[ Drabble 1 ] – Next To You

Based on; Chris Brown feat. Justin Bieber – Next To You

( I might suggestions to u, listen to the song while reading. )

Kim Jongin – Oh Sehun

KaiHun

Childlike!Sehun

Romance, School Life

Warn; Shou-ai, boyxboy, alternative-universe, ooc, typo(s)

.

Kim Jongin dan Oh Sehun adalah pasangan paling unik yang pernah ada. Bagaimana tidak? Jongin yang terkenal cuek dan dingin dan Sehun yang terkesan nerd itu nekat mendeklarasikan ketertarikan mereka satu sama lain dua bulan yang lalu ditengah-tengah koridor yang ramai oleh murid-murid satu sekolah.

Jongin, adalah gamer level keras. Sedangkan Sehun, kutu buku yang selevel dengan status gamer yang Jongin sandang.

Jongin anak dari pemilik sekolah sekaligus ketua tim basket yang digilai siswa-siswi seantero sekolah. Sehun hanya pelajar biasa dengan segudang kepintaran.

Jongin yang tidak peka dan Sehun yang terlalu sensitif.

Jongin memiliki kulit kecokelatan seksi dengan mata elang yang dipadu-padankan dengan bibir berisi nan menggoda. Sehun berkulit putih pucat seperti tokoh vampire dalam film yang ia tonton dengan kacamata berbingkai hitam tebal dan bibir tipis yang merona.

Intinya, Jongin dan Sehun selalu berlawanan dari segi apapun.

Banyak yang mendukung hubungan mereka, bahkan tak jarang beberapa siswi penyuka cerita boyxboy, berteriak histeris ketika Jongin ber-lovey dovey dengan Sehun. Namun banyak juga yang tidak menyetujui hubungan dua insan yang bertolak belakang ini.

Seperti dua bulan lalu, 3 hari setelah menyandang status sebagai pacar sah dari Kim Jongin, Sehun harus rela kacamatanya dihancurkan oleh kakak kelas yang tergila-gila dengan kekasihnya itu. Jongin bertanya pada Sehun ketika kacamata Sehun nampak berbeda keesokan harinya. Karena, Sehun pada dasarnya adalah anak polos dengan kebaikan hati yang tidak akan luntur ia mengatakan bahwa kemarin tak sengaja ditabrak oleh kakak kelas hingga kacamatanya jatuh dan terinjak siswa lain. Daripada mengambil resiko Jongin akan mengambil tindakan yang tidak-tidak nantinya, ia lebih baik berbohong. Hei, lagipula alasan yang ia berikan tidak sepenuhnya berbohong kan?

Hari ini, Sehun sedang dalam acara menarik diri dari Jongin. Ia tengah berada didalam ruang musik untuk menghindari Jongin. Kenapa?

Alasannya karena, sudah dua minggu berturut-turut Sehun terkena tekanan batin dari para haters hubungannya dengan Jongin. Jongin tengah dielu-elukan dengan seorang yeoja cantik nan sempurna yang merupakan siswi pindahan dari Busan bernama Yoon Sohee. Puncaknya adalah, besok. Sehun harus merelakan Jongin dipasangkan dengan Sohee untuk tampil dalam festival tahunan sekolah mereka. Dan parahnya, Jongin tidak menolak dan malah terkesan menikmati perjodohan tidak langsung itu.

Sementara Sehun, ia merasa disisihkan perlahan-lahan disini. Ia tahu hubungannya dengan Jongin dariawal memang sudah salah. Tetapi Jongin mengatakan bahwa mereka bisa dan ia tidak akan mendengarkan komentar orang lain. Tapi naas, sepertinya Jongin lupa dengan ucapannya sendiri.

Sehun berdecak frustasi dan menutup buku Biologi nya dengan kasar. Ia tidak memperdulikan ponsel didalam saku celananya yang bergetar sedari tadi. Ia tahu siapa penelfon itu. Siapa lagi memang kalau bukan Jongin? Disekolah ini, Sehun hanya memiliki Jongin sebagai... Teman? Ya mungkin memang seharusnya hanya sebagai teman.

Geram dengan getaran dari ponsel nya yang tak kunjung berhenti, ia merogoh saku celanya dengan kasar dan menggeser perintah 'slide to answer' yang tertera dilayar ponselnya.

"Apa?!"

Bahkan Sehun tak membiarkan Jongin mengucapkan sapaan. Dan malah menggantinya dengan seruan ketus yang ia sediri yakin baru pernah keluar dari mulutnya.

"Hei, kamu kenapa?"

"Bukan urusanmu."

"Tentu saja urusanku. Kamu kan kekasihku,"

"Berhenti berpura-pura, Tuan Kim Jongin."

"Kenapa tidak ada di perpustakaan? Kamu dimana? Biar aku ketempat kamu,"

"Tidak perlu, dan jangan pedulikan aku lagi."

Klik.

Sehun melempar ponselnya kesembarang arah. Ia memijat pelipisnya pelan. Kepalanya terasa pening dan ia ingin pulang sekarang juga. Detik berikutnya Sehun mengambil bukunya dan juga ponselnya untuk bergegas pulang dan membanting pintu ruang musik dengan tak berperasaan sebagai luapan emosinya.

.

Jongin mendribble bola basket ditangannya tak tentu arah tanpa ada minat memasukkannya kedalam ring yang tersedia disisi lapangan. Fokusnya lenyap entah kemana ketika Oh Sehun berkata ketus dan mematikan sambungan telfon mereka dengan tidak manisnya. Oh lupakan kalimat saranghae yang selalu menjadi penghujung percakapan meraka, bahkan Jongin tidak mendapatkan kata-kata yoboseyo sebagai pembuka sambungan telfon merek tadi.

Dan lima jam sudah ia habiskan dilapangan basket ini seperti orang yang kekurangan isi otak hanya karena Oh Sehun. Astaga tidak tahukah seorang Oh Sehun betapa kacaunya kekasihmu saat ini karena kau perlakukan seperti tadi siang.

"Kenapa kau sebenarnya, Oh Sehun?"

Orang tidak peka akan selamanya tidak peka. As simple as that.

.

Keesokan harinya Sehun ditarik paksa oleh Taehyung dan Seokjin untuk ke acara festival sekolahnya. Dua sahabatnya yang sebenarnya tidak pantas disebut sahabat karena mereka berdua hanya mengingat Sehun jika ada maunya saja seperti sekarang ini; memaksa Sehun mengajak mereka ke festival sekolahnya hanya untuk melihat bazaar barang-barang keren.

Dan disinilah Sehun sekarang, berdiri ditengah keramaian dengan kostum super konyol yang pernah ia kenakan; Jubah abu-abu dengan kupluk serigala. Terkutuklah dua sahabatnya itu. Sehun sudah tidak jauh berbeda dengan anak kecil karena kepolosan dan kesulitannya melafalkan beberapa huruf abjad. Tapi tidak harus diperjelas dengan kostum kekakanan yang konyol juga, bukan? Kalau diperhatikan saat ini, Sehun mirip dengan anak kecil yang tersesat dipusat perbelanjaan.

Mata Sehun terus mendelik tajam ke satu titik. Wajahnya memerah padam karena kesal, bibirnya mengerucut lucu dengan sendirinya, matanya sudah berkaca-kaca hampir menangis, melipat kedua tangannya merapatkan jubah serigala super cute yang ia kenakan, kakinya dihentakkan berulang-ulang ditempat ia berdiri membuat kupluk dari jubah yang ia kenakan turun dengan sendirinya menutupi sebagian wajahnya.

Persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.

Memangnya apa yang Sehun lihat sampai ia bertingkah sedemikian rupa?

Kim Jongin bermesraan dengan Yoon Sohee diatas stage dan diiringi teriakan-teriakkan memekakan telingan dari sekian ratus orang yang melihatnya.

"Cih, lupakah dia bahwa kemarin baru saja mengkhawatirkanku?" Sehun melayangkan sumpahan demi sumpahan untuk kekasinya itu. Sehun ingin menangis saat ini juga.

BRUK.

Tiba-tiba hal yang seharusnya tidak terjadi, malah sudah terjadi dan disaksikan langsung oleh Sehun dengan mata kepalanya ketabahan hati Sehun yang benar-benar sedang diuji atau apa, yang Sehun tahu saat ini adalah Sohee yang menindih tubuh Jongin karena kakinya tersandung kabel yang sedikit berserakan di panggung.

"Tsk, lupakan saja! Cukup sudah, aku tidak tahan lagi. Aku menyerah. Aku malah terlihat seperti seorang masokis yang tolol hanya dengan berdiri disini." Sehun beranjak meninggalkan aula outdoor sekolahnya dengan linangan air mata.

Tapi tiba-tiba sebuah suara menginterupsi langkah Sehun, "Oh Sehun, berhenti!"

Sehun tahu siapa yang memanggilnya. Sangat tahu. Tapi Sehun benar-benar tidak ingin menoleh lagi. Sudah cukup hatinya dipermainkan, tolong hentikan sampai disini saja.

Masa bodoh denganmu Jongin, batin Sehun.

Sehun berlari meninggalkan lapangan outdoor sekolahnya tanpa memperdulikan panggilan Jongin dan teman-temannya yang lain.

.

Sesampainya dirumah, Sehun yang basah kuyup akibat terguyur hujan ditengah jalan tadi. Ia langsung mengurung diri dikamar, menjambak boneka-boneka pemberian Jongin dengan tak berperasaan. Setetes liquid bening itu kembali turun membasahi permukaan kulit pipi Sehun.

"Sehun! Ada temanmu datang, tuh!" teriak Luhan –kakak Sehun– dari luar pintu kamar Sehun membuat Sehun tersentak dalam kegiatannya.

"Siapa?" Tanya Sehun dengan suara parau.

"Mana kutahu. Kau lihat saja sendiri," jawab Luhan sekenanya dan ia berlalu meninggalkan Sehun yang hanya berdiam diri didepan pintu.

Teman? Siapa yang mau datang saat hujan sederas ini untuk menemuiku? Batin Sehun heran. Sehun pun bergegas ke lantai dasar rumahnya.

Betapa terkejutnya Sehun sesaat setelah ia membuka pintu rumahnya. Ia melihat Jongin yang tengah berdiri dihalaman rumahnya dengan guyuran hujan yang membasahi seluruh tubuhnya disertai puluhan teman satu sekolahnya. Melihat wajah Jongin yang memucat membuat Sehun lupa dengan emosinya pada Jongin, ia langsung melesat kedalam rumah untuk mengambil payung untuk melindungi Jongin dari hujan yang sepertinya bertambah deras.

Setelah kembali dan membuka payung yang ia bawa, Sehun menghentikan langkahnya ketika suara music mulai mengalun ditengah-tengah derasnya hujan yang turun. Seperti sihir, Sehun diam membeku ditempatnya mengamati Jongin yang mulai bernyanyi.

You've got that smile

That only heaven can make

I pray to God everyday

That you keep that smile

Yeah, you are my dream

There's not a thing I won't do

I'll give my life up for you

Cause you are my dream

And baby, everything that I have is yours

You will never go cold or hungry

I'll be there when you're insecure

Let you know that you're always lovely

Girl, cos you are the only thing that I got right now

One day when the sky is falling

I'll be standing right next to you

Right next to you

Nothing will ever come between us

Cause I'll be standing right next to you

Right next to you

You had my child

You would make my life complete

Just to have your eyes on little me

That'd be mine forever

And baby, everything that I have is yours

You will never go cold or hungry

I'll be there when you're insecure

Let you know that you're always lovely

Girl, cos you are the only thing that I got right now

One day when the sky is falling

I'll be standing right next to you

Right next to you

Nothing will ever come between us

I'll be standing right next to you

Right next to you

We're made for one another

Me and you

And I have no fearI know we'll make it through

One day when the sky is falling

I'll be standing right next to you

Sehun tertegun ketika Jongin menyanyikan lagu yang baginya sangat sacral untuk dinyanyikan. Jujur saja Sehun sudah terbang ke lagit ketujuh saat ini. Tanpa mengulur banyak waktu lagi Sehun langsung berlari menubruk tubuh Jongin dan disambut Jongin dengan senang hati.

One day when the sky is falling

I'll be standing right next to you

Right next to you

Nothing will ever come between us

I'll be standing right next to you

Right next to you

Stand by my side

When the sky falls

Oh baby

I'll be there, I'll be there

You've got that smile

That only heaven can make

I pray to God everyday

To keep you forever

Sehun tak perduli sudah seberapa kuyup dirinya saat ini. Sehun mengeratkan pelukannya pada leher Jongin.

"Hei, kenapa diam saja? Suaraku jelek ya? Kamu tidak suka, ya? Maaf," raut wajah Jongin terlihat kecewa.

"B-bukan begitu Jongin," Sehun panik karena membuat Jongin berfikiran yang tidak-tidak. Sehun melanjutkan, "Kamu gak seharusnya melakukan ini semua. Kamu, kan sensitif sama air hujan. Kalau kamu kenapa-kenapa nanti aku—"

"Apapun akan aku lakukan, asal kamu mau memaafkan aku. Maafkan aku ya?" Jongin menatap Sehun lekat-lekat membuat teman-temannya dibelakang sana saling gigit jari.

"A-aku, aku enggak akan pernah bisa marah sama kamu. Walaupun tadi aku memang marah padamu, tapi karena kamu sudah melakukan ini semua, jadi aku sudah pasti akan memaafkanmu!" Sehun mengeratkan pelukannya pada leher Jongin. Tak perduli jika Jongin sesak sekalipun.

"Benarkah?" Bisik Jongin pelan. Sehun mengangguk dalam ceruk leher Jongin,

Jongin dapat merasakan keseimbangannya mulai memudar perlahan akibat guyuran air hujan yang semakin deras menerpa seluruh tubuhnya. Kalau tidak karena Sehun yang memeluknya, mungkin Jongin sudah ambruk.

"HOREEE, JONGIN DAN SEHUN SUDAH BERBAIKAN!" Seru teman-teman Jongin dan Sehun girang melihat dua sejoli itu sudah meluruskan masalahnya. Tak sia-sia usaha mereka ikut memeriahkan acara permintaan maaf Jongin pada Sehun —walau hanya berdiam diri dibawah payung memandangi Jongin yang bernyanyi untuk Sehun, sih—.

"Sehunna, aku mencintaimu."

"Aku juga, Jonginnie~"

Cup.

Sehun memelototi Jongin yang mencuri ciuman pertamanya. Dibawah kendali alam sadarnya, Sehun melepas pegangannya pada tubuh Jongin, dan beralih memukuli tubuh Jongin -tanpa tenaga- dengan brutal.

"YAK! KIM JONGIN ITU CIUMAN PERTAMAKU, BODOH! KAU—ASTAGA JONGIN!" Sehun kalang kabut ketika tubuh Jongin yang limbung kedepan dan jatuh tak sadarkan diri dalam dekapan Sehun. Tanpa banyak bicara Sehun langsung membawa tubuh Jongin masuk kedalam rumah dibantu oleh beberapa temannya.

FIN

a/n; Hello! Apa ini huhuhu jelek ya?ㅠㅠ Aku iseng aja sih post ini, tiba-tiba ide nya kepikiran hehehe :-D Judulnya mungkin agak gak nyambung sama ceritanya ya? Tapi aku nulis fic ini pas dengerin lagu next to you hahahaha XD oh iya, ini juga mungkin lebih masuk kategori One Shot kali ya, tapi menurutku kalau One Shot kependekan. Jadi aku masukkin ke Drabble deh-_-v Oke! Thanks buat yang udah mau baca^^

So, mind to review please? :-D