HUNHAN | DEPRESSED | CHAPTER 1
Tittle : Depressed
Author : LarasAfrilia1771
Genre : Tragedy, Romance, Yaoi
Cast : Oh Sehun
Lu Han
Wu Yifan
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
Kim Jinhwan ( iKON )
A/N : Setelah ber abad abad saya hiatus, akhirnya saya bisa kembali nulis ff di ffn ini. Who are You Mr Oh? Nya udah di update ditambah dengan ff baru ini. Oke lah gak perlu banyak basa basi lagi mending baca aja yang minat, yang bisanya hanya nge bash tanpa kritik mending jauh - jauh dari gw. Karena author di sini butuh saran dan masukkan yang membangun untuk kelanjutan cerita itu sendiri. Disini tanpa ada unsur menjelek – jelekkan para cast, soalnya kalo gak di jelek – jelekkin karakternya jadi gak seru.
Cast milik yang punya, gw Cuma minjem doang kecuali Sehun punya gw ^_^
#Backsound Ding Ding Ding Tuyulllll ~~~~~
Summary
Sehun terpaksa dijodohkan dengan putra dari kerabat orangtuanya bernama Luhan. Hal pertaman yang membuat Sehun aneh kepada orangtuanya adalah kenapa ia bisa dijodohkan dengan namja yang mengidap depresi seperti Luhan?
Sehun menatap malas makanannya. Sedari tadi ia tak bernafsu sedikitpun untuk merasakan hidangan lezat dihadapannya. Sehun sangat tak bernafsu apalagi setelah kedua orangtuanya sepakat menjodohkan dirinya dengan putra dari kerabat mereka.
Jujur Sehun bukan anak yang pembangkang seperti Chanyeol sang hyung. Ia sangat penurut bahkan untuk perjodohan seperti ini. Namun, hal yag paling ia bingungkan adalah kenapa namja pilihan orangtuanya itu harus Luhan?.
"Eomma tak mau tahu, tanpa penolakkan besok keluarga Han akan datang kesini" Ucapan itu terlontar dari mulut sang eomma. Sehun pasrah, meski ia sangat mengelak untuk ini.
Sehun membuang napas berat, andai kalian tahu sosok Luhan adalah namja pengidap depresi bahkan sudah berulang kali ia membantu terapi namja itu untuk bisa sembuh. Namun nyatanya setelah lama melakoni itu tak ada sedikitpun perkembangan yang terjadi. Luhan menjadi lebih membangkang juga kepribadiannya malah semakin buruk.
Namja bernama Oh Sehun sudah matang dalam segi apapun. Ekonomi menjamin karena ia telah bekerja selama tiga tahun sebagai dokter spesialis saraf di salah satu rumah sakit ternama Seoul. Fisikpun rasanya sudah, mengingat umurnya yang telah menginjak dua puluh lima tahun. Namun mentalnya entah kenapa menjadi menciut saat ia harus menikah dengan seorang Luhan.
"Eomma tahu bukan Luhan itu seperti apa?" Sehun bertanya sambil menatap kedua orangtuanya. Nyonya Oh menghela napas sesaat sebelum menjawab "Ne, eomma sangat tahu. Jadi eomma minta kau jaga baik – baik Luhan, jangan sampai ia menjadi tak mau menikah denganmu dan juga besok kau harus bersikap baik" Sehun memutar bola matanya jengah. Ia sudah besar tak perlu menerima nasihat seperti tadi. Lagipula siapa juga yang ingin menikah dengan Luhan yang mengidap kelabilan sifat yang tinggi. Namun pada akhirnya Sehun pasrah, mengelakpun rasanya mustahil mengingat kedua orangtuanya adalah kerabat dekat keluarga Wu.
Sehun hanya menghela napas panjang, melanjutkan sesi makan malam keluarganya dengan tenang. Sehun tak tahu apakah ia bisa melakukan ini semua, mengingat Luhan pernah menjadi kekasih sang Hyungnya saat di SHS. Ya lihat saja nanti.
Pintu bercat itu ia buka perlahan. Pintu kamar milik sang hyung tak dikunci sehingga ia bisa masuk leluasa seperti ini.
Sehun menatap hyungnya yang nampak sedang sibuk berkutat dengan laptop di meja kerjanya. Seulas senyum tipis didapatkannya tak kala tatapan mereka bertemu.
"Kemarilah"
Sehun menurut, berjalan lebih masuk ke dalam ruangan yang nampak sangat tertata dengan baik. Ia melangkah mendekati meja tersebut, sedangkan Chanyeol nampak menutup layar LCD dan memijit sebentar pelipisnya.
"Hyung, kau sudah tahu?"
Chanyeol hanya bisa bergumam dengan punggung yang meyender pada kursi. Sehun tersenyum sebelum melanjutkannya " Menurutmu bagaimana?" Sehun bertanya sambil fokus menatap gerak gerik hyungnya, melupakan bahwa Chanyeol sendiri pasti merasa kaget dengan apa yang terjadi.
"Mungkin ini yang terbaik" Sehun mendengus, ia pikir hyungnya akan meberontak dan mencegah dirinya untuk menikahi Luhan mengingat Chanyeol pernah bercerita bahwa ia sangat mencintai Luhan.
"-Luhan bukan anak yang seperti itu. Sebelum kedua orangtuanya meninggal ia tak seperti sekarang, aku yakin" Chanyeol memposisikan tubuhnya untuk duduk tegap, tersenyum simpul setelah mengatakannnya.
"-Mau aku ceritakan lagi?"
Sehun segera menggeleng, ia tak mau sungguh dan rasanya ia tak tetarik sedikitpun terhadap Luhan.
"-Luhan itu anak yang baik percaya padaku. Hanya butuh waktu saja untuk membuatnya kembali seperti dulu" ujar Chanyeol.
Sehun yakin hyungnya tahu banyak tentang Luhan. Sehun merasa kasihan terhadap hyungnya dan bertanya – tanya kenapa bukan hyungnya saja yang dijodohkan dengan Luhan?.
"Hyung kenapa kau tak mencoba membantuku" Sehun berbicara dengan menggerutu menghentak – hentakkan kakinya di lantai, tanda jika ia kesal. Chanyeol menggeleng melihat kelakukan sang dongsaeng yang terlihat kekanakkan, ingat Sehun telah berumur duapuluh lima tahun.
"Membantu apa?" Pertanyaan itu membuat Sehun jengah, seharusnya ia tahu jika ia mengeluh dengan ini "-Hyung tak akan membantu membatalkannya, sudahlah Sehun kau terlalu pemilih dan Luhan itu cocok denganmu, percayalah" setelah apa yang diucapkan sang hyung akhirnya Sehun hanya menghela napas berat, dengan Chanyeol yang tersenyum simpul kearahanya.
"Ingin pergi ke club?"
Sehun yang terdiam sontak berfikir, Chanyeol tersenyum misterius seraya menggoda Sehun untuk ikut dengannya.
"Apa kedua dokter ini diperbolehkan pergi ke tempat itu?" Sehun bertanya dengan suara yang dibuat – buat. Membuat Chanyeol memutar matanya malas.
"Sesekali boleh lah, dokter juga butuh hiburan"
"Ya, ya kajja"
_Depressed_
Lantai dansa club itu dipenuhi oleh orang – orang yang meliuk - liukkan tubuhnya di sana. Sesekali menyenggol satu sama lain namun tak membuat mereka menyerah untuk menyudahi itu, malah semakin minikmati musik yang berputar memekakkan telinga.
Luhan menatap remang – remang disekitarnya, kesadaraannya sudah di ambang karena pengaruh alkohoh yang telah ditenggak sebelumnya. Namja cantik itu menikmati musik yang berputar seraya menyeimbangankan tubuhnya yang bisa kapan saja ambruk.
Dunia malam seperti inilah yang Luhan suka, penuh kebebasan juga sensasi yang berbeda dari biasanya. Sehingga ia bisa merasakan arti dirinya sekarang, bebas juga bergairah.
Luhan tersenyum bersamaan dengan tubuhnya yang mengikuti alunan musik disana. Merasakan suara dengung yang membuatnya merasa tak menapak di lantai sedikitpun.
Mobil sport mewah itu berhenti di pekarangan club mewah di pusat kota. Kedua namja itu turun dari mobil membuat banyak pasang mata menatap takjub kearahnya. Chanyeol dan Sehun berjalan beriringan untuk masuk ke dalam, menghiraukan banyak yeoja dengan pakaian tak senonoh di sekitarnya.
Mereka duduk di kursi bartender lalu memesan minumannya masing – masing. Chanyeol menatap kesekeliling hinggan matanya tak sengaja menatap seseorang yang sedang berdansa di tengah kerumunan itu. Mata itu menatap lekat jika ia tak salah melihat. Sehun yang melirik ke arah sang hyung sontak mengikuti tatapannya. Hingga mata elang itu melebar melihat siapa yang berada di sebrang sana.
"Hyung"
Chanyeol tak membalas ucapan itu mengingat musik yang berputar sangat keras sekali. Sehun merasa risih saat matanya menatap Luhan yang sedang menari bersamaan dengan tangan namja – namja nakal yang berusaha melecehkannya. Entah mempunyai inisiatif dari mata Sehun mulai melangkah cepat, mendekat ke arah namja itu kemudian berusaha menariknya keluar.
Luhan yang linglung hanya bisa pasrah saat lengannya ditarik paksa oleh seseorang. Hingga akhirnya ia tak lagi berada di kerumunan itu dan sekarang berdiri di sisi dan berhadapan dengan seorang namja.
Luhan melebarkan matanya dan sontak ingin melarikan diri. Namun sebelum Luhan melakukan itu tangannya dicekal oleh Sehun sehingga membuatnya mau tak mau harus berhadapan lagi dengan namja yang akan dijodohkan dengannya.
"WAEEEE?"
Sehun menatap datar Luhan yang berteriak dihapannya. Alih – alih menjawab Sehun malah menyeretnya pergi dari tempat itu. Luhan memberontak saat lengannya di geret paksa oleh Sehun yang entah akan membawanya kemana, yang jelas Luhan sangat kaget mengetahui jika Sehun berada di tempat ini.
Mereka berhenti di dalam toilet, cengkraman Sehun pada tangannya mulai mengendur meski tangan itu masih memegang lengannya. Luhan mendengus, kepalanya sedikit pusing tadi dan sekarang ditambah dengan namja dihadapannya ini.
"Mau apa kau?" ucap Luhan seraya menyandar pada tembok tak menatap mata Sehun yang menyiratkan kekesalan.
Sehun tak habis pikir jika ia harus menikah dengan namja seperti ini. bagaimana kehidupan rumah tangganya nanti jika pendampingnya seperti ini.
"Kau tidak pantas berada disini" Ucap Sehun saat itu, mulai mendekat kearah Luhan yang menunduk entah kenapa. Luhan mendengus, ia tak ingin berdebat sekarang, kepalanya sangat pusing juka entah kenapa hawa disini terasa sangat panas.
"Apa urusanmu heh? Menyusahkan saja" Luhan mulai melangkah menjauh, berjalan sempoyongan hingga tak sengaja dirinya terjatuh beberapa langkah dari Sehun.
Sehun yang melihatnya segera membantu Luhan berdiri, dan disaat itulah ia menyadari jika tubuh Luhan sangat mungil untuk ukuran seorang namja. Luhan meringis merasakan Lututnya yang sangat sakit. Namja cantik yang pada dasarnya bersifat kerasa kepala mencoba untuk melepaskan rangkulan Sehun pada pinggangnya, ia tak butuh belas kasihan pikir Luhan.
Namun disaat itulah kepalanya terasa sakit. Luhan memegangi kepalanya, melangkah perlahan untuk pergi dari tempat itu. Hingga dirasa tubuhnya mulai tak mampu menompang berat badannya sendiri hingga membuatnya oleng yang terjatuh di lantai lorong tersebut.
"Dasar keras kepala" celetukkan Sehun membuat namja yang tengah berdiri itu menggerutu, ia memang keras kepala dan semua ini adalah bawaan lahir. Suara kikikkan Luhan menyapa gendang telinga namja yang lebih tinggi itu. Menatap aneh seorang yang tengah mencoba berdiri dengan dibantu olehnya. Sehun memegang pinggang ramping tersebut, lalu membalikkannya agar berhadapan langsung dengan dirinya.
"MWO?, kau menatapku seperti itu. Ingin membunuhku? SILAHKAN~" Luhan berucap sambil tertawa lepas dan Sehun semakin yakin jika Luhan makin tidak waras setelah selesai dari terapinya beberapa bulan lalu. Sehun berfikir jika Wufan sang hyung tak dapat mencegah apa yang Luhan kehendak, dan ia yakin Wufan kualahan dengan sifat Luhan.
Luhan masih tertawa terbahak – bahak membuat Sehun jengah dengan kelakuannya. Dengan cepat ia menggendong tubuh itu ke pundaknya, membuat Sehun terlihat seperti penculik anak berusia lima tahun. Suara pekikkan keras diterimanya, tangan Luhan memukul punggungnya bertubi – tubi namun tak membuat Sehun bersuka rela menurunkan tubuh mungil yang berada di pundak. Mencoba menghiraukan banyak pasang mata yang mengarah ke arah mereka, termasuk Chanyeol yang tersenyum di dalam mobil saat Sehun mulai memasukkan Luhan secara paksa kedalamnya.
"DIAMMM" Sehun menyentak Luhan yang terus memberontak di jok belakang berasa Sehun. Chanyeol yang mulai meyalakan mesin sedikit melirik melalui kaca spion. Bayangan masa lalu melintas cepat dipikirannya. Namja tinggi itu tak habis pikir mantannya akan dipersunting oleh dongsaengnya sendiri dalam waktu dekat.
"Hyung, antarkan aku ke aparthement" Chanyeol menyetujuinya dan mulai menjalakan mobil tersebut, sesekali terkikik melihat Sehun yang berusaha membuat Luhan tak memberontak lagi. Suara teriakkan Luhan sungguh membuatnya ingin tertawa apalagi ditambah dengan makian Luhan pada Sehun yang membuat dirinya hampir terbahak sambil menyetir.
Mobil mewah itu terparkir di halaman depan gedung tersebut. Sehun melirik Luhan yang nampak damai terlelap di bangku. Chanyeol berdeham membuat Sehun kembali tersadar dan sontak menggendong Luhan yang terlelap untuk masuk ke aparthementnya.
"Mobilmu bagamaina?" tanya Chanyeol.
Sehun membenarkan gendongannya sesaat sebelum menjawab "Aku meninggalkannya di sini, tenang saja" Chanyeol mengangguk kemudian pergi dari hadapannya. Sehun menatap mobil yang tengah meninggalakan bangunan aparthement tersebut, menyunggingkan senyum tipis ke arahnya. Sehun yakin hyungnya sedikit sedih, mengingat Luhan mantan namjachingunya yang akan dipersunting oleh dongsaengnya sendiri.
Sehun sedikit tersentak, gurauan seseorang membuatnya kembali tersadar. Sehun mulai melangkah ke dalam sedangkan Luhan terus saja bergumam takk jelas juga sesekali memanggil – manggil namanya. Sehun menggeleng masih berjalan hingga pintu kamarnya terpampang dihadapan. Sehun sedikit kesusahan saat memencet paswoord, tak menyangka bahwa tubuh Luhan yang mungil memiliki bobot yang lumayan berat juga.
Setelah masuk ia segera membaringkan namja itu di sofa ruang tv. Tubuh Luhan bau alkohol dan ia yakin namja mungil itu telah menggak banyak alkohol di malam ini.
"Sehunn, bodoh pergi sanaaa~" Sehun menatap sinis Luhan yang mengigau, membuatnya terasa diremehkan sekarang. Luhan mengataianya bodoh sedangkan dirinya lebih bodoh daripada seekor monyet. Ia menggeleng, kemudian mulai membuka satu persatu kain kain yang melekat pada tubuh itu.
Tangannya membuka kaus bermotif tengkorak itu. Sehun merasa gugup sekarang, namun mengingat tubuh Luhan yang terlihat bau juga lengket membuatnya mau tak mau membersihkan tubuh itu, menghiraukan kesadaraan namja yang terbaring pasrah tersebut. Sehun melawat gejolak aneh saat Luhan tengah benar – benar naked dihadapannya. Sehun menarik napas dan membuangnya beberapa kali hingga tangannya menggendong tubuh itu untuk pergi ke kamar mandi.
Luhan bergumam lagi membuat Sehun menahan tubuhnya segera. Ia tak bisa mengontrol degup jantung ini, dan dokter tersebut merasa aneh. Matanya yang sempat melirik ke arah selatan Luhan segera membuang pandangan itu ke arah lain. Ini bukan saatnya Sehun, ingat Luhan itu menyebalkan runtuk Sehun dalam hati.
Ia letakkan tubuh kecil Luhan pada bathup yang sudah terisi air setengahnya. Luhan masih terjaga saat tangan sang dokter mencoba untuk membersihkan tubuh itu dengan sabun. Sehun memandikannya dengan telaten, mencoba untuk mengeringkan tubuh Luahn setelahnya lalu membawa tubuh itu ke kamarnya untuk ia pakaiakan baju piyama yang ada.
Huhhh~
Luhan sudah terbalut piyama kebesaran miliknya dan kini sedang terbaring nyaman di ranjang. Sehun membuang napas berat, mencoba melangkah menuju dapur untuk menghilangkan dahaga. Tenggorokannya terasa sangat kering sejak tadi.
Sehun berfikir saat dirinya telah berada di dapur. Seorang yang habis mabuk akan muntah setelahnya, dan kenapa Luhan belum muntah sejak tadi hingga sekarang. Dokter itu merasa aneh, ia mencoba melangkah kembali ke kamarnya untuk memeriksa keadaan Luhan. Namun baru beberapa kali ia melangkah sosok itu itu keluar dengan terseok – seok akibat celana milinya yang kebesaran bahkan kain itu berjuntai ke lantai.
Sehun tersentak kaget, menatap sosok di hadapannya yang tengah memegangi perut juga menutup mulutnya. Sehun segera menghampirinya, ia tahu apa yang dibutuhkan namja mungil itu sekarang.
Ia meraih pinggang ramping itu menuntunnya menuju toilet. Sehun baru saja berfikir begitu dan sekarang benar Luhan mengalami keterlambatan untuk membuang isis perutnya.
HUEKK~HUEKK
Tangannya memijat tengkuk itu perlahan mencoba membantunya agar lebih mudah mengeluarkan isis perut. Luhan hendak membuka keran air, mencoba membersihkan noda sisa yang berada pada wajahnya. Sesorang yang diyakini adalah Sehun menocoba membantunya, mengelap wajah cantik yang nampak lelah itu untuk dibersihkan. Tangan itu menyibak poni Luhan yang hampir menutupi matanya. Hingga pada detik berikutnya Luhan terkulai tak sadarkan diri pada bahu Sehun.
TUBIKONTINYUUUUU
Dibuat Cuma sehari, penghilang BT untuk hari ini. butuh review ni buat chap berikut semoga suka Aminnnnn ~~~ Chas lain datangnya belakangan dan juga ini bukan ff remake ya
