Disclaimer:

Naruto © Masashi Kishimoto

High School DxD © Ichiei Ishibumi

MY CUTE GIRLFRIEND

BY HIKARI SYARAHMIA AND MY FRIEND

Pairing : Naruto x Koneko

Genre : romance/humor/hurt/comfort

Sekuel dari fic yang berjudul "Menunggumu"

Kali ini adalah fic berseri yang bakal saya buat lebih panjang dan hanya beberapa chapter saja. Atas permintaan dari para reader yang meminta cerita ini dilanjutkan. Baiklah, saya lanjutkan nih.

.

.

.

KONEKO, MY CUTE GIRLFRIEND

Chapter 1 : Salahkah?

.

.

.

Jumat, 12 Juni 2015

Terinspirasi dari lagu "Ku Menunggu" by Rossa

Enjoy my story!

.

.

.

Di sebuah rumah bertingkat dua yang berdesain sederhana, tinggallah seorang gadis berambut perak dan dua orang keluarganya yaitu kakak perempuannya dan ibunya.

Saat itu, pagi-pagi buta. Sekitar jam 6 pagi.

Di ruang tengah, tampak dua gadis yang sedang duduk dalam satu meja. Satu gadis berambut perak model bob dan satu lagi adalah seorang gadis berambut panjang hitam tergerai. Mata mereka sama-sama berwarna kuning emas.

Sesaat gadis berambut perak yang bernama lengkap Toujou Koneko itu. Ia mengingat kejadian di mana ia bersama seorang laki-laki berambut pirang di halte bus kemarin itu.

Terlintas bayangan di mana sang laki-laki menciumnya saat petir menyambar.

BRUUSSH!

Wajah Koneko memerah seketika. Sedetik kemudian, ia tersenyum sendiri seperti orang gila begitu.

Membuat kakaknya yang berambut hitam, Toujou Kuroka. Ia heran melihat sang adik tersenyum tersipu-sipu malu begitu.

"Koneko-chan, kenapa kamu senyum-senyum begitu?"

Koneko tidak menjawab. Dia semakin tersenyum sendiri. Wajahnya semakin memerah.

Kuroka mengerutkan keningnya. Lantas ia tersenyum juga.

'Sepertinya adikku ini sedang jatuh cinta rupanya,' batin Kuroka yang berniat akan menjahili Koneko.

Kuroka mulai mengambil segelas air. Ia hendak menyiram Koneko yang sedang melamun itu.

Sebelum niatnya terlaksanakan, datang seseorang yang berdehem keras.

"EHEM! KUROKA-CHAN!"

Kuroka kaget setengah mati ketika melihat seseorang yang telah melipat tangan di dada dengan wajah yang jutek.

Wajah Kuroka menjadi panik.

"Eh, Kaasan rupanya!"

"Apa yang kamu lakukan, hah?"

"Tidak ada."

Kuroka menggeleng-geleng. Ia meletakkan kembali gelas yang ia pegang tadi ke meja.

Sang ibu menggeleng-gelengkan kepalanya. Lalu sang ibu melirik ke arah Koneko.

'Hah, Koneko-chan kenapa lagi ini?' sang ibu sweatdrop melihat Koneko yang terus tersenyum sendiri.

Kemudian ia berjalan menghampiri Koneko. Lalu disentilnya dahi Koneko itu.

CTAK!

Koneko kaget. Lamunan indahnya buyar seketika.

"Aw, sakit!"

"Koneko-chan, kamu kenapa? Kenapa melamun begitu pagi-pagi begini?" tanya sang ibu.

"Sepertinya Koneko-chan sedang jatuh cinta, Kaasan," malah Kuroka yang menjawab.

Wajah Koneko memerah padam ketika mendengar perkataan Kuroka yang benar-benar tepat. Sang ibu kaget mendengarnya.

"Benarkah?" sang ibu memegang dua pipinya dan tertawa senang saat menatap Koneko."Gadis mungil Kaasan ini sedang jatuh cinta. Sama siapa?"

Kini dua mata tertuju kepada Koneko. Kakak dan ibu sangat menyelidikinya. Koneko jadi salah tingkah.

"A-ano, itu ..."

SREK!

Koneko malah bangkit berdiri dari duduknya. Ia mengambil tas selempangnya yang sedari tadi diletakkan di atas meja makan. Ia menyelonong pergi begitu saja.

"Aku pergi dulu. Sampai nanti semuanya!"

Ibu dan Kuroka terbengong-bengong melihatnya.

"Lho, Koneko-chan?! Kenapa buru-buru sekali perginya?" sahut sang ibu bermuka kusut. Sedangkan Kuroka hanya tersenyum melihat kepergian Koneko itu.

'Hm, aku penasaran. Siapa ya laki-laki yang telah membuat Koneko jatuh cinta. Berarti laki-laki itu hebat juga karena dapat meluluhkan gadis monster seperti Koneko,' batin Kuroka sambil menyipitkan matanya.'Aku akan menyelidikinya. Siapa laki-laki itu sebenarnya?'

.

.

.

Saat Koneko menutup pintu pagar rumahnya, ia dikejutkan oleh kedatangan seseorang berseragam yang sama dengannya.

"Hah?" seru Koneko saat berbalik badan.

"Ohayou, Koneko-chan!" sapa seseorang itu. Ia tertawa lebar sambil mengangkat tangan kanannya.

Rupanya seorang laki-laki berambut pirang jabrik. Bermata biru saffir. Ada tiga guratan di kedua pipinya. Kulitnya kecoklatan. Sebuah tas jingga tergantung di bahu kanannya. Dia adalah Namikaze Naruto.

Koneko ternganga habis. Pasalnya laki-laki yang ia pikirkan tadi. Tiba-tiba muncul seperti hantu begitu di depan rumahnya. Wajah Koneko syok.

Naruto menghentikan tawanya ketika melihat perubahan ekspresi pada wajah Koneko itu.

"Kenapa?" tanya Naruto membungkukkan badannya sedikit karena Koneko lebih kecil darinya."Kenapa kamu menatapku seperti itu?"

Wajah Naruto agak dekat dengan wajah Koneko. Koneko kaget.

Tiba-tiba ...

PLAK!

Pipi Naruto sukses ditampar kuat oleh Koneko. Sehingga membuat Naruto terkapar dalam keadaan tidak elit begitu di atas tanah. Tercetak bekas telapak tangan yang memerah di wajah Naruto. Naruto pingsan sebentar.

Koneko menyadari dengan apa yang dia lakukan kepada Naruto. Lantas ia berteriak panik begitu.

"NARUTO-KUUUN!"

Koneko bersimpuh dan menggoyang-goyang badan Naruto itu. Ia sangat panik karena Naruto malah tak sadarkan diri setelah terkena tamparan keras darinya.

"Naruto-kun ... Naruto-kun ... Naruto-kun ...," Koneko terus menggoyang-goyangkan badan Naruto. Tapi, tidak ada respon.

Koneko semakin panik. Ia benar-benar merasa bersalah karena telah menampar Naruto tanpa disengaja.

'Apa yang harus kulakukan? Naruto-kun benar-benar tidak sadarkan diri,' gumam Koneko mulai berwajah sayu. Ia takut Naruto mengalami luka yang serius.

Lantas ia memegang wajah Naruto yang memerah itu. Ia menunduk sedikit untuk memeriksanya.

Tiba-tiba, Naruto membuka matanya dengan perlahan-lahan dan mendapati Koneko yang memegang pipinya.

"Koneko-chan ..."

Koneko senang Naruto sudah sadar.

"Naruto-kun, syukurlah. Kamu sudah sadar. Ma-maaf, kalau aku sudah menamparmu begitu keras. Aku tidak bermaksud begitu."

Naruto tersenyum. Ia bangkit dan memilih duduk. Lalu ia memegang pipi kanan Koneko.

CUP!

Koneko kaget setengah mati ketika bibirnya dicium oleh Naruto. Naruto memegang leher belakang Koneko sehingga wajah Koneko semakin mendekat ke arah wajahnya. Lalu pipi kanan Koneko dipegang erat oleh Naruto.

'Naruto-kun ... Lagi-lagi dia menciumku,' batin Koneko yang masih syok.

Mereka pun berciuman di tepi jalan dekat depan pagar rumah Koneko. Tidak ada yang lewat. Karena hari masih pagi sekali. Sekitar jam 06.30 pagi.

Koneko masih melototkan matanya ketika bibirnya masih dikecup oleh Naruto. Wajahnya memerah padam. Sedangkan kedua mata Naruto menutup rapat. Ia sedang menikmati ciumannya.

Sedetik kemudian, Naruto melepaskan ciumannya dari bibir Koneko. Naruto membuka matanya lagi. Wajah mereka berdua sama-sama memerah.

Setelah itu, Koneko memalingkan wajahnya. Naruto duduk bersila di tepi jalan.

"A-ano, ka-kamu tidak apa-apa?" tanya Koneko. Ia masih duduk bersimpuh di jalan paving block itu.

"Iya, tidak apa-apa," jawab Naruto yang memasang wajah sumringah."Kenapa kamu malah memalingkan wajahmu?"

SREK!

Koneko tersentak saat Naruto menarik pipi kanannya. Agar Koneko terarah kepadanya.

Kini wajah mereka berdekatan lagi. Wajah Koneko masih memerah. Naruto menatap lembut mata Koneko.

"Apakah kamu marah karena aku menciummu?"

"Tidak. Aku tidak marah."

"Benar?"

Koneko mengangguk dengan muka memerah. Naruto menatap Koneko lekat-lekat sambil memegang erat kedua pipi Koneko.

"Aku ... Aku sangat rindu padamu. Makanya aku datang ke rumahmu sepagi ini. Sekalian menjemputmu. Kita akan pergi ke sekolah bersama-sama," kata Naruto lembut sekali.

Koneko terpana sebentar. Lantas ia menunduk.

"Hm, begitu."

"Maksudnya?"

"Aku juga rindu padamu."

Naruto terpana mendengarnya. Lalu ia tersenyum.

"Koneko-chan. Kamu memang gadisku yang mungil."

Sekali lagi Naruto memiringkan kepalanya. Kali ini ke arah kanan.

Koneko membiarkan bibirnya disentuh kembali oleh bibir Naruto. Koneko membalas ciuman Naruto itu.

Mereka berciuman sebentar. Setelah itu, Naruto melepaskan ciumannya.

"Ini sudah cukup. Terima kasih atas ciumannya, Koneko-chan."

Puncak rambut Koneko dibelai pelan oleh Naruto. Kembali wajah Koneko memerah.

Ternyata Naruto itu orangnya lembut dan perhatian.

Naruto bangkit berdiri dan menarik tangan Koneko agar ikut bangkit berdiri.

"Ayo, kita pergi ke sekolah sekarang. Hari ini, aku membawa motor," Naruto menunjuk ke arah sebuah motor yang bermerek Suzuki dengan warna merah yang menantang.

Koneko hanya mengangguk dengan wajah yang memerah. Ia pun terseret oleh langkah Naruto.

Setelah itu, Koneko dan Naruto pergi juga dari sana dengan menggunakan motor Suzuki itu.

Diam-diam, ada dua orang memperhatikan mereka dari tadi di balik pagar rumah. Ternyata Kuroka dan sang ibu.

"Ternyata Koneko-chan sudah mempunyai pacar rupanya," kata sang ibu yang berwajah sangar seperti monster."Siapa laki-laki yang telah berani mencium gadis mungilku itu? Aku akan mengikutinya dan menghajarnya!"

Sang ibu berniat akan pergi ke sekolah Koneko. Tapi, dicegat oleh Kuroka.

"Jangan Kaasan! Biarkan saja! Biar aku yang memata-matai mereka," sahut Kuroka yang memeluk sang ibu dari belakang. Sang ibu mengamuk dan meronta-ronta ingin melepaskan diri.

"JIKA SEKALI SAJA DIA MENYAKITI KONEKO-CHAN! AKU AKAN MEMATAHKAN TULANGNYA. LIHAT SAJA ITU!" teriak sang ibu keras sekali dan menggema ke seluruh jagat raya.

.

.

.

Koneko dan Naruto sudah tiba di sekolah. Kini mereka sedang berjalan di koridor lantai dua sambil bergandengan tangan.

Membuat semua orang terpana dan ternganga lebar melihat mereka berdua. Karena Naruto adalah ketua OSIS yang disegani dan primadona di Konoha International School itu. Sedangkan Koneko adalah gadis monster yang sangat ditakuti di sekolah itu dan tidak ada yang berani mendekatinya. Tapi, kenapa mereka berdua saling bergandengan tangan? Itu masalahnya yang menimbulkan pertanyaan besar.

Semua orang yang dilewati Naruto dan Koneko terbengong-bengong dibuatnya. Semuanya bertanya-tanya di dalam hati.

'Lho, kenapa gadis monster itu bisa dekat ketua OSIS yang tampan itu?'

'Oh, tidak. Naruto-kun memegang tangan si gadis monster itu.'

'Naruto-kun ... Tidak mungkin. Apa mereka berdua berpacaran? Kenapa mereka bergandengan tangan begitu?'

Semua orang bertanya-tanya dan menatap mereka berdua dengan tatapan yang syok. Mereka tidak menyangkanya sama sekali.

Kemudian Naruto dan Koneko terus berjalan hingga sampai di kelas 10-A. Kelasnya Koneko.

Sesampainya di dekat pintu kelas 10-A, Naruto melepaskan genggamannya dari tangan Koneko. Lalu ia menghadapkan badannya ke arah Koneko yang berdiri menatapnya erat.

"Koneko-chan, sampai di sini dulu ya," Naruto tersenyum manis untuknya."Sampai nanti saat jam istirahat. Aku akan menemuimu lagi, sayang."

CUP!

Pipi kanan Koneko dicium sekilas oleh Naruto. Koneko membatu di tempat.

"Hehehe ... Aku pergi dulu, gadis mungilku," Naruto membelai pelan puncak rambut Koneko. Koneko terdiam dan tidak bergerak sama sekali.

JEGEER!

Semua orang mendadak mendapatkan serangan jantung karena melihat Koneko dan Naruto bertingkah seperti itu.

Sepertinya muncul aura-aura membunuh yang merayap-rayap di sekitar Koneko sekarang.

Setelah itu, Naruto pergi meninggalkan Koneko. Koneko masih membeku di tempat.

Sedetik kemudian, Koneko tersenyum senang sendiri.

"Hm, Naruto-kun. Aku mencintaimu."

Lantas Koneko masuk ke dalam kelasnya. Beberapa gadis di antara orang-orang yang berada di koridor itu memasang wajah sewot. Mereka adalah para fansgirl-nya Naruto.

'Toujou Koneko, awas ya kamu!' batin para fansgirl Naruto bersamaan.

.

.

.

Ketika Naruto masuk ke dalam kelasnya, semua orang menatapnya dengan aneh. Naruto menyadarinya.

"Hei, kenapa kalian menatapku seperti itu?" tanya Naruto sweatdrop di tempat.

Teman-teman sekelas Naruto terus menatapnya aneh. Naruto semakin heran.

Seorang laki-laki berambut hitam model bob berjalan mendekati Naruto. Lantas ia berbisik ke telinga Naruto.

"Hei, Naruto. Aku mau tanya suatu hal padamu," bisik laki-laki yang bernama Rock Lee itu.

Naruto melirik Lee.

"Tanya apa?"

"Apa benar kamu itu berpacaran dengan anak kelas sepuluh A yang bernama Toujou Koneko itu?"

Naruto kaget dan membelalakkan matanya.

"Darimana kamu tahu?"

"Kami semua melihatmu dan Koneko saling berboncengan tadi. Jadi, apa benar kalian itu berpacaran?"

Naruto memasang wajah sewot.

"Ya, itu benar. Kalau Toujou Koneko itu adalah pacarku sekarang. Apa ada masalah dengan kalian, hah?"

Lee menjauhkan jarak dari Naruto. Naruto menatap tajam Lee. Lee bergetar dengan wajah pucat pasi.

"Ternyata ... Ternyata ...," mendadak Lee bersemangat."NARUTO MEMANG BERPACARAN DENGAN GADIS MONSTER ITU! YUHU, NARUTO HEBAT SEKALI!"

Spontan, semuanya membelalakkan matanya saking kagetnya mendengar perkataan Lee itu.

"APAAA? NARUTO DAN KONEKO BERPACARAN?" seru mereka semua bersamaan. Membuat Naruto sweatdrop di tempat.

"Apa-apaan kalian ini?" ujar Naruto kewalahan mendadak semua teman sekelasnya mengerubunginya dengan wajah yang panik.

"Hah, yang benar saja, Naruto? Kamu sudah gila karena memilihnya menjadi pacarmu?" sembur gadis berambut merah muda, Sakura.

"Apa tidak ada gadis lain selain dia, Naruto?" Ino juga ikut bertanya.

"Naruto, kamu telah mematahkan hatiku," sahut Irina yang menangis sambil memegang sapu tangannya.

"Aku tidak menyangka kamu bisa menyukai tipe gadis seperti Koneko itu, Naruto. Apa kamu tidak tahu dia itu bisa membahayakanmu?" tambah Issei yang memasang wajah horror.

Semua berceloteh dengan segala pertanyaan yang bertubi-tubi. Membuat kepala Naruto pusing mendengarnya. Semua temannya sangat heran mengapa Naruto bisa menyukai Koneko.

"DIAAAAM SEMUANYA!" bentak Naruto sekeras mungkin. Sehingga membuat semuanya terdiam.

Naruto memasang wajah datar. Sambil menggenggam erat tali tas yang tergantung di bahu kanannya, Naruto melanjutkan perkataannya.

"Apapun yang sudah menjadi pilihanku. Itulah pilihanku. Jika aku sudah memilih seorang gadis yang kucintai maka hanyalah dia yang akan selalu kucintai. Dialah yang akan kulindungi segenap jiwaku. Lalu aku tidak ingin salah satu dari kalian untuk tidak menghinanya lagi. Hanya karena tubuhnya kecil. Maka kalian memanggilnya si pendek. Terutama kamu, Issei."

Naruto melototi Issei. Issei terperanjat. Wajahnya pucat seketika.

"Ta-tapi, Naruto. Koneko adalah gadis yang aneh. Apa yang membuatmu tertarik padanya?" tanya gadis berambut panjang indigo yaitu Hinata.

Naruto melirik ke arah Hinata. Naruto tersenyum dengan wajah sedikit memerah.

"Karena dia adalah gadis yang unik dan berbeda dengan gadis lain. Aku menyukainya sejak menyelamatkannya dari sekapan senior kelas dua belas."

Semua orang terpaku di tempat setelah mendengar pengakuan Naruto langsung.

'Ternyata Naruto memang sudah gila!' batin mereka semua.

"Namun, keputusan Naruto untuk memilih Koneko untuk menjadi pacarnya adalah keputusan yang bagus. Jadi, tidak ada lagi gadis-gadis yang akan mengejarnya," ungkap seseorang yang baru datang dari luar kelas.

Semuanya menoleh. Naruto juga. Rupanya Sasuke.

Semuanya kaget lagi dibuatnya.

"Hei, Sasuke-kun. Kenapa kamu malah mendukung hubungan mereka berdua?" tanya Sakura yang memegang bahu Sasuke.

Sasuke menyentil dahi Sakura.

CTAK!

"Bukan urusanmu, gadis galak. Sana pergi," kata Sasuke ketus.

"Aw, sakit, tahu. Dasar cowok yang menyebalkan. Kamu mau ngajak ribut aku pagi-pagi begini!" Sakura berwajah sewot.

"Ayo, siapa takut!" Sasuke melipat tangan dengan wajah datar.

Terjadilah aksi perang adu mulut antara pasangan kekasih itu. Sasuke dan Sakura. Semua orang terbengong-bengong melihatnya.

"Kenapa jadi begini? Mereka berdua selalu ribut setiap hari. Padahal saling cinta," gumam Ino menepuk jidatnya. Sementara yang lainnya hanya tertawa kikuk.

Untunglah, Sasuke datang menyelamatkan Naruto dari aksi pertanyaan ala wartawan itu. Semua teman Naruto malah melupakan berita Naruto dan Koneko berpacaran. Mereka sibuk mendamaikan Sasuke dan Sakura yang sedang asyik berperang adu mulut tanpa henti.

.

.

.

BERSAMBUNG

.

.

.

A/N:

Halo, saya persembahkan sekuel cerita "Menunggumu" itu. Atas permintaan kamu semua, saya melanjutkan cerita ini.

Ide cerita kelanjutannya berasal dari teman saya. Saya hanya mengetik sesuai dengan apa yang dia bilang. Ya, jadilah ceritanya bergenre humor and romance begini

Maaf ya, ceritanya jadi tidak jelas. Kalian boleh mengirim kritik, saran, kesan dan pendapatmu tentang cerita ini. Akan saya terima dengan senang hati.

By Hikari Syarahmia and Miss Zee.

Selasa, 16 Juni 2015. Pada pukul 22.19 WIB.