The Broken Hero
Disclaimer: Apakah hak milik Gakuen Alice sudah dijual? Kalau sudah, aku ingin membelinya dari Higuchi Tachibana! :D
Pairing: Natsume H. dan Mikan S.
Rated: T
Ini fanfic kedua, yo. Fanfic pertama dengan judul Tell Me Your Wish bukannya gak mau dilanjutin tapi lagi gak sempet, sumpah. T_T. Jadi mohon dimaafkan juga ya kalo ceritanya gaje, OOC, typoness, abalness, dan lain-lain karena saya bingung mau ngomong apa lagi. Pokoknya baca dan review please #puppyeyes
Non-Alice.
Mikan Natsume forever.
Oke guys, selamat membaca :D
Prolog
Kalau kau bertanya apakah dunia sudah damai atau tidak, jawabannya adalah tidak. Di sudut jauh negara-negara maju di seluruh benua, bahkan di negara termiskin sekalipun, tidak ada yang tahu bahwa kegelapan masih dalam upaya pembersihan. Manusia-manusia terlantar semakin bertambah jumlahnya. Mata mereka semakin tajam, namun mereka tidak dapat membedakan apa kegelapan sesungguhnya. Mereka tidak sadar bahwa kegelapan telah menguasai mereka, merenggut perlahan nyawa mereka. Mereka tidak pernah tahu bahwa kegelapan sesungguhnya tidak akan pernah bisa hilang. Selalu berganti dan terulang.
Kegelapan sangatlah cepat, bahkan lebih cepat dari cahaya, karena ia tak terlihat. Kegelapan memiliki kekuatan besar, mempengaruhi dan menimbulkan kerusakan sana-sini tanpa diketahui dan segera menghilang. Tatapannya menusuk dan menghasut, membuat hampir semua orang tak bisa berpaling darinya. Sentuhannya tajam dan memikat, membuat siapapun tak bisa lepas darinya. Suaranya lembut namun jahat, membuat perempuan maupun laki-laki akan tertarik padanya.
Tapi ia hanya butuh satu manusia. Perempuan yang telah membuatnya hampir menghilang. Seorang pahlawan yang bahkan tidak pernah terdengar namanya. Tapi hanya kegelapan yang tahu, bahwa pahlawan itu telah memberikan hal yang telah menyelamatkan dunia dari dirinya. Dirinya yang amat jahat dan merusak. Dan kegelapan kini semakin liar, ia selalu mempunyai dendam pada siapapun yang menghalanginya. Termasuk, perempuan sang pahlawan. Ia yakin, ia bisa menghancurkannya dalam seketika. Ia bisa menarik sang pahlawan ke dalam dirinya dalam waktu sekian detik saja.
"Namaku, Mikan Sakura, Gakuen Alice. Ordinary Section. Salam kenal."
Waktu bergerak cepat, menyusup dengan kecepatan tak terbatas…
Dimana aku merasa bahwa ada sesuatu yang makin berubah…
Kekuatan, kepercayaan, dan perasaan…
Dimana semuanya sudah tak dapat lagi digunakan…
Aku harus berjalan sendiri, menuju kembali ke duniaku…
Aku punya satu tugas yang selalu sama…
Karena saat para pahlawan menghilang, mereka hanya meninggalkan pesan singkat…
Kegelapan akan bangkit kembali…
Dan saatnya menyelamatkan dunia, lagi…
Chapter 1
Mikan berlari lagi. Meskipun energinya sudah terkuras habis, ia harus tetap berlari. Ia tahu betul betapa banyak bahaya dibelakangnya, yang siap memangsanya hidup-hidup. Namun secepat apapun ia berlari, ia hanya menemukan pohon-pohon tinggi di sekitarnya dengan kabut yang tebal setiap ia memprediksi bahwa hari sudah pagi. Padahal, ia bahkan tidak dapat melihat jelas cahaya matahari.
Ia berjalan perlahan setelah merasa nafasnya melemah dan dengan beruntungnya menemukan sebuah danau kecil dengan air yang sangat bersih dan terlihat berkilauan. Ia membersihkan wajah pucatnya dengan air tersebut. Kemudian ia membersihkan berbagai luka yang didapatnya selama perjalanannya di dalam hutan tersebut. Sesekali ia menyerngit karena beberapa luka dalam yang diperolehnya. Setelah itu, ia bersandar pada batang pohon di dekat danau seraya memastikan sepasang pedang peraknya masih menempel di punggungnya, begitu juga dengan senjata lain yang ia miliki.
Nafasnya tetap berat meskipun ia telah beristirahat hampir setengah jam. Bola matanya yang berwarna hazel memudar warnanya tanpa alasan yang jelas. Wajahnya yang sejak awal berwarna putih pucat, tak berubah sedikitpun. Angin semilir bahkan dapat membuatnya terlihat kedinginan dan ia kini hanya mampu menatap langit yang sebenarnya terhalang rimbunnya hutan.
"Aku terlambat…," bisiknya lemah. "Ini buruk. Mereka sudah menyebar di segala penjuru kota."
Meskipun ia terlihat lemah, ia masih awas dan dapat bertarung setidaknya. Dan juga memutar otak untuk mencari cara. Ia harus menemukan cara terbaik untuk menyelesaikan masalah itu.
Masalah ini dimulai dua bulan yang lalu. Dimana seluruh murid-murid Gakuen Alice merayakan kenaikan tingkat ataupun kelulusan mereka sekaligus kedamaian yang dulu sempat direnggut oleh orang-orang yang tidak menginginkan kejayaan Gakuen Alice. Mereka terlihat berpesta ria, bergabung dengan seluruh murid-murid Mystical dan juga Defense yang bahkan tidak keberatan berbaur dengan murid-murid Ordinary atau murid-murid biasa yang tidak seperti mereka.
Tidak banyak yang menyadari bahwa berpasang-pasang mata ikut menghadiri pesta tersebut. Dan tepat tengah malam, mereka muncul. Berpuluh-puluh The Created Soul—manusia yang sudah tidak murni lagi, menyerang mereka. Dengan tatapan tajam, bentuk tubuh yang terlihat tidak masuk diakal membuat murid-murid terkejut terlebih para murid yang berasal dari Ordinary Section dan membuat mereka berlarian tak tentu arah.
The Created Soul dapat menyerupai apapun, sekalipun para pengendali api yang berasal dari Defense Section ataupun Elafrótita atau pemilik sihir cahaya—sihir terkuat, dari Mystical Section. Dan para penghuni Mystical dan Defense tak kalah kagetnya. Mereka selalu merasa bahwa tak ada yang dapat menandingi mereka dan The Created Soul telah berhasil menghancurleburkan mereka. Hall utama Gakuen Alice hancur berantakan, murid-murid biasa yang tidak sempat menyelamatkan diri tewas di tempat. Mysticalist dan Defensionist juga sisanya, mengalami luka-luka.
Mereka tidak akan ganas seandainya mereka tidak mencari sesuatu disana, tentunya. Seorang perempuan bernama Mikan Sakura. Ia telah diincar bertahun-tahun oleh pemimpin Death Hawks, organisasi pembuat The Created Soul. Organisasi penyebar kegelapan. Dan Mikan, dengan kecepatannya, berusaha kabur sebisa mungkin. Ia berharap dengan itu, para The Created Soul tidak akan lagi mengganggu Gakuen Alice. Dan mungkin itu bisa jadi benar, namun semuanya terlambat. Sejak awal, The Created Soul telah mencoba menjarah dunia dan menyebar dimana-mana. Dan kini, gadis itu hampir tidak mempunyai tujuan kemana ia akan meminta bantuan karena ia bukanlah tipe yang rela menyerahkan dirinya mentah-mentah.
Dan sekarang, inilah nasibnya, terjebak di dalam hutan dalam perjalanannya ke Rusia. Padahal setahunya, Rusia tidak memiliki hutan layaknya hutan hujan tropis tempat ia terjebak sekarang ini. Dan ia tahu, ia tidak punya waktu yang banyak untuk menyelesaikan masalah dunia sekarang ini.
"Tidak kuat untuk lari lagi, huh?" suara yang tidak familiar mau tak mau membuat Mikan mengangkat wajahnya. Dilihatnya seorang perempuan dengan postur tinggi dan langsing layaknya model, rambut berwarna merah muda yang ikal dan wajah yang sangat sempurna, tercium sekali itu adalah hasil operasi plastik. Mikan menaikkan sebelah alisnya, ia tidak mengenal sosok di depannya. Ia tidak sedikitpun mempunyai serpihan ingatan tentang gadis itu. Tapi yang lebih menarik perhatiannya adalah belasan orang yang ada di sekelilingnya, masing-masing menggenggam pedang kecil dan bertopeng. Ia menopang tubuhnya dengan pohon di belakangnya, berusaha untuk berdiri, kemudian mengambil salah satu dari sepasang pedang peraknya.
"Perkenalkan, gadis tidak tahu diri, namaku Luna Koizumi, tunangan Natsume Hyuuga," ujarnya dengan nada angkuh sekaligus tersenyum licik. Mikan terdiam kaku saat mendengar nama panjang Natsume disebut-sebut dan kemudian ia mengerti, bahwa gadis inilah yang selalu ingin disebut Ruka—sahabatnya, sebagai tunangan pengganti dirinya. Dahinya mengerut dan matanya hampir-hampir terbuka lebar saat ia dapat mencium sebuah bau gas yang dulu sering dihirupnya di laboratorium bawah tanah Death Hawks. Bau itu tidak membahayakan memang. Namun setiap kali ia dapat menghirup bau itu, ia merasa seperti kembali ke masa lalu. Ia merasakan bahwa jantungnya berdetak lebih cepat. Tapi itu tidak berarti apa-apa bagi Luna, karena ia tidak dapat melihat kekhawatiran Mikan.
"Aku muak setiap kali Natsume teringat padamu dan aku yakin, kau pasti sangat menyesal mengapa dulu kau meninggalkan Natsume. Kau masih kecil namun kau sudah menyakitinya, bukan hal yang pantas dilakukan oleh keluarga Yukihara, keluarga pendamping Hyuuga sejak dulu. Padahal, keluarga Koizumi selalu menghormati keluarga Yukihara. Tapi kini, lihat apa yang telah kau dan ibumu lakukan. Kalian berdua telah menghancurkan nama Yukihara dan menjadikan keluarga kalian keluarga rendahan. Kau tidak pantas hidup, sama seperti orangtuamu."
"Jangan bicara seenaknya tentang orangtuaku, bodoh!" bantah Mikan dengan agak tersengal, masih akibat dari gas yang entah darimana merangsang indera penciumannya.
"Bodoh? Yeah, kau kabur karena kau bodoh, bukan? Kau ada di Rusia, karena kau terlalu bodoh untuk menganggap bahwa Natsume akan kembali padamu. Semuanya karena kau terlalu bodoh, termasuk mengapa orangtuamu meninggalkanmu sejak kecil. Kau. Sudah tidak punya siapapun di dunia ini."
"Aku... aku masih memiliki teman-temanku. Dan aku yakin Ruka tidak akan meninggalkanku."
Luna terkekeh pelan, kemudian mengangkat wajah pucat Mikan—yang lebih pendek darinya itu, agar ia dapat bertatapan langsung dengannya. Luna sendiri sempat terkejut karena melihat mata Mikan berubah warna menjadi keabu-abuan, namun ia mengusir rasa takutnya dengan segera.
"Kita lihat, Mikan Sakura, atau… Mikan Yukihara, kau atau aku yang akan menang."
Dan setelah itu, tidak ada lagi yang dapat Mikan rasakan kecuali rasa sakit di sekujur tubuhnya.
-The Broken Hero-
Natsume—Natsume Hyuuga, menggenggam setir mobilnya dengan erat dan sesaat kemudian menginjak rem dengan tiba-tiba, membuat Luna yang duduk di bangku penumpang terbanting ke depan. Dengan berteriak histeris ala perempuan tentunya. Dan kedua tangannya memeluk tangan Natsume. Natsume melepas kacamatanya yang semula bertengger di atas hidungnya dan melepaskan dengan paksa tangannya dari tangan Luna.
"Cih, kau tega sekali Natsu. Sebagai tunangan yang baik, kau tidak seharusnya bersikap seperti itu. Kau lupa?" desis Luna, setelah merapikan kembali rambut ikalnya dan menatap Natsume dengan pandangan meremehkan.
Natsume seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya memiliki nama panjang Natsume Hyuuga. Nama Hyuuga adalah nama belakang yang selalu dipakai oleh keturunan dari keluarganya. Salah satu fungsinya adalah untuk menjaga kemurnian darah keluarganya. Laki-laki dengan paras tampan dan dengan postur tubuh yang tegap itu kini menjadi pemimpin dari keluarga terbesar sepanjang sejarah, yaitu keluarga Hyuuga. Keluarga Hyuuga sejak dulu adalah keluarga yang sangat dihormati bahkan hampir tidak pernah tercoreng namanya. Hal ini didukung oleh warga asli Russia yang selalu mendukung mereka dan menentang apapun yang tidak disetujui oleh keluarga tersebut.
Sedangkan Luna Koizumi adalah tunangannya untuk sementara. Sekali lagi untuk SEMENTARA. Kata tunangan apalagi jika ditambah kata sementara memang tidak terdengar enak di telinga. Namun, inilah yang terjadi pada keluarga-keluarga bangsawan dan pebisnis termasyhur tingkat dunia. Mereka selalu mentunangkan putra-putri mereka untuk menjaga keaslian keluarga mereka dan hal yang sama menimpa Natsume. Tapi sebagai pemimpin yang akan menentukan nasib masa depan keluarganya, ia mau tidak mau harus menurut. Dan kata sementara ini diakibatkan oleh sebuah cerita yang tidak pernah Natsume lupakan seumur hidupnya. Mikan Sakura atau Mikan Yukihara adalah tunangan pertama Natsume setelah sebelumnya ia diberikan dua pilihan. Mikan atau Luna. Dan hasilnya, Mikan adalah perempuan yang ia pilih. Namun penolakan akan ibunda Mikan—Yuka, untuk menjadi pemimpin keluarga Hyuuga, membuat sebagian besar keluarga besar Hyuuga memupuk dendam pada keturunannya. Dan mereka melakukan segala cara agar Natsume membenci Mikan, dan lebih memilih Luna. Berawal dari itulah, Mikan mengalami perjalanan panjang yang tidak layak untuk seorang gadis seperti dia. Menjadi alat bagi sebuah organisasi bawah tanah. Melarikan diri dengan pilihan mati terbunuh atau menyebarkan kejahatan. Membunuh setiap orang-orang jahat. Mematikan keluarga-keluarga mafia. Tangan itu telah menghabisi berpuluh-puluh orang, bahkan bisa mencapai ratusan. Sampai pada akhirnya, ia kembali ke Russia untuk memerangi keluarga Hyuuga dan berusaha agar tidak ada hubungan lagi di antara mereka.
Dan keluarga Hyuuga sendiri, tidak ada habis-habisnya untuk mencerca putri keluarga Yukihara itu. Dan membuat hati Natsume menjadi penuh akan amarah terhadapnya hingga ia mengetahui kebenarannya di saat ia berumur 17 tahun, dimana ia harus memilih kembali. Dan di saat pikirannya yang tidak lepas akan Mikan, ia dengan terpaksa memilih Luna. Luna yang bagi dia hanyalah perempuan dengan segala fashionista yang menurutnya hanya merusak pandangan. Luna yang hanya mengandalkan outer beauty sehingga ia rela merombak wajahnya agar Natsume dapat menerimanya. Luna yang boleh dibilang ia tidak mempunyai kemampuan spesial dari dalam dirinya. Luna yang hanya bisa mengeluh ini itu dan berceloteh ria saat ia ada di dekatnya. Luna yang… tidak sebanding dengan Mikan.
Natsume kemudian menghela nafas pendek dan mengalihkan pandangannya ke arah depan dimana beberapa warga Russia sedang mengantri untuk menyebrang. Beberapa memakai hoodie ataupun jaket karena udara yang sedang beralih dari panas ke dingin membuat udara lebih bersuhu rendah dari biasanya. Namun, bukan itu yang Natsume sedang pikirkan saat ini. Sebuah percakapan kecil teringat kembali dalam pikirannya sekarang.
"Kau akan mudah menemukanku dalam udara dingin," ujar Mikan seraya merapatkan jaketnya. Matanya sesekali mengerjap akibat serpihan salju yang jatuh secara teratur saat itu. Ia juga tak jarang menggosok-gosok tangannya untuk menjaga suhu badannya tidak dingin. Namun sebuah jaket yang lebih tebal hadir di punggungnya. Mikan segera menoleh ke kanan dan melihat Natsume sedang tersenyum lembut ke arahnya.
"Kau kira aku ini bodoh? Udara dingin tidak dapat menentukan siapa manusia yang ingin kau cari."
"Udara dingin membuatku kehilangan segalanya. Kau akan tahu apa artinya saat kau sudah beranjak dewasa. Dan dengan itu, kau dapat menemukanku," balas Mikan dengan nada yakin. Ia seolah dapat membaca masa depan yang akan ia jalani. Namun kemudian Natsume berkata dengan tatapan yang tak kalah seriusnya dari gadis itu,
"Kalau begitu, aku berharap tak ada udara dingin jika itu membuatmu merasa lebih baik, Mikan. Dan aku tidak akan pernah meninggalkanmu."
"Yah! Natsume! Cepat jalankan mobilnya!" suara nyaring Luna menusuk telinganya dan dengan seketika menghilangkan lamunan sejenak laki-laki pemimpin Hyuuga itu. Ia memutar setir kembali dan mobilnya kemudian melaju dengan cepat, meninggalkan segala sisa-sisa gas di belakangnya. Serpihan ingatan. Kebahagiaan. Kesedihan. Kesakitan. Tiadakah hal lagi yang bisa membebaninya untuk saat ini? Di saat hatinya masih bimbang untuk memilih, berpaling dan siap menanggung resiko atas pilihannya tersebut? Di saat dirinya sedang lemah dan atas kesakitan masa lalu? Di saat ia menjadi melankolis akan segala hal yang berhubungan dengan seorang gadis yang tidak bisa terlupakan olehnya? Seorang gadis yang kini menganggap dirinya adalah musuhnya?
"Mikan… seandainya waktu bisa terulang kembali…"
TBC.
Please review! Arigatou :)))
