.

.

.

.

I NEED YOU

.

.

.

.

Cerita ini di repost dan dibantu edit oleh Hatsune Cherry, My Special Beta Author.

Thanks a lot!

Author : Gelda Lee

Genre : Hurt/Comfort, Friendship

ON-GOING

cast:

-All BTS Members

Disclaimer: I don't own the cast, I just use their name for my story

NOTE!

Tanda ' digunakan untuk dialog yang ada dipikiran tokoh [monologue, tulisan dalam surat, dll]

Tanda menunjukkan lirik lagu (Karena masih dikaitkan dengan MV 'I Need You' , prologue, dan beberapa MV lain)

"If we're together, we can smile."

"You need to survive!"

(PROLOGUE-when it's all started)

"Hah... Hah..."

Taehyung tidak percaya dengan apa yang dilakukannya tadi. Dia melihat tangannya yang bergetar dan bersimbah darah. Dia masih tidak percaya kalau dia baru saja melakukan sesuatu yang sangat kejam.

Taehyung─

─membunuh ayahnya sendiri.

"APA YANG KAU LAKUKAN WANITA JALANG?!"

"MAAFKAN AKU! AKU SAMA SEKALI TIDAK BERMAKSUD─"

Taehyung sudah muak dengan pertengkaran orang tuanya. Ayahnya setiap hari hanya bisa bermabuk-mabukan dan ibunyalah yang menjadi sasaran amukan ayahnya. Taehyung muak dengan semua itu.

"BISAKAH KALIAN MENGHENTIKAN PERTENGKARAN TIDAK PENTING INI!" Teriak Taehyung frustasi. Ayah dan ibunya berhenti berteriak dan menoleh kearah Taehyung. "Apa kau bilang? Berhenti?Heh, sejak kapan kau mulai berani seperti ini bocah?" Sindir sang pria tua tersebut.

Taehyung mendesis, "Maaf saja, Untuk apa aku harus takut pada pengecut yang beraninya menyakiti perempuan, huh?" Taehyung sebisa mungkin menahan nada suaranya agar tidak terdengar marah.

"BERANI KAU BOCAH!" Teriak ayahnya yang langsung melempar botol minuman kosong. Untungnya, refleks Taehyung bagus sehingga dia dapat menghindar dari serangan tersebut.

Taehyung sudah tidak dapat menahan amarahnya lagi, dia langsung mengeluarkan pisau dan menusuk ayahnya bertubi-tubi. Teriakan dan tangisan ibunya sama sekali tidak dihiraukan. Baju dan tangannya bersimbah darah. Saat ayahnya jatuh dan sudah tidak bernyawa lagi, Taehyung akhirnya sadar dengan apa yang dilakukannya dan berlari keluar rumah.

Taehyung mencuci tangannya berkali-kali dengan air yang dibawanya, berusaha menghilangkan darah yang menempel di tangan dan bajunya. Dia masih tidak percaya bahwa semua yang dilakukannya itu nyata. Taehyung ingin menghilangkan semua bukti yang menunjukkan bahwa dialah yang membunuh ayahnya.

Di tengah keputusasaan itu, HP Taehyung berbunyi menandakan ada yang menelpon. Taehyung mengambil HP dan mengecek caller ID yang terpampang di layar.

Jinnie Hyung is Calling

Taehyung langsung mengangkat telpon itu."Yeoboseyo?" sahut Jin. "Hyung..." GumamTaehyung. Suaranya memang terdengar seperti orang yang sedang putus asa dan itu membuat Jin khawatir. "Ada apa Tae? Apa kau ada masalah?" Tanya Jin.

"Ada masalah besar, Hyung. Aku─A─Aku... membunuh ayahku..."

"..."

"Aku ketakukan dan tidak tau harus berbuat apa, Hyung.." Kata Taehyung. Tidak ada jawaban dari Jin, mungkin dia terlalu shock mendengar ucapan Taehyung.

"Hyung... aku ingin bertemu denganmu. Dengan semua anak-anak Bangtan, aku butuh kalian." Kata Taehyung lagi.

"Tenanglah, Tae! Besok kita bertemu di markas lalu ceritakanlah semuanya." Kata Jin yang berusaha menenangkan Taehyung membuat pria itu tersenyum kecil,

"Arraseo, Hyung..."

"Ingatlah Tae, if we're together... we can smile. Kami akan selalu disisimu, apapun yang terjadi." Sahut Jin.

"Hmm, sampai ketemu besok, Hyung." Kata Taehyung sambil menutup telponnya. Dia tersenyum, bersyukur karena menjadi anggota Bangtan Boys─geng mereka yang dibentuk saat mereka masih SMP. Taehyung bersyukur karena mereka memperhatikannya melebihi kedua orangtuanya sendiri.

Keesokan paginya, at Abandoned pool..

Taehyung menatap sekeliling kolam yang memang menjadi salah satu dari markas mereka. "Mereka masih belum datang." Gumamnya pelan. Taehyung langsung menjatuhkan diri ke kasur yang memang sengaja mereka letakkan disana. Untuk saat ini Taehyung yang menggunakannya, karena semenjak kejadian yang menimpanya sang ibu mengusirnya dari rumah dan Taehyung memutuskan untuk tinggal sementara disini karena dia tidak ingin merepotkan teman-temannya.

Taehyung menyipitkan matanya saat melihat ke arah matahari. "Aish, hari ini lumayan terik." Taehyung merogoh saku jaketnya dan mengeluarkan sebuah foto. Fotonya dan ayahnya saat dia masih kecil.

Taehyung terdiam. Entah sejak kapan foto itu masuk ke saku jaketnya? Atau mungkin dia membawanya saat dia diusir?

"Ck..." Taehyung langsung meremas foto itu. Dia tidak mau mengingatnya. "Aku tidak akan mengingatnya lagi..., tidak akan pernah..." Gumam Taehyung.

| Amugeotdo saenggak hajima

Neon amumaldo keonaejidoma

Ayo…

Geunyang naege useo jwo

Yeah… |

Terdengar suara tawa dan teriakan beberapa namja dari kejauhan. Taehyung tersenyum kecil, "Itu pasti mereka..." pikirnya.

Dugaannya benar, karena di detik berikutnya dia sudah dikelilingi oleh teman-temannya. ' Yoongi hyung... Hoseok hyung...Jimin... Namjoon hyung...Jungkook... tunggu, dimana Jin hyung?' pikirnya.

"Hei, alien bodoh! Apa yang kau lakukan disini huh?" Tanya Namjoon. Dia menarik Taehyung berdiri dan langsung merangkulnya.

Taehyung tersenyum lemah,"Hanya bersantai..." katanya lemah,jelas sekali kalau dia berbohong.

Namjoon langsung menjitak kepalanya tanpa ampun, "Jangan bohong kau bocah." Katanya. Taehyung hanya terkekeh.

"Oh, itu Jin Hyung!" Kata JungKook sambil menunjuk Jin yang berdiri dipinggir kolam. Dia tersenyum seraya memegang handycam, mencoba merekam ekspresi teman-temannya.

"Hei semuanya!" Kata Jin yang langsung melompat turun dan memeluk teman-temannya. "Hyung, jinjja bogoshippo!" kata Taehyung sambil memeluk Jin erat. Jin tersenyum melihat kelakuan namja yang lebih muda darinya itu.

"Jja, alasanku membawa handycam ini karena aku ingin merekam kejadian hari ini dan seterusnya. Untuk hari ini kita lupakan dulu kejadian berat yang baru saja menimpa kita. Kita harus bersenang-senang, okay? Dan Kau Kim Taehyung, kau bisa cerita tentang masalahmu nanti malam. Kita akan menginap disini!" kata Jin yang langsung disambut dengan anggukan kelima temannya. Taehyung hanya tersenyum lemah.

"Gomawo hyung...gomawo yeorobun..." Kata Taehyung. Jungkook menepuk pundaknya,

"Tenang saja Hyung, kami akan berada disampingmu apapun yang terjadi." kata Jungkook. Taehyung mengangguk.

"JJA,LET'S START THE PARTY!" Teriak Namjoon disusul oleh teriakan semua orang. Mereka bermain,bercanda, dan tertawa seakan tidak ada hari esok bagi mereka.

| Nan ajikdo midgijiga anha

Imodeunge da kkumin geot gata

Ayo…

Sarajiryeo hajima

Yeah… |

"Aku tidak sadar apa yang terjadi. Aku benar-benar hilang akal saking marahnya kemudian mengeluarkan pisau yang selama ini kusimpan dan.. dan.. aku membunuhnya..." Ujar Taehyung.

Dia menceritakan semua hal yang dialaminya kepada teman-temannya, tentang pembunuhan ayahnya yang sebenarnya hanya kecelakaan. Taehyung menghela nafas, setidaknya beban yang ditanggung sudah berkurang.

Semua terdiam mendengarkan cerita Taehyung sambil menatap api unggun yang mereka benar-benar kaget saat mendengar hal itu terjadi pada Taehyung. Mereka memang kaget, tapi mereka tetap percaya pada Taehyung karena sejak awal itu bukan sepenuhnya kesalahan Taehyung.

| Is it true? Is it true?

You…you…

Neomu areumdawo duryeowo |

Jin langsung mengeluarkan sebuah foto. Gambar yang ada di foto itu adalah gambar pantai yang pernah mereka kunjungi bersama saat mereka pertama kali bersumpah akan selalu bersama.

"Hei... kalian ingat pantai yang pernah kita kunjungi dulu? Bagaimana kalau kita kesana lagi sambil mengenang masa lalu? Kau bisa menenangkan dirimu disana, Taehyung-ah." Kata Jin. Semua langsung mengangguk menyetujui, kecuali Jimin yang sepertinya terlihat gelisah.

"Jimin, apa ada yang salah?" Tanya Yoongi. "Hn? tidak,tidak ada." Kata Jimin sambil tersenyum kecil. Yoongi tau ada sesuatu yang janggal dari jawaban Jimin tadi, tapi dia berusaha untuk tidak memikirkannya.

"Jja, lebih baik kita tidur." Kata Namjoon sambil mematikan api unggun. Mereka berjalan ke salah satu trailer yang berada di tepi kolam, trailer itu adalah tempat mereka untuk tidur saat mereka ingin menginap di markas.

Malamnya,saat semua orang sedang tertidur

Sesosok bayangan hitam berjalan mendekati salah satu jendela di ruangan itu. Dia membuat embun dari nafasnya, kemudian menulis kalimat misterius.

'You need to survive'

Setelah menulis, sosok itu tersenyum misterius dan menghilang ditengah kegelapan malam.

| Untrue.. Untrue..

You…you…you… |

Keesokan harinya, at the beach

"YEAAAAAH LAUT!" teriak ketujuh namja yang sedang menaiki mobil mengitari pantai yang sedang mereka datangi. Mereka semua langsung turun dan berlarian di sekitar pantai, sementara Jin yang mengemudi hanya tertawa sambal memberhentikan mobil. Mereka semua tertawa dan bergembira, seakan-akan semua masalah yang menimpa mereka tidak pernah terjadi. Dan tidak terasa malam mulai menjelang. Mereka pun bergegas kembali.

Setelah Jin memarkir mobil, Namjoon langsung turun dan mengisi bensin mobil sementara Hoseok berbelanja untuk keperluan mereka di markas. Mereka baru saja pulang dari pantai dan berencana menginap lagi di markas karena besoknya mereka akan ke dermaga yang merupakan salah satu tempat bersejarah mereka.

Setelah Namjoon memastikan tangki bensin sudah terisi, dia berjalan mendekati Jin yang berada didalam mobil. Namjoon memberi isyarat pada Jin untuk memberikan kameranya, bermaksud untuk memfoto Jin yang selama perjalanan hanya merekam mereka semua tanpa mengikutsertakan dirinya.

"Hei, aku juga mau ikut!" Kata Yoongi yang tiba-tiba ada disebelah Jin, padahal tadi dia tertidur dibelakang bersama Jungkook. Jin tersenyum dan menangguk. Namjoon langsung memotret Yoongi dan Jin, kemudian ia berjalan masuk kedalam mobil dan menunjukkan hasil fotonya. Setelah Jin dan Yoongi puas, Namjoon menaruh foto itu didalam boks mobil.

Tepat saat Namjoon masuk kedalam mobil, Hoseok baru saja keluar sambil membawa belanjaan. Dia langsung menaruh belanjaan itu dan bermaksud untuk masuk kedalam mobil, tetapi matanya menangkap sosok Jimin yang sedang tertidur dengan selimut yang berantakan. "Anak ini..." gumam Hoseok. Dia langsung membenarkan selimut Jimin, berusaha membuatnya tidak kedinginan. Setelah dirasa cukup, Hoseok masuk kedalam mobil dan mobil itu langsung melaju meninggalkan gas station.

Jungkook terdiam menatap langit yang mulai berubah warna. padahal tadinya mereka semua tertidur─kelelahan akibat terlalu banyak bermain. Entah kenapa ada suatu hal yang mengganggunya sehingga dia memutuskan untuk bangun dan pergi kearah dermaga dan menunggu matahari terbenam.

Tiba-tiba, Yoongi datang dan merangkulnya. Jungkook menoleh dan tersenyum kecil. "Memikirkan Taehyung?" tanya Yoongi. Jungkook mengangguk, "Aku mencemaskannya. Entah kenapa aku merasa ada sesuatu yang buruk akan terjadi." Kata Jungkook. Dia menunduk,berusaha tidak memikirkan firasat buruknya.

Yoongi tersenyum dan mengacak rambut Jungkook. "Jangan terlalu dipikirkan, kau ingat kan alien aneh itu bukan orang yang rapuh? Ia pasti akan baik-baik saja.." Kata tersenyum, dia baru ingat kalau hyung kesayangannya itu tidak selemah yang dipikirkan. Dia mendongak dan melihat kalau matahari sudah mulai terbenam.

"Hyung, ayo kita bangunkan yang lain!" kata Jungkook. Mereka langsung berdiri dan berlari menuju mobil, berusaha membangunkan yang lain dengan menggedor-gedor pintu mobil. "Yaak! Bangun! Matahari terbenam!" Teriak Yoongi dan Jungkook yang membuat semuanya terbangun. Mereka semua langsung berlari ke dermaga dan melihat matahari yang sudah mulai terbenam.

| Gyeotte meomeullyeo jullae

Naege yaksokhae jullae

Sondaemyon nara galka, buseo jilka

Geobna geobna geobna |

Mereka semua saling berangkulan, mengagumi keindahan matahari terbenam yang mampu membuat mereka melupakan semua beban yang mereka hadapi. Jin yang sedari tadi membawa handycam langsung merekam pemandangan menakjubkan itu.

Taehyung melihat kearah sebuah konstruksi metal, mungkin konstruksi menara yang belum diselesaikan. Tiba-tiba, dia memanjat konstruksi itu dan berdiri diatas konstruksi, tepatnya di ujung papan konstruksi yang terlihat sebagai papan loncat.

| Siganeul meomchullae?

I sungani jinamyeon

Eobseodeon irri doelka nal irheulka

Geobna geobna geobna |

Terdengar teriakan dari yang lainnya, menyuruh Taehyung turun. Jin terus merekam Taehyung yang masih berada diatas konstruksi.

Taehyung tersenyum, dia tau itu senyum terakhirnya. Ini adalah saat terakhir dia melihat mereka semua. Sudah saatnya dia membebaskan diri dari dosa yang dia lakukan.

'Kita akan selalu bersama...' pikirnya.

| Butterfly…butterfly |

Taehyung langsung melompat dari konstruksi, berusaha membunuh dirinya sendiri.

| Machi butterfly, butterfly cheoreom |

Semua kaget dan langsung melompat kedalam air untuk menyelamatkan Taehyung. Taehyung terseret agak jauh akibat dari pergerakan gelombang laut.

| Butterfly like a butterfly |

Setelah berhasil menyeret Taehyung dari air, mereka semua berusaha membuat Taehyung kembali sadar. Semuanya sia-sia, Taehyung tidak tertolong. Semua langsung memeluk tubuh Taehyung yang tidak lagi bernyawa, tubuh yang terbujur kaku dan meninggalkan senyuman terakhir untuk mereka semua.

| Machi butterfly, butterfly cheoreom |

To Be Continued

.

.

.

Annyeong haseyo, Gelda Lee imnida.

Ini cerita pertama gue yang dipost di FFn dan klo boleh jujur masih banyak banget kesalahan sehingga harus diedit ulang dan di-repost. buat ngedit cerita ini, gue minta bantuan (lebih tepatnya maksa) author ff yang (terbilang) senior dan sekarang pindah ke wattpad, Hatsune Cherry. Arigatou, Sensei T_T maaf kalau masih banyak kesalahan yang terjadi di fanfict ini, buat yang belum mengerti alurnya ini udah di-repost, semoga bisa lebih dimengerti ^^

I need your review guys,

Regards,

Gelda Lee