini. Dia bekerja sebagai Manager pencari bakat di Agensi Ternama -sebut saja OSH Entertaintment-. Yang merupakan salah satu raksasa industri musik di Korea.

Tugasnya adalah mencari bakat dari seseorang yang menarik perhatiannya. Dan untuk melahirkan bintang berkualitas dia harus menggunakan waktunya baik siang maupun malam hanya untuk mengikuti target yang dia inginkan.

Dan Ya-….Inilah pekerjaannya. Mengikuti kemanapun calon trainee nya pergi. Mencari tahu apapun kebiasaan dari calon artisnya. Mulai dari sekolah, kegiatan di luar sekolah hingga apa yang dia lakukan setelah sampai di rumah.

Banyak orang mengatakan bahwa pencari bakat dan paparazzi tak jauh berbeda. Pekerjaan mereka sama-sama mengikuti target yang mereka inginkan. Bedanya Paparazzi mengikuti artis-artis yang sudah dikenal dunia sementara dia mengikuti "calon" artis yang kelak akan diikuti Paparazzi tersebut.

Lelah memang, tapi nyatanya Luhan menikmati pekerjaan ini. Karena dibawah tangannya lah nama-nama artis besar seperti EXO dan Kyungsoo menjadi terkenal dan disukai banyak penggemar. Membuatnya selalu memiliki rasa percaya diri untuk menemukan bakat-bakat lain yang akan menginspirasi banyak orang nantinya.

"LU!"

Yang sedari tadi terus berbicara adalah Kim Minseok-…Dia sahabat Luhan. Usia mereka sama, pekerjaan mereka juga sama namun berbeda divisi. Jika Luhan si pencari bakat, maka Xiumin -Panggilan akrab Minseok- bertugas sebagai "Coach" untuk para trainee.

Tugasnya adalah memastikan bahwa calon artis yang dipilih Luhan memahami seluruh peraturan menjadi selebritis. Xiumin mengajarkan dasar menjadi selebritis adalah "SENYUM". Entah apa yang terjadi pada kehidupan mereka -dunia tidak peduli- yang dunia pedulikan hanya melihat kecantikan, ketampanan serta bakat mereka tanpa ingin tahu bahwa mereka sedang kesakitan karena banyak hal.

Entah karena pekerjaan, tekanan persaingan, tuntutan fans, masalah keluarga atau bahkan urusan percintaan mereka. Ya-..Seluruh penggemar dan pengamat tidak ingin mengetahui cacat dan cela dirimu. Yang mereka inginkan hanya kesempurnaan dirimu di layar kaca.

Dan untuk itu maka tugas seorang Kim Minseok memastikan bahwa kau siap untuk dikenalkan pada dunia. -dia juga pelatih vocal sebenarnya- membuat Luhan tertawa kecil sebelum membenarkan pertanyaan Xiumin.

"Ya dia gadis yang aku cari Xiu."

"Tapi dia terlihat tidak bertalenta. Maksudku-…sense mu pada seseorang akhir-akhir ini berkurang. Kau bahkan terus melakukan kesalahan mencari artis yang akan kita kenalkan pada dunia."

"Jika kau meragukan aku maka ingat EXO dan Kyungsoo yang terkenal sekarang ini."

"Direktur Jang yang merekrut dua aktor dan penyanyi sekelas Kyungsoo dan EXO."

Luhan secara refleks menoleh kesal. Kenyataan bahwa EXO dan Kyungsoo tidak debut dari kedua tangannya sendiri memanglah benar. Karena pada saat itu Luhan baru menginjak usia enam belas tahun.

Dia hanyalah seorang newbie dengan "High Sense" yang bisa merasakan aura menguar dari seseorang. Secara kasat mata Luhan juga bisa merasakan bakat-bakat yang dimiliki orang di sekitarnya saat itu. Tapi karena keterbatasan usianya yang masih sangat muda, dia terpaksa memberitahu atasannya saat itu.

Namanya Jang tua bangka itu sudah menginjak lima puluh tahun ini. Tapi kelakuan pria botak itu sama sekali tidak berubah. Dia akan secara terus menerus mengklaim bahwa artis yang dia temukan adalah artis berkualitas yang tak bisa disamakan dengan artis yang Luhan temukan.

Si botak itu memang berbicara tidak menggunakan otak. Bisa-bisanya dia mengatakan artisnya lebih berkualitas dibandingkan dengan artis Luhan sementara dia mendapatkan seluruh artis berkualitas itu dari Luhan.

Membuat si pria cantik yang selalu bertingkah menggemaskan saat kesal dengan mengerucutkan bibir dan menatap tak suka pada pria yang lebih tua beberapa bulan darinya. Hal itu membuat Xiumin terkekeh dan memilih mengalah "Araseo araseo…Kau yang menemukan Kyungsoo." Katanya mengalah sebelum Luhan kembali merajuk tak jelas.

"EXO juga."

"EXO juga." Timpal Xiumin terkekeh sebelum

Sret…!

"Kau mau kemana?"

"Tunggu disini."

Luhan kembali dengan suara yang dibuat sok berwibawa. Mengancingkan jas hitam yang entah mengapa ia gunakan hari ini sebelum berjalan mendekati target besarnya. Dia pun sedikit tersenyum meninggalkan Minseok untuk mendekati gadis yang kini berusia enam belas tahun dan berada ditingkat dua sekolah menengah atas.

"Luhan!"

Luhan mengabaikan teriakan sahabatnya dan terus berjalan mendekati remaja berbakat yang sepertinya akan segera pergi dari kedai kecil yang juga menjadi favoritnya. Berjalan terburu sesekali menggumamkan semua hal tentang targetnya

Hobinya menulis lagu. Dia akan membantu ibunya di kedai sampai pukul lima sore, setelahnya dia akan pulang dan belajar dirumah. Lalu kemudian esok pagi dia akan mengantar dua adiknya ke sekolah, Selalu mendatangi toko aksesoris dan menitip jual kreasi pita yang ia buat. Mengambil pekerjaan part time sebagai guru musik dan terakhir-…Di hari minggu dia selalu datang untuk menyanyi di gereja.

Suaranya? Tidak perlu ditanya karena saat Luhan mendengarnya pertama kali di gereja dia menangis haru karena tersentuh.

Dan jangan tanyakan pula darimana Luhan tahu semua itu karena sudah pasti tugasnya sebagai pencari bakat untuk mencari tahu sejauh ini.

Remaja yang akan ia datangi ini memiliki tinggi sekitar 162 cm. Berat badan berkisar ideal di 58kg dengan rambut lurus hitam sebahu yang selalu ia ikat setengah ke belakang. Matanya berwarna hitam bulat, kulitnya putih flawless dengan senyum innocent yang selalu menjadi khas gadis ini.

"Selamat siang."

Remaja itu masih diam di tempatnya. Enggan menjawab panggilan Luhan enggan pula melihat siapa pria asing yang tengah berdiri di depannya. Membuat Luhan tersenyum kecil menyadari remaja yang satu bulan ini ia ikuti memang sedikit tertutup pada orang di sekitarnya.

"Bolehkah aku duduk?"

Buru-buru remaja cantik itu menutup bukunya. Bergegas untuk pergi sebelum Luhan lebih dulu menarik kursi di samping remaja itu hingga sulit untuknya berdiri saat ini "Aku tidak bermaksud menakutimu. Sungguh."

"Biarkan aku pergi atau aku berteriak."

Cukup sulit berhadapan dengan beberapa trainee yang memiliki sifat keras kepala dan cenderung tertutup seperti gadis disampingnya. Namun jangan sebut namanya Luhan jika tak bisa menangani sifat keras kepala, terlampau diam, egois dan keji yang sudah menjadi "teman" hampir seumur hidupnya.

Luhan pun memilih tak menanggapi ancaman si gadis. Dikeluarkannya sebuah map kecil sebelum menatap remaja yang jelas merasa takut dan risih karena kedatangannya.

"Kim Jisoo- 16 tahun. Siswa tingkat dua Hannyoung high school."

"Ahjussi apa yang kau-…"

"Memiliki hobi bernyanyi dan lebih suka berada di tempat yang tidak banyak dikunjungi banyak orang seperti perpustakaan. Kau juga sering bernyanyi untuk acara ulang tahun dan gereja setiap minggu. Sedang mengambil-…"

"y-yak! Apa yang kau bicarakan?"

"Sedang mengambil beasiswa untuk masuk ke SOPA agar bisa mewujudkan mimpimu sebagai seorang-…"

"Aku harus pergi."

"Penyanyi."

Saat cita-cita terbesarnya disebutkan. Maka disinilah remaja bernama Jisoo itu terdiam. Sedikit menatap Luhan cukup lama sebelum berdebar untuk alasan yang tidak ia ketahui.

Tak banyak yang tahu keinginannya untuk menjadi penyanyi, bahkan ibunya sama sekali tak tahu tentang kecintannya pada musik. Namun saat pria asing ini berbicara banyak hal dan menyebutkan cita-citanya dengan tepat. Maka suara hatinya memilih untuk tetap tinggal dan memutuskan untuk mendengarkan pria asing yang baru ia temui.

"Ahjussi…Kau ini siapa?"

Pria yang sedang duduk di depannya tersenyum sangat cantik. Membuat Jisoo hampir menyukainya jika tidak ingat bahwa pria cantik didepannya tetap pria asing. Memalingkan wajah adalah hal yang dia lakukan sebelum Luhan mengeluarkan kartu namanya.

"Luhan-..Trainer OSH ent."

"huh?"

"Aku seorang pencari bakat. Dan dilihat dari reaksimu kau pasti tahu OSH ent yang sedang kita bicarakan."

Gadis enam belas tahun itu terdiam cukup lama sampai akhirnya memekik menyadari siapa yang sedang berbicara dengannya "Astaga berarti kau berada di satu label dengan Kyungsoo dan-.."

"EXO"

"Ya EXO."

Luhan merasa memenangkan situasinya saat ini. Membuat percakapannya lebih menyenangkan dan pasti lebih mudah untuknya "Jika aku seorang public figur mungkin kalimat berada satu label dengan Kyungsoo dan EXO tepat. Namun sayangnya aku hanya pencari bakat untuk agensiku. Jadi kalimat yang tepat menggambarkan diriku adalah aku bekerja di bawah satu perusahaan yang sama dengan Kyungsoo dan EXO."

"whoa…"

"Kau terpukau?"

"eoh! Aku tidak pernah membayangkan bisa berbicara dengan salah satu karyawan dari OSH ent. Bahkan dalam mimpi pun tidak!"

"Kenapa begitu?"

"Karena aku sangat mengidolakan Kai Oppa. Aku sangat menyukainya dan bermimpi untuk menjadi sepertinya. Dia sangat berbakat dalam menyanyi dan menari. Belum lama aku melihat drama yang dia mainkan dan aku semakin menyukainya. Aku-….Aku sangat menyukai Kai oppa."

Satu yang lolos dari pengamatan Luhan mengenai targetnya adalah bahwa gadis remaja didepannya tidak cukup sulit, Jisoo bahkan cenderung lebih banyak bertanya dari yang dibayangkannya. Membuat senyum lega terlihat di wajahnya sebelum mengatakan maksudnya pada remaja yang memiliki usia sama dengan adik lelakinya.

"Well-….Jika kau menerima tawaranku mungkin kau akan bertemu bukan hanya dengan karyawan OSH ent sepertiku tapi juga dengan seluruh artisnya."

"huh? Apa maksdumu ahjussi?"

"haah-…Sebelum aku mengatakan apa maksudku, bolehkah aku bertanya satu hal padamu?"

"Tentu saja."

"Apa aku terlihat tua di matamu?"

Jisoo memperhatikan Luhan dengan cermat sebelum menggeleng penuh keyakinan "Tidak juga."

"Berhenti memanggilku ahjussi kalau begitu."

"Lalu aku harus memanggil apa padamu?"

"Luhan saja."

"Bolehkah?"

"Tentu saja. Itu permintaan dariku -bukan- itu perintah." Katanya sedikit mengoreksi sebelum mengeluarkan surat yang harus dibaca Jisoo dengan teliti.

"Ini bacalah."

"Ini apa?"

"Surat kontrak sebagai trainee."

"huh?"

"Anggap saja ini adalah street audition dan kau terpilih karena aku memilihmu."

Remaja itu masih melihat Luhan dalam diam. Mencoba untuk membaca surat yang diberikan pria asing disampingnya sebelum kata per kata membuat matanya membulat membaca apa yang tertera dalam surat perjanjian tersebut.

Dan dari semua yang dibaca olehnya hanya satu yang membuat jantungnya berdebar hebat. Satu panjang kalimat yang mungkin akan merubah hidupnya saat ini. Kalimat yang bertuliskan

Kim Jisoo, 16 tahun. New trainee of Osh ent.

Sukse membuat matanya membulat sempurna. Dia pun melihat cepat ke arah Luhan dengan mata yang sangat berbinar. "ahjussi-..ummh..Maksudku Luhan. Apa aku terpilih menjadi trainee baru?"

"Jika kau menandatanganinya kau akan secara resmi menjadi trainee baru dan akan menjalani pelatihan satu minggu tiga kali dengan pelatih vocal serta pelatih dance sesuai kebutuhan debutmu."

"Benarkah?"

"Tentu saja."

Jisoo terlihat sangat bersemangat dengan penawaran Luhan. membuatnya nyaris menandatangani surat kontrak sebelum sesuatu mengganggu pikirannya "Tapi aku masih sekolah. Lagipula ibuku belum mengetahui hal ini."

Luhan tertawa kecil merespon sikap Jisoo. Ditepuknya pundak si remaja sebelum mengangkat kartu nama yang tergeletak di meja "Itulah fungsi kartu namaku. Kau bisa mengubungiku setelah tahu jawabannya. Tidak ada paksaan dalam industri bisnis hiburan."

"Tapi ibuku tidak akan menyetujuinya. Dia ingin melihatku lulus sekolah lebih dulu."

"Dan aku tidak mengatakan kau akan debut sebagai seorang idol esok hari. Aku hanya mengatakan kau akan dilatih sebagai trainee. Dan selagi menunggu kau bisa menyelesaikan sekolahmu."

"Apa prosedurnya seperti itu?"

"Kau artisku, jadi seperti itu prosedurnya. Memang tidak tertulis di perjanjian, tapi aku menjamin bahwa sekolahmu tidak akan terganggu. Pikirkanlah."

Buru-buru remaja itu memasukkan surat perjanjian dan kartu nama Luhan ke dalam tas. Segera menutup cepat tasnya sebelum berdiri membungkuk pada Luhan "Aku akan membicarakannya dengan ibuku."

Luhan tersenyum mengangguk setuju. Memberikan jalan untuk Jisoo sebelum mengerling remaja di depannya penuh harap "Aku menunggu kabarmu." Katanya bersungguh-sungguh disambut anggukan semangat dari Jisoo.

"Aku akan segera menghubungimu Luhan."

Dan bersamaan dengan jawaban sang target. Maka berakhirlah pula tugasnya sebagai Artist Management Resource hari ini. Dia membuka cepat jas hitamnya sebelum menyembunyikan wajahnya di atas meja.

Kepalaku sakit

Perutku mual

Katanya meracau tak jelas mengucapkan kata-kata yang sama sekali tak ia rasakan. Kepalanya tidak sakit dan perutnya tidak mual. Tapi dia terus meracau sakit sampai tangannya secara refleks meremat kuat dadanya.

Ah bukan itu…..

Tepatnya hatiku yang sakit.

Luhan terus meracau tak jelas. Membuat Minseok sang sahabat yang duduk tak jauh darinya bergegas menghampiri. Dia pun tahu alasan mengapa temannya terlihat hancur mengingat berita di televisi dengan jelas mengatakan bahwa kekasihnya dikabarkan berkencan dengan teman satu management di tempat mereka bekerja.

"Kau baik-baik saja Lu?"

Buru-buru Minseok menarik kursi di samping Luhan. Mengusap lembut tengkuk sahabatnya berharap berita sialan itu segera berakhir.

"Lu…."

Luhan menggeleng sebagai jawaban. Rasanya dia tak kuat melihat Televisi sampai akhirnya berita itu selesai disiarkan "Rasanya ini lebih menyakitkan dari skandal pertama miliknya."

"Luhan."

Luhan mengangkat wajahnya sebelum tersenyum sangat dipaksakan. "Aku menyerah dengan hubungan kami."

"Setidaknya kau harus bicara dulu dengannya."

"Dia menghindariku Xiu…"

"Bukan dia yang menghindarimu. Tapi kau!"

"Entahlah rasanya sulit menjalin hubungan dengan seorang idol. Dia seperti bukan milikku."

Xiumin menggenggam kuat tangan Luhan. Mencoba untuk memberi sahabatnya kekuatan sebelum mengatakan hal yang harusnya dikatakan sebagai seorang sahabat.

"Kai kekasihmu-… Dia milikmu Lu."

.

.

.

.

.

.

.

Skandal baru terkuak dari Maknae boy band Exo-… Kim Jongin atau yang lebih dikenal dengan panggilan Kai dikabarkan sedang berkencan dengan salah satu anggota girl grup F(x) Jung Soojung atau yang lebih kita kenal sebagai Krystal selama dua bulan belakangan ini.

Namun kemarin malam berita mengejutkan kembali dibawa oleh sang maknae. Kali ini bukan dengan Krystal melainkan dengan aktor terkenal sekaligus solois yang juga berasal dari OSH ent-…DO Kyungsoo. Keduanya tertangkap kamera sedang berciuman mesra dan berkencan di taman sekitar Gangnam dengan memakai atribut lengkap.

Belum ada konfirmasi dari pihak management mengenai hal ini. Namun penggemar meyakini bahwa dua orang yang tertangkap kamera dispatch adalah benar Kyungsoo dan Kai EX-…

Pip!

"BRENGSEK! BAGAIMANA BISA MEREKA MEMBAWAKAN BERITA MURAHAN SEPERTI ITU!"

"Kai tenanglah."

"Tenang? Bagaimana bisa aku tenang hyung? Bagaimana jika Luhan melihat berita itu? Apa yang harus aku lakukan."

Adalah Shin Dong Hee manager sekaligus asisten EXO yang harus menerima kemarahan artisnya. Tak banyak yang bisa dia lakukan mengingat bahwa dia pribadi bahkan meyakini bahwa pria yang terlihat sedang berciuman dengan Kyungsoo adalah benar sang maknae EXO. Membuatnya hanya diam dan tak bisa berkata-kata sampai

Cklek…

Leader EXO-K terlihat masuk ke ruangan diikuti dengan Leader EXO-M yang juga memasuki ruang pribadi latihan EXO. Keduanya terlihat kesal dan tak habis pikir dengan ulah yang selalu dibuat Maknae mereka.

"Kai jelaskan pada kami apa yang terjadi?"

Suho yang memulai bertanya. Namun yang dilakukan Kai hanya mengusak kasar wajahnya khawatir jika skandal ini terdengar sampai ke telinga Luhan -kekasihnya-.

"Kai apa kau gila? Apa benar kau berkencan dengan Kyungsoo?"

Merasa kesal karena sang maknae tak menjawab membuat Kris jengah. Didekatinya sang maknae sebelum Shindong berdiri menghalaunya.

"Kris sudahlah. Adikmu sedang gelisah."

"Gelisah? Cih! Harusnya kau melepas Luhan dan biarkan dia menjadi kekasihku. Kenapa kau terus menyakitinya dengan semua skandalmu sialan! Harusnya kau-….!"

Buru-buru Kai menghampiri Kris. Menyingkirkan tubuh besar manager mereka sebelum mencengkram kemeja pria tertua di grup mereka "Jangan pernah berharap bisa mendapatkan Luhan. Jangan pernah-…LUHAN MILIKKU!"

.

.

.

.

.

.

.

.

Klik…!

"Lu kau baik-baik saja?"

"huh?"

Luhan cukup terperangah melihat bagaimana kondisi satu-satunya sahabat tempatnya bergantung -terlihat berantakan dan begitu pucat-. Suara sahabatnya bahkan berusaha untuk tidak menangis namun nyatanya dia terus terisak dengan kepala tertunduk.

Entah untuk alasan apa seorang Byun Baekhyun menangis. Designer muda itu juga terlihat sangat sedih dengan isakan dan kepala tertunduk.

"Mungkin ayahnya lagi."

Pikir Luhan begitu. Karena sejauh yang ia tahu Baekhyunnya selalu menangis jika berkaitan dengan sang ayah.

Baik karena merindukannya, maupun membenci ayahhnya. Semua selalu berkaitan dengan sang ayah. Karena yang Luhan tahu Baekhyun memang sangat dekat dengan sang ayah. Ibunya meninggal saat usianya sepuluh tahun, dan sejak itu sahabatnya hanya hidup berdua dengan sang ayah. Hanya berdua dan hidup dengan sangat bahagia sampai hari itu datang.

Hari dimana ayahnya memutuskan untuk kembali menikah dengan seorang wanita yang sudah Baekhyun anggap seperti bibinya sendiri. Bukan pernikahannya yang membuat Baekhyun marah-…Tapi penghianatan sang ayah yang menikahi sahabat mendiang ibunya. Banyak wanita yang bisa dinikahi ayahnya tapi kenapa harus dengan bibi Kim? Itulah yang mengganggu Baekhyun selama ini. Dia berfikir Bibi Kim dan ibunya adalah sahabat sejati yang akan selalu menjaga. Bukan mencintai apa yang harusnya hanya menjadi milik ibunya.

Baekhyun murka saat itu

Dia menangis dan menjerit sampai hanya sesak yang dia rasakan.

Dia merasa sangat dikhianati oleh ayah dan wanita yang selama ini ia kira sebagai teman dekat ibunya. Membuatnya begitu sakit hati hingga pergi dari rumahnya di hari pernikahan sang ayah.

"Baek?"

Dan semenjak hari itu Baekhyun sangat bergantung pada Luhan. Beberapa kali dia menyakiti dirinya sendiri maka berkali-kali pula Luhan menghentikannya. Berjanji akan menjadi sahabat terbaiknya tak peduli apapun yang terjadi. Selalu ada untuk Baekhyun dan tak akan pernah membuat teman kecilnya merasa sakit atau dikhianati.

Itu janjinya dan Baekhyun mendengarkan.

Karena sejak pernikahan ayahnya terjadi Baekhyun dan Luhan berbagi apartemen yang sama. Hanya Baekhyun yang menjadi penghuni tetap sementara Luhan beberapa kali harus rela menetap di tiga tempat. Terkadang di tempat ibunya terkadang menemani Baekhyun dan jika sedang ingin berada seorang diri dia kembali ke apartemen miliknya.

Namun untuk beberapa hari ini dia merasa tidak bisa pulang menemui sang ibu. Bukan karena dia tidak mau tapi karena hatinya sedang kacau dan dia tidak sampai hati menunjukkan pada ibunya.

Yang dia lakukan hanya mencari tempat pelarian dan disinilah Baekhyun-….Satu-satunya pelarian yang ia miliki saat ini.

"Apa kau-…hks…Apa kau baik-baik saja?"

"Aku?"

Baekhyun masih berdiri di tempatnya. Entah mengapa tubuhnya terasa kaku hanya untuk mendekati Luhan, dia terlalu sensitif pada banyak hal. Dan mengetahui kekasih sahabatnya dikabarkan berselingkuh adalah satu-satunya hal yang membuat hati Baekhyun hancur.

Dia tidak bisa membayangkan seperti apa rasanya jadi Luhan saat ini.

Dan yang membuatnya semakin buruk adalah ketenangan Luhan yang terlihat sangat dipaksakan. Membuat hanya tangisan cemas yang memenuhi seluruh hatinya dan dia tahu itu semakin memperburuk keadaan.

"Kau-…Tentu saja kau. Aku melihat berita tentang Kai pagi ini. Aku-…hksss…Aku mencemaskanmu Lu."

"ah-…."

Bukan karena merindukan ayahnya ternyata.

Baekhyun menangis karena mencemaskannya.

Dan satu hal yang membuat Luhan percaya adalah bahwa sebanyak apapun orang menyakiti dan meninggalkannya dia tidak peduli karena pria di depannya akan selalu berada disana untuknya. Entah menangis atau tertawa-….Baekhyun akan menjadi satu-satunya orang yang tidak akan pernah meninggalkannya. Tidak sekalipun dan Luhan yakin akan hal itu.

Membuat Luhan tertunduk sekilas. Menikmati rasa bahagia karena memiliki seseorang yang begitu mencintaimu. Begitu peduli padamu.

Luhan bahkan bertaruh rasa sayang Baekhyun untuknya lebih besar dari milik Kai untuknya. Membuat Luhan tersenyum kecil sebelum berjalan cepat menghampiri satu-satunya pria yang tak pernah meremehkannya. Pria cantik yang selalu mempercayainya sebelum

Grep…!

Luhan memeluk Baekhyun dengan erat. Mengucapkan segala rasa terimakasihnya pada Baekhyun sebelum bergumam sangat pelan

"Aku baik Baekie-ya…"

.

.

.

.

.

.

.

"brengsek! Jadi dia belum menghubungimu?"

Setelah saling menguatkan kedua pria cantik itu pun memutuskan untuk minum sebanyak yang mereka mau. Memesan banyak minuman kaleng serta makanan pedas adalah hal yang dilakukan kedua pria yang sudah menjadi sahabat sejak usia mereka sepuluh tahun.

"Lu kau sudah mabuk?"

Dan terlihat dari enam kaleng bir yang tergeletak di lantai maka bisa dipastikan keduanya sudah cukup mabuk dan lebih memilih untuk berhenti sejenak.

Yang berparas lebih cantik berbaring di pangkuan sahabatnya. Menikmati usapan lembut di kepalanya dengan mata terpejam. Dia selalu merasa tenang saat usapan tangan Baekienya terasa begitu nyaman untuknya.

"Lu!"

Membuatnya bisa terpejam kapan saja jika suara Baekhyun tidak terdengar dan berhasil membuatnya kembali terjaga.

"huh?"

"Lu kau belum tidur?"

"Bagaimana bisa aku tidur jika suaramu terus terdengar Baek."

Baekhyun tertawa mendengarnya. Berniat ingin membiarkan Luhan tidur namun rasa penasarannya jauh lebih menguasai saat ini "Baiklah aku akan membiarkanmu tidur setelah kau menjawab pertanyaanku."

"Tentang apa?" katanya bertanya dengan mata yang menatap mata bulan sabit milik Baekhyunnya. Membuat Baekhyun sedikit ragu namun memberanikan diri untuk bertanya. "Tentang Kai."

"Tanyakan padaku apapun yang membuatmu ingin tahu."

"mmhh…"

Yang berparas lebih manis menggigit bibirnya. Takut jika pertanyaannya mengganggu untuk sang sahabat sebelum memberanikan diri tetap bertanya "Apa bajingan itu belum menghubungimu?"

"Kai bukan bajingan Baek."

"Dia tetap bajingan untukku."

"Baek…."

"araseo…Jadi apa dia belum menghubungimu?"

Luhan mengambil ponselnya yang tergeletak di meja. Sedikit mengangkatnya tdi depan kedua mata Baekhyun sebelum memberitahu prianya yang gemar menggunakan eyeliner "Lihat panggilan tak terjawab di ponselku dan kau akan menemukan seratus panggilan dari Kai."

"huh?"

"Kai menghubungiku Baek. Tapi aku tidak menjawabnya." Katanya lirih menatap mata sahabatnya. Dia pun kembali meletakkan ponselnya untuk kembali berbaring di paha sahabatnya. "Aku takut kami bertengkar jika aku mengangkat panggilan ponselnya."

"Lu…."

"Aku mencintai Kai….Aku sangat mencintainya Baek."

Air mata Luhan jatuh bersamaan dengan mata rusanya yang terpejam. Membuat Baekhyun buru-buru menghapusnya dan mencium sayang kening sahabatnya berulang "sstt…Mianhae Lu…Mianhae. Aku tidak akan bertanya lagi."

Luhan mencoba membuka matanya. Berusaha untuk tenang dan mencurahkan semua hal yang begitu mengganggunya "Perasaanku buruk tentang hubungan Kai dan Kyungsoo. Aku merasa cepat atau lambat Kai akan berpaling padaku. Ini bahkan lebih buruk daripada skandalnya dan Krystal terkuak. Aku-…..Aku merasa Kai dan Kyungsoo adalah hal yang nyata."

"Lu…"

"Aku harus apa Baek? Hksss…."

"sst…Lu dengarkan aku. Lihat mataku."

Buru-buru Baekhyun menundukan tubuhnya. Menyatukan dahinya dengan dahi Luhan dan memaksa si rusa menatapnya. Hatinya benar-benar sakit melihat bagaimana Luhan bertahan selama lima tahun ini untuk Kai. Beberapa kali dia terus meminta Luhan mengakhirinya namun beberapa kali pula mereka akan bertengkar karena hal ini. membuat terkadang Baekhyun ingin membunuh Kai agar Maknae EXO itu berhenti menyakiti sahabatnya.

"Tenang dan tidurlah. Aku menjagamu hmm…"

Rasanya begitu nyaman melihat mata Baekhyun menatapnya. Membisikan kalimat yang begitu ia butuhkan hingga tanpa sadar kepalanya mengangguk. Luhan bahkan menyetujui untuk bersikap tenang. "Gomawo Baekieku."

"Aku menjagamu sayangku. Tidurlah Lu. Besok semuanya akan menjadi lebih baik."

Dan saat tangan Baekhyun dengan lihai menghipnotis ketenangan Luhan maka secara cepat pula dua mata rusa itu kembali terpejam.

Untuk beberapa saat masih terdengar isakan. Namun detik berikutnya nafas Luhan terdengar beraturan membuat giliiran Baekhyun yang terisak merasakan sakitnya menjadi Luhan, dia pun membekap paksa mulutnya sebelum

"haaah-…."

Wajahnya mendongak menatap langit-langit. Hatinya begitu sesak dan tak tega melihat Luhan mendertita. Bukan hanya karena masalah Kai, pria mungil yang kini berbaring di pangkuannya adalah pria yang begitu banyak menerima penderitaan di hidupnya. Pekerjaan, keluarga dan kini sang kekasih seolah terus mencekiknya kuat tanpa memberinya nafas walau sejenak.

Beberapa kali Baekhyun memohon pada Luhan untuk meninggalkan keluarga yang hanya memberikan kebencian untuknya, meninggalkan pekerjaan yang terus menyakiti harga dirinya dan melupakan sang kekasih yang terus membuatnya menangis.

Beberapa kali pula Baekhyun menangis agar Luhan mendengarkannya namun Luhan menolak-….Dia cukup keras kepala untuk bertahan di dunia yang terus memberikan penderitaan untuknya. Dan karena alasan itu pula Baekhyun berjanji akan menjadi satu-satunya kebahagiaan yang dimiliki Luhan, ketenangan untuk Luhannya

Karena untuknya Luhan dan sang ayah adalah dua orang yang sangat ia cintai. Dua orang yang selalu ingin ia jaga. Dua orang yang selalu ia doakan untuk hidup dengan bahagia.

Jika satu terluka maka Baekhyun akan menjadi yang paling sakit, dan mengingat bagaimana terlukanya Luhan membuat tangisan yang ditahannya sejak pagi tadi meledak pilu.

Baekhyun tak tahan melihat Luhannya terus berpura-pura kuat. Membuatnya merasa begitu bersalah karena tak bisa membantu mengurangi luka dihati pria yang selalu menjaganya dengan baik hampir seumur hidupnya.

"Aku akan membuatmu bahagia Lu. Aku janji sayangku. Bahagialah Lu-hkss…Bahagialah kumohon."

.

.

.

.

.

.

Cklek…

"Hey cantik kau sudah bangun?"

Yang disapa mendengus kesal. Beberapa kali melihat arloji sebelum berjalan mendekati hidupnya dan

Grep….

Dia mendekap pria yang memiliki tinggi sama dengannya begitu erat. Enggan melepaskan sampai Baekienya meronta dan mulai mendengus kesal "Jangan ganggu aku Lu!"

"Aku lapar."

"araseo,,, Sebentar lagi matang. Tunggu di meja makan."

"Mau memeluk Baekie saja."

"Astaga Luhan! Maaf mengatakan ini tapi aku tidak tertarik padamu."

"ish! Aku akan menikahimu Baek. Ayo kita menikah saja."

Baekhyun terkekeh mendengar celotehan sahabatnya. Dan dilihat dari cara Luhan merengek manja maka bisa dipastikan sahabatnya sudah jauh lebih baik pagi ini. "Aku tahu kau depresi Lu. Tapi maaf-…Aku sudah memiliki kekasih dan akan menikah dengannya."

"MWO?"

"Cepat tunggu di meja makan."

"Tidak mau! Cepat katakan siapa kekasihmu?"

"Lu…."

"haah…."

Luhan menghela dalam nafasnya. Melepas pelukannya pada Baekhyun sebelum menyerah mengganggu sang sahabat. Dikecupnya bibi Baekhyun sebelum berjalan pasrah ke meja makan "Baiklah. aku dicampakan lagi."

"Saranghae Lu."

"Makan cintamu! Kau mencintai orang lain." Katanya bergumam kesal sebelum

Sret…!

Luhan meletakkan malas kepalanya di meja. Berniat untuk merengek sepanjang hari sebelum aroma nasi goreng yang dibawakan Baekhyun mengalahkan sikap bocahnya.

"whoa…."

"Kau suka?"

Matanya berbinar lucu disertai anggukan cepat dengan bibir terbuka "eoh…!" katanya bersiap mengambil nasi di piringnya sebelum

Sret..!

"Baek!"

"Cium pipiku dulu sebelum makan."

"Tidak mau."

"Kalau begitu Zhou yang akan makan semua nasi ini!"

"Kucing gempal itu tidak boleh makan lebih banyak." Katanya merebut nasi di tangan Baekhyun sebelum

Chu~

Luhan mencium pipi Baekhyun, membuat sang koki tersenyum senang dan membiarkan Luhan menghabiskan makanannya. "Kau -nghh- tidak mak-nggh- makan?"

"Pelan-pelan Lu."

Setelah memperingatkan Luhan, Baekhyun kembali ke dapur. Mengambilkan segelas jus untuk Luhan sebelum matanya menatap takjub melihat bagaimana nasi goreng buatannya habis dalam hitungan detik "Kau kelaparan ya?" katanya terkekeh dan menyerahkan air untuk Luhan.

"Minum ini."

Luhan masih sibuk mengunya nasi goreng sebelum mengambil jus di tangan Baekhyun. Menenggaknya cepat dan

Ah~

"Kau yang terbaik Baek! Aku tidak bisa hidup tanpa masakanmu."

"Kau harus belajar memasak kalau begitu."

"Tidak mau. Aku akan menikahimu saja."

"Terserahmu saja." Timpal Baekhyun membersihkan nasi di sudut bibir Luhan dan mulai ikut menenggak jus apelnya. Keduanya menikmati jus masing-masing dalam diam, sesekali bermain dengan Zhou yang berkeliaran sampai suara Luhan terdengar memanggil Baekhyunnya.

"Baek."

"hmm."

"Bersihkan bibirku."

Baekhyun yang sedang menenggak jus apelnya melihat Luhan. Begitu merasa gemas pada pria dua puluh lima tahun yang hanya meminum jus apel saja harus berceceran di seluruh sudut bibirnya. Membuat Baekhyun tak repot-repot menghapus dengan tisue dan lebih memilih membersihan bibir Luhan dengan tangannya.

"Jika kau terus seperti ini siapa pria yang akan menikahimu Lulu sayang." Katanya gemas membersihkan bibir Luhan disambut kekehan oleh Luhan "Baekie tentu saja."

"ish! Aku rasa aku akan segera menikah."

"huh?"

Baekhyun ikut membersihkan tangannya sejenak. Tersenyum menatap Luhan sebelum menggenggam tangan sahabatnya "Aku menemukan pria yang mencintaiku. Benar-benar tulus kali ini."

"Tidak mungkin."

"Lu….Aku serius, Hubungan kami sudah berjalan satu tahun dan aku rasa dia sangat mencintaiku karena kepulangannya kali ini untuk bertemu ayahku."

"Benarkah? Lalu kenapa kau tidak mengenalkan pria itu padaku."

"he he he Mian. Aku memiliki semacam trauma jika memperkenalkan kekasihku padamu."

"Trauma?"

"Kau ingat berapa kali aku kencan?"

"umhh.. Sekitar sepuluh kali."

"Ya sepuluh kali! Dan sepuluh pria brengsek itu berpaling padaku saat aku mengenalkan Luluku yang cantik pada mereka."

"ah-….."

Luhan menyadari maksud Baekhyun kali ini. Membuatnya terkekeh mengingat bagaimana satu persatu kekasih Baekhyun mendekatinya di malam pertama Baekhyun mengenalkan mereka pada Luhan.

Dia pun menggaruk tengkuknya tak enak hati sebelum tertawa percaya diri mencari topik untuk membela diri "Setidaknya kau tahu mereka tidak serius padamu kan?"

"Kau benar. Tapi kali ini aku rasa dia tulus padaku. Dia sangat tampan Lu."

"Apa perlu aku menggodanya untuk mengetahui seberapa tulus dia padamu?"

"ish…! Tidak perlu. Kali ini aku sangat yakin padanya."

"Apa aku mengenalnya?"

"Bisa ya…Bisa tidak." Katanya menjawab Luhan hingga raut bertanya yang ditunjukkan Luhan padanya "Kalau begitu siapa kekasihmu? Mungkin aku akan tahu jika kau menyebutnya."

"Namanya-…"

Drrtt…drtt…

Ponsel Luhan bergetar bersamaan dengan suara Baekhyun. Membuat si pria mengambil cepat ponselnya sebelum

Sret…

"Ada apa?"

"MWO?"

Baekhyun menyadari perubahan warna wajah Luhan. Membuatnya secara refleks memegang tangan sahabatnya namun Luhan memberikan gestur kalau dia baik-baik saja "sebentar." Katanya berbisik pada Baekhyun dan beralih ke tempat yang lebih sepi.

"APA MAKSUDNYA?"

"OH SIAL-…! KALAU BEGITU KITABERANGKAT HARI INI JUGA!"

Selesai berteriak Luhan mematikan ponselnya. Segera menghampiri Baekhyun dan memberitahu Baekhyun dengan tergesa "Aku akan kembali ke apartemenku sebentar untuk mengambil pakaian."

"Kenapa Lu? Apa terjadi sesuatu?"

"Aku akan berangkat ke Thailand selama tiga hari."

"huh? Kenapa tiba-tiba?"

"Mereka mencoba mencuri artisku."

"Siapa?"

"TOP's ent. Mereka mengincar artisku juga." Katanya panik sebelum tangan Baekhyun memegang kuat lengannya "Baek aku kehabisan waktu."

"Aku tahu. Hanya bawa pakaianku dan tak perlu kembali ke apartemenmu."

"huh?"

"Kau membuang waktu jika pergi ke apartemenmu Lu."

Luhan menyadari maksud Baekhyun, membuatnya diam sejenak sebelum memeluk cepat sahabatnya "Aku benar-benar tidak bisa hidup tanpamu Baek." Katanya bergumam sangat senang membuat Baekhyun terkekeh.

"Kalau begitu tunggu di mobil. Aku akan menyiapkan pakaian termodis untukmu."

"Tidak perlu Baek. Aku hanya butuh pakaian secukupnya."

"Percuma memiliki sahabat designer jika penampilanmu mengecewakan. Jadi jangan berisik dan tunggu di basement. Oke?"

Luhan tertawa kecil sebelum memeluk Baekhyun sekali lagi -untuk berpamitan kali ini- memeluknya cukup erat sebelum mencium kedua pipi sahabatnya "Jaga diri saat aku pergi."

"Araseo."

"Aku tunggu di basement." Katanya mengambil cepat tas yang akan ia bawa sebelum mengerling sayang sahabatnya "Aku sangat menyayangimu Byun Baek."

Baekhyun terkekeh mendengarnya, membiarkan Luhan terburu-buru sampai pintu apartemen benar-benar tertutup kali ini dan dia pun menyiapkan seluruh pakaian terbaiknya untuk digunakan Luhan "Aku lebih menyayangimu Lu."

.

.

.

.

.

Incheon airport

.

.

.

.

"KATAKAN PADA MEREKA AKU DATANG MEMBAWA KONTRAK."

Sepanjang perjalanan Luhan hanya berteriak memaki asistennya yang dia tempatkan di Thailand. Merasa tim nya begitu ceroboh hingga kedua artis yang sudah menjadi targetnya selama satu tahun ini nyaris di rebut begitu saja oleh agensi yang merupakan rival dari agensi tempatnya bekerja.

Membuat Luhan mengabaikan kerumunan orang yang berlalu lalang menabraknya hingga tak sengaja

BRAK….!

Dia menabrak seseorang -pria tinggi tebakannya- membuat Luhan meletakkan ponsel di antara bahu dan telinga lalu berjongkok membantu membereskan kertas berserakan karena ulahnya "MWO? BERANI SEKALI MEREKA! KATAKAN PADA MEREKA KEDUA REMAJA ITU MILIK OSH ENT!-….ini kertas anda. Maafkan saya tuan." Katanya memberikan cepat kertas yang berserakan pada pemiliknya sebelum kembali mengejar peawatnya yang akan segera take off.

"BAIKLAH AKU SUDAH TAKE OFF. TUNGGU AKU DISANA!"

Luhan kembali berteriak dan tak lama menghilang di kerumunan bandara. Meninggalkan pria yang baru saja ditabraknya begitu saja hingga membuat pria tersebut tertawa kecil.

Awalnya dia geram namun saat melihat id card yang menggantung di leher pria yang menabraknya maka di hanya bisa memaklumi bahwa apapun yang membuat pria tersebut terburu-buru pastilah berkaitan dengan perusahannya-….artisnya.

"Aku rasa kau karyawanku." Katanya terkekeh geli mengenali id card dengan tulisan OSH ent' Manager yang menggantung di leher pria tersebut membuatnya terus tertawa sampai

"OH SEHUN!"

Pria tampan berkulit agak gelap memanggil namanya. Membuat pria bernama Oh Sehun itu menoleh dan sedikit mencibir mendapati pria yang terlambat menjemputnya "Harusnya Direktur Oh, Jung Yunho-ssi!"

"Jung Yunho kepalamu!"

Sehun pun tertawa mendengar celotehan kakak sepupunya. Membuatnya memeluk cepat pria yang memiliki agensinya sendiri dan bekerjasama dengan sahabatnya

"Park Chanyeol!"

Yang disapa tersenyum dengan lesung pipi terlihat di wajahnya. Menghampiri pria yang tumbuh besar bersamanya sejak kecil dan memeluknya dengan erat "Lama tidak bertemu. Bagaimana ayahmu?"

"Sudah lebih baik."

"Well-…Kalau begitu selamat bersaing dengan JYC ent' Direktur Oh!"

Sehun tertawa kecil dan menyambut tangan dua pria pemilik agensi yang merupakan saingannya "Dengan senang hati." Katanya tertawa sebelum

"DIREKTUR OH!"

Sehun melihat pria paruh baya berlari terengah menghampirinya. Dan melihat dia membawa "pasukan hitam" menjemputnya sudah dipastikan bahwa sekertaris ayahnya yang kini menjadi sekertarisnya jelas berlebihan di hari pertamanya menggantikan sang ayah "Paman siapa mereka?"

"Mereka pengawal anda direktur Oh."

Sehun melepas rangkulan sepupu dan sahabatnya. Sedikit tersenyum sebelum mendekati sekertarisnya "Aku rasa artisku lebih membutuhkan pengawal daripada diriku. Jadi suruh mereka pulang dan kau bisa menungguku di kantor paman."

"Tapi direktur…."

"Aku sudah bilang tidak perlu menjemputku. Aku harus menemui seseorang lebih dulu."

"huh?"

"Kekasihku. Aku harus menemuinya lebih dulu."

"Baiklah direktur. Kita pergi!"

Sehun tersenyum melihat paman Kim mendengarkannya. Membuat Sehun kembali tertawa dan kembali berjalan mendekati Yunho dan Chanyeol.

"Hyung…Aku tidak menyangka bocah ini memiliki kekasih!"

"Aku juga yeol…"

"Terus saja mencibir. Tunggu sampai aku melangkahi kalian dan menikah lebih dulu."

"uuu….Oh Sehun akan menikah." Keduanya mengenal betul siapa Sehun. Dia memang tipe setia, tapi jika belum menemukan pujaan hatinya Sehun akan terus bermain-main pada pasangannya.

Paling cepat satu minggu dan paling lama sepuluh hari hubungan Sehun dengan pria atau wanita yang hanya dijadikan tempatnya bermain, membuat diantara mereka bertiga-…Sehunlah yang memiliki cap Playboy paling buruk semasa kuliah maupun saat dia bekerja di Jepang sebelum menggantikan ayahnya di Seoul saat ini.

"Aku serius dengan pasanganku kali ini!"

"Benarkah? Lalu sudah berapa lama kau menjalin hubungan? Satu jam? Sepuluh jam? Atau satu-…"

"Satu tahun."

"huh?"

Sehun menikmati ekpresi Yunho dan Chanyeol sebelum merangkul paksa pundak dua pria yang akan menjadi rival sekaligus teman bisnisnya nanti "Aku sudah berkencan selama satu tahun kali ini." katanya berujar bangga sebelum mengerling dua wajah melongo di sampingnya "Dan aku sangat mencintainya."

.

.

.

.

.

.

"Jadi kekasihmu bekerja disini?"

"eoh…Dia designer dan beberapa artisku menggunakan design darinya untuk perform-…EXO terutama."

"E-X-O."

Pegangan tangan Chanyeol mengeras di kemudinya. Entah mengapa setiap kali mendengar nama EXO hatinya bergumul panas, ingin rasanya dia membubarkan boy band besutan ayah Sehun itu dengan kedua tangannya sendiri. Namun saat dia sadar dua pasang mata yang lain memperhatikan maka Chanyeol hanya bisa diam menenangkan diri.

"Kau baik-baik saja?"

Chanyeol melihat sekilas mata Sehun. Sedikit menghindari tatapan bertanya sahabatnya sebelum tersenyum meyakinkan "Tentu saja. Cepat masuk dan temui kekasihmu."

"Baiklah. Sampai besok, aku akan aktif bekerja mulai besok." Katanya menoleh ke belakang untuk berpamitan pada Yunho sebelum keluar dari mobil.

Membuat Yunho ikut berpindah tempat sebelum

BLAM…!

Dia memasang seatbelt di samping Chanyeol. Memperhatikan wajah gusar teman adiknya sebelum tertawa dan melihat kosong ke depan "Kau terlihat menyedihkan yeol."

"huh?"

"Kentara sekali wajahmu sangat membenci EXO -ani- kau terlihat ingin menghabisi si Maknae EXO. Aku benar kan?"

Chanyeol tertawa sengit sebelum menyalakan mobilnya. Dilihatnya jalanan kosong ke depan sebelum menyeringai penuh kemarahan "Ya. Aku ingin sekali menghabisi Kim Jongin!" katanya berujar penuh kebencian sebelum

BRRM….!

Dia meninggalkan tempat dimana kekasih Sehun bekerja untuk melupakan kenyataan bahwa sang aktor sekaligus solois terkenal yang bekerja di bawah naungan Sehun sekaligus berstatus sebagai kekasihnya -Do Kyungsoo- terlibat skandal dengan rekan satu labelnya yang tak lain merupakan Maknae boy group yang sedang dipuja hampir di seluruh dunia-…Kim Jongin!

.

.

.

.

.

.

.

Tring….

"Selamat datang di-….Sehun?"

"sst…."

Adalah Bae Suzy. Partner sekaligus rekan kekasihnya dalam mendesign pakaian. Wanita yang menjadi saksi bagaimana Sehun mengatakan cinta pada pria cantiknya yang kini terlihat semakin cantik saat fokus menggambar design pakaian terbaru untuk butiknya.

Dia pun meminta partner kekasihnya untuk diam, membuat si kekasih aktor tampan itu pun mengangguk setuju dan meminta seluruh karyawannya untuk diam dan tak mengganggu moment sepasang kekasih yang sudah tiga bulan terpisah.

"Aku akan meninggalkan kalian berdua."

"gomawo Bae-…"

"Bukan masalah untukku Oh." timpalnya dan tak lama meninggalkan butik diikuti empat karyawannya yang sedang bertugas siang ini.

Sehun pun hanya diam menikmati bagaimana cantik kekasihnya saat ini, memperhatikan bagaiamana kekasihnya fokus bekerja dengan tangan yang lihai menggambar di kertas terkadang disertai gerutuan karena salah dengan ukuran.

Membuatnya tersenyum sangat gemas mendekati pria yang sudah mengisi hidupnya satu tahun ini sebelum

Grep…

"Astaga.."

"Aku rindu sekali pada kekasihku. Sangat rindu."

Yang dipeluk mengenal dengan mudah suara siapa yang sedang menciumi tengkuknya. Membuat jantungnya berdebar begitu hebat antara berharap dan takut jika dia salah menebak. Pria yang kerap kali menggunakan eyeliner itu pun memberanikan diri untuk menoleh sebelum

"SEHUNNA!"

Mengetahui itu kekasihnya yang datang membuat jantungnya berdebar cepat. Pria itu bahkan melompat ke pelukan kekasihnya sampai dipeluk nyaris terjatuh jika tak bisa menahan dua bobot berat badan saat ini.

Membuat si pria tampan tersenyum senang dan menciumi pucuk kepala kekasihnya. Posisi mereka masih saling memeluk sampai yang lebih tinggi melepas pelukannya. Mengusap sayang wajah yang dirindukannya sebelum mengecup kening pria yang sudah satu tahun menjadi kekasihnya.

"Aku merindukanmu-…Baekhyunna."

.

.

.

.

.

.

.

Sementara itu…

.

Malam sudah menyapa negeri yang terkenal akan gingsengnya itu. Membuat beberapa warganya bergegas mencari kehangatan di tempat mereka tinggal. Entah bertemu dengan keluarga atau berkumpul bersama teman adalah hal yang kerap kali dilakukan sebagian besar warga Seoul.

Membuat satu pria tampan yang khas dengan lesung pipinya juga memutuskan untuk beristirahat di apartement mewah miliknya. Dia tidak memiliki tempat untuk menghiburnya. Tak ada keluarga maupun teman yang bisa dia kunjungi. Membuat pria tampan itu sedikit tersenyum lirih sebelum

BLAM…!

Harapannya saat keluar dari mobil dia menemukan ketenangan. Namun sialnya baru beberapa langkah menuju gedung apartemen dia merasa sangat terganggu melihat Poster besar yang tergantung di seberang apartemennya.

Bukan karena ukuran poster itu tentu saja. Tapi karena pria yang berada di poster itu adalah pria yang bertanggung jawab atas hancurnya hati seorang Park Chanyeol malam ini.

Awalnya dia diam memperhatikan bagaimana senyum innconent kekasihnya terpajang di poster. Namun mengingat skandal yang melibatkan dirinya terkuak-….Hati Chanyeol kembali berdenyut sakit. Ingin sekali dia menemui kekasihnya dan meminta penjelasan, tapi mengingat suasana masih sangat memanas maka hanya diam yang bisa dilakukannya.

Membuat si pria berlesung pipi itu tersenyum lirih dengan tangan yang berusaha menggapai wajah di poster itu. Membuat gerakan mengusap udara seraya berkata

"Aku merindukanmu-….Do Kyungsoo."

.

.

.

.

.

.

.

.

Thailand…

.

.

"Setelah Jisoo-…Kau bahkan mendapatkan Ten dan Lisa. I'm so proud to my baby."

"I'm a Man and not baby."

"Terserahmu saja! Omong-omong aku tidak tahu bahasa Thai mu sudah sangat lancar Lu."

Luhan menikmati bagaimana Minseok memujinya. Membuat malam pertamanya di Thailand terasa sangat lengkap dan menyenangkan karena dua hal.

Pertama dia memenangkan kontrak dengan dua calon trainee berbakatnya. Kedua dia bisa lari menjauh dari masalah cinta pelik yang mencekik kuat lehernya. Membuat dirinya sangat bersemangat sebelum menjawab asal pertanyaan sahabatnya dengan -jawaban yang sangat asal-

"Jangan panggil aku SWAG jika meniru cara mereka berbicara saja aku tidak tahu."

Langkah beriringan mereka pun terhenti bersamaan dengan celotehan omong kosong milik sahabatnya. Membuat pria yang berstatus sebagai pelatih vocal dan attitude di tempat mereka itu mendengus -sangat kesal- sebelum

"LU!"

"APA?"

"Apa hubungannya bahasa Thai dengan SWAG?"

"ah-….Tidak ada ya?"

"Kau benar-benar…! Kemari! Biar kupukul kepalamu." Katanya berlahan mendekati Luhan sebelum

Ckit….!

Bersamaan dengan kekesalan Minseok maka terlihat mobil mewah berhenti di depan mereka. Membuat Minseok bertanya-tanya siapa yang berada dalam mobil sampai kedua matanya membulat sempurna.

"tidak-…."

"Minnieya ada apa? Apa kau melihat hantu? Kenapa tidak jadi memukulku!"

Yang berparas cantik masih terus mengejek temannya. Sampai mata Minseok menatap serius padanya barulah Luhan diam-…Mencoba mendekati sahabatnya dan bertanya khawatir pada Minseok "Ada apa?"

"Kai…."

"huh?"

BLAM…!

Mendengar suara mobil terbuka membuat Luhan mau tak mau menoleh. Mencari tahu apa yang membuat Minseok begitu pucat sampai reaksinya tak berbeda jauh mendapati sang kekasih berada tepat di depan kedua matanya.

"Kai?"

Luhan melangkah mundur melihat Kai berdiri disana tanpa perlindungan apapun. Pria tampannya bahkan tak memakai masker atau sekedar jaket untuk menyembunyikan wajahnya dan hanya berdiri disana sambil menatapnya penuh harap.

"Apa yang kau lakukan?"

Luhan masih menjauh namun warga sekitar Thailand bukanlah orang bodoh yang tak bisa mengenali siapa Kai dari jarak sedekat ini. membuat Luhan bergerak cemas menyadari bahwa sudah beberapa gadis yang memekik menyadari bahwa itu adalah Kai-…Maknae EXO!

"Masuk ke dalam mobil."

Dengan tenangnya Kai meminta Luhan masuk. Dia bahkan menghindari beberapa gadis yang mulai mengganggunya dengan mata yang tak berkedip dan hanya melihat pada Luhannya.

"Kau gila."

"Jika kau terus diam dan tak masuk ke dalam mobil. Mereka akan menggangguku."

"Pergi."

"Tidak sebelum aku berbicara denganmu. Masuk kedalam mobil-….SEKARANG!"

Luhan mengusak kasar wajahnya, menyadari Kai terlalu banyak menarik perhatian membuatnya sangat cemas. Dia pun tergesa melepas jaketnya sebelum mendekati sang kekasih dan

Sret…!

"Aku sangat membencimu Kim Jongin." Katanya menyembunyikan wajah Kai dengan jaketnya sedikit berbisik marah sebelum

BLAM…!

Luhan masuk ke dalam mobil sesuai permintaan Kai. Membuat si pria berkulit tan tersenyum begitu lega karena setidaknya Luhan tak lagi menghindarinya. Dia pun mengerling sang pelatih vokal sebelum

BLAM…!

Mengabaikan bisikan dari beberapa gadis yang mengenalnya sebagai Kai EXO dan hanya masuk ke dalam mobil sebelum

BRRMM…

Dia menjalankan cepat mobil yang sengaja ia beli beberapa menit lalu. Sedikit menoleh menatap rindu pada sang kekasih dibalas seribu bungkam oleh Luhan. Membuat Kai menghela dalam nafasnya menyadari bahwa Luhan akan menjadi Luhannya yang selalu berpura-pura kuat untuk semua hal.

.

.

.

.

.

Ting…!

Lift mengantarnya ke lantai dua puluh tiga tempat apartemennya berada. Membuat lamunan pria yang juga memiliki agensi bersama Yunho itu sedikit buyar dan bergegas keluar dari dalam lift.

"haah-….."

Yang paling menyita pikirannya adalah sang kekasih. Membuatnya hanya bisa tersenyum pahit melihat ponsel dan menimbang apakah dia harus menghubungi Kyungsoo atau terus menahan diri. Sesekali dia akan menekan tombol dial menghubungi sang kekasih. Namun detik berikutnya dia hanya berakhir menghela nafas menyadari bahwa ini belum saatnya bicara dengan Kyungsoonya.

Chanyeol -pria tampan yang terlihat berantakan itu- menghela nafas. Memasukkan ponsel ke dalam saku celananya sebelum

Tap..!

Langkah kakinya berhenti melihat siapa yang sedang berjongkok dengan kepala tersembunyi tepat di depan apartemennya. Jantungnya cukup berdebar dengan tangan terkepal sebelum lirihan lolos dari bibirnya.

"Kyungsoo?"

Chanyeol sangat hafal bagaimana postur tubuh pria mungilnya. Terlalu hafal hingga rasanya sesak menebak sudah berapa lama prianya berjongkok disana. Dan merasa seseorang memanggil namanya, maka pria bermata bulat itu secara refleks mencari asal suara. Berharap itu sang kekasih dan benar saja-….saat kedua mata mereka bertemu Kyungsoo berusaha berdiri. Sedikit terhuyung sebelum menyapa Chanyeol sedikit putus asa.

"Yeol…"

"…."

Chanyeol hanya diam saat suara yang ia rindukan memanggil lirih namanya. Antara senang bercampur marah dia rasakan saat ini. Namun saat mata Kyungsoo menatapnya kelelahan maka rasa marah seorang Park Chanyeol ikut menguap digantikan rasa cemasnya.

"Apa yang kau lakukan disini?"

"Menunggumu sayang."

Ini gila-….Kyungsoo bahkan tahu password apartemennya. Lalu apa yang dilakukan aktor terkenal sepertinya di depan apartemennya. Membuat Chanyeol mendengus kesal sebelum menyadari pria mungilnya kini berjalan terhuyung mendekatinya.

"Aku butuh bicara denganmu. Aku merindukanmu yeol." Katanya berjalan gontai mendekati kekasihnya. Beberapa kali Kyungsoo hampir terjatuh namun beruntung Chanyeol selalu berada disana untuk menangkap tubuh lelahnya.

"Baiklah kita bicara."

Mendengar respon Chanyeol membuat Kyungsoo begitu bahagia. Dia pun buru-buru memeluk tubuh Chanyeol hingga secara refleks Chanyeol menggendong tubuh kecil Kyungsoo dengan mudah. Kyungsoo juga melingkarkan kakinya di pinggang Chanyeol sementara sang kekasih menekan password apartemen hingga

Klik…!

Apartemen terbuka dan ditutup dengan cepat oleh Chanyeol setelah mereka masuk.

Chanyeol pun membawa Kyungsoo ke sofa terdekat sebelum bergegas mengambil air untuk diminum sang kekasih. Buru-buru melepas jas hitamnya dan berjongkok di depan Kyungsoo "Minumlah Soo."

Kyungsoo mengambil cepat air mineral yang diberikan Chanyeol sebelum

Glup…glup…

Dia menenggaknya dalam hitungan detik. Meletakkan asal gelas yang digunakan untuk menatap sang kekasih yang sedang membantu melepas jaketnya "Apa yang kau lakukan di tengah malam seperti ini. Bagaimana jika fans mu melihat dan kau-…."

"Mianhae…."

Gerakan Chanyeol membuka jaket Kyungsoo sedikit terhenti. Dia tahu kalimat penyesalan itu ditujukan untuk apa namun rasanya dia tidak siap mendengar penjelasan lebih lanjut dan hanya mengalah menganggap skandal itu tak pernah ada.

"Aku melakukan kesalahan dengan Kai. Aku tidak tahu apa yang kami lakukan malam itu. aku minta maaf yeol….Maaf membuatmu kecewa-..hksss."

Kyungsoo tertunduk dan terisak pilu disana. Membuat Chanyeol sedikit tertegun menyadari satu hal bahwa saat ini-….Secara tidak langsung kekasihnya membenarkan skandal dengan Kai, membuat hatinya berdenyut sakit namun ia abaikan.

Karena untuk Chanyeol melihat Kyungsoo menangis lebih menyakitkan dari skandal yang memberitakan hubungan Kyungsoo dan maknae sialan itu. membuatnya hanya tersenyum pahit dan mulai memeluk sayang tubuh Kyungsoonya "Tidak apa Soo. Aku mengerti."

"hkss-…..Mianhae. Jangan hindari aku lagi yeol. Aku-…Aku mencintaimu."

"sstt….Aku juga mencintaimu sayang. Hey baby dengarkan aku."

Chanyeol menangkup wajah Kyungsoo penuh cinta. Memaksa mata bulat itu menatapnya dengan dahi yang dia tampilkan. Chanyeol pun perlahan menghapus air mata itu dan memutuskan mengalah dan menganggap skandal itu tak pernah terjadi. Mencium sayang kening Kyungsoo sebelum tersenyum sangat tampan menatap pria yang sudah tiga tahun ini mengisi hidupnya.

"Aku memaafkanmu sayang. Jangan menangis lagi."

"Benar-hks-…Benarkah."

"Tentu. Apapun untuk penguin kecilku."

"YEOLLL!"

Kyungsoo melompat ke pelukan Chanyeol. Membuat tubuh Chanyeol terlentang di lantai sementara dia berada di atasnya. Keduanya saling menatap penuh kerinduan sebelum Chanyeol tertawa gemas dan mencium sayang bibir kekasihnya.

Dia berusaha untuk bangun namun Kyungsoo kembali menjatuhkan tubuhnya "Ada apa sayang?" katanya bingung namun sedikit senang saat tangan Kyungsoo bermain di kemejanya. Penguin kecilnya bahkan membuka satu persatu kemeja yang ia gunakan sebelum menatap nakal padanya.

"Baby Soo merindukan yeolie…"

Astaga-….Chanyeol bahkan tidak bisa menahan diri melihat kekasihnya. Membuatnya hampir menerkam Kyungsoo jika tak ingin membuat kekasihnya sedikit lebih berusaha. "Lalu apa yang harus aku lakukan?"

Kyungsoo menggigit kencang bibirnya, mengetahui permainan Chanyeol sebelum tangannya bermain semakin nakal di tubuh Chanyeol. Sesekali dia menggesekan kedua kejantanan mereka sebelum berbisik sangat menggoda "Sentuh aku malam ini." katanya menjawab seduktif sebelum

Ngghh…..

Dalam hitungan detik keduanya sudah bergumul dengan ciuman panas. Melepas rindu mereka dengan menyatukan dua tubuh yang sudah menggeliat rindu terlalu lama.

.

.

.

.

.

.

.

.

Klik….

Apartemen yang terletak di pusat kota Seoul itu pun kembali terbuka. Kali ini menampilkan designer muda yang tubuhnya tak henti di jamah sang kekasih. Keduanya bahkan sudah bergumul panas di dalam mobil sampai yang lebih cantik menghentikan pria tampannya.

"Sehun-..nghmphh.."

"Baby aku merindukanmu."

Sehun -kekasih sang designer- tak sedikitpun memberikan ruang untuk Baekhyun. Membuat si pria cantik sedikit menggeliat risih sebelum berhasil melepaskan cengkraman kekasihnya "Kenapa?"

"Sabarlah sedikit. Kau belum makan apapun."

Sehun kembali mengecupi leher Baekhyun dengan tangan yang sudah menjamah ke hampir seluruh bagian tubuh Baekhyun "Aku bisa memakan dirimu malam ini."

"Sehun-….!"

"araseo…araseo…."

Yang sudah bernafsu akhirnya mengalah. Sedikit mendengus hingga terdengar suara tawa gemas dari kekasihnya "Sebentar saja sayang. Kau bisa "memakan" diriku setelah mengisi perut." Katanya mencium bibir Sehun sebelum bergegas menuju dapur.

"Duduklah di sofa sayang."

"araseo….Cepat masak dan layani aku Baek."

"ish! Aku terdengar seperti pria panggilan!"

Sehun hanya tertawa mendengarnya. Mengelilingi apartemen sang kekasih sampai dia teringat satu hal "Sayang."

"hmm?"

"Kau bilang tinggal bersama temanmu? Dimana dia?"

Baekhyun yang sedang membuat omelete sedikit tersenyum sebelum menjawab sedikit berteriak "Dia sedang dalam perjalanan bisnis."

"Benarkah? Kemana?"

Sehun mulai melihat foto-foto yang berjejer. Menyadari tak menemukan satu foto pun tentang pria yang sedang mereka bicarakan sebelum suara kekasihnya menjawab dari dapur "Ke Thailand selama tiga hari sayang."

Langkah kaki Sehun berhenti sejenak. Awalnya dia melepaskan Baekhyun karena takut teman kekasihnya datang. Namun saat Baekhyun mengatakan temannya sedang dalam perjalanan bisnis maka tak ada alasan Sehun untuk menunggu lebih lama.

Dia pun buru-buru berlari ke dapur sebelum

Sret….!

Setelah mematikan cepat kompor yang menyala, Sehun menarik lengan kekasihnya. Mengunci tubuh mungil sang kekasih di antara wastafel dan meja dapur dengan tangan yang melingkar semakin seduktif di pinggang kekasihnya.

"S-se-..Sehun apa yang kau lakukan sayang."

Sehun sengaja menghimpit semakin kuat tubuh Baekhyun. Menatap kekasihnya penuh gairah sebelum menundukkan tubuh dan berbisik "Aku tidak bisa menahan diri lebih lama lagi sayang." Katanya menggoda dan tak lama mengunci bibir gugup Baekhyun dengan bibirnya. Membawa gairah itu semakin memuncak untuk mencapai nikmat bersama.

.

.

.

.

.

.

.

BLAM….

Setelah menyewa motel terdekat dengan hotelnya-….Luhan membawa sang kekasih ke dalam. Menatapnya jengah dan tak percaya sebelum berteriak sangat marah. "APA KAU SUDAH GILA? HAH!"

"YA! YA! AKU GILA KARENA KAU-….AKU GILA KARENA MERINDUKANMU."

Dengan sesuka hatinya Kai menarik lengan Luhan. Memaksanya ke dalam ciuman panas hingga membuat tubuh Luhan lemas seketika. Bisa saja dia membalas ciuman itu namun Luhan menyadari bahwa ini salah dari awal.

Harusnya bukan seperti ini cara mereka bertemu setelah skandal gila tentang dirinya terkuak. Luhan bahkan sudah menahan diri karena rasa sakitnya lalu kemudian harus menerima perlakuan Kai yang kasar padanya. Membuat pria kecil itu mengumpulkan seluruh tenaganya sebelum mendorong tubuh sang kekasih dan

PLAK…!

"TEGA SEKALI KAU PADAKU!"

Luhan sudah menangis hebat saat ini. Merasa begitu terluka tak hanya karena skandal yang dibuat sang kekasih namun juga karena sikap Kai padanya. Membuatnya sangat marah dengan mata yang menatap kecewa pada kekasihnya "JIKA KAU BOSAN PADAKU CEPAT AKHIRI HUBUNGAN KITA! AKU LELAH KAI-….AKU LELAH MENCINTAIMU!"

"Lu aku mohon maafkan aku."

"MAAF? MAAF UNTUK APA? MAAF KARENA KAU MENCIUM KYUNGSOO DAN KAMERA MENANGKAPMU? MAAF KARENA BERSELINGKUH DI BELAKANGKU HAH!"

Luhan berteriak semakin kencang saat ini, emosinya bahkan tak stabil membuat Kai begitu cemas. Dia berkali-kali ingin mendekati Luhannya namun berkali-kali pula Luhan menghindar dan semakin berteriak kencang.

"TEGA SEKALI KAU PADAKU KAI-…..KAU BILANG MENCINTAIKU DAN AKAN MENIKAHIKU! KENAPA KAU-….AKU MEMBENCIMU KIM JONGIN!"

Kai menagis dalam diam. Menikmati rasa bersalahnya saat Luhan memakinya. Dia tidak tahu bagaimana cara menenangkan Luhan, merasa begitu putus asa dan takut jika malam ini adalah malam terakhir dirinya berstatus sebagai kekasih dari pria yang ia cintai selama lima tahun.

"PERGI KAU!-….ENYAH DARI HIDUPKU KIM-…"

BRAK…!

Kai berlutut di depan Luhan. Memohon ampun untuk kesalahannya dan hanya diam menatap kemarahan sang kekasih. Membuat Luhan sedikit tenang sebelum suara tawa mengerikan terdengar dari bibir mungilnya.

"Untuk apa kau berlutut? Pikirmu aku akan memaafkanmu? Pikirmu aku akan-…"

"Aku mencintaimu Lu."

Hening….

Luhan berhenti berteriak sementara Kai mengambil kesempatan untuk meminta maaf. Tangannya sudah menyatu untuk memohon pada Luhan sementara wajahnya dipenuhi air mata yang mewakili perasaan hancur dan takutnya malam ini.

"Aku bersalah. Maafkan aku Lu."

"Aku menghianatimu dan pantas dihukum. Maafkan aku sayang."

"Aku pantas di benci. Dan kau bisa -hks-…Kau bisa melakukan apapun sebagai rasa marahmu sayang. Kau bisa melakukan apapun kecuali satu hal-….." katanya menatap mata rusa Luhan yang kebingungan sebelum kembali melanjutkan bicara.

"Jangan akhiri hubungan kita. Aku mencintaimu dan tak bisa hidupmu tanpamu Lu. Aku mohon-….AKU MOHON JANGAN TINGGALKAN AKU SAYANG!"

Pada dasarnya Luhan sangat mencintai Kai. Dan karena alasan itu pula dia tidak pernah bisa melihat Kai menangis. Terlebih kekasihnya menangis karena memohon agar hubungan mereka tidak diakhiri. Membuatnya begitu sesak hingga tanpa sadar kakinya melangkah mendekati pria yang secara tidak langsung membenarkan bahwa ada hubungan antara dirinya dan Kyungsoo.

Luhan menatap kekasihnya iba. Melupakan semua hal yang membuatnya sesak dalam hitungan detik pula.

Dia tidak membutuhkan apapun selain Kai-….Dan saat Kai berada tepat di depan kedua matanya hanya untuk meminta maaf dan menyesali apa yang dilakukannya. Maka disinilah Luhan-….Berjongkok di depan sang kekasih dan tersenyum dengan serpihan hati yang sudah hancur berkeping.

"Lu Mianhae….hks...Luhan-…."

"Penggemar wanitamu akan membunuhku jika melihat idola mereka menangis tersedu seperti ini."

"huh?"

Kai dibuat bingung saat tangan lembut kekasihnya mengusap lembut pipinya. Dia juga bisa merasakan kelembutan suara Luhannya yang tak lagi berteriak. Membuat sesuatu dalam hatinya berharap sampai tak sengaja kedua mata mereka bertemu. "Aku juga mencintaimu Kim Jongin-….Sangat mencintaimu. Aku mohon jangan tinggalkan-…."

Grep….!

Kai memeluk tubuh rapuh itu begitu kuat. Terlalu kuat hingga rasanya dia ingin membawa Luhan kemanapun dia pergi. Terkadang rasanya dia menjadi pria yang begitu jahat untuk kekasihnya. Terkadang dia bahkan terlalu beruntung mendapatkan pria seperti Luhan. membuatnya bersumpah untuk terus menjaga Luhan dan tak akan membuat prianya menangis lagi.

"Aku keterlaluan kali ini. Maafkan aku sayang. Tapi satu yang perlu kau tahu-…."

Kai melepas pelukannya pada Luhan. Menatap dua mata rusa itu penuh cinta sebelum mencium sayang kening sang kekasih "Aku yang akan mati jika kau pergi dari hidupku. Jadi tetaplah bersamaku Lu. Tetaplah di sisiku sayang. Kau mau kan?"

Luhan tahu ini hanya ungkapan cinta sesaat dimana kekasihmu meminta kau untuk tetap tinggal namun nanti pada akhirnya dia yang beranjak pergi.

Luhan tahu permintaan untuk tetap di sisi seseorang hanya dilakukan oleh dua orang yang berkomitmen untuk membangun keluarga kecil mereka.

Dengan kata lain Luhan tahu terkadang Kai hanya mengatakan omong kosong padanya. Dia harusnya menolak namun dia tidak peduli-….Sungguh dia tidak peduli.

Karena yang dibutuhkan Luhan adalah sosok yang mencintainya. Sosok yang akan selalu menjaganya dan sosok yang akan menangis jika dia terluka.

Sejauh ini hanya Jongin yang melakukannya-….Dan jika memang hanya Jongin yang akan mencintainya. Maka sudah bisa dipastikan bahwa cinta Luhan hanya untuk sang kekasih yang kini mencium lembut bibirnya.

Melampiaskan rasa rindu karena perbedaan status di antara mereka.

Sulit memiliki hubungan dengan seorang idol. Terlebih idol itu digemari dan dicintai begitu banyak wanita. Membuat baik Kai dan Luhan harus bersabar selama lima tahun dan berkencan dengan cara mereka sendiri.

Melampiaskan gairah mereka dalam diam dan harus bersembunyi. Jika sudah seperti ini rasanya Luhan ingin berteriak pada dunia dan mengatakan

KIM JONGIN MILIKKU!

Dan detik berikutnya dia terkekeh karena melakukan hal itu sama saja membunuh karir kekasihnya. Dan karena alasan itu pula Luhan mencoba mengerti situasi, selalu bersabar saat Kai hanya datang untuk bercinta dengannya di malam hari lalu pergi sebelum pagi datang.

Sudah lima tahun hubungannya dan Kai berjalan seperti itu, kadang Luhan merasa lelah. Namun saat melihat sang kekasih begitu bahagia di atas panggung. Maka rasa lelahnya digantikan dengan kesanggupannya untuk menunggu sebagai kekasih dari seorang idol.

Dia pun terus menunggu sampai

Ah…Kai~

Sampai akhirnya nanti Kai benar-benar akan menggenggam tangannya erat hingga tak mungkin ia lepas lagi.

.

.

.

Shall I stay?

.

"Ah… yeol~ / Soo-…nghpmmph…"

.

Would it be a sin?

.

"Sehunna-…ahhh~ / Baek-…ngghh~"

.

If I can't help falling in love with you

.

"Kai…nghhh ~ / Lu-haaaan~nghhh….

.

.

.

.

.

Yang tidak mereka ketahui adalah-….pada siapa akhirnya cinta mereka menetap. Pada siapa akhirnya cinta mereka tinggal tanpa saling menghianati.

.

.

.

.

.


tobecontinued

.

.


.

.

Ha-Lo-Ha.. beck egen with receh's story ku :v

.

Kwkwkwkw/ ready2 ya gengs…. :v

Niatnya mau intro doang tapi bablas jadi satu chap. Kebiasaan gueh ;"v

.

Okey….fyi ini crack pair nya kuat2 loh cintanya disini. Dan diliat dari judul kalian juga pasti tau arahnya kemana. ;V. yang gue mau sampaikan selingkuh itu indah gengs /dicekek tiga OTP/

.

HH, CB, KS nya baru mitap di next chap…:*