Fic kali ini kubuat atas permintaan kalian—Eca, yang minta dibikinin fic tentang HiruMamo lagi—trus akuma-Nyo! yang minta dibikinin fic tentang AkabaHiruMamo. Lama juga aku mikir, gimana yah caranya gabungin semuanya ke satu fic?? Soalnya kalo bikin satu-satu pusing juga yah. Hehe. *dibantai* Akhirnya setelah semedi lama bangett, aku kepikiran juga idenya! =)
Semoga kalian semua suka aja baca fic yang satu ini. Hehe. Selamat membaca! ^^
EYESHIELD 21 EYESHIELD 21 EYESHIELD 21 EYESHIELD 21 EYESHIELD 21 EYESHIELD 21
Let's Go!!
Semua pemain Amefuto dari berbagai sekolah tengah berkumpul di sebuah gedung besar. Mereka semua dipanggil oleh Asosiasi Amefuto seJepang. Entah karena apa mereka dikumpulkan, mereka semua juga tidak tau.
"Kenapa sih kita berkumpul dengan sampah-sampah ini?" kata Agon sebal. Dia melirik Sena dan Hiruma. Sena langsung mengkeret, sedangkan Hiruma hanya tertawa ala setan.
"Kekeke. Nanti kau juga tau." Hiruma tersenyum misterius. Yah, Hiruma sudah tau soal ini. Dengan menggunakan buku ancaman yang dimilikinya, Hiruma mengetahui apa yang tengah direncanakan asosiasi Amefuto seJepang.
Mereka menanti dengan sabar. Tak lama kemudian, Honjo—mantan pemain baseball yang dikagumi Monta—keluar dari belakang panggung. Dia tersenyum kepada semuanya.
"Semuanya!" Honjo berseru. Monta berteriak heboh. "MUKYA!! Itu HONJO!!"
"SSt!!" Suzuna membekap mulut Monta dengan pisang.
"Terima kasih atas usaha kalian selama ini. Selama ini kalian sudah mengikuti banyak pertandingan hanya untuk satu hal: Christmas Bowl. Perjuangan yang sungguh berat." Honjo menganggukkan kepalanya, seolah merasakan perjuangan yang mereka lakukan. "Karena itulah, kami memutuskan akan memberikan kalian hadiah. Yaitu.. hadiah menginap di pantai selama 2 hari 3 malam!!"
"WOAA!!!" semua berteriak kegirangan. Agon pun juga. Implus kecepatan dewanya sudah dalam posisi ON. Di pantai banyak ada cewek-cewek cantik, Agon sudah merencanakan untuk menggaet sepuluh di antaranya.. *lho?*
Lalu Honjo memberitahukan jadwal keberangkatan. Tiap-tiap ketua tim diberikan jadwal kegiatan, tempat berkumpul dan perincian acara.
"Sampai bertemu di hari H!"
"YEAH!!" Semua berteriak penuh semangat.
***
Di hari H..
"Wah, jadi bus sudah disiapkan pihak sana?" tanya Mamori pada Hiruma. Saat itu mereka tengah menunggu tim-tim yang lain.
"Kekeke. Memangnya kamu mau siapa yang menyiapkan? Dasar manajer bodoh!" Hiruma tertawa terbahak-bahak. Mamori mencibir.
"Memang susah bicara denganmu. Selalu kau jadikan bahan ejekan!" Mamori meleletkan lidahnya panjang-panjang. Hiruma tertawa lagi.
"Suka-sukaku manajer sialan."
Mamori tidak menyahut.
Tak lama, anggota tim lain datang. Mereka semua saling berbaur. Hiruma dan Takami sih tetap saja membicarakan soal taktik. Hawa busuk dan jahat menguar di sekitar mereka berdua. Shin dan Sena tengah mengobrol santai.
"Sebentar lagi kita berangkat!! Bus boleh kalian pilih sesuka kalian. Tidak ada pengelompokkan, kita semua berbaur!!" perintah Honjo. Anak-anak pun berebutan menuju bus, rebutan mencari posisi duduk yang enak.
Mamori terbawa arus antusiasme anak-anak. Dia menuju bus yang diparkir agak di belakang. Suzuna yang tadinya sudah berjanji akan menemaninya satu tempat duduk tidak kelihatan lagi. Mamori meringis.
Duh.. aku duduk sama siapa, ya?
"Lho? Manajer Deimon?"
Mamori menoleh. Ternyata Akaba. Dia membawa gitarnya seperti biasa. Mizumachi berdiri di belakangnya dengan dada telanjang. Sepertinya mereka baru habis konser—the blood?
"Ah—Akaba!"
"Dimana anggotamu yang lain?" tanya Akaba. Mamori menggeleng tidak tau.
"Oh. Ke sini saja. Biar aku yang menemanimu duduk." Akaba tersenyum. "Lagian ritme kita cocok." tambahnya pelan dan kecil sekali.
"Eh?" Mamori tidak terlalu jelas mendengar kata-kata terakhir Akaba. Akaba tersenyum.
"Ayo, kita cari tempat duduk yang enak!" Akaba meraih tangan Mamori, membantunya naik ke bus.
"Ah, terima kasih—"
GREB. Seseorang meraih tangan Mamori dari dalam bus. Mamori terkesiap. Ternyata orang itu Hiruma!
"Kekeke. Ternyata kau di sini, manajer sialan? Ayo cepat naik!" Hiruma menarik Mamori mendekat. Nyaris saja Mamori menabrak dada Hiruma kalau saja Akaba tidak menahannya.
"Ada apa Hiruma?" tanya Akaba keheranan. Terdengar sedikit nada tidak suka di suara Akaba.
"Kekeke. Gitaris sialan, aku ada perlu dengan manajerku." Hiruma tersenyum setan dan tanpa menghiraukan Akaba lagi, Hiruma mengajak Mamori duduk. Mamori diperintahkannya duduk di dekat jendela. Sedangkan Hiruma di lorong.
"Hiruma! Kau tidak sopan sekali." gerutu Mamori begitu mereka sudah duduk bersebelahan. Hiruma menjawab dengan cuek tapi tidak memandang Mamori.
"Memangnya kenapa?"
"Acara ini diadakan agar kita berbaur dengan tim yang lain. Tapi sikapmu itu seperti menolak tujuan acara ini!" omel Mamori. Hiruma menyeringai.
"Jadi? Kau mau duduk dengan Akaba?"
Mamori terdiam.
"Heh? Manajer sialan? Kalau kau mau, aku akan pindah. Kekeke.." kata Hiruma lagi. Mamori menggigit bibir. Dilemparnya pandangannya ke pemandangan diluar. Huh. Hiruma diladenin.. mana mungkin menang! *ditimpuk sama Mamori*
Mereka terdiam. Hiruma asyik mendengarkan musik dari I-podnya. Mamori menatap pemandangan diluar.. sedikit mengantuk..
"Woy, manajer sialan!"
Lagi. Mamori langsung segar kembali.
"Apa??" sahutnya tidak niat.
"Kekeke. Dengarkan lagu ini!" Hiruma mencopot satu earphonenya dan memasangnya di telinga Mamori. Mamori sedikit bergetar. Tangan Hiruma ternyata lentik juga.. hangat lagi. Mamori merasakan wajahnya sedikit memerah.
"Lagu apa ini??" tanya Mamori sedikit bingung. Dia sedikit buta lagu.
"Kekeke. Dengarkan saja…" jawab Hiruma. "Lagian rugi sekali kalau kau tidur sekarang, pemandangannya akan jadi jauh lebih menarik beberapa saat lagi… Kekeke."
Wah. Ternyata Hiruma memperhatikan Mamori ya? *dordordor. Penulis ditembakin sama Hiruma. Mati. Lho??*
Mamori mendengarkan lagu itu.
Everytime I think I'm closer to the heart
Of what it means to know just who I am
I think I've finnaly found a better place to start
But know one ever seems to understand
I need to try to get to where you are
Could it be, you're not that far
**You're the voice I hear inside my head
The reason that I'm singin'
I need to find you
I gotta find you
You're the missing piece I need
The song inside of me
I need to find you
I gotta find you
You're the remedy I'm searchin' hard to find
To fix the puzzle that I see inside
Painting all my dreams
The color of your smile
When I find you it will be alright
I need to try to get to where you are
Could it be, you're not that far
Back to **
Been feeling lost, can not find the words to say
Spendin' all my time, stuck in yesterday
Where you are is where I wanna be
Oh next to you
And you next to me
Oh I need to find you
Yeah
Back to **
-Jonas Brother, Gotta Find You-
"Hihihi," Mamori terkikik. "Gotta find you?" Ditunjuknya Hiruma. "Kau??"
"Jangan tertawa manajer sialan. Itu lagu bukan tentangKU. Aku memperdengarkannya kepadamu karena aku merasa itu lucu." Hiruma mendengus. "Gotta find you? Aku? NO WAY."
"Hihihii.." Mamori tetap terkikik. Lirik lagu itu kembali berputar-putar di otaknya. Selintas terpikir olehnya, Gotta Find You.. Aku menemukanmu.. Ma-mo-ri.. WAHH!!!
"Jangan tertawa lagi manajer sialan!!" bentak Hiruma salah tingkah.
"Hihi. Aku—"
Mereka berbelok dan pemandangan pun berubah. Pohon-pohon yang hijau mulai digantikan dengan hamparan pasir pantai yang luas. Mereka sudah dekat dengan pantai!
"WAH!! LAUTT!!" Mamori menatap keluar dengan gembira. Matanya berbinar-binar seperti anak kecil.
"Huh. Dasar manajer norak.." dengus Hiruma.
***
Dari sudut pandang Hiruma:
Manajer sialan itu kelihatannya mengantuk. Sialan! Padahal sebentar lagi pemandangannya bakal bagus. Huh. Bagaimana yah supaya dia tetap terjaga?
Hiruma mendapat ide. Dicopotnya headsetnya dan diberikannya pada Mamori satu earphonenya.
Sukses memang, Mamori jadi tidak tertidur. Tapi dia malah ngakak. Mengetawai Hiruma. Huh.. memang sebegitunya? Yah, salahku juga memilih lagu itu. Pikir Hiruma sebal.
Gotta find you..
GUE UDAH NEMUIN ELO, MANAJER SIALAN!!!
Tiba-tiba pemandangan berubah, dan Mamori langsung girang melihat hamparan pasir di kejauhan. Hiruma mencibir.
"Dasar manajer norak.." I already found you.. Mamori.
EYESHIELD 21 EYESHIELD 21 EYESHIELD 21 EYESHIELD 21 EYESHIELD 21 EYESHIELD 21
Yeah!! Chapter 1 selesai juga. Wuih, bikin kayak gini doang mikirnya ampe kepala puyeng. Hehehe. *kidding* Hmm, ngomong-ngomong di bagian yang aku pakai English dikit-dikit itu kalo ada salah mohon dimaklumi.. *bego banget di bahasa Inggris, tapi ngotot mau pake bahasa Inggris biar keren!! Haha. Dibantai lagi deh sama pembaca*
Oh iya, chapter 2 kayaknya bakal lama neh baru aku publish. Ada kali semingguan lagi. Hhe. Maklum yah, akhir-akhir ini otak lagi buntu, susah cari ide.. Ck!! Apalagi di sekolah makin ngebetein aja, wah tiap hari kerjanya ngelemparin bom aja ke guru-guru *baca: cari masalah!!* Rasanya aku udah mulai kemasukan SETAN HIRUMA neh. Hehehe..
Akhir kata, sabar aja ya buat chapter berikutnya. Pepatah bilang orang sabar disayang Tuhan. Hehehe. =)
Oke. Review plis!
