Title
Blood and Violance with you
Author
MinHyo Shin
Cast
Donghae's Family, Lee Hyukjae(Eunhyuk), Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Kim JongWoon, Kim RyeoWook, And other cast
Pair
Eunhae/Hyukhae, Wonkyu, YeWook, molla‼
Genre
Romance, Fantasy, Crime, Family
rate
T+
Sunmary
Sebuah disk yang berisi rekaman suara yang menjadi pilihannya sekaligus menjadi kenangan dari sang ibu yang membuatnya harus menerima sebuah kenyataan pahit namun juga yang ia sayangi, semua masa lalu kelam sudah berahir, namun itu berarti dirinya akan memulai sebuah kehidupan mencengkam dari masalalunya, tak cukup sampai disana, pekerjaan sang ayah menambah kesulitan baginya, karena saat itu dia harus menjadi sasaran mepuk bagi para mafia yang kabur dari jeratan sang ayah, disaat yang sama pula ia juga harus bisa bisa mengendalikan dirinya dengan sebuah benda cair kental berwarna merah agar tetap menjadi seorang menusia. (this Sunmary so bad‼ right? -_-) EunHae/Hyukhae.
Disclamer
Alur cerita milik saya seorang‼(this my ego.), semua cast milik keluarganya dan saya hanya pinjam nama, jujur saya terinspirasi dari beberapa ff crime yang saya baca dan juga beberapa ff yang bergenre fantasy vampire, yang mungkin bakal unik kalo saya jadi'in satu, oke deh guys thank's.
Warning‼
Yaoi, Typo and… molla baca aja‼
Didalam sebuah kamar mewah dengan nuansa cat creamnya, jam diatas meja menunjukkan jam 8 malam, sedangkan sesosok yeoja dengan wajah cantiknya dan manis, kulit yang bersih dan mulus kini tengah menggumankan sebuah dongeng dengan suara yang begitu lembut sembari mengelus surai hitam sang putra yang kini sudah terbaring nyaman diatas kasurnya.
"…ketika itu sang pangeran harus memilih, ia diberikan sebuah kenyataan yang begitu pahit, ia ingin tetap menjadi seorang manusia, namun ia ingin melindungi orang yang berada disekitarnya… seorang manusia vampire yang begitu sempurna namun jutaan jarum takdir menusuknya hingga membuatnya tak sanggup hanya untuk berdiri, ia akan menjadi seorang manusia jika ia bisa menahan nafsunya akan darah ketika ia menginjak dewasa, namun ia juga bisa menjadi vampire yang begitu mengerikan ketika ia harus meminum darah meski hanya seteguk, namun sang pangeran tak menginginkan dirinya yang seperti itu, ia ingin menjalani hidupnya sebagai manusia normal lainnya seperti yang ia jalankan sebelumnya..".
"eoma..".
"hmm? Ada apa chagi?".
"eoma sudah bercerita itu sering sekali, aku bahkan kesulitan menghitungnya".
Yeoja itu terkekeh, ia mengacak lembut pucuk kepla putranya, hingga akhirnya mengecup singkat dahi manis itu. "memang kau bisa berhitung sampai angka berapa hum?".
"1, 2, 3, 4, 5, 8.. 6… ahhh susah eoma‼!".
"dasar! Belum bisa berhitung sampai 10 saja sudah berani membantah eoma eoh?".
"a-ani, a-aku hanya bingung saja…". Anak mungil itu menggeleng cepat menolak pernyataan sang eoma terhadap dirinya, ia terlihat khawatir sekaligus gugup, meski lebih terlihat imut dengan mata pupy yang terlihat takut itu.
"bingung apa? Bingung mencari alasan untuk membuat eoma marah?".
"e-eoma…". Ia mulai tersentak kaget, mata jernihnya berkaca-kaca, bibir merah mudanya bergetar siap menangis kapan saja.
"aigoo, mian eoh, eoma tidak bermaksud membuatmu takut chagiya…". Yeoja itu menarik tubuh kecil itu dalam pelukannya, mengusap lembut punggungnya sembari menyalurkan kasih sayangnya.
"aku juga tidak ingin eoma marah, aku hanya ingin tanya kenapa eoma sering menceritakan dongeng yang sama".
"waahhh, anak eoma yang tampan ini sudah pintar hum? Ia memperhatikan eomanya, bahkan dongeng saja suka komplen".
"bukan begitu…".
"araseo, chagiya… mian hanya itu dongeng yang bisa eoma ceritakan padamu, eoma tidak tau dongeng lain".
Raut imut itu berubah seketika menjadi rasa bersalah, segera dipeluknya eoma tercinta dengan tangannya yang bahkan tidak sampai memeluk yeoja cantik itu keseluruhan. "kenapa tidak bilang? Aku jadi berfikir tidak-tidak pada eoma hanya karena hal itu, jaegomal mianheyo eoma".
"kau tidak mau tidur? Sudah malam chagiya".
"hmm… aku tidak akan protes jika eoma menceritakannya lagi".
"mian, eoma harus segera membersihkan makan malam hari ini, kau bisa tidur sendiri hum?".
"ne eoma, saranghae".
Dengan gerakan cepat, namja mungil itu segera mengecup pipi eomanya sebelum akhirnya menarik selimutnya dan pergi kealam tidurnya.
"nado saranghae…". Bibir indah itu dengan begitu lembut menyentuh kening itu, diusapnya pelan surai sang putra hingga akhirnya beranjak meninggalkan kamar tersebut.
Kriett…
Suara pintu yang tertutup terdengar diikti setitik air mata yang mengalir dipipi cantik itu, dengan usaha keras ia menahan isakannnya dengan niat agar putra mungilnya tak terganggu karena eomanya.
"harusnya kau tidak lahir didunia ini jika aku tau kau akan mengalami hal yang sulit seperti ini, jaegomal mianheyo hadeulra….". Tangisnya semakin pecah tatkala pintu putih itu benar-benar tertutup menunjukkan seorang pria yang sudah berdiri dengan raut datar didepannya, seakan tak peduli air mata beningnya semakin membajiri pipinya, memerosotkan tubuhnya hingga menyentuh marmer dingin itu.
"Harusnya kau tidak lahir dari rahim seorang monster sepertiku, harusnya aku tau itu… jaegomal mianheyo… hiks.. hiks..".
Grepp…
"ini sudah jadi jalan hidupnya, bukan salahmu Ara-ah….".
"yeobo… apa kau tidak melihat mata jernihnya ketika tersenyum? bisa kau lihat dia punya impian yang begitu didambakannya, kasih sayang dari semua orang, bagaimana bisa semua itu hilang hanya karena aku yang melahirkannya?‼ Seorang monster….".
"dia pasti kuat, dia putra kita bukan?".
"tapi bagaimana? Berapa lama? Sekuat apa? Dia hanya seorang malaikat yang lahir dari seorang…".
"shhh…. kau percaya padanya?".
"apa yang kau tau?! Kita tak bisa terus melindunginya, dari kedua pihak kita tak, keduanya bisa membunuhnya…".
"…"
"aku menghianati klanku… lalu kau? kau lupa berapa mafia yang kau tangkap kabur dari tahanan? Mafia-mafia itu bukan mafia biasa, kau mungkin bisa menangkapnya, tapi kemampuan para polisi penjaga tak sebanding denganmu, jika mereka kabur mereka pasti pinya dendam padamu".
"kalau begitu bukan hanya kau yang merasa bersalah Ara"
"JungSoo… aku menyanyanginya…".
"nado…".
Dua suami istri itu saling merengkuh tubuh masing-masing erat, Ara semakin menangis dipelukan suaminya, yeoja cantik itu menumpahkan segalanya disana.
Brakk‼
Prang‼
Keduanya mendongak mendengar suara pintu yang dibuka paksa dan juga barang-barang yang dipecahkan, raut cemas terlihat jelas diwajah Ara, nafasnya tidak teratur, bola matanya berubah biru, kulitnya berubah pucat dan berurat, serta kukunya yang tumbuh meruncing.
"mereka menemukan kita Jungsoo-ah".
"Apa maksudmu? Kita sudah lama meninggalkan mereka, bagaimana bisa?".
"jiwa blue ocean ada dalam darahku, bukan hal yang sulit bagi mereka mencari dimana keberadaanku, meski dinding pelindung sekalipun".
"jadi?".
"mereka mengincarnya..". Ara menengok kebelakang, menatap pintu putih yang tertutup rapat itu, kembali air matanya menetes mengingat siapa yang ada didalam sana.
Kriett‼
Kini giliran Jungsoo yang waspada, ekor matanya menatap keseluruh ruangan tanpa mengalihkan perhatiannya pada Ara, dilihatnya sebuah almari mungil yang tak jauh dari keduanya, tangannya tergerak meraih laci paling bawah, namun..
Jduar‼
"Jungsoo‼".
Srett‼
"Ara‼".
Brak‼
Darah segar mengalir dipundak lelaki tampan itu yang membuatnya terpaksa menahan keinginannya untuk membuca laci kecil itu, sedangkan Ara dengan kasar dibating kelantai marmer itu dengan kasar oleh seseorang yang tiba-tiba dengan mudah langsung meraih leher yeoja cantik itu.
"senang bertemu denganmu lagi tuan putri".
Namja yang membanting tubuh Ara menatap yeoja itu dengan seringaian mengerikan diwajahnya, bola mata biru yang sama dengan milik Ara itu terlihat meremehkannya, menatap benci sekaligus marah terhadapnya.
"apa maumu?‼".
"kau melahirkan ancaman bagi kami, tuan putri".
"aku ingin hidup dengan keluargaku, biarkan kami sendiri‼ Aku tidak punya hubungan lagi dengan kalian".
"kami akan membiarkanmu bahagian dengan suami jika kami sudah meleyapkan ancaman bagi negri kami".
"melenyapkannya? kalian tidak akan bisa menyentuhnya sebelum aku mati".
Srakk‼
Brak‼
Dengan gerakan cepat Ara mendorong tubuh namja itu hingga terbentur dinding keras dan menimbulkan beberapa retakan disana, taring panjang mulai terlihat tumbuh disela bibir yeoja manis itu membuatnya terlihat mengerikan, dikeluarkannya kuku runcingnya dan mendatangi namja itu kembali.
"dia adalah putraku, kalian lupa bahwa dia adalah keturunan dari sang ratu?! aku sendiri yang merawtnya dan aku sendirilah yan gmenentukan hidupnya‼".
Brak‼
Crat‼
Ara kembali membanting tubuh kekar itu kelantai, menancapkan kukunya dileher namja itu, diliriknya sebuah batang silinder berujung tajam diatas meja, dengan cepat tangannya meraih batangan silinder itu dan menancapkannya tepat dijantung namja itu, hingga membuatnya tak bernafas lagi karenanya.
"dia putraku dan kalian tak berhak untuk mengambilnya..".
Diwaktu yang sama….
Jungsoo memegang lengannya yang masih mengalirkan cairan kental disana, ekor matanya menangkap dua orang namja dengan senapan berjalan kearahnya, dengan usaha keras ia merangkak menuju laci paling bawah dan berusaha mengambil sesuatu dari san dengan lengan yang masih berlumuran darah.
Srekk‼
Aenjata api itu diarahkannya pada dua orang namja yang berjalan kearah itu, dengan sedikit kesulitan itu memfokuskan incarannya pada namja-namja itu.
Jduar‼.
Suara pelatuk yang ditarik itu menggema diseluruh ruangan, peluru panas itu menancap tepat didada kiri salah satu namja itu, dengan tenaga yang ada ia berusaha berdiri dari tempatnya menatap namja-namja yang masih setia melangkah kearahnya tanpa peduli dengan peluru kuningan yang menancap ditubuh salah satu diantara keduanya.
"usaha yang bagus untuk menjatuhkan kami dengan cara yang sama Komrad Park Jungsoo 1527".
Jungsoo membulatkan matanya mengetahui perubahan warna dari bola mata dua namja itu, disertai kuku yang tumbuh meruncing dan kuit yang berubah pucat dengan urat jelas tercetak disana.
"D-Daesung…. S-Seungri… kalian…".
"kami kabur Komrad, kau butuh seorang yang sama denganmu untuk menahan kami disel tahanan".
Jungsoo kembali berusaha meraih laci itu dan mengambil pistol lain disana, dia mendapatkannya, namun sayang dia belum sempat menarik kembali pelatuk itu salah seorang diantara mereka menarik krah Jungsoo dan menekan tepat dileher namja tampan itu.
"Ar-Argh‼".
Crat‼
Bruk!
"Seungri‼!".
Tubuh Jungso jatuh diikuti namja yang mengangkatnya, dibalik tubuh yang terjatuh itu terlihat Ara dengan dengan membawa sbatang silinder perak ditangannya dipenuhi darah disana, namja lain yang tersisa mendorong tubuhh Ara hingga terjungkal beberapa meter, ditariknya kembali krah Jungsoo dan dengan kasar menancapkan kukunya pada leher namja muda itu.
Brakk‼
Tubuh Jungsoo menghantap pintu putih itu cukup keras, sangat keras tepatnya, engsel pintu itu terlihat rusah akibat hantaman keras yang dilemparkan namja itu, membuat pintu itu terbuka dengan Jungsoo yang penuh luka ditubuhnya tersungkur dilantai.
namja itu melangkah memasuki kamar dengan cat cream itu, mata birunya menangkap seorang namja mungil yang tengah terlelap dibalik selimut tebal yang menutupinya, sebuah senyum sempurna terlihat diwajah tampannya, menatap wajah tenang yang kini berada dialam mimpi itu.
"lihat betapa sempurnanya dirimu, siapa yang mengira wajah polosmu membuat kami harus waspada".
"jangan sentuh dia‼".
namja itu membalikkan badannya, dilihatnya Ara yang kini dalam keadaan penuh luka lebam dan darah dibeberapa bagian tubuhnya, namja itu menyeringai, ia menatap anak mungil yang kini mulai terlihat tidak nyaman dalam tidurnya karena suara bising disekitarnya meski tak berpengaruh pada kesadarannya.
"shhh… kau membuatnya hampir bangun…".
Wush‼
Tanpa diduga sebelumnya dengan gerakan cepat namja itu mendekati Ara dan mencekik leher yeoja cantik itu dengan dengan kukunya, darah kembali mengalir disana bahkan bisa dikira-kira bahwa luka kuku yang menancap disana lebih ditekankan menembus syaraf dan dagingnya.
"Argh…. Akhh‼!".
Bugh‼
Bruk‼
Satu pukulan diterima namja itu tepat dipunggungnya, Ara yang sempat dicekiknya terjatuh kelantai merasakan nyeri luar bisa dikepala belakangnya, namja itu membalikkan badannya mendapati Jungsoo yang kini terengah-engah dengan sebuah senapan ditangannya yang diketahui alatnya untuk memukul namja itu.
Sedangkan namja itu menatap Jungsoo dengan murka, mata birunya semakin gelap dengan taring yang tumbuh meruncing disela bibirnya, jungsoo yang menyadari hal itu segera memfokuskan senapannya pada dada kiri namja itu, hingga…
Jduarr‼
Prakk‼
Pelatuk yang ditarik Jungsoo bukannya melesatkan sebuah peluru kuningan panas yang membakas, melainkan sebuah peluru perak yang langsung menembus sempurna pada jantung namja itu, bersamaan dengan itu senapan yang dibawa Jungsoo terjatuh dari tangannya karen aperih yang masih menjalar dilengannya.
Brukk‼
Namja itu tersungkur kelantai, memegang dada kirinya yang tertembus peluru perak dari Jungsoo, Jungsoo tadinya hampir bernafas lega jika saja namja itu tak berdiri dari tempatnya, mengambil senapan yang terjatuh itu dan langsung memfokuskannya pada Jungsoo.
Ara yang menyadari hal itu segera berlari kearah putranya yang masih terlelap dalam mimpinya, ditariknya namja mungil itu dari tempat tidurnya kedalam pelukannya dengan selimut yang menutupi tubuhnya, tangannya meraba meja nakas disampingnya membuka beberapa laci secara acak hingga didapatinya sebuah kotak persegi abu-abu dengan tombol merah ditengah.
Jungsoo membulatkan matanya sempurna menyadari apa yang dipegang sang istri, ia menggeleng kuat melarang Ara menekan tombol merah itu, yeoja yang sudah penat dan lemas itu hanya tersenyum hangat pada Jungsoo hinggaa…
Ceklekk‼
Plap‼
Brukk‼
"Akhh‼!". Sinar UV berwarna biru itu menyala disetiap sudut ruangan, namja itu langsung terjatuh tak berdaya dilantai dengan luka melepuh disekujur tubuhnya.
Jungsoo tak peduli hal itu, segera ia berlari kearah Ara yang masih memeluk putranya dengan selimut yang masih menutupi tubuh mungil itu.
Grepp‼
"Ara‼ jebal ireona yeobo‼". Jungsoo menangis merengkuh tubuh Ara yang juga dipenuhi luka melepuh disekujur tubuhnya, Ara kembali tersenyum, diusapnya selimut yang menutupi putranya sekaligus Jungsoo yang kini memapahnya.
"mereka tidak akan berhenti… tidak hanya dari pihakku, jaga dia, para mafia juga menginginkannya, jaga dia untukku".
"Ani‼ Kita menjaganya bersama Ara! Tapi kumohon jangan tinggalkan aku Ara". Jungsoo berulang kali mengecupi tangan yang dipenuhi luka melepuh itu, dengan air mata yang masih mengalir.
"mianhe…".
Plukk!
Tangan itu lepas dari dekapan Jungsoo, dilihatnya sang istri yang kini sudah menutup mata selamanya, air matanya kembali tumpah, dilihatnya putrannya yang kini sepertinya bergerak tidak nyaman dibalik selimutnya, ia meletakkan tubuh Ara beralih pada sang putra yang terbungkus selimut untuk melindungi tubuhnya, terlihat jelas namja mungil itu menitihkan air mata diiringi sesenggukann ringan yang tidak begitu jelas ditambah ia juga sedikit terganggu dengann v=cahya terang disekitarnya.
"Ara… Kuharap dia bisa bertahan…".
Anyeong yeuldura‼‼ Hyo kembal dengan story baru lho… ini Prolough.. Alias Flashback eoh.. Chap 1 nanti dipertemuan berikutnya dengan pair Eunhae tentunya…
see you
